Anda di halaman 1dari 45

Phyllanthus niruri L.

(Meniran Hijau)
TAKSONOMI
• Kingdom : Plantae
• Divisio : Magnoliophyta
• Classis : Magnoliopsida
• Subclassis : Caryophyliidae
• Ordo : Euphorbiales
• Familia : Euphorbiaceae
• Genus : Phyllanthus
• Species : Phyllanthus niruri L.
• Nama Indonesia : Meniran
• Nama Daerah : Hambin Buah (banjar)
MORFOLOGI
• monokotil
• annual
• tumbuh secara liar
• Bercabang dengan bentuk bulat
• cabang kecil dan simetris
• berbentuk seperti daun yang menyerupai bulu
• Setiap daun kecil membawa sebuah bunga dibawahnya,
dan lalu buah.
• Tegak, dengan ukuran 30 hingga 60 cm.
• Buahnya seperti kapsul, agak rata dan sangat kecil, dengan
diameter 2-3 mm.
• Akar tunggang panjang dengan sedikit cabang.
SPESIES YANG DIBAHAS
• Secara umum meniran dapat tumbuh hampir di seluruh tempat
dengan kehangatan yang cukup (Narendra dkk., 2012).
• terdistribusi pada tempat dengan iklim tropis dan sub-tropis atau di
kedua hemisphere (Paithankar, 2011).
• Girach dalam Bagalkotkar (2006) menyatakan tanaman ini merupakan
local indigenious dari hutan hujan tropis seperti hutan Amazon,
daerah Asia tenggara dan Cina.
• Pada daerah hutan hujan, tanaman ini juga dapat tumbuh pada lahan
basah bahkan yang dekat dengan laut (Paithankar, 2011)
• sehingga dilaporkan juga tumbuh di daerah Amerika seperti Bahama,
India terutama di daerah selatan, Nigeria, Ghana dan banyak tempat
lainnya (Samali, dkk., 2011).
• Meniran biasa hidup berdampingan dengan tanaman budidaya
seperti padi, gandum, kacang-kacangan sehingga biasa dianggap
sebagai gulma.
• Meniran pada darah tropis biasanya mulai tumbuh pada minggu
kedua di bulan Juni dan mulai berbuah dan berbunga pada
pertengahan Juli atau Agustus.
• Pada daerah sub-tropis, sebenarnya meniran tetap dapat tumbuh
walaupun tidak subur hingga pertengahan musim dingin (Paithankar,
2011).
ETNOFARMAKOLOGI
• India, Indonesia, Spayol dan banyak
negara lainnya yang mengenal dan
memanfaatkan tanaman ini sebagai
obat-obatan tradisional.
• meniran terbukti memiliki khasiat
sebagai senyawa analgesik,
antihepatotoksik, antihepatitis,
antimutagenik, dan antibakteri.
• Ekstrak tanamannya sebagai obat beragam penyakit seperti brokintis,
anemia, lepra, asma, dan penyakit saluran kemih.
• Infusa tanamannya juga dipercaya dapat menjadi obat dari demam,
masalah pencernaan, ramuan penghancur batu ginjal, sebagai tonik
alami bagi kesehatan tubuh dll.
KAJIAN FITOKIMIA
Terdapat delapan metabolit sekunder yang terkandung dan dapat
diisolasi dari meniran hijau yaitu :
• Alkaloid
• Flavonoid
• Tannin
• Jenis umum Lignin
• Polifenol dan
• Minyak volatile.
Melalui metode fraksinasi dan analisis molekular dapat dientukan
struktur penyusun fitokimia pada P. Niruri L. antara lain :
• Struktur Lignin yang dapat diisolasi dari P. Niruri
• Strukur flavonoid yang dapat diisolasi dari P. Niruri
• Struktur polifenol yang dapa diisolasi dari P. Niruri
• Struktur tannin yang dapat diisolasi dari P. Niruri
Phyllanthus emblica L.
(Malaka / Amla)
TAKSONOMI
• Kingdom : Plantae
• Divisio : Magnoliophyta
• Classis : Magnoliopsida
• Subclassis : Caryophyliidae
• Ordo : Euphorbiales
• Familia : Euphorbiaceae
• Genus : Phyllanthus
• Species : Phyllanthus emblica L.
• Nama Indonesia : Malaka
MORFOLOGI
• monokotil
• Berukuran kecil atau sedang
• Kulit pohon berwarna abu-abu kehijauan
• Bercabang dengan bentuk bulat
• Daun berbulu
• Memiliki buah berbentuk bulat berwarna hijau ketika
muda dan berwarna kuning muda atau merah bata saat
dewasa atau masak
• Setiap daun kecil membawa sebuah bunga dibawahnya,
dan lalu buah.
• Tegak, dengan ukuran 8 hingga 18 cm.
• Dapat tumbuh di iklim trpis dan sub tropis
SPESIES YANG DIBAHAS
• Tanaman malaka / amla dapat tumbuh iklam yang berbeda, yakni
iklim tropis ( Cina) dan sbtropis ( Malaysia & Indonesia ). (Raghu HS &
Ravindra, P., 2010)
• Dikenal sebagai tanaman endemik India yang kemudian disebut
sebagai gooseberry India. (Gaire, B.P. & Lalita, S., 2015)
ETNOFARMAKOLOGI
• DiIndia, tanaman malaka atau phyllantus emblica dikenal dengan nama amla. Amala
digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional India yang bernama ayurveda. Mala
digunakan sebagai diuretik, pencahar, tonik hati, tonik rambut dan maag.
• Buah amla dalam ayurveda digunakan secara tunggal maupun dicampur dengan buah yang
lain.
Contoh : Penggunaan amla pada retensi Urin, bisa menggunakan amla saja ataupun
dicampur dengan Nelumbium speciosum
• Secara lebih spesifik, Ayurveda, Siddha, Unani di India, Tibet, Sri Langka dan pnegobatan
Cina telah menggunakan amal sebagai salah satu obatnya. Mereka menyebut amla sebagai
rasayana atau obat yang digunakan untuk peremajaan dengan menunda degenerasi atau
penuaan. (Udupa KN, 1985)
KAJIAN FITOKIMIA
• Buah Amla mengandung beberapa metabolit sekunder, antara lain tannin, alkaloid
dan sennyawa fenolic (Zhang, dkk., 2003)
• Secara lebih rinci mengenai metabolit sekunder dapat dilihat pada tabel berikut :
Metabolit Jenis
Tanin terhidrolisis Emblicanin A and B, Punigluconin,
Pedunculagin, Chebulinic acid (Ellagitannin),
Chebulagic acid (Benzopyran tannin),
Corilagin (Ellagitannin), Geraniin
(Dehydroellagitannin), Ellagotannin

