Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit yang disebabkan
oleh karena itu ada perubahan struktur dan fungsi sel dan jaringan tubuh. Patologi
mempunyai tujuan utama yaitu mengidentifikasi penyebab sebuah penyakit
sehingga akan memberikan petunjuk pada program pencegahan, pengobatan dan
perawatan terhadap penyakit yang diderita pasien.
Istilah patologi berasal dari Yunani yaitu pathos artinya emosi, gairah atau
menderita sedangkan ology artinya ilmu. Jadi patologi adalah ilmu penderitaan atau
ilmu penyakit. Ilmu patologi berkembang sejak seorang ahli patologi yang
bernama Rudolf Virchow (1821-1902) menemukan bahwa bagian terkecil yang
membentuk tubuh manusia adalah sel. Perubahan perubahan sel yang diamati
melalui mikroskop memberikan pengetahuan tentang penyakit yang terjadi pada
seseorang. Perubahan tersebut dapat menyebabkan kelainan struktur dan
gangguan fungsi tubuh yang berwujud penyakit
Patogenesis penyakit menyatakan perkembangan, kelangsungan atau
evolusi penyakit.Patogenesisnya mencakup bagaimana mekanisme terjadinya
penyakit, serta mekanisme timbulnya kelainan-kelainan akibat penyakit tersebut.
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari aspek dinamik dari proses
penyakit. Patofisiologi juga disebut ilmu yang mempelajari proses terjadinya
perubahan atau gangguan fungsi tubuh akibat suatu penyakit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan patogenesis?
2. Apa yang dimaksud dengan patofisiologi?
3. Bagaimana Patogenisis Kelainan Struktur Tubuh manusia
4. Bagaimana konsep kenormalan struktur dan fungsi tubuh?
5. Bagaimana konsep ketidaknormalan struktur dan fungsi tubuh?

1
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
patofisiologi dan pathogenesis struktur dan fungsi tubuh dalam konsep
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui definisi patofisiologi
b) Untuk mengetahui definisi pathogenesis
c) Untuk Mengetahui Patogenisis Kelainan Struktur Tubuh manusia
d) Untuk mengetahui konsep kenormalan struktur dan fungsi tubuh
e) Untuk mengetahui konsep ketidaknormalan struktur dan fungsi tubuh

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Patogenesis dan Patofisiologi

Patogenesis adalah keseluruhan proses perkembangan penyakit , termasuk


setiap tahap perkembangan, rantai kejadian yang menuju kepada terjadinya patogen
tersebut dan serangkaian perubahan struktur dan fungsi tubuh setiap komponen
yang terlibat di dalamnya, seperti sel, jaringan tubuh, organ, oleh stimulus
faktor-faktor eksternal seperti faktor mikrobial, kimiawi dan fisis.

Patogenesis penyakit menyatakan perkembangan, kelangsungan atau


evolusi penyakit.Patogenesisnya mencakup bagaimana mekanisme terjadinya
penyakit, serta mekanisme timbulnya kelainan-kelainan akibat penyakit tersebut.
Patofisiologi membahas aspek perubahan yang terjadi pada berbagai fungsi tubuh
akibat adanya penyakit
B. PATOGENESIS KELAINAN STRUKTUR TUBUH MANUSIA

Definisi patogenesis adalah perkembangan atau evolusi penyakit yang


menunjukkan mekanisme dengan jalan mana penyakit terjadi pada seseorang.
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dipahami bahwa suatu penyakit memiliki
mekanisme dan perkembangan. Sebagai contoh penyakit tuberculosis paru dimulai
dari masuknya kuman mycobacterium tuberculosis melalui air droplet dari seorang
penderita. Selanjutnya kuman akan berkembang biak dan menyebabkan kerusakan
paru sehingga terjadi gejala sesak nafas dan batuk darah.

a) Beberapa penyakit dapat kita pelajari melalui patofisiologinya


sebagai contoh penyakit diare yang akan kita pelajari mulai dari
mekanisme dasar penyebab timbulnya diare.
b) Gangguan sekresi Bilamana terjadi rangsangan pada dinding usus
seperti masuknya toksin maka akan terjadi peningkatan sekresi air
dan elektrolit ke dalam rongga usus. Jumlah air dan elektrolit
tersebut mengakibatkan volume dalam usus meningkat dan
merangsang timbulnya diare.

