Anda di halaman 1dari 15

KETERGANTUNGAN OBAT

OLEH :

NAMA : BERNAR S LETSOIN


NIM : NH0317009
JURUSAN : DIII KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Ketergantugan Obat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Ketergantugan Obat ini dapat memberi manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 28 Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….…….i
DAFTAR ISI…………………………..……………………………………...ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….…1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….…...2
C. Tujuan…………………………………………………………….….2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Apa pengertian dari NAPZA….…………………………….…….....3
B. Jenis Penyalahgunaan NAPZA………………………………………3
C. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA………….......…..6
D. Upaya Pencegahan terhadap Bahaya Napza………………………....7
E. Upaya penanggulangan terhadap bahaya NAPZA………..................7
F. Dampak Penyalahgunaan NAPZA…………………………………..9

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………….11
B. Saran………………………………………………………………...11

DAFTAR PUSTAKA…………………………..………………………….....12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disekitar kita saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang negatif dan sangat berbahaya
bagi tubuh. Dikenal dengan sebutan narkotika dan obat-obatan terlarang. Dulu, narkoba
hanya dipakai secara terbatas oleh beberapa komunitas manusia di berbagai negara. Tapi
kini, narkoba telah menyebar dalam spektrum yang kian meluas. Para era modern dan
kapitalisme mutakhir, narkoba telah menjadi problem bagi umat manusia diberbagai belahan
bumi. Narkoba yang bisa mengobrak-abrik nalar yang cerah, merusak jiwa dan raga, tak
pelak bisa mengancam hari depan umat manusia. Padahal 2.000 tahun yang lalu catatan-
catatan mengenai penggunaan cocaine di daerah Andes – penggunaan terkait adat, untuk
survival atau bertahan hidup (sampai sekarang) menahan lapar dan rasa haus, rasa capek,
bantu bernafas, sedangkan Opium digunakan sebagai sedative (penawar rasa sakit) dan
aphrodisiac (perangsang).
Dahulu pada banyak negara obat-obatan ini digunakan untuk tujuan pengobatan, namun
seiring berjalannya waktu, penyalahgunaan napza dimulai oleh para dokter, yang meresepkan
bahan bahan napza baru untuk berbagai pengobatan padahal tahu mengenai efek-efek
sampingnya. Kemudian ketergantungan menjadi parah sesudah ditemukannya morphine
(1804) – diresepkan sebagai anaesthetic, digunakan luas pada waktu perang di abad ke-19
hingga sekarang dan penyalahgunaan napza diberbagai negra yang sulit untuk dikendalikan
hingga saat ini.

1
B. Rumusan Masalah
a. Jelaskan Pengertian NAPZA.?
b. Jelaskan Jenis-jenis Penyalahgunaan NAPZA.?
c. Jelaskan Penyebab Ketergantungan Obat.?
d. Jelaskan Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA?
e. Bagaimana Upaya Penanggulangan Terhadap Bahaya NAPZA?
f. Dampak Penyalahgunaan NAPZA?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari NAPZA
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Penyalahgunaan NAPZA
3. Untuk mengetahui penyebab ketergantungan obat
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA
5. Untuk mengetahui upaya penanggulangan terhadap bahaya NAPZA
6. Untuk mengetahui dampak penyalahgunaan NAPZA

2
BAB II
PENDAHULUAN

A. Pengertian Napza
NAPZA adalah : (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain), adalah bahan atau zat
atau obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak
atau susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi
sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi)
terhadap NAPZA.
NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak,
sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran.
NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obay atau bahan berbahaya. Istilah ini
sangat populer di masyarakat termasuk media massa dan aparat penegak hukum yang
sebetulnya mempunyai makna yang sama dengan NAPZA Ada juga menggunakan istilah
Madat untuk NAPZA Tetapi istilah Madat tidak disarankan karena hanya berkaitan dengan
satu jenis Narkotika saja, yaitu turunan Opium.