Alkaloid Phyllantine, Phyllembein, Phyllantidine


Senyawa fenolik Asam Gallic, Metil Gallat, Asam Ellagic,
Trigallayl glucose

Asam Amino Glutamic acid, Proline, Aspartic acid,


Alanine,
Cystine, Lysine
Karbohidrat Pektin
Vitamin Aam Askorbat
Flavonoids Quercettin, Kaempferol
Asam Organik Asam Citric
BIOGENESIS
1. Biogenesis Ellagitanin

Gambar 1. Jalur Pembentukan asam galat Gambar 2. Biosintesis Ellagitanin

(Gross dalam Hernawan, 2003)


BIOGENESIS
2. Biogenesis Quercetin dan kaemferol

(Crozier, A, et. al., 2000)


http://www.scielo.cl/scielo.php?pid=s0716-97602000000200007&script=sci_arttext
BIOGENESIS
2. Biogenesis gallic acid
Cara ekstraksi / pemisahan
1. Proses Ekstraksi
• Sejumlah buah phyllantus emblica dikeringkan, kemudian di giling menggunakan grinder agar
didapatkan simplisia yang halus.
• Kemudian simplisia diekstraksi dengan cara soxhletasi menggunakan shoxlet ekstraktor
sebanyak 100 gram dengan pelarut kloroform, dietil eter dan metanol.
• Kemudian, ekstrak yang telah didapat dikeringkan didalam vakum menggunakan rotatory
evaporator. Terakhhir didinginkan didalam desikator agar lebih efisien ketika digunakan
2. Skrining Fitokimia
• Mikroba yang digunakan adalah Klebsiella pneumoniae dan Staphylococcus aureus yang
diperoleh dari isolasi local di Universitas Kuvempu India.
• Dalam melakukan skrining fitokimia, digunakan beberapa pereaksi, antara lain Pereaksi Mayer,
Perekasi Hager, dan Pereaksi Wagner untuk menguji kandungan alkaloid, FeCl3 untuk Tanin,
Pereaksi Trill-Hill untuk Eridoid dan larutan Benedic untuk menguji kandungan Saponin.(Trease
et.al., 1983)
Phyllanthus acidus L.
(Ceremai)
Taksonomi
Nama Tanaman Indonesia: Ceremai, cereme