3
c) Gangguan motilitas usus Bilamana terjadi hiperperistaltik maka
kesempatan usus untuk menyerap makanan menjadi berkurang. Hal
ini akan mengakibatkan timbulnya diare, sebagaimana
sebaliknya jika peristaltik menurun maka akan memberi kesempatan
bakteri tumbuh berlebihan yang akhirnya menimbulkan diare.

Patogenesa penyakit memiliki jalan yang sama meskipun berasal dari


bermacam macam kelompok agen penyebab. Beberapa hal yang masuk dalam
patogensis penyakit yaitu:

a) Proses radang :
Proses radang adalah respons terhadap mikroorganisme atau bahan
yang menyebabkan kerusakan jaringan.
b) Degenerasi :
Degenerasi adalah suatu kondisi di mana terjadi kemunduran sel
atau jaringan sebagai respons dari kegagalan adaptasi terhadap
berbagai agen.
c) Karsinogenesis :
Karsioniogenesis adalah mekanisme yang dilalui oleh bahan
karsinogen yang menyebabkan terjadinya kanker.
d) Reaksi imun
Reaksi imun adalah reaksi atau efek sistem imun tubuh terhadap
stimulus yang tidak diinginkan
C. Konsep Kenormalan Struktur dan Fungsi Tubuh

Sebagian besar orang mempunyai pendapat apakah normal itu, dan akan
mendefinisikan penyakit atau keadaan sakit sebagai satu penyimpangan dari
keadaan normal atau tidak adanya keadaan normal itu. Normal adalah menurut
aturan atau menurut pola yang umum atau sesuai dengan keadaan yang biasa, tidak
ada kelainan.
Setiap parameter pengukuran yang diterapkan pada suatu individu memiliki
semacam nilai rata-rata yang dianggap normal. Nilai rata-rata untuk tinggi , berat
dan teekanan darah diperoleh dari mengamati banyak individu yang juga memilih
sejumlah variasi tertentu.
Variasi nilai-nilai normal itu dalam kenyataan terjadi karena beberapa
sebab. Pertama, setiap orang berbeda satu sama lain, karena adanya
perbedaan-perbedaan dalam susunan genetik mereka. Dengan demikian maka
didunia ini tidak ada dua orang yang memiliki susunan gen yang sama, kecuali

4
mereka yang berasal dari ovum yang sama. Kedua, tiap-tiap individu memiliki
perbedaan dalam pengalaman hidup dan interaksi dengan seseorang.Ketiga, pada
setiap individu, terdapat perbedaan parameter fisiologis karena adanya
pengendalian dalam fungsi mekanisme tubuh. Umpamanya, konsentrasi glukosa
darah pada seseorang yang sehat akan berbeda secara bermakna pada berbagai
waktu dalam sehari tergantung pada asupan makanan, kegiatan atau aktivitas pada
orang itu dan sebagainya. Variasi ini umumnya terjadi pada batas tertentu.
Misalkan terjadi peningkatan tekanan pada seseorang karena suatu sebab,
belum tentu hal ini dianggap hypertensi, selama masih dalam rentang nilai normal.
Demikian pula misalnya terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah, tidak
selalu dikatakan sebagai diabetas, selama berada dalam rentang nilai normal.
Karena pertimbangan-pertimbangan diatas, maka menetepakan batas-batas
variasi yang normal dari sebuah nilai rata-rata merupakan masalah yang
rumit.Kerumitan ini berkaitan dengan hal-hal seperti mengetahui derajat osilasi
fisiologis dari pengukuran tertentu, yang bertanggung jawab, atas diantara
orang-orang normal, meskipun dalam keadaan basal dan kecermatan metode
pengukurannya.Jadi jelaslah bahwa pengukuran-pengukuran, pengamatan atau
hasil-hasil laboratorium tunggal yang kelihatannya menunjukkan kelainan harus
selalu dinilai dalam konteks dari individu secara keseluruhan.

