Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH NUTRASETIKAL

SEHAT DAN PRADIABETES


DIABETES MELITUS KOMPLIKASI JANTUNG KORONER
DIABETES GESTASIONAL

OLEH :

ADELINA SIREGAR

20170115068

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
SEHAT DAN PREDIABETES

A. Pengertian Sehat
Sehat adalah suatu kondisi dimana segala sesuatu berjalan normal dan
bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Menurut WHO, sehat adalah
keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu
kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Sedangkan
pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab 1 Pasal 2
yaitu situasi yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), serta sosial
dan tidak cuma situasi bebas dari penyakit, cacat, serta kelemahan.

B. Piramida Makanan Sehat

Nutrisi adalah zat dalam makanan yang dibutuhkan organisme untuk dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan fungsinya. Nutrisi dalam
jumlah yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan akan memberikan energi bagi
tubuh untuk dapat tumbuh dan berkembang serta memperbaiki jaringan yang
rusak.
Nutrisi terbagi dua:
a. Makronutrisi adalah nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dalam
bentuk satuan berat gram setiap hari. Contohnya: karbohidrat, protein dan
lemak.
b. Mikronutrisi adalah nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit dalam
bentuk satuan ukuran berat miligram (mg) setiap hari. Contohnya: vitamin
dan mineral.

C. Tingkatan dalam Piramida Makanan


 Tingkat Pertama
Tingkat pertama atau tingkat dasar adalah dalam piramida makanan sehat
adalah menjaga berat badan ideal dan rutin berolahraga. Kedua unsur tersebut
sangat mempengaruhi kualitas hidup sehat kita. Salah satu alasan akan pentingnya
olahraga adalah dengan menggunakan aturan sederhana seperti dibawah ini :
“Perubahan berat badan sama dengan kalori yang masuk dikurangi dengan kalori
yang keluar”.
Dengan berolahraga kita dapat membakar kalori yang kita konsumsi dan
menjaga tubuh tetap berada di berat badan yang ideal. Makan lebih banyak
daripada yang dibakar akan menyebabkan pertambahan lemak dan berat badan
sehingga menimbulkan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan kelebihan berat
badan tersebut.

 Tingkat Kedua
Air memegangkan peranan yang sangat penting dalam tubuh manusia.
Dalam tubuh manusia, air berfungsi sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh,
pengatur suhu tubuh, pelarut zat-zat gizi lainnya dan sebagai pembantu dalam
proses pencernaan. Dalam satu hari, tubuh kita memerlukan 8 gelas air atau setara
dengan 2 liter air.

 Tingkat Ketiga
Tingkat ketiga adalah makanan-makanan yang merupakan sumber
karbohidrat tinggi seperti nasi, kentang, roti, biskuit, jagung dan ubi. Makanan-
makanan tersebut biasanya disebut dengan makanan pokok yang biasanya
dikonsumsi 3 hingga 8 porsi sehari.

 Tingkat Keempat
Tingkat keempat dari Piramida Makanan adalah sayur-sayuran dan buah-
buahan yang merupakan sumber serat, vitamin dan mineral. Sayur-sayuran
sebaiknya dikonsumsi 3 hingga 5 porsi sedangkan buah-buah dapat dikonsumsi 2
sampai 3 porsi sehari.

 Tingkat Kelima
Tingkat kelima adalah makanan-makanan yang merupakan sumber protein
baik protein nabati maupun protein hewani. Protein nabati adalah protein yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan dan makanan olahannya
(tempe, tahu). Sedangkan protein hewani adalah protein yang didapat dari hewan
diantaranya seperti daging sapi, ikan, ayam, telur dan produk-produk susu.
Makanan-makanan yang berprotein (nabati dan hewani) sebaiknya dikonsumsi 2
hingga 3 porsi setiap hari.

 Tingkat Tertinggi (Puncak)


Tingkat Tertinggi atau posisi Puncak merupakan makanan-makanan yang
tingkat konsumsinya harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tingkat kebutuhan butuh
akan makanan-makanan tersebut sangat rendah. Makanan-makanan tersebut
diantaranya adalah garam, gula dan minyak.

D. Pradiabetes
Prediabetes adalah istilah untuk tahap penanda awal dari penyakit diabetes
tipe 2 ketika level gula darah mulai melebihi batas normal, namun belum terlalu
tinggi untuk dapat dikategorikan sebagai penyakit diabetes tipe 2.
Mengidentifikasi orang yang prediabetes adalah sangat penting karena mereka
mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit Diabetes Mellitus
pada masa depan. Penurunan berat badan dari 5 sampai 10% melalui diet dan
latihan dapat mengurangkan risiko terkena diabetes pada masa depan dengan
signifikan.

