Anda di halaman 1dari 6

Nama

NPM
Kelas
MA
Topik
Subtopik

: Bareh Catur Astuti


:1406649605
: A/ Ekstensi 2014
: KD VI
: Ulkus Peptikum
: Penatalaksanaan medis dan intervensi keperawatan

PENATALAKSANAAN MEDIS ULKUS PEPTIKUM

Peptic Ulcer atau ulkus peptikum adalah ekskavasasi

atau luka yang

terbentuk dalam dinding mukosa lambung, pilorus, duodenum, atau esofagus .


Ulkus

peptikum

disebut

juga

ulkus

lambung,

duodenal

atau

esofageal,

tergantung kepada lokasi ulkus. ( Smeltzer, 2001 ).


Penyebab paling umum Peptic ulcer adalah adanya Helicobacter Pylory
yaitu bakteri karsinogen kelas 1. Dan dapat juga disebabkan oleh beberapa
faktor risiko seperti pola diet tidak seimbang, kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol, penggunaan NSAID, dan stress berkepanjangan.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi proses penyembuhan ulkus dan
kemungkinan untuk kambuh. Faktor yang harus reversibel harus diidentifikasikan
seperti adanya infeksi Helicobacter Pylori, penggunaan NSAID, dan merokok.
Penatalaksanaan medis pada penderita petik ulcer tidak hanya dengan
pemberian obat farmakoterapi untuk mengatasi nyeri akut dan membunuh
bakteri H. Pyloru, namun juga

dilakukan dengan mencegah faktor penyebab

seperti dengan berhenti merokok, melakukan managemen pola istirahat tidur,


dan managemen diet. ( Black and Hawk, 2014 ).

Farmakoterapi

a. Antibiotik
Pemberian antiinflamasi untuk menghentikan bakteri H. Pylori , dengan
kombinasi dua ntibiotik dan penghambat pompa proton ( PPI).
antibiotik yang dapat diberikan seperti

Jenis

Klaritomicin ( Biaxin), Amoxillin,

metronidazol ( Flagyl), levofloxacin.


b. Proton Pump Inhibitor ( PPI)
PPI bertindak dengan menghambat enzim lambung ( H+, K+, ATPase)
yang mengkatalisi langkah terakhir produksi HCL pada permukaan sekresi
dari sel parietal lambung.

Contoh obat : lamsoprazol ( Prevacid),

pantoprazol ( protonix), Omeprazol ( Prilosec )


c. Antasida
Antasida dapat menetralisir asam lambung selama kurang lebih 30 menit
d. Quadruple terapi
Terdiri dari penghambat pompa proton, Tetrasiklin, metronidazol, Bismuth
subsalisilat
e. Reseptor antagonis H2
Mampu menghambat aksi histamin
respon

sel

parietal

terhadap

pada reseptor H2 yang memicu

stimulasi

kimia,

yang

menghasilkan

berkurangnya produksi asam lambung. Contoh obat : ranitidine (Zantac),


f.

cimetidin ( tagamet) , famotidin ( pepcid )


Analog prostaglandin
Selain menurunkan sekresi asam, dapat juga merangsang produksi lendir

sitoprotektif. Contoh obat: misoprostol ( citotec)


g. Penguat barier mukosa
Merupakan pengobatan jangka pendek ulkus peptik yang dapat mencegah
ion hidrogen kembali difusi ke dalam mukosa dan merangsang produksi
lendir, yang menghasilkan akselerasi penyembuhan ulkus peptik. Contoh
obat : Sukralfat ( carafate)

Re-Endoskopi
-

Terapi Heater-Probe : terapi dengan cara membakar lesi dengan

menggunakan panas
MPEC ( Multi Polar Electro Coagulation ) : Membakar lesi perdarahan
dengan menggunakan arus listrik bipolar

Pembedahan
Pembedahan dapat diindikasikan jika terjadi perdarahan berlanjut selama
48 jam, berulang, dan berhubungan dengan perforasi atau obstruksi.
Prosedur pembedahan meliputi reseksi lambung, pemotongan ulkus,
vagotomi, dan piloroplasti.