D. Konsep Ketidaknormalan Struktur dan Fungsi Tubuh


Ketidaknormalan berkaitan dengan penyakit .Penyakit dapat didefinisikan
sebagai perubahan dalam individu yang menyebabkan parameter kesehatan
merekan berubah diluar batas-batas normal.Tolak ukur biologis yang paling
berguna dari batas-batas normal ini berkaitan dengan kemampuan individu untuk
memenuhi tuntutan-tuntutan yang terdapat pada tubuhnya, guna menyesuaikan
tuntukan atau perubahan ini dalam lingkungan eksternal dalam rangka
mempertahankan lingkungan internal yang tetap. Semua sel dalam tubuh
membutuhkan sejumlah oksigen dan zat makanan tertentu bagi kelanjutan hidup
dan fungsi mereka dan juga memerluka lingkungan yang menghsilkan hal-hal

5
seperti batas-batas suhu yang sempit, kandungan air, keasaman, juga keadaan
internal yang tetap itu merupakan ciri penting dari tubuh yang normal.
Jika beberapa dari struktur dan fungsi menyimpang dari normal, sampai
suatu keadaan dimana keadaan tetap ini dirusak atau terancam atau bahwa individu
tidak dapat lebih lama lagi memenuhi tantangan lingkungan, maka dikatakan ada
penyakit.Persepsi subyektif seseorang tentang penyakit dihubungkan dalam
kegagalan dari kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan nyaman.
Unsur penting lain dalam konsep penyakit adalah pengukuran bahwa
penyakit tidak melibatkan perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap,
tetapi lebih merupakan perluasan atau distorsi dari proses-proses kehidupan normal
yang ada pada individu. Meskipun pada kasus yang jelas menular, dimana tubuh
secara harfiah diinvasi, agen menular itu tidak merupakan penyakit itu, tetapi hanya
berperan menimbulkan perubahan-perubahan pada subjek yang akhirnya
diwujudkan sebagai penyakit. Jadi, penyakit adalah sejumlah proses fisiologis yang
sudah diubah.
Agar dapat memahami dan mengobati penyakit itu secara memadai, maka
orang akan memperhitungkan identitas proses-proses normal yang dipengaruhi,
sifat-sifat dari gangguan, dan akibat-akibat sekunder dari gangguan semacam itu
atas proses vital yang lain.
Suatu pandangan lain mengenai penyakit yang riwayatnya tidak diketahui,
menganggap penyakit itu sebagai bentuk kehidupan baru, semacam pemilikan
tubuh oleh suatu zat dari luar. Sebenarnya, benih-benih penyakit itu nyatanya
terletak dalam mekanisme adaptasi tubuh itu sendiri.
Etiologi adalah faktor penyebab terjadinya penyakit seperti misalnya :
kuman, umur, status gizi dan sebagainya. Patogenesis merupakan proses perjalanan
terjadinya penyakit.
Pada awal perkembangan suatu penyakit, mula-mula etiologi yang ada
menyebabkan pada proses biologis didalam tubuh manusia, dan perubahan pada
tahap ini hanya dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan dalam
laboratorium terhadap cairan tubuh ( terjadi perubahan pada kimia darah ).

