Anda di halaman 1dari 4

Tanaman herbal untuk meredakan batuk

1. Zingiberis Rhizoma
Merupakan rimpang dari tanaman Zingiberis officinale. Tanaman yang memiliki nama

lokal jahe ini memiliki berbagai khasiat diantaranya adalah antiemetik, analgesik,

hipotensif dan antitusif. Aktivitas antitusif dari jahe berasal dari kandungan senyawa

6-gingerol dan 6-shogaol yang berdasarkan penelitian terlebih dahulu terbukti

memiliki aktivitas antitusif.


2. Kaempferiae Rhizoma
Merupakan rimpang dari tanaman Kaempferiae galanga. Di Indonesia lebih dikenal

dengan nama kencur. Memiliki metabolit sekunder cinnamate, pentadecane, 1,8-

cineole dari terpenoid yang memiliki aktivitas sebagai antitusif.


3. Citrus Aurantifolii Citrus.
Merupakan buah dari tanaman Citrus aurantifolia dengan nama lokal jeruk nipis. Di

Indonesia, tanaman ini secara tradisional sudah sejak lama dikenal sebagai herbal

digunakan dengan madu untuk meringankan gejala batuk (Aibinu dkk, 2007).

Kandungan asam sitrat mampu meningkatkan produksi sekresi mukus pada saluran

pernafasan (Lopez-Vidriero, 1977), sehingga dapan digunakan sebagai ekspektoran.

4. Thymi Herba

Merupakan herbal yang berasal dari tanaman Thymus vulgaris yang daunnya

dikeringkan. Minyak atsiri dari ekstrak herba thymi dilaporkan memiliki aktivitas

ekspektoran (Gordonoff dan Merz, 1931). Selain itu, herba thymi mengandung

senyawa thymol dan carvacol yang berdasarkan penelitian Basch dkk. (2004) mampu

memberikan efek antitusif.

5. Menthae Folia

Merupakan daun dari tanaman Mentha sp. atau dikenal dengan mint. Selain memiliki

aroma khas yang menyenangkan, daun mint mengandung minyak atsiri yang memiliki
aktivitas sebagai ekspektoran (Kingham, 1995). Senyawa menthol dalam uap ekstrak

daun mint berdasarkan penelitian Wise dkk. (2012) mampu menurunkan sensitivitas

reseptor refleks batuk.

6. Myristicae Semen

Merupakan biji dari tanaman Myristiceae sp. Di Indonesia dikenal dengan nama buah

pala. Biji pala sering digunakan sebagai bahan sirup OB poliherbalat batuk karena

dapat mengatasi gangguan pernafasan (Agbodigi, 2014). Mengandung minyak biji

pala yang memiliki aktivitas ekspektoran dimana mampu memberikan efek

bronkomukotropik pada hewan uji kelinici (Boyd dan Shepard, 1970).

7. Liquorice

Merupakan akar dari tanaman Glycyrrhiza glabra. Dikenal memiliki aktivtitas

farmakologis yang cukup banyak dan diantaranya berperan sebagai agen ekspetoran

(Anil, 2012).

Terapi herbal untuk meredakan flu

1. Herbal Andrographis paniculata atau sambiloto


Tanaman sambiloto memiliki kandungan andrographolide yang dapat meningkatkan

imunitas di saluran pernafasan atas sehingga efektifuntuk penyembuhan gejala flu.

Berdasarkan studi randomized controlled trial (RCT) menyebutkan bahwa sambiloto

mampu memperbaiki gejala yang menyertai flu. Sebuah jurnal systematic review juga

menunjukkan bahwa A. paniculata (sambiloto) tunggal atau kombinasi dengan

Acanthopanax senticosus (Gingseng) dapat lebih efektif meredakan gejala.

Dosis senyawa Andrographolide untuk meredakan flu yaitu sebesar 60 mg/hari dan pada

anak-anak sebesar 30 mg/hari yang diberikan selama 10 hari. Sedangkan dosis sambiloto

yang berupa tanaman kasar (Crude plant) sebesar 3-6 gram.

Cara penggunaan sambiloto cukup bervariasi salah satu cara yaitu dengan mengambil

daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam tangan kemudian ditumbuk dan ditambahkan

½ cangkir air matang lalu saring dan siap diminum. Cara yang lain yaitu sebanyak 3 gram

tanaman kering sambiloto atau 25 gram bahan segar direbus dan diminum 2 kali/hari

sebelum makan. Penggunaan herbal sambiloto akan efektif digunakan selama 3-5 hari

setelah gejala awal muncul.

2. Herbal Echinacea purpurea

Tanaman ini pada p engggunaan awal dapat menurunkan durasi dan keparahan gejala flu

dengan meningkatkan sistem imunitas tubuh. Sediaan Echinacea purpurea sudah banyak

beredar di apotek sebagai suplement herbal untuk meningkatkan imunitas tubuh. Tetapi,

berdasarkan penelitian secara randomized clinical trial penggunaan suplemen Echinacea

pada anak-anak tidak efektif untuk menurunkan durasi atau lama penyakit dari flu.

3. Bawang putih (Allium sativum)


Sebagai profilaksis atau terapi awal dapat menurunkan frekuensi flu pada pasien dewasa,

namun tidak memiliki efek terhadap durasi gejala.Bawang putih dapat meredakan kongesti

atau hidung tersumbat yang merupakan gejala awal dari flu. Cara yang paling efektif yaitu

menambahkan irisan bawang putih pada kuah sup hangat, hal ini karena irisan bawang

putih akan melepaskan senyawa allicin yang merupakan antibiotik alami yang akan

membunuh virus dan infeksi bakteri.

4. Herbal Teh hijau (green tea) dan teh hitam (Black tea)

Mengkonsumsi teh hangat baik itu teh hijau, teh hitam atau chamomile tea dapat meredakan

gejala hidung tersumbat atau kongesti yang sangat menganggu dari flu. Hal ini karena

kandungan theophylline pada daun teh yang diseduh akan membuka saluran nafas dan

memudahkan proses bernafas. Jenis teh chamomile merupakan jenis teh yang paling efektif

dibanding jenis teh yang lainnya dalam meredakan gejala flu dan dianjurkan untuk

mengkonsumsi 5 cangkir teh hangat tiap hari.

Fashner J, et al. Treatment of the common cold in adults and children. American Family
Physician. 2012;86:153. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/commoncold/
basics/symptoms/con-20019062.

Andrographis Paniculata. https://examine.com/supplements/andrographis-paniculata/

Kemenkes RI. 2011. Formularium Obat herbal Asli Indonesia. Direktorat Bina Pelayanan
Kesehatan Tradisional.

Anda mungkin juga menyukai