B. Jenis Napza Yang Disalahgunakan


1. Narkotika
(Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika): adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. NARKOTIKA dibedakan kedalam golongan-golongan :
a. Narkotika Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
menimbulkan ketergantungan, (Contoh : heroin (putauw), kokain, ganja).
b. Narkotika Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh:
morfin, petidin)
c. Narkotika Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein)
3
Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I :
Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain Ganja atau kanabis,
marihuana, hashis Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun koka.
2. Psikotropika
(Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika). Yang dimaksud
dengan psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan
dalam golongan-golongan sebagai berikut.
a. Psikotropika Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu,
LSD)
b. Psikotropika Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi, dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat
atau ritalin)
c. Psikotropika Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh : pentobarbital,
Flunitrazepam).
d. Psikotropika Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi, dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam,
bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK,
pil Koplo, Rohip, Dum, MG). Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :
1) Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu
2) Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur) : MG, BK, DUM, Pil koplo dan
lain-lain
3) Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom.
3. Zat Adiktif Lain
Yang dimaksud disini adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang
disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi : Minuman berakohol, Mengandung etanol
etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian
dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai

4
campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat atau zat itu
dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman berakohol, yaitu :
a. Golongan A : kadar etanol 1-5%, (Bir)
b. Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur)
c. Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny
Walker, Kamput.)
d. Inhalansia (gas yang dihirup) : dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor
dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalah gunakan, antara lain : Lem, thinner,
penghapus cat kuku, bensin. Tembakau pemakaian tembakau yang mengandung
nikotin sangat luas di masyarakat. Pada upaya penanggulangan NAPZA di
masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi
bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih berbahaya. Bahan atau obat zat yang
disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Sama sekali dilarang : Narkotika golongan I dan Psikotropika Golongan
2) Penggunaan dengan resep dokter : amfetamin, sedatif hipnotika.
3) Diperjual belikan secara bebas : lem, thinner dan lain-lain.
4) Ada batas umur dalam penggunannya : alkohol, rokok.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan NAPZA dapat digolongkan
menjadi tiga golongan :
a. Golongan Depresan (Downer) Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi
aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini menbuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam
dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk
Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang), hipnotik (otot tidur),
dan tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain.
b. Golongan Stimulan (Upper) Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi
tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi
aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin
(shabu, esktasi), Kafein, Kokain
c. Golongan Halusinogen Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek
halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan
daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan
ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja),
LSD, Mescalin.

5
C. Penyebab Ketergantungan Obat
1. Adiksi (ketagihan)
Ketergantungan obat memberikan efek yang tidak baik dimana biasa mengakibatkan
adiksi (ketagihan) yang berakibat pada ketergantungan. Menurut Hawari, hal tersebut
terjadi karena sifat-sifat narkoba yang menyebabkan (Azmiyati, SR, 2014) :
a. Keinginan yang tidak tertahankan (an over powering desire) terhadap zat yang
dimaksud dan kalau perlu dengan jalan apapun untuk memperolehnya.
b. Kecendrungan untuk menambahkan takaran atau dosis dengan toleransi tubuh.
2. Withdrawal symptoms (Gejala putus obat)
a. Ketergantungan psikologis, yaitu apabila pemakaian zat dihentikan akan menimbulkan
gejala-gejala kejiwaan, seperti kegelisahan, kecemasan, depresi, dan sejenisnya.
b. Ketergantungan fisik yaitu apabila pemakaian zat dihentikan akan menimbulkan gejala
fisik yang dinamakan gejala putus obat (withdrawal symptoms).

D. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Napza


Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA
secara berkala atau tidak teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan
kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
Ketergantungan adalah suatu keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan
psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi),
apabila pemakaiannya dikurangi atau deberhentikan akan timbul gejala putus zat (withdrawl
symtom). Oleh karena itu ia selalu berusaha memperoleh NAPZA yang dibutuhkannya
dengan cara apapun, agar dapat melakukan kegiatannya sehari-hari secara normal. Penyebab
penyalahgunaan NAPZA antara lain :
1. Faktor individual
line-height: 150% Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang
mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri-ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur

6
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar
rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat
3. Lingkungan Keluarga
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.
4. Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untukmengembangkan diri
secara kreatif dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA
e. Berteman dengan penyalahguna
5. Tekanan atau ancaman dari teman.
Contoh Obat yang Termasuk Narkotika adalah (Dazepam) salah satu jenis obat
benzodiazepine yang dapat memengaruhi sistem saraf otak dan memberikan efek
penenang. Diazepam bekerja dengan cara mempengaruhi neurotransmiter yang berfungsi
memancarkan sinyal ke sel otak. Obat ini digunankan untuk mengatasi kecemasan,
insomnia, kejang-kejang, gejala putus alchohol akut, serta digunakan untuk obat bius
sebelum operasi
Dizepam tidak disrankan untuk digunakan secara jangka panjang, dan maksimal
umumnya hanya sekita 4 minggu. Eek obat ini bisa bertahan selama beberapa jamatau
bahkan beberapa hari setelah dikonsumsi.

E. Upaya Pencegahan Terhadap Bahaya Napza


Lebih baik mencegah dari pada menyembuhkan. Mencegah para remaja maupun orang
dewasa terhadap bahaya NAPZA sebetulnya tidak rumit sama sekali, asal kita tahu benar apa
yang harus kita lakukan dan apa yang kita hadapi.
Upaya yang perlu dilakukan terhadap kelompok remaja atau generasi muda dalam
mencegah terjadinya penyalahgunaan NAPZA dilakukan dengan 3 cara intervensi yaitu:

7
1. Pencegahan Primer
Upaya pencegahan yang dilakukan sebelum penyalahgunaan terjadi dan biasanya
dalam bentuk pendidikan, kampanye, atau penyebaran pengetahuan mengenai bahaya
Narkoba, serta pendekatan dalam keluarga dan lain-lain, cara ini bisa dilakukan oleh
berbagai kelompok masyarakat dimanapun seperti: sekolah, tempat tinggal, termpat kerja
dan tempat-tempat umum.
2. Pencegahan Sekunder
Dilakukan pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment) cara ini biasanya ditangani oleh lembaga professional dibidangnya yaitu
lembaga medis seperti klinik, rumah sakit dan dokter. Tahap pencegahan sekunder
meliputi: tahap penerimaan awal dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan
tahap ditoksikasi dan terapi komplikasi medik dilakukan dengan cara pengurangan
ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3. Pencegahan Tersier
Upaya yang dilakukan untuk merehabilitas mereka yang sudah memakai dan dalam
proses penyembuhan, upaya ini dilakukan cukup lama oleh lembaga khususnya seperti
klinik rehabilitas dan kelompok masyarakat yang dibentuk khusus (therapeutic
community). Tahap ini dibagi menjadi dua bagian yaitu fase stabilitasi yang berfungsi
untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan fase sosial dalam
masyarakat agar mantan penyalahguna Narkoba mampu mengembangkan kehidupan
yang bermakna di masyarakat.

F. Upaya Penanggulangan Terhadap Bahaya Napza


1. Upaya Premetif
a. Memberikan bimbingan dan penyuluhan serta bimbingan untuk taat beragama serta
patuh terhadap hukum kepada semua lapisan masyarakat secara selektif dan prioritas.
b. Melaksanakan bimbingan serta menyalurkan kegiatan masyarakat terutama generasi
muda yang ada kepada kegiatan positif seperti olahraga, kesenian dan lain-lain.
c. Melaksanakan kegiatan edukatif dengan sasaran menghilangkan faktor-faktor
peluang, pola hidup bebas Narkoba dan penerangan secara dini terhadap
penyalahgunaan Narkoba.
2. Upaya Preventif
a. Melaksanakan pengawasan secara berjenjang oleh orang tua maupun tenaga pendidik
terhadap putra-putri dan keluarga baik di lingkungan urmah sampai lingkungan yang
lebih luas.
b. Mengadakan penertiban atau lokalisir pengguna minuman keras pada tempat
keramaian termasuk pada ijin penjualan.
c. Memperketat pengawasan, patroli pada tempat rawan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkoba, penanaman/ pengolahan serta jalur peredaran secara ilegal ke wilayah
Indonesi.
3. Upaya Penegakan Hukum
8
a. Melakukan penyelidikan dan menindak dengan melibatkan instansi terkait dan
partisipasi masyarakat secara swakarsa dan terkoordinasi.
b. Melakukan proses hukum bagi pelaku penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba
secara obyektif, transparan, cepat, tepat tuntas dan adil oleh penegak hukum yang
profesional dan bertanggung jawab.
c. Memutuskan jalur peredaran gelap narkoba diwilayah NTT
d. Mengungkapkan jaringan peredaran gelap Narkoba
e. Melaksanakan terapi dan rehabilitasi terhadap korban penyalahgunaan
f. Narkoba.