6
Stadium ini dikenal sebagai stadium subklinis, dimana pada stadium ini
penderita masih tampak normal, tetapi proses perjalanan penyakit sudah dimulai.
Struktur dan fungsi organ-organ dalam tubuh manusia mempunyai cadangan
keamanan yang cukup besar, sehingga gangguan pada fungsi organ akan menjadi
lebih jelas bila penykit itu telah memberikan perubahan secara anatomis.
Gangguan-gangguan pada proses biologis ini akan memberikan gejala dan
tanda-tanda suatu penyakit.
Klasifikasi penyakit :
Klasifikasi penyakit yang paling sering adalah berdasarkan pada
patogenesis atau mekanisme terjadinya penyakit, yaitu :
1. Penyakit kongenital
Penyakit ini dimulai sebelum lahir, tetapi sebagian baru memberikan gejala
dan tanda-tanda klinis setelah individu terjangkit menginjak dewasa. Biasanya
penyakit ini disebabkan oleh defek ( kerusakan ) genetik, baik yang diturunkan dari
kedua orang tuanya, maupun oleh karena mutasi genetik sebelum lahir atau
faktor-faktor luar yang menggangu pertumbuhan dari embrio atau fetus.
Defek pada genetik misalnya : cystik fibrosis, thallasemia, dan sebagainya,
sedangkan defek non genetik misalnya : kelainan pada jantung sebagai akibat
infeksi fetus pada ibu yang kena rubella waktu hamil.
2. Penyakit yang didapat ( acquired )
Penyakit yang biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan sekitar dan
pembagiannya berdasarkan patogenesanya adalah :
a) Penyakit radang
Radang adalah respon fisiologis jaringan yang hidup terdapat adanya
rangsangan yang merugikan. Pemberian nama biasanya didasarkan pada organ
yang terkena dan ditabah akhiran “itis”, misalnya : tosilitis ( tonsil ), appendisitis (
appendix ), dermatitis ( kulit ), dsb. Kadang-kadang ada pula pemberian nama yang
menyimpang dari konsep tersebut, misalnya: sifilis, tuberkulosis, leprosi, dan
sebagainya. Bentuk keradangan yang terjadi biasanya bermacam-macam
tergantung : penyebab respon tubuh dan target orang yang terkena.

7
b) Gangguan vaskulair
Penyakit ini disebabkan oleh karena gangguan aliran darah baik yang dari
ke atau didalam organ tersebut. Pengurangan aliran darah ini berakibat iskhemia
dan bila berlangsung lama akan aterjadi kematian jaringan yang disebut infark,
misalnya : infark miokard (serangan jantung ), infrak otak ( strok ), ganggren pada
tungkai, syok/kegagalan sirkulasi.
c) Gangguan pertumbuhan
Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan yang abnormal termasuk
adaptasi terhadap perubahan pada lingkunga, misalnya : pembesaran jantung
(hipertrophi ) karena tekanan darah yang tinggi, neoplasma ( keganasan ),
leukemia, dsb.
d) Ruda paksa dan perbaikan
Termasuk dalam kelompok ini adalah penyakit yang disebabkan oleh ruda
paksa atau trauma.Kelainan yang terjadi tergantung pada sifat dan besarnya trauma
tersebut dan respons tubuh terhadap respons tersebut. Perbaikan dari kelompok
penyakit ini sangat tergantung pada : usia, gizi, mobilitas/tidaknya infeksi, dbs.
e) Gangguan metabolisme dan degeneratif
Sebagian dari kelompok penyakit ini ada yang merupakan kelainan
kongenital yang diturunkam mulai gen yang rusak dari kedua orang tuanya, seperti
misalnya : diabet millitus, gout artritis, dsb dan dapat pula sebagai kelainan
sekunder akibat penyakit lain seperti misalnya : hiperkalsemia, hipertiroid, dsb.
f) Penyakit iatrogenik
Merupakan suatu kelompok penyakit yang disebabkan oleh tidakan medis
untuk pengobatan.Yang palin sering adalah yang disebabkan oleh efek samping
atau reaksi obat. Beberapa penyakit iatrogenik misalnya : hepatitis, aids yang
disebabkan oleh transfusi, penyakit akibat radiasi pada terapi kanker, dsb.