Bahasa Asing: Otaheite gooseberry, malay gooseberry (Inggris), Cermai


(Melayu), Ma-yom (Thailand)
Klasifikasi:
Divisi: Spematophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Urutan: Euphorbiales
Keluarga: Euphorbiaceae
Genus: Phyllanthus
Spesies: Phyllanthus acidus (L.) Skeels
Morfologi
Deskripsi tumbuhan ceremai adalah sebagai berikut: pohon kecil,
tinggi sampai 10 m, kadang lebih. Percabangan banyak, kulit kayunya
tebal. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun dalam tangkai
membentuk rangkaian seperti daun majemuk. Helai daun bundar telur
sampai jorong, ujung runcing, pangkal tumpul sampai bundar, tepi rata,
pertulangan menyirip, permukaan licin tidak berambut, panjang 2-7 cm,
lebar 1,5-4 cm, warna hijau muda.
Tangkai bila gugur akan meninggalkan bekas yang nyata pada
cabang. Perbungaan berupa tandan yang panjangnya 1,5-12 cm, keluar di
sepanjang cabang, kelopak bentuk bintang, mahkota merah muda.
Terdapat bunga betina dan jantan dalam satu tandan. Buahnya buah
batu, bentuknya bulat pipih, berlekuk 6-8, panjang 1,25-1,5 cm, lebar
1,75-2,5 cm, warnanya kuning muda, berbiji 4-6, rasanya asam. Biji bulat
pipih berwarna cokelat muda
Etnomarfologi

• Daun berkhasiat sebagai dahak pencahar, pencahar (purgatif), mual,


kanker, dan bisul. Kulit berkhasiat mengatasi asma dan sakit kulit.
Kulit akar dan buah berkhasiat sebagai pencahar. Biji untuk
mengobati sembelit dan mual.

• Di Thailand, akar tanaman digunakan sebagai rehabilitasi seseorang


yang kecanduan alkohol. Perawatan ini sangat efektif, tetapi ternyata
menimbulkan efek samping kronis yang cukup serius.
Skrinning fitokimia
• Uji flavonoid. Ekstrak daun ceremai seberat 0,5 gram, 1-2 ml air
panas, dan sedikit serbuk Mg dimasukkan ke dalam botol fial
kemudian ditambahkan 4-5 tetes HCl 37% dan etanol 95%, kocok
hingga tercampur.
• Uji tanin. Ekstrak daun ceremai seberat 0,5 gram, 1-2 ml air dan 2
tetes FeCl3 1% dimasukkan ke dalam botol fial kemudian dikocok
hingga tercampur.
• Uji saponin. Ekstrak daun ceremai seberat 0,5 gram dimasukkan ke
dalam botol fial dan ditambahkan air sebanyak 0,5 ml kemudian
dikocok selama 1 menit.
Cara isolasi
• Daun ceremai yang telah dicuci bersih, dikeringanginkan selama 7 hari
kemudian dihaluskan. Serbuk daun ceremai dimaserasi menggunakan
metanol dengan perbandingan 1:3 (untuk perendaman pertama), dan
1:2 (untuk perendaman kedua dan ketiga). Tiap perendaman
dilakukan selama 24 jam. Filtrat yang diperoleh diuapkan
menggunakan rotary vacuum evaporator sehingga diperoleh ekstrak
daun ceremai.
Kajian fitoimia
Terdapatbeberapa metabolit sekunder yang terkandung dan dapat
diisolasi yaitu :
Flavonoid
Tanin
Saponin
• Struktur flavonoid yang dapat diisolasi
• Dengan teridentifikasi perubahan warna dari hijau tua menjadi jingga
setelah penambahan HCl dan Mg
• Flavon dan flavonon teridentifikasi dengan spaktrometri uV

Rentangan serapan spektrum UV – tampak flavonoid dapat dilihat


Tabel V. Rentang serapan spektrum UV- tampak flavonoid (Markham, 1998)
Pita II (nm) Pita I (nm) Jenis flavonoid
250 – 280 310 - 350 Flavon
250 – 280 330 - 360 Flavonol (3-OH tersubtitusi

Tinjauan nya 190nm- 380


tanin
• Apabila timbul warna hijau kebiruan maka ekstrak daun ceremai
positif mengandung tanin

Trealoxy compleks
Saponin
• Jika busa tetap stabil selama 10 menit maka ekstrak daun ceremai
positif mengandung saponin.
Phyllanthus Reticulatus
TAKSONOMI
• Kingdom : Plantae
• Divisio : Angiospermae
• Classis : Eudicots
• Subclassis : Rosids
• Ordo : Malpighiales

• Familia : Phyllanthaceae
• Genus : Phyllanthus
• Species : P. reticulatus.

