Anda di halaman 1dari 10

JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA,4(1), 2019

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga


ISSN-Online : 2548-141X
Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang
http:// jurnal.akfarprayoga.ac.id

Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium verum Hook.f)


Pada Mencit Putih

Hilmarni
1
Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi Sumatera Barat
email: hilmarniafzan@gmail.com

Abstrak

Pemanfaatan Illicium verum sebagai obat-obatan di negara Asia telah banyak


digunakan untuk mengurangi rasa sakit, flu, kolik, muntah, nyeri punggung, mengobati
kecemasan dan pengobatan emesis. Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh
infusa Bunga Lawang pada mencit putih betina yang diberikan selama masa
organogenesis. Variasi dosis yang digunakan adalah 10, 20, dan 30 % infusa. Pada hari
ke 17 kehamilan, mencit dibunuh dengan cara dislokasi leher, kemudian dilakukan
laparaktomi. Sepertiga dari jumlah fetus direndam dalam larutan merah alizarin dan
sisanya dalam larutan bouin’s. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian infusa
bunga lawang yang digunakan tidak mempengaruhi berat badan induk mencit secara
nyata. Pengamatan secara makroskopis menunjukan adanya 2 tapak resorpsi, 1 fetus lahir
mati dan 1 fetus mengalami kelainan pertumbuhan pada ekor saat laparaktomi pada
kelompok infusa10 %, 1 tapak resorpsi, 3 fetus lahir mati dan 2 ekor induk aborsi spontan
pada hari ke 17 kehamilan pada kelompok infusa 30 %. Namun demikian, potensi
teratogen dari infus bunga lawang ini masih belum dapat dipastikan karena adanya
kerentanan antar spesies.
Keywords : Teratogenik, Bunga lawang, Illicium verum Hook.f, Mencit putih.

PENDAHULUAN Di Indonesia dikenal dengan nama bunga


Illicium verum Hook.f merupakan lawang, Adas Cina, peka yang digunakan
tumbuhan yang telah banyak digunakan sebagai rempah yang memiliki rasa yang
sebagai rempah maupun untuk pengobatan. sangat mirip dengan adas, diperoleh dari
Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium Verum Hook.F) Pada Mencit Putih Hilmarni

pericarp berbentuk bintang. Bunga lawang memiliki aktivitas sebagai anti-inflamasi,


berasal dari Cina selatan dan Vietnam utara analgesik dan antioksidan (Sun, You,
dan tumbuh hampir secara eksklusif di Cina Dong, You, & Xing, 2016), serta
selatan dan Jepang (Orwa, Mutua, Kindt, merupakan bahan utama dalam obat anti flu
Jamnadass, & Anthony, 2009). (Tami flu) (Wang et al., 2011).
Pemanfaatan I. verum sebagai obat- Penelitian yang telah dilakukan oleh
obatan di negara Asia telah banyak Chouksey dkk (2013) ekstrak bunga
digunakan. Buah matang yang dikeringkan lawang memiliki potensi depresan terhadap
dapat digunakan untuk mengurangi rasa sistim saraf pusat dan memberikan efek
sakit, flu, kolik , muntah dan nyeri ansiolitik, sebagai agen kemopreventif
punggung. Buah mentah atau bubuknya terhadap kanker (Itoigawa, Ito, Tokuda, &
juga digunakan dalam teh tradisional untuk Enjo, 2004). Minyak atsiri hasil isolasi,
mengobati kecemasan dan sebagai obat ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil
penenang. Penggunaan buah dan daun juga asetat mempunyai aktivitas antibakteri
dapat untuk pengobatan emesis dan rasa terhadap bakteri Staphylococcus aureus,
sakit (Yunnan Drug Material., 1993). Di Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas
Jepang, penggunaan minyak esensial aeruginosa, Eschericia coli, Bacillus
digunakan untuk pengobatan karminatif cereus dan Salmonella thypi (Nainggolan &
dan rematik. Di India, penggunaan adas Aminah, 2014). Studi farmakologi modern
bintang dikunyah untuk sakit perut dan menunjukkan bahwa ekstrak kasar dan
karminatif (Namba et al., 1993). Di senyawa aktifnya memiliki aktifitas
Indonesia, penggunaan obat-obatan dari I. farmakologis yang luas, antioksidan,
verum untuk pengobatan insomnia, dan insektisida, analgesik, sedatif dan kejang
dalam aplikasi eksternal setelah melahirkan (Wang et al., 2011).
(Kasahara et al.,1995). Penggunaan obat tradisional di
Kandungan fitokimia pada ekstrak Indonesia merupakan bagian dari budaya
bunga lawang menunjukkan adanya bangsa dan telah dimanfaatkan oleh
triterpenoid, steroid, flavanoid, fenol, masyarakat sejak berabad-abad yang lalu,
saponin, alkaloid dan minyak essential peningkatan apresiasi masyarakat dunia
(Chouksey, Upmanyu, & Pawar, 2013; pun juga terlihat. Di Asia, pengobatan
Wang, Hu, Huang, & Qin, 2011). Asam semacam ini meliputi obat tradisional Cina
shikimat merupakan salah satu kandungan (TCM), obat Jepang-Cina (kampo), obat
flavonoid yang terdapat pada bunga lawang Korea-Cina, obat tradisional Indonesia

