2, Oktober 2017
Abstrak
Meniran (Phyllanthus niruni L.) merupakan jenis herba yang tumbuh liar di tempat
lembab dan berbatu, seperti semak – semak dan tanah di antara rerumputan, akan
tetapi memiliki khasiat sebagai obat. Meniran juga berpotensi sebagai antibakteri
karena banyak mengandung komponen bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, tanin, dan
saponin. Bakteri Gram negatif seperti Salmonella sp. dan bakteri Gram positif seperti
Propionibacterium acnes merupakan bakteri yang digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini bertujun untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak herba meniran
terhadap bakteri Salmonella sp. dan P. acnes dengan mengamati zona hambat yang
terbentuk. Jenis penelitian ini yaitu eksperimental dengan metode disk diffusion.
Sampel herba meniran diambil dari Kecamatan Bandar Lor Kediri, kemudian
diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil
penelitian menunjukkan rata – rata diameter zona hamba dari ekstrak herba meniran
terhadap Salmonella sebesar 20 mm dan terhadap P. acnes sebesar 19,6 mm.
Kesimpulan dari penelitian ini ialah ekstrak herba meniran memiliki efektifitas sebagai
antibakteri dalam mengahambat pertumbuhan bakteri Salmonella dan P. acnes.
Abstract
Phyllanthus niruni is a type of herb that grows wild in moist and rocky places, such as
bushes and soil among the grass, but later know as traditional medicine. P. niruni is also
potential as an antibacterial because it contains many bioactive components such as
alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins. Negative Gram bacteria such as Salmonella sp.
and positive Gram bacteria such as P. acnes, there were two species of bacteria used
in this study. The study aimed to determine antibacterial effectivity of P. niruni extract
to againt Salmonella dan P. acnes by measuring the diameters of the inhibition zones.
This type of research is experimental with disk diffusion method. P. niruni samples were
taken from Bandar Lor Kediri, and then be extracted by maceration using 96% etanol.
The result showed that the average diameter of the inhibition zone of P. niruni extract
to againt Salmonella of 20 mm and to againt P. acnes of 19,6 mm. The conclusion
this research is P. niruni extract had antibacterial effectivity to againt Salmonella dan
P. acnes.
satu dari beberapa tanaman obat yang secara optimal dalam mensekresikan
banyak diteliti akhir – akhir ini ialah hormon yang diperlukan untuk
tumbuhan dari genus Phyllanthus. Genus metabolisme dalam tubuh, termasuk
Phyllanthus merupakan kelompok genus hormone insulin (Hadiki, 2014).
yang memiliki spesies yang cukup banyak
yaitu mencapai 833 spesies. Beberapa Herba meniran juga berpotensi
contoh spesies yang termasuk genus sebagai antibakteri. Hal ini didukung
Phyllanthus seperti Phyllanthus niruni penelitian dari Rahman dkk (2012),
(meniran hijau), Phyllanthusurinaria menyimpulkan bahwa adanya perbedaan
(meniran merah), Phyllanthusacidus efek antibakteri ekstrak etil asetat dan
(ceremai), Phyllanthus buxifolius (sligi), kloroform herba meniran yang diujikan
Phyllanthus reticulates (buah tinta) pada bakteri Escherichia coli dan
(Hariyani dkk, 2013). Staphylococcus aureus. Ekstrak etil asetat
Meniran (Phyllanthus niruni L.) meniran berpengaruh hanya pada
merupakan jenis herba dari famili pertumbuhan bakteri Staphylococcus
Euphorbiaceae yang tumbuh liar di tempat aureus sedangkan ekstrak kloroform
lembab dan berbatu, seperti semak – meniran berpengaruh pada bakteri
semak dan tanah di antara rerumputan Staphylococcus aureus dan Escherichia
(Djauhari dan Hermani, 2004). Ciri dari coli. Bagian dari herba meniran (daun,
herba meniran yaitu tumbuh tegak dengan akar dan batang) memiliki banyak manfaat
tinggi 30 – 60 cm, batang hijau; daun sebagai obat tradisional, karena
bentuk bulat telur hingga memanjang, mengandung beberapa senyawa kimia
ujung daun tumpul, pangkal membulat, yaitu alkaloid (sekurinin), flavonoid
permukaan bawah berbintik dan tepi daun (kuersetin, kuersitrin, isokuersitrin,
rata; buah terletak di bawah daun dan astragalin, nirunin, niruside, rutin,
letak tertata sepanjang tangkai utama leukodelfinidin dan galakotekin), dan
daun (Paithankar et al., 2011). lignan (filantin dan hipofilantin) (Muharram
dan Nur, 2009; Paithankar et al., 2011;
Pada Surat keputusan Menteri Hariyani dkk, 2013; Rivai dkk, 2013).
Kesehatan Republik Indonesia melalui Daun meniran (P. niruri) merupakan
Peraturan Menteri Kesehatan No 003 ̸ tumbuhan yang memiliki aktivitas
MENKES ̸ PER ̸ I ̸ 2010 pada Pasal I antibakteri paling banyak dibandingkan
menjelaskan bahwa saintifikasi jamu ialah bagian-bagian yang lain seperti batang
pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian dan akar karena banyak mengandung
yang berdasarkan pelayanan kesehatan, komponen bioaktif seperti alkaloid,
sedangkan jamu merupakan ramuan yang flavonoid, tanin, dan saponin (Bukar,
berasal dari tumbuhan atau dari resep 2010).
turun menurun yang digunakan untuk
pengobatan dan diterapkan sesuai Salmonella sp. merupakan
dengan aturan yang ada. beberapa contoh dari bakteri Gram
negatif. Salmonella sp. merupakan
Pada saat ini penggunaan antibiotik penyebab utama keracunan pada
maupun antibakteri banyak mengandung makanan yang dapat menyebabkan
bahan kimiawi tertentu yang dapat gastroenteritis dan juga merupakan
mengiritasi pankreas sehingga bakteri penyebab terjadinya demam tipoid
menyebabkan radang pankreas. (Pui et al., 2011; Mahmoud, 2012).
Peradangan pada pankreas dapat Propionibacterium acnes merupakan
mengakibatkan pankreas tidak berfungsi contoh dari bakteri Gram positif yang
resisten, konsentrasi 50% bersifat acne pada konsentrasi 10%, 30%, 50%,
intermediet, dan konsentrasi 70% serta 70%, dan 90% merupakan data yang
90% bersifat sensitif jika dibandingkan terdistribusi secara normal, karena nilai
dengan kontrol (+). Daya hambat ditandai signifikansi dari masing – masing
dengan adanya daerah jernih di sekitar konsentrasi > 0,05.
cakram disk. Sensitif adalah kemampuan
ekstrak dalam menghambat dan Hasil uji ekstrak herba meniran
membunuh bakteri. Intermediet adalah terhadap bakteri Salmonella pada
kemampuan suatu ekstrak yang dapat konsentrasi 10%, 30%, 50%, 70%, dan
menghambat tetapi tidak mampu 90% juga merupakan data yang
membunuh bakteri. Resisten adalah suatu terdistribusi secara normal, karena nilai
sifat tidak terganggunya kehidupan sel signifikansi dari masing – masing
mikroorganisme oleh antibiotik. konsentrasi > 0,05. Dari perhitungan uji
Uji Normalitas bertujuan untuk normaliltas tersebut dapat dihitung rata –
mengetahui suatu data penelitian rata zona hambat dan standart deviasi
berdistribusi normal atau tidak. Pada pada tiap konsentrasi terhadap bakteri P.
Tabel 2, untuk uji normalitas acne dan Salmonella. Jika dilihat dari tiap
menggunakan uji statistik Shapiro Wilk konsentrasi, maka terdapat kenaikan zona
karena jumlah sampel < 50. Hasil uji hambat dari konsentrasi 10% hingga 90%
ekstrak herba meniran terhadap bakteri P. terhadap kedua bakteri yaitu P. acne dan
Salmonella (Tabel 2).
Tabel 1. Rata – Rata Daya Hambat yang Terbentuk Akibat Tiap – tiap Konsentrasi
Terhadap Bakteri P.acne dan Salmonella
Salmonella P.acnes
Konsentrasi Replikasi
Daya hambat (mm) Rata-rata (mm) Daya hambat (mm) Rata-rata (mm)
1 6,3 7,0
10 % 2 6,7 6,3 7,9 7,5
3 6,1 7,6
4 6,4 7,7
1 10,9 9,3
30 % 2 11,9 11,6 10,8 11,1
3 11,3 12,3
4 12,3 12,0
1 12,9 12,1
50 % 2 13,6 14,1 14,8 13,7
3 14,8 13,2
4 15,0 15,0
1 15,9 16,3
70 % 2 16,7 17,1 17,0 16,8
3 18,9 15,9
4 17,2 18,3
1 18,2 19,1
90 % 2 19,3 20,0 21,1 19,6
3 20,2 18,2
4 22,3 20,2
Kontrol ( + ) 1 17,0 17,0 16,0 16,0
(Ampisilin)
Kontrol ( - ) 1 6 6 6 6
(Aquadest)
Dari data uji homogenitas (Tabel 3), signifikansi sebesar 0,09. Artinya bahwa
hasil uji ekstrak daun herba meniran data yang diujikan pada bakteri P.acnes
terhadap bakteri P.acnes memilliki nilai tidak terdistribusi secara merata,
signifikansi sebesar 0,01, sedangkan hasil sedangkan pada data yang diujikan pada
uji ekstrak daun herba meniran terhadap bakteri Salmonella terdistribusi secara
bakteri Salmonella memilliki nilai merata, karena nilai signifikansi > 0,05.
Hasil Uji Ekstrak Meniran Between Groups 604.604 6 100.767 106.578 .000
Total 624.459 27
Hasil Uji Ekstrak Meniran Between Groups 712.890 6 118.815 136.925 .000
Total 731.112 27
Pada penelitian ini menggunakan uji bakteri Gram positif maupun Gram negatif.
eksperimental untuk mengetahui Untuk kontrol (-) menggunakan aquadest,
efektivitas antibakteri pada ekstrak daun karena aquadest merupakan larutan
herba meniran dalam menghambat pengencer pada ekstrak daun meniran,
pertumbuhan bakteri Salmonella dan P. aquades digunakan sebagai kontrol
acnes. Dalam penelitian ini menggunakan negatif untuk membuktikan bahwa larutan
metode disk diffusion. Pada metode ini, pengencer tidak berpengaruh sebagai
ekstrak daun herba meniran dapat antibakteri.
berdifusi pada media pertumbuhan bakteri
melalui kertas cakram yang sudah Pada Gambar 1 menunjukkan rata –
direndam terlebih dahulu pada tiap rata zona hambat yang dihasilkan tiap
konsentrasi pengenceran ekstrak daun konsentrasi beserta nilai standar deviasi
herba meniran. terhadap bakteri Salmonella dan P. acnes.
Apabila standart deviasi bernilai besar
Penggunaan kontrol (+) dan (-) maka data sampel semakin bervariasi.
merupakan pembanding dari tiap – tiap Sebaliknya jika standart deviasinya kecil
perlakukan. Pada kontrol positif maka data sampel semakin homogen
menggunakan Antibiotik Gentamicin untuk (hampir sama).
dibandingkan dengan efektivitas
antibakteri daun herba meniran dengan Peningkatan konsentrasi ekstrak
bakteri uji. Pemilihan Gentamicin sebagai daun herba meniran akan diikuti dengan
kontrol positif karena Gentamicin peningkatan kandungan zat bioaktif,
merupakan antibiotik yang mempunyai sehingga efektivitas antibakterinya juga
daya antibakteri yang baik terhadap semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan
Gambar 1. Rata – Rata Zona Hambat dan Standart Deviasi Pada Tiap Konsentrasi
Terhadap Bakteri P.acne dan Salmonella