Anda di halaman 1dari 6

Patofisiologi Keseimbangan Asam Basa

Siti Raudhatul Ghina 190205266

Rangkuman :
Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu
larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama
menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna
yang terjadi.
Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang
mengandung atom - atom hidrogen yang dapat melepaskan ion hidrogen dalam larutan dikenal sebagai
asam. Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion bikarbonat
(HCO3), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk membentuk
asam karbonat (H2CO3).

Klasifikasi asam basa : Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan
sejumlah besar ion H+ dalam larutannya. Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk
mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H +. Basa kuat adalah basa yang
bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan.
Keseimbangan asam basa : Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ
yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO 2) dan ginjal berperan dalam pelepasan
asam. Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh
manusia mampu mempertahankan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi
organ dapat berjalan optimal.

- Istilah Asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan Alkalosis bila pH >7.45
- CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen asam
- HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24mEq/L.
- Asidosis berarti terjadi terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya jumlah
komponen basa.
- Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya jumlah
komponen asam.

Konsentrasi ion hidrogen dan pH cairan tubuh : Kosentrasi ion hidrogen dalam batas ketat suatu nilai
normal sekitar 0,00004 mEq/L (40 nEq/L). Variasi normal hanya sekitar 3 sampai 5 mEq/L, tetapi dalam
kondisi ekstrim, kosentrasi ion hidrogen yang bervariasi dari serendah 10 nEq/L tanpa menyebabkan
kematian.

Terdapat 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh :

1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan segera bergabung
dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan kosentrasi ion hidrogen yang berlebihan.
Sistem penyangga dalam cairan tubuh, yaitu: Sistem penyangga bikarbonat, sistem penyangga
fosfat, dan sistem protein.
2. Pusat pernapasan yang mengatur pembuangan CO 2 dari cairan ekstraseluler. Gangguan pada
asam basa adalah pengaturan konsentrasi CO 2 cairan ekstraseluler oleh paru-paru. Peningkatan
cairan ekstra seluler akan menurunkan pH, sedangkan penurunan PCO 2 akan meningkatkan pH.
- Ekspirasi CO2 paru-paru mengimbangi pembentukan CO 2 metabolik.
- Peningkatan ventilasi alveolus menurunkan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler
dan meningkatkan pH
- Peningkatan konsentrasi ion hidrogen merangsang ventilasi alveolus
- Kontrol umpan balik konsentrasi hidrogen oleh sistem pernapasan.
- Efisiensi kontrol pernapasan terhadap konsentrasi ion hidrogen.
- Kekuatan pernapasan sistem pernapasan.
3. Ginjal yang dapat mengekskresikan urin asam atau urin alakalin sehingga menyesuaikan kembali
konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler menuju normal.

Gangguan Keseimbangan Asam Basa

- Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu
sedikit mengandug basa) dan sering menyebabkan menurunya pH darah.
- Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu
sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.

a. Asidosis Respiratorik : Keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam
darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernapasan yang lambat. Asidosis
respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan

b. Asidosis Metabolik : Keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar
bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan
benar-benar menjadi asam. Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita merasakan mual, muntah, dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih
cepat.

c. Alkalosis Respiratorik : Suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan
dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah. Penyebab dari
alkalosis respiratorik adalah: pernafasan yang cepat dan dalam(hiperventilasi), rasa nyeri, sirosis hati,
kadar oksigen darah yang rendah, demam, overdosis aspirin. Alkalosis respiratorik dapat membuat
penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah.

d. Alkalosis Metabolik : Suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar
bikarbonat. Penyebab alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Alkalosis
metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik
terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlau banyak basa dari bahan-bahan seperti soda
bikarbonat.

 Volume cairan tubuh


- wanita (17-39 th) : 50% BB
- pria (17-39 th): 60% BB
 Distribusi cairan tubuh
- cairan intrasel (CIS) = 2/3 cairan tubuh
- cairan ekstrasel (CES) = 1/3 cairan tubuh
* intravaskular (plasma) = 25% CES
* intersisial = 75% CES

- Perpindahan Cairan dan Elektrolit : Difusi, Osmosis, Transport aktif


- Tekanan Cairan : Tekanan osmotik & onkotik, Tekanan hidrostatik (  filtration force).
- Pengaturan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit :
- Pengaturan volume cairan ekstrasel
* Asupan cairan
* Peranan Ginjal
* Pengontrolan tekanan darah
- Hormon Atriopeptin (Atrial Natriuretic peptide)
* Pengontrolan keseimbangan garam
- Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
- Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
* Perubahan osmolaritas di nefron
* Peranan Vasopresin
Rangkuman Pertanyaan :

1. Kelompok 1 : Sebutkan komplikasi yang terjadi pada gangguan keseimbangan asam basa?
Jawab : Komplikasi yang dapat ditimbukan dari Asidosis yang tidak ditangani yaitu batu ginjal, gagal
ginjal, penyakiy tulang, terhambatnya proses tumbuh kembang, kegagalan sistem pernafasan dan
syok.

2. Kelompok 2 : Bagaimana normalnya konsentrasi ion hidrogen ?


Jawab : Normalnya konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah yaitu pH 7,4.
Konsentrasi ion hidrogen disebutkan dalam skala logaritma, dengan menggunakan satuan pH. pH
berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen.

3. Kelompok 3 : Apa penyebab dari gangguan keseimbangan asam basa?


Jawab : Masing-masing jenis gangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh kondisi yang
berbeda pula. Asidosis respiratorik dan alkadosis respiratorik disebabkan oleh gangguan paru-paru.
Sedangkan Asidosis metabolik dan alkadosis metabolik dipicu oleh masalah organ pada ginjal.

4. Kelompok 4 : Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit?


Jawab : Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan elektrolit yaitu asupan makanan yang
berkurang, berkeringat berlebihan, konsumsi alkohol, diare, luka bakar dan efek samping obat
tertentu.

5. Kelompok 5 : Apa yang terjadi bila pH tubuh terlalu asam ?


Jawab : Semakin asam pH tubuh maka sel kanker semakin aktif, diabetes semakin dini muncul, hingga
terjadi atersklerosis atau penyempitan pembuluh darah.

6. Kelompok 6 : Apa prinsip atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengobati gangguan
keseimbangan asam basa?
Jawab : Pada Asidosis metabolic penyakit yang mendasari harus ditangai. Mis ; pada pasien
ketoasidosis diabetic, dokter akan memberikan insulin.
Pada Asidosis respiratorik pemberian obat-obatan bronkodilator dapat dilakukan apabila terjadi
obstruksi jalan nafas. Suplementasi oksigen bisa diberikan apabila kadar oksigen darah terlalu
rendah.
Pada Alkalosis metabolik dan respiratorik beberapa cairan infus dan obat-obatam yang dapat
digunakan sebagai sumplementasi klorida dan kalium dapat mengembalikan elektrolit yang hilang
dan menyebabkan alkalosis,

7. Kelompok 7 : Apa itu Asidosis Laktik dan apa saja tipenya?


Jawab : Asidosis Laktik adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak asam
laktat sehingga tubuh tidak mampu mencernanya dengan cepat. Akibatnya, penumpukan zat ini
menyebabkan tingkat pH tubuh tak seimbang dan terlalu asam. Asidosis laktik terbagi dua yaitu ; Tipe
A dimana kondisi pH tubuh asam ini berhubungan dengan hipoksia jaringan, dimana tubuh
kekurangan oksigen. Kondisi ini juga diakibatkan oleh penyakit yang cukup kritis seperti sepsis dan
syok septik atau keadaan penyakit medis akut, termasuk melibatkan sistem jantung, pembuluh
darah, serta hati. Tipe A ini juga termasuk asidosis laktik yang diakibatkan oleh olahraga berlebihan.
Tipe B dimana Asidosis laktik tipe B ini tidak berhubungan dengan hipoksia jaringan dan dapat
disebakan oleh masalah kesehatan seperti penyakit ginjal dan kanker tertentu.

8. Kelompok 8 : Bisakah alkalosis dicegah ?


Jawab : Tergantung pada penyebabnya, sebagian besar kondisi alkalosis bisa dicegah dengan
pengobatan tertentu. Pada kasus alkalosis respiratorik, pengobatannya seputar perbaikan kadar
oksigen tubuh dengan alat bantu nafas atau mengatur pernafasan secara mandiri. Apabila terjadi
karena defisiensi kalium, pengobatnnya bisa dengan konsumsi penambah kalium. Perubahan pola
makan dengan mencukupi asupan kalium tubuh dan cairan tubuh untuk menghindari dehidrasi
menjadi pencegahan alkalosis yang direkomendasikan. Kalium diperlukan untuk mencegah terjadinya
kekurangan kadar elektrolit pada tubuh dan bisa ditemukan pada pisang, kacang-kacangan, susu,
wortel, serta sayuran. Sementara untuk mencegah dehidrasi dengan minum air putih antara 8-12
gelas/hari, ketika hendak berolahraga, ketika berolahraga dan setelah berolahraga. Ketika sedang
haus jangan pernah mengonsumsi minuman dengan rasa-rasa atau tinggi gula karena bisa membuat
lebih haus. Selalu pilih air mineral atau minuman isotonic saja untuk mengembalikan kadar ion yang
hilang dalam tubuh. Mengurangi asupan the, kafein, dan minuman bersoda juga menjadi cara
mencegah alkalosis yang tepat.

9. Kelompok 9 : Apa saja faktor yang mempengaruhi tekanan osmotik ?


Jawab : Temperatur : suhu merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan partikel dalam
suatu larutan. Pada suhu tinggi, pergerakan partikel akan menjadi lebih cepat sehingga molekul
pelarut akan lebih mudah dalam melalui membrane semipermeable
Tebal Membran Semipermeabel ; Semakin besar membrane semipermeable yang menghalang, maka
akan membuat pelarut yang melaluinya menjadi lebih lama dan lebih sulit. Oleh karena itu, pada
umumnya membrane tipis akan lebih mudah dilalui oleh pelarut.
Ukuran molekul pelarut ; ukuran molekul pelarut juga akan mempengaruhi proses terjadinya osmosis
karena semakin besar ukuran molekul pelarut maka lajunya akan lebih terhambat. Pelarut air
cenderung memiliki ukuran kecil sehingga lebih leluasa dalam melalui membran semipermeable.

10.Kelompok 10 : Bagaimana cara mendiagnosa gangguan keseimbangan asam basa melalui metode
analisa gas darah ?
Jawab : Cara analisis gas darah ; pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien
melalui pembuluh darah arteri di pergelangan tangan, dilengan atau selangkangan. Analisa gas darah
mengukur sejumlah unsur yang mempengaruhi keseimbangan asam basa meliputi ; pH darah,
bikarbonat, saturasi oksigen, dan tekanan parsial oksigen.

11.Kelompok 11 : Mengapa gagal ginjal bisa menyebabkan gangguan keseimbangan asam basa?
Jawab : Karena tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam basa
darah, kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk ammonia. Ginjal
memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya
berlangsung selama beberapa hari tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai
pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga pH
bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH paling
penting dalam darah adalah bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan
dengan karbondioksida (suatu komponen asam).

12.Kelompok 12 : Sebutkan sistem organ yang mengatur kesetimbangan asam basa di dalam tubuh?
Jawab : Keseimbangan asma basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yaitu paru-paru
dan ginjal

13.Kelompok 14 : Bagaimana cara mencegah gangguan keseimbangan asam basa?


Jawab : Menjaga berat badan supaya tidak obesitas, menggunakan obat-obatan sedative
berdasarkan aturan atau instruksi dokter, menghentikan kebiasaan merokok (jika merokok), menjaga
kadar gula darah dalam batas normal dan mengontrol penyakit diabetes.

Anda mungkin juga menyukai