15 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 4 No 1, 2019


Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium Verum Hook.F) Pada Mencit Putih Hilmarni

(jamu), dan obat tradisional India digunakan yaitu : Bunga lawang, larutan
(ayurweda). Namun demikian, secara Bouin’s (formaldehid 14 %, asam asetat
umum efektifitas dan keamanannya belum glasial, asam pikrat jenuh), larutan merah
sepenuhnya didukung hasil penelitian yang alizarin (KOH 1 %, merah alizarin 6 mg/L),
memadai (Depkes R.I., 2007). Penggunaan alkohol 70 %, aqua destillata, kloroform,
obat-obatan sangat perlu diperhatikan, amoniak, asam sulfat 2N, reagen meyer,
terutama pada masa kehamilan. Banyak FeCl3, asam asetat anhidrat,asam sulfat
obat yang dapat melintasi plasenta sehingga pekat, serbuk Mg, asam klorida pekat.
dapat mempengaruhi perkembangan janin Cara Kerja
terutama penggunaan obat pada masa Pengambilan sampel
organogenesis (Depkes R.I., 2006). Sampel yang digunakan adalah bunga
Berdasarkan uraian di atas, penelitian lawang (Star Anise) yang diperoleh dari
ini dilakukan untuk mengetahui efek salah satu toko rempah di Pasar Lereng
teratogen infusa bunga lawang terhadap Bukittinggi.
mencit putih selama masa organogenesis Skrining Fitokimia
dan diharapkan penelitian ini dapat Pemeriksaan alkaloid
memberikan informasi keamanan infusa Sebanyak 2 gram sampel segar dirajang
bunga lawang pada penggunaan selama halus, digerus dengan bantuan sedikit pasir
kehamilan. steril di dalam lumpang, tambahkan 10 mL
METODE PENELITIAN Kloroform Amoniak 0,05 N, lalu digerus
Waktu dan Tempat Penelitian dan disaring ke dalam tabung reaksi,
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan ditambahkan 0,5 mL asam sulfat 2 N,
Februari 2019 di Laboratorium dikocok selama 1 menit, dibiarkan sampai
Farmakologi dan Farmakognosi Akademi terjadi pemisahan. Diambil lapisan asam,
Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi. dipindahkan kedalam tabung reaksi lain,
Alat dan Bahan kemudian ditambahkan beberapa tetes
Alat-alat yang digunakan adalah reagen mayer. Reaksi positif ditandai
timbangan hewan, timbangan analitis, dengan adanya kabut putih hingga
kandang mencit, alat-alat bedah, jarum oral, gumpalan putih atau endapan putih
spuit , wadah perendaman fetus, kaca Pemeriksaan steroid, terpenoid, saponin
pembesar, gelas ukur, spatel, batang dan senyawa fenolik
pengaduk, pipet tetes, cawan infusa, kain Sampel segar sebanyak 2 gram dipotong
flannel dan kertas tissue. Bahan yang kecil, dididihkan dengan 25 mL aguadest

16 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 4 No 1, 2019


Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium Verum Hook.F) Pada Mencit Putih Hilmarni

selama 15 menit, disaring panas dan sampai merah menunjukkan adanya


filtratnya dikeringkan diatas penangas air. flavonoid.
Ekstrak kering ditambahkan dengan air Pembuatan Infusa Bunga Lawang
suling dan kloroform masing-masing 5 mL, Bunga lawang kering yang telah
lalu dikocok dan dibiarkan sampai dihaluskan, diambil sebanyak 30 gram,
terbentuk dua lapisan. Lapisan air kemudian tambahkan 100 mL aqua
digunakan untuk uji fenolik dan saponin. destillata kemudian dimasukan kedalam
Uji fenolik dilakukan dengan cara cawan infusa lalu ditutup, panaskan diatas
menambahkan beberapa tetes FeCl3 pada penangas air selama 15 menit terhitung
larutan air. Reaksi positif bila terbentuk mulai suhu mencapai 90oC sambil sekali-
warna biru kehitaman. Uji saponin kali diaduk, serkai selagi panas melalui
dilakukan dengan mengambil 3 mL lapisan kain flannel lalu ditambahkan air panas
air kemudian dikocok kuat didalam tabung secukupnya melalui ampas hingga volume
reaksi lain, terbentuk busa yang menetap 100 mL. Konsentrasi pemberian infusa
selama 15 menit, berarti positif adanya yang digunakan dalam penelitian ini adalah
saponin. Lapisan kloroform disaring 10, 20, dan 30 %b/v.
dengan norit dalam pipet tetes, kemudian Persiapan Hewan Percobaan
diteteskan pada plat tetes dan dibiarkan Mencit yang digunakan adalah mencit
mengering. Setelah kering ditambahkan betina berumur lebih kurang 2 bulan, sehat,
asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. belum pernah punya anak, memiliki daur
Terbentuk warna merah menunjukkan estrus yang teratur yaitu 4 – 5 hari dan berat
reaksi positif terpenoid, sedangkan badan berkisar 20 – 30 gram (Almahdy.A.,
terbentuk warna biru atau hijau berarti 2004). Sebelum digunakan hewan di
positif steroid. aklimatisasi terlebih dahulu. Aklimatisasi
Pemeriksaan flavonoid hewan bertujuan untuk membiasakan
Sebanyak 2 gram sampel segar dipotong hewan berada dalam lingkungan
halus, dididihkan dengan 25 mL aguadest percobaan. Aklimatisasi dilakukan selama
dan disaring selagi panas. Filtrat diuapkan 10 sampai 15 hari. Selama aklimatisasi
sampai setengahnya. Diambilkan filtratnya dilakukan penentuan daur estrus mencit
dan diteteskan pada plat tetes lalu betina secara visual. Mencit dalam masa
ditambahkan serbuk Mg dan beberapa tetes estrus ditandai dengan vagina berwarna
HCl pekat, terbentuknya warna kuning merah dan bergetah. Hewan yang dianggap
sehat apabila perubahan bobot badan tidak

17 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 4 No 1, 2019


Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium Verum Hook.F) Pada Mencit Putih Hilmarni