• Nama Indonesia : Buah Tinta

• Nama Daerah : Bayam Belanda


MORFOLOGI
 semak besar
 dikotil
 Tumbuh memanjat setinggi 5 – 18 meter,
 Batang berdiameter 25 cm
 Buah bewarna hitam seperti tinta pena
 Sebagian tanaman buah tinta, akar dan buahnya
beracun bagi unggas
 Habitat di hutan hujan, padang rumput, pasir, sungai
 batang berbulu ketika muda, yang menjadi halus
seiring bertambahnya usia.
 Secara umum tanaman ini dapat tumbuh di wilayah
tropis dan subrtropis, banyak ditemukan di afrika,
Asia dan Australia.
ETNOFARMAKOLOGI
• Sebagian besar anggota dari genus ini telah diketahui sebagai
tanaman obat. Beberapa di antaranya telah digunakan secara
tradisional maupun sebagai bahan industri obat berskala besar.
• Beberapa anggota spesies pada genus Phyllanthus telah diketahui
sebagai anti bakteri, antiviral digunakan untuk berbagai penyakit,
termasuk cacar, sifilis, asma, diare dan pendarahan dari gusi. Selain
itu, juga diklaim tanaman ini memiliki aktivitas antidiabetic.
KAJIAN FITOKIMIA
Terdapat beberapa metabolit sekunder yang terkandung dan dapat
diisolasi dari Phyllathus reticulatus yaitu :
1. Flavonoid
2. Terpenoid

Hariyanti, Suranto, E. Purwanto. (2013). Studi Variasi Anatomi dan


Kandungan Flavonoid Lima Spesies Anggota Genus Phyllanthus.
Jurnal. Pasca UNS. Vol.1 No. 1 h. 60-73
Ektraction
1. Daun bubuk kering 960 g dari P. reticulatus diekstraksi (Soxhlet) dengan metanol
(masing-masing 3 kali 8 jam

2. ekstrak gabungan diuapkan untuk menghasilkan residu bergetah coklat (4 g).

3. dilanjutkan uji flavonoid dengan HPLC (High Presure Liquid Chromatography) dan
masing-masing fraksi yang dikumpulkan adalah 20 ml.

4. Fraksi 1-4 digabungkan dan dikromatografi ulang dengan radial chromatography untuk
menghasilkan tiga senyawa yaitu lupeol asetat, stigmasterol dan lupeol
Triterpenoid

Manfaat biologis :
Anti kanker, anti virus, anti radang dan
penghilang rasa sakit.
Steroid

Melawan Kolesterol jahat, menekan


pertumbuhan sel kanker, termasuk
diantaranya kanker ovarium, kanker
prostat, kanker kolon dan kanker
payudara.
Triterpenoid

Memiliki aktivitas farmakologi :


Antiprotozoal, antimikroba, anti
inflamasi, anti tumor

Jamal A.K, Yaacob, laily. (2008). A Chemical Study on Phyllanthus Retiiculatus. Journal of
Physical Science, Vol. 19. Issue 2. h. 45-50.
Usulan Produk

1. Dibuat suatu kapsul atau suplemen kecantikan, atau obat anti penuaan dari ekstrak Phyllanthus emblica L.
Yang dari beberapa penelitian, dipercaya tumbuhan ini memiliki khasiat degenerasi peremajaan kulit, artinya
menghambat penuaan dini.

2. Dibuat suatu produk pasta gigi dari ekstrak Phyllanthus reticulatus. Yang dari beberapa penelitian, memiliki
kandungan anti bakteri. Maka produk olahan dari ekstrak tanaman ini berupa pasta gigi yang bermanfaat
dalam menjaga kebersihan dan keberlangsungan grief beda judul proposal..

Anda mungkin juga menyukai