G. Dampak Penyalahgunaan Napza


1. Negatif NAPZA
Bila NAPZA digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah
ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan
mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem
syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba
yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum,
dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
a. Dampak Fisik:
1) Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut
otot jantung, gangguan peredaran darah
3) Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.
4) Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
5) Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur.
6) Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual.
7) Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid).
8) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan
HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
9) Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis
bisa menyebabkan kematian.
9
b. Dampak Psikis:
1) Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
2) Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
3) Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
4) Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
5) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
c. Dampak Sosial:
1) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
2) Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
3) Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram. Dampak fisik, psikis dan
sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit
yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada
waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk
mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga
berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua,
mencuri, pemarah, manipulatif, dan lain-lain.
2. Dampak Positif NAPZA
Selain berdampak negatif bagi manusia, ternyata narkoba juga memiliki dampak yang
positif terutama bagi kesehatan manusia. Tapi jika digunakan sebagaimana mestinya dan
menurut anjuran dokter, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu
dalam pengobatan, narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Dan berikut
ini adalah dampak positif narkotika dari Narkoba:
a. Opioid
b. Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan
untuk mencegah batuk dan diare.
c. Kokain
d. Daun tanaman Erythroxylon coca(kokain) biasanya dikunyah-kunyah untuk
mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta
mengurangi rasa lelah.
e. Ganja (ganja/cimeng)
f. Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung
karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan
pembuat minyak.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyalahgunaan NAPZA khusunya pada remaja tentu menjadi masalah yang sangat
menghwatirkan terutama bagi keluarga dan susatu bangsa. Pengaruh NAPZA sangat buruk,
baik dari segi kesehatan serta hubungan social dengan lingkungan sekitar. Masalah ini bukan
menjadi masalah sekelompok orang saja namun menjadi tugas kita semua seluruh lapisan
masyarakat, Usaha penanggulangan penyalahgunan NAPZA yang dilakukan sejak dini
sangat baik, Peran orang tua, keluarga, sekolah, dan masyarakat sangatlah besar bagi
pencegahan NAPZA.
B. Saran
1. Pentingnya memberikan pendidikan tentang bahaya narkoba sejak dini kepada anak
sangat diperlukan guna untuk mencegah penyalahguaan NAPZA
2. Peran orang tua untuk memantau anak dan memberikan pendidikan agama untuk
memberikan kekuatan iman juga sangat diperlukan guna membangun karakter anak
3. Pemantaun dari pihak sekolah dan pihak berwajib perlu lebih tegas lagi agar anak tidak
ingin mencoba dan takut untuk melakukan hal ini dan diberikan sanksi yang tegas pada
pengedar dan pengguan narkoba.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alfiatin, Tina. “ Bagaimana menghindarkan Diri dari Penyalahgunaan Napza” Buletin.


Psikolog 6(2)
Katzung Bertram G, Farmakologi Dasar dan klinik .ed.1998.hal 508-509
Eleanora, Fransiska Novita.”Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Serta Usaha Pencegahan
dan Penanggulangannya (suatu tinjangan teoritis)
Jurnal Hukum 25,1(2019) 439 – 452.
Hanifah, Abu and Nunung Unayah, “mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan Napza
melalui peran masyarakat”, 9(2): 137-143.

12

Anda mungkin juga menyukai