lebih dari 10%, secara visual menunjukan fetus dengan membedah pada bagian
prilaku yang normal dan memiliki daur abdomen kearah atas sampai terlihat uterus
estrus yang teratur (Almahdy.A., 2004). yang berisi fetus. Fetus yang sudah
Pengawinan Hewan dikeluarkan ditekan hati-hati, untuk
Pengawinan hewan dilakukan pada mengetahui hidup atau matinya fetus
masa estrus dengan perbandingan hewan tersebut. Fetus yang hidup akan
jantan dan betina ialah 1:4. Mencit jantan memberikan respon gerakan bila ditekan,
dimasukkan ke kandang mencit betina sedangkan fetus yang mati tidak
dalam masa estrus pada pukul empat sore memberikan respon yang demikian.
dan dipisahkan lagi besok paginya. Bila Hitunglah jumlah fetus yang terdapat pada
ditemukan sumbat vagina berarti mencit masing-masing bagian tanduk uterus kanan
telah mengalami kopulasi dan berada pada dan kiri. Hitung pula jumlah fetus yang
kehamilan ke nol. Mencit yang telah hamil hidup dan yang mati pada masing-masing
dipisahkan dan yang belum kawin uterus. Setelah fetus dikeringkan dengan
dicampur kembali dengan mencit jantan kertas tisu, timbang berat masing-masing
(Almahdy.A., 2004). fetus untuk mengetahui berat rata-rata
Pemberian sediaan uji kelahiran. Ada tidaknya kelainan secara
Pengujian ini menggunakan 4 kelompok visual diamati misalnya bentuk ekor, daun
mencit, yang masing-masing kelompok telinga, kelopak mata, jumlah jari kaki
terdiri dari 5 ekor mencit. Untuk kelompok depan dan belakang (Almahdy.A.,2004).
kontrol hanya diberikan aqua dest saja. Fiksasi dan Pengamatan Cacat Morfologi
Pemberian sediaan uji dilakukan dengan Sepertiga jumlah fetus dari satu induk
bantuan jarum sonde secara oral masing- difiksasi dengan larutan Bouin’s selama
masing kelompok dengan konsentrasi 10, empat belas hari sampai berwarna kuning
20, dan 30% infusa bunga lawang tanpa dan keras, kemudian fetus dikeringkan,
mempuasakan hewan. Pemberian hanya diperiksa bagian luar fetus meliputi telinga,
dilakukan sekali dalam satu hari, pada jam mata, kaki, dan ekor. Selanjutnya diamati
yang sama dengan hari sebelumnya. ada tidaknya celah pada langit-langit
Selama pemberian senyawa ini dilakukan dengan cara menyelipkan pisau bedah pada
penimbangan berat badan mencit. geraham, sayat kepalanya menurut bidang
Pada hari ke 17 kehamilan, mencit dibunuh datar tepat di bagian tengah daun telinga.
dengan cara dislokasi leher, kemudian Sisanya dua pertiga bagian lagi direndam
dilakukan laparaktomi untuk mengeluarkan dengan larutan merah alizarin, biarkan

18 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 4 No 1, 2019


Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium Verum Hook.F) Pada Mencit Putih Hilmarni

selama dua sampai tiga hari, sambil sekali- memberikan efek ansiolitik, sebagai agen
kali digoyang sampai fetus menjadi kemopreventif terhadap kanker (Itoigawa,
transparan dan akan terlihat tulang yang Ito, Tokuda, & Enjo, 2004). Minyak atsiri
berwarna merah, amati kelainan tulang dan hasil isolasi, ekstrak etanol, fraksi n-
hitung jumlahnya, kemudian fetus heksan, fraksi etil asetat memiliki aktivitas
dikeluarkan dan disimpan dalam larutan antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
yang terdiri dari etanol 70%, gliserin, dan aureus, Staphylococcus epidermidis,
formaldehid 14%. Pengamatan dilakukan Pseudomonas aeruginosa, Eschericia coli,
terhadap tulang dada, tulang kaki, dan jari- Bacillus cereus dan Salmonella thypi
jari kaki, semua hasil pengamatan (Nainggolan & Aminah, 2014). Ekstrak
dibandingkan dengan kontrol. Bunga lawang diketahui memiliki aktifitas
Analisa Data farmakologis sebagai antioksidan,
Dari pengamatan yang dilakukan akan insektisida, analgesik, sedatif dan kejang
diambil data sebagai berikut: (Wang et al., 2011).
1. Peningkatan berat badan mencit selama Susut pengeringan yang didapatkan dari
kehamilan sampai laparaktomi. serbuk bunga lawang 0.02%. Hasil uji
2. Jumlah fetus pendahuluan skrining fitokimia serbuk
3. Berat badan fetus bunga lawang positif fenolik, flavonoid
4. Jenis cacat dan saponin. Menurut Nainggolan dkk
5. Jumlah fetus yang cacat (2014) Bunga lawang juga mengandung
6. Pengamatan terhadap hasil fiksasi senyawa kimia minyak atsiri (anetol 85-
larutan merah alizarin dan larutan 90%), tanin dan flavonoida yang meliliki
Bouin’s. aktifitas farmakologis.
Data yang diperoleh diolah secara Metoda dalam pengujian ini dilakukan
deskriptif dan analisis statistik untuk dengan metoda in vivo. Dimana Sediaan uji
peningkatan berat badaan selama langsung disuntikan pada hewan percobaan
kehamilan dan berat badan fetus dengan yang hamil pada masa organogenesis.
Hasil dan Pembahasan Hewan percobaan digunakan dapat berupa
Pengujian efek farmakologi terhadap rodensia atau primata. Kelebihan metoda
bunga lawang telah banyak dilakukan ini yaitu proses yang terjadi dapat
diantaranya ekstrak bunga lawang dianalogkan dengan proses yang terjadi
diketahui memiliki potensi sebagai pada manusia, sedangkan kekurangannya
antidepresan terhadap sistim saraf pusat,

19 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 4 No 1, 2019


Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium Verum Hook.F) Pada Mencit Putih Hilmarni

adalah memakan waktu yang lama (Lu, individu mencit dapat menjadi faktor
F.C., 1995).. terjadinya aborsi spontan (Loomis, 1978).
Pemberian Infusa Bunga lawang
terhadap mencit dilakukan secara oral
selama periode organogenes, yaitu hari ke-
6 hingga ke-15 kehamilan. Periode ini
merupakan periode yang sangat sensitif
terhadap agen teratogen karena tidak
adanya diferensiasi jaringan yang sangat
cepat tapi juga karena kerusakan yang Gambar 1. Grafik kenaikan rata-rata
terjadi tidak dapat diperbaiki lagi. Paparan berat badan induk mencit selama
agen teratogen pada masa ini kemungkinan kehamilan pada tiap kelompok
besar menyebabkan kelainan struktural.
Pengamatan terhadap rata-rata jumlah fetus
Karena senyawa teratogen mampu
mencit pada kelompok kensentrasi 10%
mempengaruhi banyak sistem organ maka
terjadi peningkatan jumlah fetus bila
pola kelainan yang dihasilkan tergantung
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
pada sistem mana yang sedang
Dari hasil perhitungan statistik
berdiferensiasi ketika paparan terjadi (Lu,
menunjukkan pemberian infusa bunga
F.C., 1995).
lawang tidak mempengaruhi jumlah fetus
Pada periode ini juga terjadi
mencit secara bermakna (p>0,05).
peningkatan berat badan induk mencit yang
terlihat pada grafik kenaikan berat badan
induk mencit (Gambar 1). Kenaikan berat
badan mencit disebabkan karena
berkembangnya fetus dan bertambahnya
volume cairan amnion, plasenta serta
selaput amnion (Almahdy,A et al., 2007).
Pada konsentrasi 30% terjadi penurunan
berat badan yang cukup drastis pada hari
ke-17 kehamilan, hal ini disebabkan karena
Gambar 2. Grafik jumlah fetus rata-rata
terjadinya aborsi spontan pada satu ekor
Pengamatan terhadap kelompok
induk mencit. Kerentanan genetik pada
konsentrasi 10% berat rata-rata fetus adalah
0,96 gram, pada kelompok konsentrasi 20%
20 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 4 No 1, 2019
Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium Verum Hook.F) Pada Mencit Putih Hilmarni