8
E. Perkembangan Penyakit
1. Etiologi
Etiologi, dalam definisinya paling umum, merupakan penetapan penyebab
atau alasan untuk fenomen. Suatu penjelasan tentang etilogi penyakit mencakup
identifikasi faktor-faktor yang menimbulkan penyakit tertentu. Sebagai contoh
basil tuberculosis adalah agen etiologi dari tuberculosis, agen itu sendiri bukan
merupan penyakit tetapi dari semua respon terhadap agen itu, semua proses-proses
biologis yang abnormal bersama-sama merupakan penyakit, kemudian dalam
etiologi penyakit tertentu banyak sekali faktor-faktor ekstrinsik atau eksogen dalam
lingkungan itu harus dipertimbangan bersama-sama dengan berbagai sifat intrinsik
atau ekdogen dari individu.
2. Patogenesis
Patogenesis adalah proses berjangkitnya penyakit dan dimulai dari
permulaan terjadinya infeksi sampai dengan timbulnya reaksi akhir. Patogenesis
penyakit menyatakan perkembangan atau evolusi penyakit. Sebagai contoh,
patogenesis tuberculosis akan menunjukkan mekanisme dengan jalan mana basil
tuberculosis akhirnya membawa kelainan-kelainan yang ditimbulkan. Analisa
patogenesis semacam itu akan mengaitkan ploliferasi dan penyebaran basil-basil
tuberculosis dengan respon peradangan yang timbul, dengan pertahanan
imunologis dari tubuh dan dengan pengerusakan sel-sel dan jaringan-jaringan yang
sebenarnya. Pola dan taraf kerusakan jaringan akhirnya akan dikaitkan dengan
manifestasi klinis penyakit yang jelas. Penyelidikan patogenesis juga
memperhitungkan rangkaina peristiwa fenomena tertentu dan aspek-aspek waktu
timbulnya penyakit. Yang harus dipatuhi dalam pendekatan ini adalah dugaan
bahwa penyakit biasanya bukan suatu peristiwa yang statis , tetapi lebih merupakan
gejala dinamis dengan irama dan riwayat alamiah sendiri. Dalam penilaian
diagnostik penerita dan penilaian pengobatan penting diingat adalah konsep
riwayai ilmuah dan derajat variasi diantara berbagai penyakit dengan berpatokan
pada riwayat alamiahnya. Berbagai penyakit khususnya mempunyai awitan yang
cepat, sedangkan yang lain mempunyai gejala prodormal yang lama. Beberapa
penyakit bersifat dapat sembuh sendiri yaitu: penyakit tersebut hilang sembuh

9
secara sepontan dalam waktu yang cepat. Yang lainnya menjadi kronik dan
beberapa penyakit lain sembuh dan kembuh secara berulang.
3. Manifestasi Penyakit
Dalam awal perkembangan suatu penyakit, agen etiologi dapat
membangkitkan sejumlah perubahan dalam proses biologis yang dapat dideteksi
oleh analisa laboratotium walaupun tidak dikenali oleh sipenderita bahwa sudah
terjadi perubahan-perubahan ini. Dengan demikian maka banyak penyakit
mempunyai stadium subklinis, sedangkan fungsi penderita itu normal walaupun
proses penyakit itu sudah ditemukan. Penting untuk diketahui bahwa struktur dan
fungsi dari banyak organ menyediakan cadangan batas keamanan yang besar
sehingga gangguan fungsi hanya dapat menjadi jelas jika penyakit itu secara
anatomis sudah menjadi lanjut.
Bila proses biologis tertentu terganggu, penberita mulai mersakan sesuatu
yang tidak beres. Perasaan subjektif ini disebut gejala penyakit.Gejala adalah
subjektif dan hanya dapat dilaporkan oleh penderita kepada pengamat.Namun, jika
manifestasi penyakit secara objektif menyangkut penyimpangan yang dapata
diidentifikasi oleh pengamat maka ini disebut dengan tanda-tanda penyakit.Nausea,
rasa tidak enak, dan rasa sakit adalah gejala sedangkan demam, kulit memerah dan
adanya masa yang dapat diraba adalah tanda penyakit.Suatu perubahan struktur
yang dapat ditunjukan, yang ditimbulkan dalam perkembangan penyakit disebut
lesi.Lesi dapat jelas secara makroskopis dan mikroskopis.
Akibat suatu penyakit disebut sequel umpamanya, sequel dari proses peradangan
dalam jaringan biasa dapat merupakan jaringan parut dalam jaringan itu.

Komplikasi penyakit adalah proses baru atau proses terpisah yang dapat
timbul sekunder karena beberapa perubahan yang dihasilkan oleh keadaan aslinya.
Umpamanya, pneumonia bakteri dapat merupakan komplikasi infeksi virus saluran
pernafasan.

Akhirnya adalah penting menekankan kembali bahwa penyakit adalah


dinamis bukan statis.Manifestasi penyakit pada penderita tertentu dapat berubah
setiap saat bila keseimbangan bioligis bergeser dan bila mekanisme kompensasi

10
berkerja. Pengaruh lingkungan yang terjadi pada penderita juga akan
mempengaruhi penyakit, karena itu, setiap penyakit mempunyai batas manifestasi.

4. Klafikasi penyakit
Terdapat beberapa strategi untuk mengelompokkan penyakit. Masing
masing strategi memiliki alasan dan kelebihannya sendiri. Di antara ahli
klinis,secara tradisional di kelompokkan menurut sistem organ yang terkena dan
rencana ini akan di sertakan di dalam teks ini. Skema ini dapat menyesatkan
seseorang pada pemikiran bahwa penyakit terbatas pada kompartemen
kompartemen di dalam tubuh,ketika pada kenyataannya suatu gangguan pada suatu
sistem organ cenderung menimbulkan ketidak seimbangan di manapun pada tubuh.
Lebih dari itu, walaupun ketidakseimbangan itu berasal dari sistem organ yang
sama, penyakit penyaki seperti pneumonia, tuberkulosis, dan karsinoma
bronkogenik memiliki aspek aspek patologi yang berbeda denggan
penyebab-penyebab yang berbeda
F. Pengaruh Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap Gangguan
Struktur dan Fungsi Tubuh

Yang termasuk dalam faktor ekstrinsik misalnya: kuman penyebab infeksi,


truma mekanis, bahan kimia beracun, radiasi, suhu yang ekstrem, gizi, stres
psikologis dan sebagainya. Sedangkan faktor intrinsik : umur, jenis kelamin,
kelainan-kelainan akibat penyakit sebelumnya, dan sebagainya.
Kedua faktor ini selalu berinteraksi sehingga timbul suatu spektrum yang
luas dengan titik ekstrem pada kedua ujungnya, yaitu faktor ekstrinsik diujung yang
satu, dan yang intrinsik difaktor yang lain.
Apabila faktor intrinsik yang dominan maka disebut sebagai penyakit
keturunan. Trauma pada kecelakaan lalu lintas yang dominan adalah faktor
ekstrinsik tidak ada faktor keturunan, sedangkan pada penyakit infeksi yang lebih
dominan adalah faktor ekstrinsik, tetapi pengaruh umur, daya tahan tubuh ( faktor
intrinsik ) tetap ada.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Definisi tentang normal sangatlah sulit umtuk dirumuskan setiap parameter
hasil suatu pengukuran mempunyai nilai rata-rata yang dianggap normal.Besarnya
nilai normal ini untuk setiap idividu tidaklah sama. Perbedaan ini disebabkan oleh,
susunan gen dan genetik setiap individu yang berbeda beda satu dengan yang lain,
setiap individu memiliki pengalaman hidup yang saling berbeda yang disebabkan
oleh interaksi dengan lingkungan disekitarnya, dan adanya perbedaan pengendalian
fungsi mekanisme dalam tubuh yang disebabkan oleh perbedaan makanan,
minuman, aktivitas dan sebagainya.
Ketidaknormalan berkaitan dengan penyakit. Penyakit dapat didefinisikan
sebagai perubahan dalam diri seseorang yang dapat menyebabkan perubahan pada
parameter kesehatannya diluar retang nilai normal. Klasifikasi penyakit yang
paling sering adalah berdasarkan pada patogenesis atau mekanisme terjadinya
penyakit, yaitu penyakit kongenital dan penyakit yang didapat ( acquired )
Pengaruh faktor intrinsik dan ekstrinsik terhadap gangguan struktur dan
fungsi tubuh, kedua faktor ini selalu berinteraksi sehingga timbul suatu spektrum
yang luas dengan titik ekstrem pada kedua ujungnya, yaitu faktor ekstrinsik diujung
yang satu, dan yang intrinsik difaktor yang lain.Apabila faktor intrinsik yang
dominan maka disebut sebagai penyakit keturunan. sedangkan pada penyakit
infeksi yang lebih dominan adalah faktor ekstrinsik, tetapi pengaruh umur, daya
tahan tubuh ( faktor intrinsik ) tetap ada.
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan

12
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stanley L. 2007.Buku Ajar Patologi. Jakarta. EGC.

Candrasoma & Taylor. 2005. Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC.

Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7

Volume 1. Jakarta: EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai