Hilmarni
1
Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi Sumatera Barat
email: hilmarniafzan@gmail.com
Abstrak
(jamu), dan obat tradisional India digunakan yaitu : Bunga lawang, larutan
(ayurweda). Namun demikian, secara Bouin’s (formaldehid 14 %, asam asetat
umum efektifitas dan keamanannya belum glasial, asam pikrat jenuh), larutan merah
sepenuhnya didukung hasil penelitian yang alizarin (KOH 1 %, merah alizarin 6 mg/L),
memadai (Depkes R.I., 2007). Penggunaan alkohol 70 %, aqua destillata, kloroform,
obat-obatan sangat perlu diperhatikan, amoniak, asam sulfat 2N, reagen meyer,
terutama pada masa kehamilan. Banyak FeCl3, asam asetat anhidrat,asam sulfat
obat yang dapat melintasi plasenta sehingga pekat, serbuk Mg, asam klorida pekat.
dapat mempengaruhi perkembangan janin Cara Kerja
terutama penggunaan obat pada masa Pengambilan sampel
organogenesis (Depkes R.I., 2006). Sampel yang digunakan adalah bunga
Berdasarkan uraian di atas, penelitian lawang (Star Anise) yang diperoleh dari
ini dilakukan untuk mengetahui efek salah satu toko rempah di Pasar Lereng
teratogen infusa bunga lawang terhadap Bukittinggi.
mencit putih selama masa organogenesis Skrining Fitokimia
dan diharapkan penelitian ini dapat Pemeriksaan alkaloid
memberikan informasi keamanan infusa Sebanyak 2 gram sampel segar dirajang
bunga lawang pada penggunaan selama halus, digerus dengan bantuan sedikit pasir
kehamilan. steril di dalam lumpang, tambahkan 10 mL
METODE PENELITIAN Kloroform Amoniak 0,05 N, lalu digerus
Waktu dan Tempat Penelitian dan disaring ke dalam tabung reaksi,
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan ditambahkan 0,5 mL asam sulfat 2 N,
Februari 2019 di Laboratorium dikocok selama 1 menit, dibiarkan sampai
Farmakologi dan Farmakognosi Akademi terjadi pemisahan. Diambil lapisan asam,
Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi. dipindahkan kedalam tabung reaksi lain,
Alat dan Bahan kemudian ditambahkan beberapa tetes
Alat-alat yang digunakan adalah reagen mayer. Reaksi positif ditandai
timbangan hewan, timbangan analitis, dengan adanya kabut putih hingga
kandang mencit, alat-alat bedah, jarum oral, gumpalan putih atau endapan putih
spuit , wadah perendaman fetus, kaca Pemeriksaan steroid, terpenoid, saponin
pembesar, gelas ukur, spatel, batang dan senyawa fenolik
pengaduk, pipet tetes, cawan infusa, kain Sampel segar sebanyak 2 gram dipotong
flannel dan kertas tissue. Bahan yang kecil, dididihkan dengan 25 mL aguadest
lebih dari 10%, secara visual menunjukan fetus dengan membedah pada bagian
prilaku yang normal dan memiliki daur abdomen kearah atas sampai terlihat uterus
estrus yang teratur (Almahdy.A., 2004). yang berisi fetus. Fetus yang sudah
Pengawinan Hewan dikeluarkan ditekan hati-hati, untuk
Pengawinan hewan dilakukan pada mengetahui hidup atau matinya fetus
masa estrus dengan perbandingan hewan tersebut. Fetus yang hidup akan
jantan dan betina ialah 1:4. Mencit jantan memberikan respon gerakan bila ditekan,
dimasukkan ke kandang mencit betina sedangkan fetus yang mati tidak
dalam masa estrus pada pukul empat sore memberikan respon yang demikian.
dan dipisahkan lagi besok paginya. Bila Hitunglah jumlah fetus yang terdapat pada
ditemukan sumbat vagina berarti mencit masing-masing bagian tanduk uterus kanan
telah mengalami kopulasi dan berada pada dan kiri. Hitung pula jumlah fetus yang
kehamilan ke nol. Mencit yang telah hamil hidup dan yang mati pada masing-masing
dipisahkan dan yang belum kawin uterus. Setelah fetus dikeringkan dengan
dicampur kembali dengan mencit jantan kertas tisu, timbang berat masing-masing
(Almahdy.A., 2004). fetus untuk mengetahui berat rata-rata
Pemberian sediaan uji kelahiran. Ada tidaknya kelainan secara
Pengujian ini menggunakan 4 kelompok visual diamati misalnya bentuk ekor, daun
mencit, yang masing-masing kelompok telinga, kelopak mata, jumlah jari kaki
terdiri dari 5 ekor mencit. Untuk kelompok depan dan belakang (Almahdy.A.,2004).
kontrol hanya diberikan aqua dest saja. Fiksasi dan Pengamatan Cacat Morfologi
Pemberian sediaan uji dilakukan dengan Sepertiga jumlah fetus dari satu induk
bantuan jarum sonde secara oral masing- difiksasi dengan larutan Bouin’s selama
masing kelompok dengan konsentrasi 10, empat belas hari sampai berwarna kuning
20, dan 30% infusa bunga lawang tanpa dan keras, kemudian fetus dikeringkan,
mempuasakan hewan. Pemberian hanya diperiksa bagian luar fetus meliputi telinga,
dilakukan sekali dalam satu hari, pada jam mata, kaki, dan ekor. Selanjutnya diamati
yang sama dengan hari sebelumnya. ada tidaknya celah pada langit-langit
Selama pemberian senyawa ini dilakukan dengan cara menyelipkan pisau bedah pada
penimbangan berat badan mencit. geraham, sayat kepalanya menurut bidang
Pada hari ke 17 kehamilan, mencit dibunuh datar tepat di bagian tengah daun telinga.
dengan cara dislokasi leher, kemudian Sisanya dua pertiga bagian lagi direndam
dilakukan laparaktomi untuk mengeluarkan dengan larutan merah alizarin, biarkan
selama dua sampai tiga hari, sambil sekali- memberikan efek ansiolitik, sebagai agen
kali digoyang sampai fetus menjadi kemopreventif terhadap kanker (Itoigawa,
transparan dan akan terlihat tulang yang Ito, Tokuda, & Enjo, 2004). Minyak atsiri
berwarna merah, amati kelainan tulang dan hasil isolasi, ekstrak etanol, fraksi n-
hitung jumlahnya, kemudian fetus heksan, fraksi etil asetat memiliki aktivitas
dikeluarkan dan disimpan dalam larutan antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
yang terdiri dari etanol 70%, gliserin, dan aureus, Staphylococcus epidermidis,
formaldehid 14%. Pengamatan dilakukan Pseudomonas aeruginosa, Eschericia coli,
terhadap tulang dada, tulang kaki, dan jari- Bacillus cereus dan Salmonella thypi
jari kaki, semua hasil pengamatan (Nainggolan & Aminah, 2014). Ekstrak
dibandingkan dengan kontrol. Bunga lawang diketahui memiliki aktifitas
Analisa Data farmakologis sebagai antioksidan,
Dari pengamatan yang dilakukan akan insektisida, analgesik, sedatif dan kejang
diambil data sebagai berikut: (Wang et al., 2011).
1. Peningkatan berat badan mencit selama Susut pengeringan yang didapatkan dari
kehamilan sampai laparaktomi. serbuk bunga lawang 0.02%. Hasil uji
2. Jumlah fetus pendahuluan skrining fitokimia serbuk
3. Berat badan fetus bunga lawang positif fenolik, flavonoid
4. Jenis cacat dan saponin. Menurut Nainggolan dkk
5. Jumlah fetus yang cacat (2014) Bunga lawang juga mengandung
6. Pengamatan terhadap hasil fiksasi senyawa kimia minyak atsiri (anetol 85-
larutan merah alizarin dan larutan 90%), tanin dan flavonoida yang meliliki
Bouin’s. aktifitas farmakologis.
Data yang diperoleh diolah secara Metoda dalam pengujian ini dilakukan
deskriptif dan analisis statistik untuk dengan metoda in vivo. Dimana Sediaan uji
peningkatan berat badaan selama langsung disuntikan pada hewan percobaan
kehamilan dan berat badan fetus dengan yang hamil pada masa organogenesis.
Hasil dan Pembahasan Hewan percobaan digunakan dapat berupa
Pengujian efek farmakologi terhadap rodensia atau primata. Kelebihan metoda
bunga lawang telah banyak dilakukan ini yaitu proses yang terjadi dapat
diantaranya ekstrak bunga lawang dianalogkan dengan proses yang terjadi
diketahui memiliki potensi sebagai pada manusia, sedangkan kekurangannya
antidepresan terhadap sistim saraf pusat,
adalah memakan waktu yang lama (Lu, individu mencit dapat menjadi faktor
F.C., 1995).. terjadinya aborsi spontan (Loomis, 1978).
Pemberian Infusa Bunga lawang
terhadap mencit dilakukan secara oral
selama periode organogenes, yaitu hari ke-
6 hingga ke-15 kehamilan. Periode ini
merupakan periode yang sangat sensitif
terhadap agen teratogen karena tidak
adanya diferensiasi jaringan yang sangat
cepat tapi juga karena kerusakan yang Gambar 1. Grafik kenaikan rata-rata
terjadi tidak dapat diperbaiki lagi. Paparan berat badan induk mencit selama
agen teratogen pada masa ini kemungkinan kehamilan pada tiap kelompok
besar menyebabkan kelainan struktural.