adalah 1,09 gram, pada kelompok laparaktomi pada kelompok infusa10 %, 1


konsentrasi 30% adalah 0,97 gram serta tapak resorpsi dan 3 fetus lahir mati pada
pada kelompok kontrol negatif adalah 1,07 kelompok infusa 30%. Sedangkan Pada
gram. Dari data tersebut terlihat perbedaan infusa 20% tidak ditemukan adanya tapak
berat badan anak mencit kelompok resorpsi dan lahir mati pada fetus.
konsentrasi 10% dan konsentrasi 30% Larutan Bouin’s yang digunakan pada
terhadap kelompok kontrol negatif. saat fiksasi bertujuan agar fetus menjadi
Berdasarkan perhitungan statistik keras dan berwarna kuning serta dapat
pemberian infusa bunga lawang digunakan untuk mengamati tubuh bagian
mempengaruhi berat rata-rata secara luar dan visceral. Formaldehid dan asam
bermakna (p<0,05). Terjadinya perbedaan asetat yang terdapat didalam larutan
berat badan fetus dari masing-masing Bouin’s ditujukan untuk mengawetkan
kelompok disebabkan karena pada jaringan embrio. Sedangkan asam pikrat
kelompok kontrol negatif, infusa 10% dan akan mewarnai fetus mencit sehingga
30% ditemukan adanya fetus lahir mati berwarna kuning dan lebih mudah diamati.
pada saat laparaktomi. Hal ini dapat Pengamatan terhadap satu ekor fetus
disebabkan karena adanya gangguan pada pada kelompok infusa 10% terdapat
plesenta, kekurangan pasokan oksigen kelainan pada pertumbuhan ekornya. Hal
dalam darah pada saat kehamilan. ini dapat terjadi karena pemberian senyawa
uji pada periode pertumbuhan tersebut
mempengaruhi pertumbuhan ekor, karena
pada masa periode pertumbuhan tidak
semua organ sensitif terhadap suatu
senyawa dari suatu kehamilan. Periode ini
umumnya berlangsung pada hari ke-8
sampai hari ke-12 kehamilan (Almahdy,
2010; Manson 1982).
Lambat pertumbuhan pada fetus diduga
Gambar 3. Grafik berat badan rata-rata
adanya faktor kerentanan genetik
fetus mencit
(kepekaan) dari fetus tersebut sebagai
Pengamatan secara makroskopis
individu terhadap senyawa yang
menunjukan adanya 2 tapak resorpsi, 1
terkandung pada infusa bunga lawang.
fetus lahir mati dan 1 fetus mengalami
Adanya tapak resorpsi berupa gumpalan
kelainan pertumbuhan pada ekor saat
21 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 4 No 1, 2019
Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium Verum Hook.F) Pada Mencit Putih Hilmarni

merah yang tertanam pada uterus tentang potensi teratogen infusa Bunga
disebabkan pengaruh pemberian infusa lawang pada spesies hewan selain mencit
bunga lawang pada masa organogenesis. karena adanya sifat kerentanan antar
Bila terjadi pemaparan suatu senyawa yang spesies.
dapat merusak sel pada masa ini, maka sel UCAPAN TERIMA KASIH
tidak bisa memperbaiki kerusakan jaringan Terima kasih kami ucapkan kepada
dan tidak bisa berkembang sehingga fetus Akademi Farmasi Imam bonjol yang telah
mati (Almahdy, A et al., 2007). memberikan dukungan untuk terlaksananya
penelitian ini, kemudian ucapan terima
kasih kepada pihak Laboratorium
Farmakologi dan kimia Akademi Farmasi
Imam Bonjol Bukittinggi dan mahasiswa
yang sangat membantu dalam penelitian
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Gambar 4. Fetus setelah direndam Almahdy. A.,(2004). Uji Aktivitas


Teratogenitas Ekstrak Etanol Daun
dengan larutan Bouin’s. A: Fetus Inggu (Ruta graveolens L) Pada
normal, B: Fetus dengan kelainan pada Mencit Putih, Jurnal Sains dan
ekor, C: fetus lahir mati. Teknologi Farmasi, 9 (2), 2, pp 82-87.

KESIMPULAN Chouksey, D., Upmanyu, N., & Pawar, R.


Dari uji teratogenitas infusa bunga S. (2013). Central nervous system
activity of Illicium verum fruit
lawang yang dilakukan dapat diambil
extracts. Asian Pacific Journal of
kesimpulan bahwa efek teratogenik yang Tropical Medicine, 6(11), 869–875.
ditemukan pada sejumlah fetus berupa https://doi.org/10.1016/S1995-
7645(13)60155-8
tapak resorpsi, lahir mati pada fetus dan 1
fetus terdapat kelainan pertumbuhan pada Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, (1979). Farmakope
ekornya. Namun demikian, potensi Indonesia, Edisi III.
teratogenik infusa bunga lawang ini masih
Departemen Kesehatan Republik
belum dapat dipastikan karena adanya Indonesia, (2006). Pedoman Pelayan
kerentanan antar spesies. Farmasi Untuk Ibu Hamil Dan
Menyusui, Direktorat Jendral Bina
SARAN kefarmasian Dan Alat Kesehatan.
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut
22 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 4 No 1, 2019
Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium Verum Hook.F) Pada Mencit Putih Hilmarni

Departemen Kesehatan Republik Orwa, C., Mutua, A., Kindt, R., Jamnadass,
Indonesia, (2007). Kebijakan Obat R., & Anthony, S. (2009).
Tradisional Nasional Agroforestree Database; a tree
reference and selection guide version
Djamal, R., (2010). Prinsip-prinsip Dasar 4.0, 1–5.
Isolasi dan Identifikasi, Universitas
Baiturrahmah, Padang Sun, J., You, C., Dong, K., You, H., &
Xing, J. (2016). Anti-inflammatory ,
Chempakam, B., & Balaji, S. (2008). analgesic and antioxidant activities of
Chemistry of Spices. chemistry of 3 , 4-oxo-isopropylidene-shikimic
Spices acid, 209, 3–9.
https://doi.org/10.3109/13880209.201
Chouksey, D., Upmanyu, N., & Pawar, R.
6.115366
S. (2013). Central nervous system
activity of Illicium verum fruit Wang, G., Hu, W., Huang, B., & Qin, L.
extracts. Asian Pacific Journal of (2011). Illicium verum : A review on
Tropical Medicine, 6(11), 869–875. its botany , traditional use , chemistry
https://doi.org/10.1016/S1995- and pharmacology. Journal of
7645(13)60155-8 Ethnopharmacology, 136(1), 10–20.
https://doi.org/10.1016/j.jep.2011.04.
Itoigawa, M., Ito, C., Tokuda, H., & Enjo,
051
F. (2004). Cancer chemopreventive
activity of phenylpropanoids and Yunnan Drug Material Co.(1993). Yunnan
phytoquinoids from Illicium plants, Medicinal Plants List, Science
214, 165–169. Publishing House, Beijing, pp. 150-
https://doi.org/10.1016/j.canlet.2004. 151
05.005
Kasahara, S., Hemmi, S. (1995). Medicinal
Herb Index in Indonesia, 2nd ed. PT
Eisei Indonesia, Jakarta, pp.10.
Loomis. T. A., Toksikologi Dasar, Edisi III,
Alih Bahasa oleh Imuno A. D.,
Penerbit IKIP Semarang Press,
Yogyakarta, 1978.

Lu, F. C., Toksikologi Dasar, Asas, Organ


Sasaran dan Penilaian Resiko, edisi
II, Alih Bahasa oleh Edi Nugroho,
Penerbit Universitas Indonesia press,
Jakarta, 1995.
Nainggolan, M., & Aminah, F. (2014).
Identifikasi Kandungan Kimia
Minyak Atsiri dan Ekstrak Bunga
Lawang (Illicium verum Hook.f) serta
Uji efektifitas Antibakteri
Namba, T., Tuda, Y. (1993). Outline of
Pharmacognosy. A Textbook,
Nankodo, Tokyo, pp.257-309
23 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 4 No 1, 2019

Anda mungkin juga menyukai