 Gejala Prediabetes
Beberapa gejala umum diabetes tipe 2 juga menjadi pertanda prediabetes
yang perlu diwaspadai, seperti 3P atau poliuria (sering buang air kecil), polidipsia
(sering haus) dan polifagia (sering makan). Kekelahan dan pandangan menjadi
buram juga dapat dikeluhkan. Gejala prediabetes juga dapat tidak terlihat pada
penderita, atau sebaliknya dapat berupa area kulit yang berwarna kegelapan pada
buku-buku jari, siku, ketiak, leher dan lutut.
Gejala klinis adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak
dirasakan dari tidak disadari oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang
perlu mendapat perhatian ialah :
Keluhan klasik
a. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan yang berlangsung dalam waktu relatif singkat
harus menimbulkan kecurigaan. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah
tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk
menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa
diambil dari cadangan lain iaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita
kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.
b. Gangguan saraf tepi / kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di
waktu malam, sehingga mengganggu tidur.
c. Gangguan penglihatan
Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan
yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar
ia tetap dapat melihat dengan baik.
d. Gatal / Bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau
daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Sering pula
dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini dapat
timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk
peniti.
e. Gangguan Ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak
secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan
budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah seks,
apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.
f. Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering
ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang
dirasakan.
 Pola Makanan bagi Penyandang Prediabetes

1. Tepat jumlah
Mengukur kebutuhan kalori dan menyesuaikan dengan makanan yang
dikonsumsi. Untuk dewasa, kebutuhannya adalah 2.000 hingga 2.200
kalori perhari
2. Tepat jenis
Makanan dengan kandungan gula tinggi (nilai Indeks Glikemik lebih
dari 70), mudah meningkatkan kadar gula dalam darah. Karena itu,
makanan dengan karbohidrat sederhana, seperti nasi dan roti sebaiknya
dihindari. Seseorang dengan kondisi prediabetes sebaiknya
mengonsumsi makanan dengan kandungan gula rendah (nilai Indeks
Glikemik kurang dari 55), atau makanan dengan kandungan gula sedang
(nilai Indeks Glikemik antara 56-69). Makanan dengan kandungan gula
rendah ada pada buah dan sayur sedangkan kandungan gula sedang ada
di dalam beras merah dan oat.

3. Tepat jadwal
Melakukan kegiatan makan sesuai jadwal agar asupan sesuai dengan
program kegiatan.

DIABETES MELITUS KOMPLIKASI JANTUNG KORONER

A. Pengertian
Menurut American Diabetes Association (ADA), Diabetes Melitus adalah
kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa
didalam darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat gangguan sekresi insulin,
penurunan kerja insulin atau akibat dari keduanya.

B. Hubungan Penyakit Diabetes Melitus dengan Jantung Koroner


Diabetes merupakan faktor resiko dari kejadian aterogenik dibandingkan
pada nondiabetes, termasuk hipertensi, obesitas, abnormalitas lipid, insulin, dan
peningkatan fibrinogen plasma. Komplikasi penyakit diabetes pada sistem
kardiovaskular meliputi aterosklerosis sedangkan manifestasi mikrovaskular
meliputi retinopati dan nefropati.
Meskipun pasien DM cenderung untuk mengalami komplikasi
makrovaskuler, belum ada penjelasan mengapa pasien DM lebih cenderung untuk
mengalami perubahan aterosklerosis dibandingkan dengan pasien non DM. Faktor
faktor adanya hubungan penyakit jantung koroner dengan diabetes melitus antara
lain kenaikan kadar lemak darah, hipertensi, kebiasaan merokok, obesitas,
peningkatan LDL dibanding HDL serta peningkatan kadar trigliserida. Ketika
faktor tersebut berlangsung lama akan mengakibatkan perubahan patologis
dinding pembuluh darah, termasuk pembuluh darah koroner mengalami
aterosklerosis (penumpukan plak pada dinding arteri) dan terjadi penyempitan
pembuluh darah koroner sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otot jantung.

C. Pola Makanan yang sehat untuk Pasien Diabetes Melitus komplikasi


Jantung Koroner

Diet untuk penderita diabetes dan jantung dengan cara mengatur dan
memilih jenis makanan yang mengandung kadar gula yang rendah adalah salah
satu kunci utama untuk mengelola penyakit diabetes dan jantung agar tidak
menjadi lebih buruk. Beberapa macam makanan yang berkarbohidrat yang sering
direkomendasikan untuk para penderita diabetes adalah beras merah dan berbagai
jenis olahan makanan yang berbahan dasar gandum. Keduanya bisa dijadikan
sebagai bagian dari menu diet untuk penderita diabetes dan jantung karenaa
keduanya mempunyai kandungan gula yang cukup rendah. Selain kandungan
glukosanya rendah, beras merah dan gandum juga mempunyai kadar kolesterol
yang rendah sehingga sangat baik untuk kesehatan jantung. Diet untuk penderita
diabetes dan jantung juga bisa dilakukan dengan cara memilih beberapa jenis
makanan berkarbohidrat yang berserat seperti sayuran, kacang-kacangan, buah
pepaya, tomat, apel dan lain lain. Beberapa jenis makanan yang mengandung serat
tinggi namun dapat menekan kadar gula dan kolesterol dalam darah antara lain:
taoge, buncis, bayam, kacang panjang, labu siam, jagung muda, dan wortel.

DIABETES GESTASIONAL

A. Pengertian Diabetes Gestasional


Diabetes Melitus Gestasional (DMG) didefenisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan
trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan
respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG
asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan rutin.

B. Etiologi DMG
DMG disebabkan karena adanya kerusakan sebagian kecil atau sebagian
besar sel-sel beta pulau Langerhans dalam kelenjar pankreas yang bekerja
menghasilkan insulin. Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin
dan karbohidrat untuk makanan janin dan persiapan untuk menyusui. Bila tidak
mampu meningkatkan produksi insulin yang mengakibatkan hyperglikemia atau
DM kehamilan.

C. Patofisiologi DMG
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan KH yang
menunjang pemasokan makan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa
dapar berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya
dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat
mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin.
Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin. Akibat lambatnya
reabsorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut
kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga
mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut tekanan deabetogenik dalam
kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah
dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia yang menjadi
masalah ialah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin
sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia atau diabetes
kehamilan. Resistensi insulin juga disebabkan adanya hormon estrogen,
progesteron, kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen. Kadar kortisol plasma
wanita hamil meningkat dan mencapai 3 kali dari keadaan normal hal ini
mengakibatkan kebutuhan insulin menjadi lebih tinggi, demikian juga dengan
human plasenta laktogen (HPL) yang dihasilkan oleh plasenta yang mempunyai
sifat kerja mirip pada hormon tubuh yang bersifat diabetogenik. Pembentukan
HPL meningkat sesuai dengan umur kehamilan. Hormon tersebut mempengaruhi
reseptor insulin pada sel sehingga mempengaruhi afinitas insulin. Hal ini patut
diperhitungkan dalam pengendalian diabetes.
Mekanisme resistensi insulin pada wanita hamil normal adalah sangat
kompleks. Kitzmiller, 1980 (dikutip oleh Moore) telah mempublikasikan suatu
pengamatan menyeluruh mekanisme endokrin pada pankreas dan metabolisme
maternal selama kehamilan yakni plasenta mempunyai peranan yang khas
dengan mensintesis dan mensekresi peptida dan hormon steroid yang menurunkan
sensitivitas maternal pada insulin. Puavilai dkk (dikutip oleh Williams)
melaporkan bahwa resistensi insulin selama kehamilan terjadi karena rusaknya
reseptor insulin bagian distal yakni post reseptor. Hornes dkk (dikutip
oleh Moore) melaporkan terdapat penurunan respon Gastric Inhibitory
Polipeptida (GIP) pada tes glukosa oral pada kehamilan normal dan DMG.
Mereka meyakini bahwa kerusakan respon GIP ini yang mungkin berperanan
menjadi sebab terjadinya DMG.
Faktor-faktor di atas dan mungkin berbagai faktor lain menunjukkan
bahwa kehamilan merupakan suatu keadaan yang mengakibatkan resistensi
terhadap insulin meningkat. Pada sebagian besar wanita hamil keadaan resistensi
terhadap insulin dapat diatasi dengan meninggikan kemampuan sekresi insulin
oleh sel beta. Pada sebagian kecil wanita hamil, kesanggupan sekresi insulin tidak
mencukupi untuk melawan resistensi insulin, dengan demikian terjadilah
intoleransi terhadap glukosa atau DM gestasional.

D. Pola Makanan Sehat untuk Pasien Diabetes Gestasional

 Sumber karbohidrat kompleks: nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi, dan
sagu.
 Sumber protein rendah lemak: ikan, ayam tanpa kulit, susu kedelai, tempe, tahu
dan kacang-kacangan.
 Makanan sumber folat untuk perkembangan otak janin: kacang-kacangan,
telur, bayam, sawi, asparagus, brokoli, kecambah dan jus jeruk.
 Sumber vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah: ekstra ragi (tempe),
ikan, susu kedelai
 Vitamin C membantu penyerapan zat besi: jambu biji
 Sumber zat besi untuk mencegah anemia: daging tanpa lemak, sayuran berdaun
hijau, kacang-kacangan, biji-bijian
 Sumber kalsium untuk pembentukan tulang dan sistem saraf yang sehat pada
janin: susu kedelai, sayuran berdaun hijau.
 Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, direbus, dikukus, dibakar

DAFTAR PUSTAKA

1. Adam JMF, editor. Skrining diabetes mellitus pada kehamilan. Dalam:


Endokrinologi praktis. Diabetes mellitus, tiroid, hiperlipidemi.
Ujung Pandang; PT. Organon. 1989 hal. 105 – 13.
2. More TR. Diabetes mellitus and pregnancy. Avalaible from:
http/www.e-medicine.com
3. More TR. Diabetes in pregnancy. In : Creasy RK, Resnik R, editors. Maternal
fetal medicine principles and practice. 3rd ed. Philadelphia. WB Sounders
company; 1994. p. 934 – 71.
4. http://www.aapiusa.org/care/healthandnutrition.htm

Anda mungkin juga menyukai