Pengamatan terhadap rata-rata jumlah fetus
Karena senyawa teratogen mampu
mencit pada kelompok kensentrasi 10%
mempengaruhi banyak sistem organ maka
terjadi peningkatan jumlah fetus bila
pola kelainan yang dihasilkan tergantung
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
pada sistem mana yang sedang
Dari hasil perhitungan statistik
berdiferensiasi ketika paparan terjadi (Lu,
menunjukkan pemberian infusa bunga
F.C., 1995).
lawang tidak mempengaruhi jumlah fetus
Pada periode ini juga terjadi
mencit secara bermakna (p>0,05).
peningkatan berat badan induk mencit yang
terlihat pada grafik kenaikan berat badan
induk mencit (Gambar 1). Kenaikan berat
badan mencit disebabkan karena
berkembangnya fetus dan bertambahnya
volume cairan amnion, plasenta serta
selaput amnion (Almahdy,A et al., 2007).
Pada konsentrasi 30% terjadi penurunan
berat badan yang cukup drastis pada hari
ke-17 kehamilan, hal ini disebabkan karena
Gambar 2. Grafik jumlah fetus rata-rata
terjadinya aborsi spontan pada satu ekor
Pengamatan terhadap kelompok
induk mencit. Kerentanan genetik pada
konsentrasi 10% berat rata-rata fetus adalah
0,96 gram, pada kelompok konsentrasi 20%
20 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 4 No 1, 2019
Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium Verum Hook.F) Pada Mencit Putih Hilmarni
merah yang tertanam pada uterus tentang potensi teratogen infusa Bunga
disebabkan pengaruh pemberian infusa lawang pada spesies hewan selain mencit
bunga lawang pada masa organogenesis. karena adanya sifat kerentanan antar
Bila terjadi pemaparan suatu senyawa yang spesies.
dapat merusak sel pada masa ini, maka sel UCAPAN TERIMA KASIH
tidak bisa memperbaiki kerusakan jaringan Terima kasih kami ucapkan kepada
dan tidak bisa berkembang sehingga fetus Akademi Farmasi Imam bonjol yang telah
mati (Almahdy, A et al., 2007). memberikan dukungan untuk terlaksananya
penelitian ini, kemudian ucapan terima
kasih kepada pihak Laboratorium
Farmakologi dan kimia Akademi Farmasi
Imam Bonjol Bukittinggi dan mahasiswa
yang sangat membantu dalam penelitian
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Orwa, C., Mutua, A., Kindt, R., Jamnadass,
Indonesia, (2007). Kebijakan Obat R., & Anthony, S. (2009).
Tradisional Nasional Agroforestree Database; a tree
reference and selection guide version
Djamal, R., (2010). Prinsip-prinsip Dasar 4.0, 1–5.
Isolasi dan Identifikasi, Universitas
Baiturrahmah, Padang Sun, J., You, C., Dong, K., You, H., &
Xing, J. (2016). Anti-inflammatory ,
Chempakam, B., & Balaji, S. (2008). analgesic and antioxidant activities of
Chemistry of Spices. chemistry of 3 , 4-oxo-isopropylidene-shikimic
Spices acid, 209, 3–9.
https://doi.org/10.3109/13880209.201
Chouksey, D., Upmanyu, N., & Pawar, R.
6.115366
S. (2013). Central nervous system
activity of Illicium verum fruit Wang, G., Hu, W., Huang, B., & Qin, L.
extracts. Asian Pacific Journal of (2011). Illicium verum : A review on
Tropical Medicine, 6(11), 869–875. its botany , traditional use , chemistry
https://doi.org/10.1016/S1995- and pharmacology. Journal of
7645(13)60155-8 Ethnopharmacology, 136(1), 10–20.
https://doi.org/10.1016/j.jep.2011.04.
Itoigawa, M., Ito, C., Tokuda, H., & Enjo,
051
F. (2004). Cancer chemopreventive
activity of phenylpropanoids and Yunnan Drug Material Co.(1993). Yunnan
phytoquinoids from Illicium plants, Medicinal Plants List, Science
214, 165–169. Publishing House, Beijing, pp. 150-
https://doi.org/10.1016/j.canlet.2004. 151
05.005
Kasahara, S., Hemmi, S. (1995). Medicinal
Herb Index in Indonesia, 2nd ed. PT
Eisei Indonesia, Jakarta, pp.10.
Loomis. T. A., Toksikologi Dasar, Edisi III,
Alih Bahasa oleh Imuno A. D.,
Penerbit IKIP Semarang Press,
Yogyakarta, 1978.