Rangkuman :
Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu
larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama
menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna
yang terjadi.
Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang
mengandung atom - atom hidrogen yang dapat melepaskan ion hidrogen dalam larutan dikenal sebagai
asam. Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion bikarbonat
(HCO3), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk membentuk
asam karbonat (H2CO3).
Klasifikasi asam basa : Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan
sejumlah besar ion H+ dalam larutannya. Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk
mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H +. Basa kuat adalah basa yang
bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan.
Keseimbangan asam basa : Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ
yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO 2) dan ginjal berperan dalam pelepasan
asam. Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh
manusia mampu mempertahankan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi
organ dapat berjalan optimal.
- Istilah Asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan Alkalosis bila pH >7.45
- CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen asam
- HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24mEq/L.
- Asidosis berarti terjadi terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya jumlah
komponen basa.
- Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya jumlah
komponen asam.
Konsentrasi ion hidrogen dan pH cairan tubuh : Kosentrasi ion hidrogen dalam batas ketat suatu nilai
normal sekitar 0,00004 mEq/L (40 nEq/L). Variasi normal hanya sekitar 3 sampai 5 mEq/L, tetapi dalam
kondisi ekstrim, kosentrasi ion hidrogen yang bervariasi dari serendah 10 nEq/L tanpa menyebabkan
kematian.
Terdapat 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh :
1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan segera bergabung
dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan kosentrasi ion hidrogen yang berlebihan.
Sistem penyangga dalam cairan tubuh, yaitu: Sistem penyangga bikarbonat, sistem penyangga
fosfat, dan sistem protein.
2. Pusat pernapasan yang mengatur pembuangan CO 2 dari cairan ekstraseluler. Gangguan pada
asam basa adalah pengaturan konsentrasi CO 2 cairan ekstraseluler oleh paru-paru. Peningkatan
cairan ekstra seluler akan menurunkan pH, sedangkan penurunan PCO 2 akan meningkatkan pH.
- Ekspirasi CO2 paru-paru mengimbangi pembentukan CO 2 metabolik.
- Peningkatan ventilasi alveolus menurunkan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler
dan meningkatkan pH
- Peningkatan konsentrasi ion hidrogen merangsang ventilasi alveolus
- Kontrol umpan balik konsentrasi hidrogen oleh sistem pernapasan.
- Efisiensi kontrol pernapasan terhadap konsentrasi ion hidrogen.
- Kekuatan pernapasan sistem pernapasan.
3. Ginjal yang dapat mengekskresikan urin asam atau urin alakalin sehingga menyesuaikan kembali
konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler menuju normal.
- Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu
sedikit mengandug basa) dan sering menyebabkan menurunya pH darah.
- Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu
sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
a. Asidosis Respiratorik : Keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam
darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernapasan yang lambat. Asidosis
respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
b. Asidosis Metabolik : Keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar
bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan
benar-benar menjadi asam. Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita merasakan mual, muntah, dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih
cepat.
c. Alkalosis Respiratorik : Suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan
dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah. Penyebab dari
alkalosis respiratorik adalah: pernafasan yang cepat dan dalam(hiperventilasi), rasa nyeri, sirosis hati,
kadar oksigen darah yang rendah, demam, overdosis aspirin. Alkalosis respiratorik dapat membuat
penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah.
d. Alkalosis Metabolik : Suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar
bikarbonat. Penyebab alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Alkalosis
metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik
terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlau banyak basa dari bahan-bahan seperti soda
bikarbonat.
1. Kelompok 1 : Sebutkan komplikasi yang terjadi pada gangguan keseimbangan asam basa?
Jawab : Komplikasi yang dapat ditimbukan dari Asidosis yang tidak ditangani yaitu batu ginjal, gagal
ginjal, penyakiy tulang, terhambatnya proses tumbuh kembang, kegagalan sistem pernafasan dan
syok.
6. Kelompok 6 : Apa prinsip atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengobati gangguan
keseimbangan asam basa?
Jawab : Pada Asidosis metabolic penyakit yang mendasari harus ditangai. Mis ; pada pasien
ketoasidosis diabetic, dokter akan memberikan insulin.
Pada Asidosis respiratorik pemberian obat-obatan bronkodilator dapat dilakukan apabila terjadi
obstruksi jalan nafas. Suplementasi oksigen bisa diberikan apabila kadar oksigen darah terlalu
rendah.
Pada Alkalosis metabolik dan respiratorik beberapa cairan infus dan obat-obatam yang dapat
digunakan sebagai sumplementasi klorida dan kalium dapat mengembalikan elektrolit yang hilang
dan menyebabkan alkalosis,
10.Kelompok 10 : Bagaimana cara mendiagnosa gangguan keseimbangan asam basa melalui metode
analisa gas darah ?
Jawab : Cara analisis gas darah ; pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien
melalui pembuluh darah arteri di pergelangan tangan, dilengan atau selangkangan. Analisa gas darah
mengukur sejumlah unsur yang mempengaruhi keseimbangan asam basa meliputi ; pH darah,
bikarbonat, saturasi oksigen, dan tekanan parsial oksigen.
11.Kelompok 11 : Mengapa gagal ginjal bisa menyebabkan gangguan keseimbangan asam basa?
Jawab : Karena tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam basa
darah, kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk ammonia. Ginjal
memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya
berlangsung selama beberapa hari tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai
pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga pH
bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH paling
penting dalam darah adalah bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan
dengan karbondioksida (suatu komponen asam).
12.Kelompok 12 : Sebutkan sistem organ yang mengatur kesetimbangan asam basa di dalam tubuh?
Jawab : Keseimbangan asma basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yaitu paru-paru
dan ginjal