Vagotomi
Dilakukan untuk menghilangkan rangsangan sekresi asam ke sel
lambung.
1. Vagotomi trunkal. Setiap saraf dipotong keseluruhan
2. Vagotomi selektif. Memutus sebagian saraf untuk mempertahankan
cabang seliaka dan hepatis
3. Vagotomi proksimal. Pemotongan sebagian dilakukan tetapi hanya
massa sel parietal . persarafan baik antrum atau spinger pilorus

tetap dipertahakan.
Vagotomi dengan piloroplasti
Dilakukan pemotongan saraf vagus kanan dan kiri serta melebarkan
jalan keluar lambung yang tersisa di pilorus. Prosedur ini mencegah
stasis dan mempertinggi pengosongan lambung sehingga mencegah

sendawa , penurunan berat badan dan perasaan kenyang


Gastroenterotomi
Regurgitasi isi alkalin duodenum, sehingga menetralkan

asam

lambung. Pembilasan dibuat di bagian bawah lambung dan dijahit ke

lubang yang dibaut di jejunum.


Antrektom
Menghilangkan seluruh antrum lambung . dengan demikian sel yang

mengeluarkan gastrin dipotong


Gastrektomi
Prosedur pembedahan yang

melibatkan

pengangkatan

bagian

lambung. Dapat secara subtotal atau total.

Managemen Diet
Pada pasien ulkus peptik
mempercepat
kebutuhan

proses

nutrisi

pengaturan diet sangat mendukung dan

penyembuhan.

dasar

yang

Pengaturan

seimbang.

diet

harus

Pengosongan

memenuhi

lambung

dapat

merangsang sekresi lambung , dengan demikian dianjurkan untuk makan


dengan frekuensi dan jarak yang diatur dengan baik.

Terdapat beberapa

makanan

dan

yang

dapat

meningkatkan

asam

lambung

menyebabkan

ketidaknyamanan sehingga harus dihindari dan tidak mengkonsumsinya. Seperti


makanan protein, susu, makanan asam, minuman beralkohol atau bersoda,
tembakau, kafein, coklat, makanan pedas. Hindari makan malam hanya dengan
makanan ringan. Selama masa akut diet yang diperlukan adalah diet hambar,
makanan yang tidak mengiritasi dan makanan yang rendah serat, dan makan
dengan porsi sedikit tapi sering dan teratur, berupa makanan lunak dan rendah
lemak. selain pola diet ,menghindari kebiasaan merokok juga sangat membantu

proses penyembuhan tukak, karena zat dalam rokok dapat meningkatkan asam
lambung sehingga menganggu lapisan dinding lambung sehingga lambung
mudah teriritasi dan mengalami ulkus.
Managemen Istirahat Tidur
Istirahat tidur secara tidak langsung berhubungan dengan faktor tingkat
stres seseorang, sehingga sangat diperlukan adanya pengaturan pola istirahat
tidur yang cukup. Pada klien dengan peptik ulcer istirahat dapat menurunkan
tekanan darah dan aktifitas saluran gastrointestinal . Sehingga aktifitas minimal
sangat dianjurkan bagi klien dengan perdarahan.

INTERVENSI KLIEN DENGAN PEPTIC ULCER


1. Nyeri akut atau kronis berhubungan dengan luka mukosa lambung
Tujuan : Nyeri akut berkurang atau hilang
NOC
: pain level, pain control, comfort level
Kriteria Hasil : -nyeri klien berkurang, mampu mengontrol

nyeri

( mengetahui penyebab nyeri dan mengetahui cara nonfarmakologi untuk


mengurangi nyeri, mengenali nyeri ( skala, intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri, menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Intervensi NIC :
- Pain Management
- Kaji nyeri secara komprehensif ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
-

kualitas dan faktor presipitasi


Observasi reaksi nonverbal dan adanya ketidaknyaman
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Anjurkan klien untuk makan sedikit frekuensi dan jarak teratur.
Berikan klien diet makanan yang tidak merangsang dan mengiritasi

asam lambung
Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Dukung dan tingkatkan istirahat dan relaksasi klien
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik, dan laporkan bila
tidak ada perubahan nyeri berkurang

2. Rejimen terapi tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan


tentang penyebab ulkus dan penatalaksanaan
NOC: proses penyakit dan perilaku kesehatan
Kriteria Hasil : Klien mengerti dan mampu membahas penyebab ulkus dan
pengobatannya serta cara untuk mencegah kekambuhan

Intervensi NIC :
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit ulkus peptikum
- Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang proses penyakit
-

dan penatalaksanaan yang berhubungan dengan ulkus peptikum


Bantu klien untuk melakukan :
Mengerti patogenesis ulkus dan makna nyeri
Menyadari bahwa penyembuhan cepat terjadi ketika efek yang

mengganggu dihilangkan
Mengerti apa penyebab kondisi perkembangan penyakit dan

tindakan untuk mengurangi rangsangan


Mengetahui zat yang dapat menyebabkan

nyeri

dengan

merangsang sekresi cairan lambung dan mampu menghindari

zat tersebut dari diet untuk mendorong penyembuhan ulkus


Berhenti merokok karena merokok dianggap faktor resiko

terhadap kegagalan terapi pengobatan bakteri H. Pylori.


Mengerti pentingnya meneruskan rejimen terapi medis sampai
penyembuhan lengkap dan menyadari bila terapi dihentikan

akan memungkinkan kekambuhan ulkus .


Berikan dukungan dalam mengatasi masalah psikososial klien
Motivasi klien mempelajari tentang penyebab stres yang mungkin
menyebabkan perkembangan ulkus

3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan intake nutrisi tidak adekuat, menurunnya penyerapan nutrisi
sekunder sampai sindrom limpah
Tujuan: Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
NOC : status cairan dan nutrisi , weight control
Kriteria Hasil : - Klien akan menjaga nutrisi dan cairan yang cukup
dengan memelihara berat badan, tidak terjadi penurunan berat badan
yang berarti, tanda-tanda malnutrisi tidak terjadi, sindrom limpah tidak
terjadi
Intervensi NIC :
- Berikan informasi kepada klien tentang kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
- Monitor intae dan kalori klien
- Monitor adanya penurunan berat badan
Timbang berat badan klien
- Monitor adanya mual dan muntal
- Monitor adanya tanda-tanda dehidrasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kalori dan nutrisi
klien
4. Kurang volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat,
adanya mual muntah

Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi


NOC : Balance cairan
Kriteria Hasil : - Tidak terjadi tanda-tanda dehidrasi, Tanda-tanda vital
dalam batas normal, intake output seimbang
Intervensi NIC :
- Pertahankan intake dan output klien
- Kaji adanya tanda tanda dehidrasi
- Monitor status intake dan nutrisi klien klien
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor berat badan klien
- Motivasi klien untuk makan minum secara oral sedikit tapi sering dan
-

teratur
Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang merangsang asam

lambung
Dorong keluarga untuk membantu makan klien

DAFTAR PUSTAKA

Black, M.J., Hawks, H. J. (2014).

Medical Surgical Nursing: Clinical

Management for Positive Outcomes.

8th Edition. Singapore :

Elsevier Pte Ltd.


Smeltzer, Suzzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner Suddarth. Jakarta: EGC.
Doenges, M, E,.Moorhouse, A,C. ( 2010). Nursing care plans : guidelines
for individualizing `

client care across the life. Ed. 8. Philadhelpia

: F. A. Davis Company
Wilkinson, Judith, M,. 2011 . Buku Saku Diagnosa Keperawatan : dengan
intervensi NIC dan kriteria Hasil NOC.alih bahasa : Esty Wahyuningsih.
Edisi 9. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai