Anda di halaman 1dari 5

PEMBUATAN AROMATERAPI JAHE (Zingiber officinale) SEBAGAI

ANTIEMETIK PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

Nurjannah
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Jahe merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang banyak ditemukan di Indonesia dan digunakan
sebagai keperluan, antara lain sebagai bumbu masak, pemberi aroma, dan pemberi rasa pada makanan dan
minuman. Selain itu, jahe banyak digunakan sebagai obat herbal atau jamu karena kandungan bahan-bahan
alaminya. Dari penelitian ini telah diketahui formulasi minyak atsiri dari jahe (Zingiber officinale) sebagai
sediaan aromaterapi. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan jahe sebanyak 800 gram sampel
jahe kemudian dilakukan metode destilasi untuk memperoleh minyak atsiri dan diperoleh minyak atsiri
sebanyak 3 ml. Penelitian dilakukan dengan membuat aromaterapi dengan tiga konsentrasi formula yaitu F1
(1%), F2 (2%), dan F3 (3%). Hasil penelitian menunjukkan pada uji organoleptik ke tiga formula berbentuk
cairan, warna yang dihasilkan yaitu berwarna kuning, dan aroma yang dihasilkan F1 (1%) menghasilkan aroma
mentol, untuk formula F2 (2%) memiliki aroma mentol dan bau khas minyak atsiri jahe, dan F3 (3%) memiliki
aroma mentol dan bau khas minyak atsiri jahe yang menyengat. Hasil pengujian homogenitas dari ketiga
formula diperoleh hasil sediaan yang homogen, dan untuk ujipH yaitu ketiga formula memiliki nilaipH 6. Jadi
dapat disimpulkan dari minyak atsiri jahe (Zingiber officinale) dapat dikombinasikan dengan kamfer, mentol,
dan olive oil sehingga diformulasikan menjadi sediaan aromaterapi.

Kata Kunci : Jahe (Zingiber officinale), Minyak Atsiri, Destilasi, Aromaterapi.

PENDAHULUAN Jahe dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal


Bumi Indonesia yang subur sangat baik untuk karena mengandung minyak atsiri dengan senyawa
tanaman jahe. Namun, pada kenyataannya tidaklah kimia aktif seperti zingiberin, lemonin, borneol,
mudah untuk mendapat jahe dengan kualitas serta shogaol, sineol, fellandren, zingiberol, gingerol,
kuantitas yang dibutuhkan, baik kebutuhan dalam dan zingeron yang berkhasiat dalam mencegah dan
negeri maupun ekspor. Belum banyak masyarakat mengobati berbagai penyakit. Senyawa kimia yang
yang berminat untuk menanam jahe. Kemungkinan juga terkandung dalam tanaman jahe yang bersifat
hal itu karena jahe membutuhkan perawatan yang anti inflamasi dan antioksidan adalah gingerol,
cukup ketat, terawasi, waktu panen yang lama, beta-caroten, capsaicin, asam cafeic, curcumin dan
serta faktor keamanan. Hal itu tentu saja karena salisilat (Aryanta, 2019).
jahe memiliki harga cukup tinggi (Hesti dan Menurut penelitian sebelumnya oleh Leach
Cahyo, 2013). (2017) menyimpulkan bahwa jahe sangat efektif
Jahe diduga berasal dari Asia Selatan dan untuk mencegah atau menyembuhkan berbagai
tersebar luas ke seluruh penjuru dunia, termasuk penyakit karena mengandung gingerol yang
Indonesia. Di Cina, jahe telah digunakan sebagai bersifat antiinflamasi dan antioksidan yang kuat.
penyedap makanan sejak abad VI sebelum Masehi. Lebih lanjutnya dikatakan bahwa jahe berkhasiat
Jahe juga dimanfaatkan oleh masyarakat Yunani untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti mual-
sebagai bahan herbal untuk mengobati vertigo, mual pada wanita hamil, mengurangi rasa sakit dan
mual dan mabuk selama di perjalanan. Di Asia, nyeri otot, membantu menyembuhkan penyakit
jahe digunakan sebagai bumbu masakan dan obat osteoathritis, menurunkan kadar gula darah pada
tradisional. Adapun di Indonesia, rimpang jahe pasien menderita diabetes tipe 2 yang sekaligus
banyak digunakan sebagai bahan obat tradisiona, menurunkan risiko penyakit jantung (Aryanta,
bumbu masakan, dan minuman herbal (Dewi dan 2019).
Anas, 2021). Sebagai obat herbal, jahe digunakan untuk
Menurut Wayan Redi Aryanta, jahe (Zingiber mencegah motion sickness dan sebagai anti
officinale) adalah tanaman rempah yang berasal muntah. Khasiatnya sebagai anti muntah mulai
dari Asia Selatan, dan sekarang telah menyebar banyak digunakan tidak hanya untuk penderita
keseluruh dunia. Masyarakat Cina selanjutnya di gastritis, tetapi juga oleh kalangan ibu hamil,
kenalkan ke masyarakat Eropah berupa buku-buku karena dianggap mempuyai efek samping yang
resep masakan yang menggunakan berbagai lebih ringan di banding obat-obat anti muntah yang
rempah-rempah. Di Yunani, jahe dimanfaatkan beredar di masyarakat (Rahma Syam dkk, 2021)..
pertama kali sebagai obat herbal untuk mengatasi Minyak atsiri merupakan salah satu metabolit
penyakit vertigo (Aryanta, 2019). sekunder yang terkandung dalam tanaman baik dari

8
daun, batang, akar, rimpang, bunga dan buah. Pengumpulan rimpang jahe putih (Zingiber
Minyak atsiri ini memiliki aroma yang khas. officinale)
Khasiat minyak atsiri dapat menenangkan, Pertama diambil rimpang jahe putih (Zingiber
manghangatkan, antibakteri, anti jerawat, officinale), kemudian disortasi basah untuk
antinflamasi, analgesic, maupun antioksidan. memisahkan benda-benda asing dari rimpang jahe
Penggunaan minyak atsiri mampu memberikan dan dilakukan pencucian sampel, lalu dilakukan
aroma yang menenangkan atau menyegarkan bagi perajangan pada rimpang jahe dan ditimbang
responden (Wirditiani dkk, 2020). sampel sebanyak 800 mg.
Aromaterapi merupakan istilah modern yang
dipakai untuk proses penyembuhan kuno yang Pembuatan minyak atsiri menggunakan metode
menggunakan sari tumbuhan aromatik murni. destilasi
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan Disiapkan alat destilasi, lalu ditimbang rimpang
dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa. Sari jahe yang telah dirajang sebanyak 400 mg,
tumbuhan aromterapi dipakai melalui berbagai cara kemudian dimasukkan sampel ke dalam ketel
pengolahan dan dikenal dengan minyak essensial suling, dan ditambahkan aquadest sebanyak 600
atau minyak atsiri (Rahma Syam dkk, 2021). ml, kemudian disuling sampel dengan
Manfaat aromaterapi yaitu dapat digunakan menggunakan metode destilasi selama kurang lebih
sebagai relaksasi tubuh, mengurangi stress dan 2 jam setelah tetesan pertama, dan diulang langkah
depresi, memperbaiki pola tidur, memulihkan pertama hingga keempat 2 kali ulangan, lalu
memori, meningkatkan kepercayaan diri, dan ditampung hasil destilasi ke dalam erlenmeyer dan
sebagai placebo dalam penyembuhan penyakit diukur seberapa banyak minyak atsiri yang
yang memberikan efek fisiologi diperoleh menggunakan gelas ukur, kemudian
Salah satu tanaman yang terbukti mengandung diperoleh minyak atsiri, setelah itu dimasukkan
minyak atsiri adalah jahe. Jahe merupakan salah hasil minyak atsiri ke dalam wadah botol coklat
satu jenis rempah-rempah yang banyak ditemukan dan ditutup rapat.
di Indonesia dan digunakan untuk berbagai
keperluan, antara lain sebagai bumbu masak, Uji organoleptic
pemberian aroma, dan pemberi rasa pada makanan Uji organoleptik dilakukan untuk melihat
atau minuman (Rahma Syam, dkk, 2021). tampilan fisik dengan cara melakukan pengamatan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terhadap bentuk, warna, dan aroma dari sediaan
pembuatan sediaan aromaterapi dari jahe (zingiber yang telah
officinale) sebagai antiemetik pada ibu hamil dibuat.
trimester satu.
Uji homogenitas
BAHAN DAN METODE Pengujian homogenitas pada sediaan aromaterapi
Lokasi, populasi, dan sampel penelitian dioleskan pada permukaan objek glass. Hasil
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen homogenitas yang baik ditandai dengan tidak
laboratorium. Penelitian dilakukan pada pada bulan terdapatnya gumpalan pada hasil pengolesan,
Juni-Juli 2022 di laboratorium Farmasetika Farmasi struktur yang rata dan memiliki warna yang sama
STIKES Nani Hasanuddin Makassar. Populasi dari dari titik awal pengolesan hingga akhir.
penelitian ini adalah tanaman jahe (Zingiber
officinale) yang berada di wilayah Makassar, UjipH
Kecamatan Tamalanrea.. Sampel dari penelitian Pengukuran nilai pH dilakukan menggunakan alat
ini adalah minyak atsiri dari jahe (Zingiber indikator pH (strip pH) dengan cara dicelupkan ke
officinale) yang diperoleh dari hasil destilasi. dalam sediaan. Nilai pH dengan aromaterapi yang
baik antara 4,5-6,5 pada kulit manusia.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hasil Pengujian Organoleptik Sediaan Aromaterapi

Organoleptik Bentuk Warna Aroma


F1 Cairan Kuning Aroma mentol
jernih
F2 Cairan Kuning Aroma mentol
jernih dan bau khas
minyak atsiri jahe
F3 Cairan Kuning Aroma mentol
jernih dan bau khas
minyak atsiri
menyengat

9
Keterangan :
Sediaan F1 : Konsentrasi minyak atsiri jahe sebanya 1%
Sediaan F2 : Konsentrasi minyak atsiri jahe sebanyak 2%
Sediaan F3 : Konsentrasi minyak atsiri jahe sebanyak 3%

Tabel 2. Hasil Pengujian Homogenitas Sediaan Aromaterapi


Sediaan Pengamatan
Homogenitas
F1 Homogen
F2 Homogen
F3 Homogen
Keterangan :
Sediaan F1 : Konsentrasi minyak atsiri jahe sebanyak 1%
Sediaan F2 : Konsentrasi minyak atsiri jahe sebanyak 2%
Sediaan F3 : Konsentrasi minyak atsiri jahe sebanyak 3%

Tabel 3. Hasil Pengujian pH Sediaan Aromaterapi


Sediaan pH
F1 6
F2 6
F3 6
Keterangan :
Sediaan F1 : Konsentrasi minyak atsiri jahe sebanyak 1%
Sediaan F2 : Konsentrasi minyak atsiri jahe sebanyak 2%
Sediaan F3 : Konsentrasi minyak atsiri jahe sebanyak 3%

PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui formulasi sediaan aromaterapi dari minyak
atsiri jahe putih (Zingiber officinale). Aromaterapi sendiri merupakan sediaan yang menggunakan minyak
atsiri untuk meningkatkan kesehatan fisik dan juga meningktakan kesehatan emosional seseorang.
Aromaterapi yang diperoleh dari minyak atsiri dari tanaman aromatic yaitu tanaman jahe yang berasal dari
wilayah Makassar tepatnya di kecamatan Tamalanrea. Tanaman jahe merupakan salah satu tanaman yang
banyak ditanaman di sekitar pekarangan rumah yang di manfaatkan sebagai bumbu dapur, salah satu
bagian yang sering digunakan oleh masyarakat yaitu bagian rimpangnya, selain digunakan sebagai bumbu
dapur, masyarakat setempat juga memnfaatkan sebagai minuman penghangat berupa seduhan teh.
Pada penelitian ini, proses pengambilan minyak atsiri jahe menggunakan metode destilasi yang
dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Stikes Nani Hasanuddin Makassar dengan jenis penelitian yaitu
eksperimental dengan pengolahan batang sereh untuk dijadikan minyak atsiri sebagai bahan pembuatan
sediaan aromaterapi. Dimana langkah awal dalam pembuatan sediaan aromaterapi yaitu dilakukan
pengambilan sampel berupa jahe terlebih dahulu.
Adapun cara pengumpulan sampel untuk rimpang jahe putih yaitu diambil rimpang jahe yang
masih segar dan tidak terlalu muda. Setelah proses pengumpulan sampel dilakukan, dilakukan sortasi
basah dengan tujuan memisahkan benda-benda asing dari rimpang jahe dan dilakukan pencucian sampel
menggunakan air mengalir untuk menghilangkan kotoran maupun debu yang menempel pada rimpang
jahe. Kemudian jahe di rajang jahe yang telah di bersihkan untuk memperkecil ukuran jahe, tujuan ukuran
jahe di perkecil adalah untuk mempermudah memasukkan jahe ke dalam ketel suling, kemudian di
timbang sampel sebanyak 800 gram sebelum dilakukan proses destilasi.
Prinsip kerja destilasi adalah memisahkan titik didih. Konkritnya, penyulingan dengan cara ini
dilakukan dengan cara ini dilakukan dengan merendam bahan yang akan disuling di dalam air, lalu
direbus. Uap air yang keluar dialirkan melalui kondensor (alat pendingin) agar menjadi cairan
(terkondensasi). Selanjutnya, cairan tersebut (campuran minyak dengan dengan air) ditampung. Cairan
yang tertampung, setelah dibiarkan beberapa saat akan terpisah menjadi bagian dari minyak dan air,
tergantung pada berat jenisnya. Bahan yang berat jenisnya lebih besar akan berada di bagian bawah.
Selanjutnya, dengan membuka keran pada alat penampung, antara minyak dan air dapat di pisahkan. Pada
proses destilasi menggunakan labu yang disebut dengan labu destilat.
Pada penelitian ini dibuat sediaan sebanyak tiga formula dengan konsentrasi minyak atsiri jahe
putih yang berbeda yaitu formula 1, 2, dan 3 yang berturut-turut konsentrasinya yaitu 1%, 2%, 3% dibuat
sediaan dalam tiga formula dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi minyak atsiri yang baik untuk
sediaan aromaterapi. Pada pembuatan sediaan aromaterapi yaitu dengan cara melarutkan kamfer yaitu

10
sebagai sensasi hangat dan mentol sebagai pemberi sensasi dingin dan menyegarkan, yang dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang telah ditimbang dengan masing-masing penimbangan yaitu 0,2 gram kamfer dan
0,5 gram menthol. Di aduk menggunakan batang pengaduk hingga larut dengan tujuan agar tidak
menimbulkan iritasi kulit pada saat pemakaian, karena menthol berbentuk Kristal memanjang yang dapat
melukai kulit. Tambahkan minyak atsiri jahe dengan konsentrasi 1% sebagai formula 1 dari minyak atsiri
jahe untuk memberikan efek relaksasi. Kemudian cukupkan dengan olive oil ad 10 ml lalu diaduk sampai
homogen. Untuk pembuatan sediaan aromaterapi 2% dan 3% dibuat dengan cara yang sama seperti
formula 1 dengan konsentrasi 1%. Setelah itu di masukkan kedalam wadah botol aromaterapi dengan
ukuran 10 ml kemudian di lakukan pengujian terhadap ketiga sediaan tersebut.
Adapun hasil pemeriksaan organoleptik dari sediaan aromaterapi dari ke tiga formulasi
menghasilkan bentuk dan warna yang sama yaitu, dengan bentuk sediaan menghasilkan bentuk cairan
jernih, dan warna yang dihasilkan pun sama yaitu berwarna kuning, untuk aroma yang dihasilkan formulasi
1 dengan konsetrasi 1% menghasilkan aroma menthol. Untuk formulasi 2 dengan konsentrasi 2%
menghasilkan aroma mentol dan bau khas minyak atsiri jahe. Dan formulasi 3 dengan konsentrasi 3%
memiliki aroma mentol dan bau khas minyak atsiri jahe yang menyengat. Dimana semakin tinggi
konsentrasi minyak atsiri sediaan, maka aroma menthol akan semakin berkurang. Menurut St. Rahma
Syam (2021), pengujian organoleptik disebut juga uji indra dan uji sensori, yaitu cara pengujian dengan
menggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk pengukuran terhadap suatu produk atau sediaan.
Pengujian organoleptik sediaan roll on aromaterapi meliputi warna, bau, rasa pada kulit, dan homogenitas
pada formula.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ely Susanti (2017) formula I, II, dan III memiliki
warna kuning, berbentuk cair, memiliki bau yang khas jeruk lemon.
Hasil pengujian homogenitas ke tiga formulasi sediaan aromaterapi, yaitu pada konsentrasi 1%,
2%, dan 3% sudah homogen karena hasil yang diperoleh tidak terdapat gumpalan pada saat pengolesan,
struktur yang rata dan memiliki warna yang sama dari titik awal pengolesan sampai akhir pengolesan.
Elmitra (2017) menyatakan bahwa pengujian homogenitas dilakukan dengan cara sampel dioleskan pada
sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
dan tidak terlihat adanya butiran kasar. Dalam hal ini dapat membuktikan bahwa semua formulasi sediaan
aromaterapi yang telah dibuat memiliki homogenitas yang baik.
Pada hasil uji pH yang diperoleh pada formulasi 1, 2, dan 3 dapat terlihat bahwa sediaan
aromaterapi pada konsentrasi 1%, 2%, dan 3% memiliki nilai pH 6. Menurut Murlistyarini (2015)
permukaan kulit normal memiliki pH 4,5-6,5 dan kulit memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH
normal agar reaksi enzim di kulit dapat mengganggu kondisi pH normal sehingga kondisi asam yang
berlebihan harus dinetralisasi agar kulit tidak terbakar. Dari data tersebut telah memenuhi persyaratan uji
pH, dimana persyaratan uji pH sediaan yang baik untuk kulit manusia yaitu antara 4,5-6,5 dengan hasil ini
sediaan aromaterapi jahe dari ketiga formula layak digunakan.
Dari ketiga formula dapat disimpulkan bahwa jahe putih dapat diolah menjadi sediaan aromaterapi
dengan mengambil minyak atsiri melalui proses destilasi. Minyak atsiri tersebut dapat dikombinasi dengan
kamfer, menthol, dan olive oil sehingga diformulasikan sebagai sediaan aromaterapi karena dari semua
hasil uji yang dilakukan sudah sesuai.

KESIMPULAN
Hasil uji reaksi warna pada sampel A (berasal Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa jahe putih dapat diolah menjadi sediaan aromaterapi dengan mengambil minyak atsiri
melalui proses destilasi. Minyak atsiri tersebut dapat dikombinasi dengan kamfer, menthol, dan olive oil
sehingga diformulasikan sebagai sediaan aromaterapi.

SARAN
Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengolahan
sediaan aromaterapi terutama pada bagian pengujian produk yang tidak hanya melakukan uji organoleptik,
uji homogenitas, dan uji pH tetapi juga melakukan uji kestabilan dan uji kesukaan formula serta melakukan
pengujian langsung terhadap ibu hamil trimester satu.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi dan Anas. 2021. Kandungan Zat Gizi, Fitokimia, dan Aktivitas Farmakologis Pada Jahe (Zingiber
officinale Rosc.):Riview. Banten: Tropical Bioscience Jurnal of Biological Science
Ely Susanti. 2017. Aromaterapi Jeruk Lemon (Citrus Limonia) Untuk Peningkatan Komsentrasi Beelajar Siswa
SMK Harapan Bersama Kota Tegal. Tegal: Politeknik Harapan Bersama

Elmitra. 2017. Dasar-dasar Farmasetika Dan Sediaan Semi Solid. DEEPUBLISH

11
Hesti dan Cahyo. 2013. Jahe. Bogor: Penebar Swadaya

St. Rahma Syam, dkk. 2021. Formulasi dan Stabilitas Sediaan Roll On Aromaterapi Jahe (Zingiber officinale)
Dengan Variasi Konsentrasi Butil Hidroksi Toluen. Makassar: Media Farmasi Poltekkes Makassar

Wayan R.A. 2019. Manfaat Jahe Untuk Kesehatan. Universitas Hindu Indonesia

Wirditiani, dkk. 2019. Analisa Kesukaan Produk Balsem Aroma Bunga. Jimbaran: Jurnal Farmasi Udayana

12

Anda mungkin juga menyukai