OBAT TRADISIONAL
S
Disusun oleh :
OBAT TRADISIONAL
Disusun oleh :
Tim Penyusun
ASISTENSI
1. Setiap praktikan wajib mengikuti asistensi dan mengikuti tata tertib yang ada.
b. Laporan akhir
- Laporan praktikum acara 2 dan 3
- Dua kelompok praktikum (1 meja) menyusun 1 laporan awal
- Bentuk : ditulis pada kertas Folio dan dijilid dengan sampul mika
bening
- Halaman pertama berisi : judul praktik yakni : “Pembuatan
Simplisia..dst” dan nama (NIM) penyusun
- Halaman berikutnya berisi : Judul, Tujuan,Tinjauan pustaka Alat dan
bahan, Cara Kerja, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, Daftar
pustaka, dan Lampiran
PRAKTIKUM I
Tanaman Berkhasiat Obat
A. Tujuan
Mahasiswa dapat Menyebutkan dan menjelaskan deskripsi (Ciri-ciri
Morfologi), khasiat, kegunaan, dan kandungan tanaman.
B. Dasar Teori
Di Indonesia banyak berbagai macam tumbuhan obat yang telah diteliti
oleh para ahli yang mana sampai sekarang tercantum pada buku-buku maupun
artikel obat tradisional. Tumbuhan obat atau yang biasa dikenal dengan obat herbal
adalah sediaan obat baik berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetika,
dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan) ekstrak, kelompok
senyawa atau senyawa murni berasal dari alam, yang dimaksut dengan obat alami
adalah obat asal tanaman.
Indonesia sangat kaya akan kekayaan alam yang melimpah, mulai dari
tanaman herbal sampai mineral tersimpat dalam bumi pertiwi. Dijaman yang
berkembang banyak Ilmuwan bahkan Mahasiswa dari berbagai universitas
berlomba-lomba untuk mengembangkan tanaman obat.
Tanaman obat atau biofarmaka didefinisikan sebagai jenis tanaman yang
sebagian, seluruh tanaman dan atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai
obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari
selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya
yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya. Dalam
penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel,
untuk mencuci/mandi, dihirup sehingga penggunaannya dapat memenuhi konsep
kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan.
Tanaman berkhasiat adalah seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan
karena kandungan bahan yang ada didalamnya memiliki khasiat tertentu. Contoh
beberapa bahan alami yang diketahui mempunyai khasiat tertentu ialah :
1. Zat samak atau tannin
Bahan ini digunakan mengendapkan protein sehingga dapat untuk
mengencangkan kulit atau mengurangi bau badan. Zat ini terdapat
dibeberapa tanaman antara lain: Aloe vera, Alyxia stellata, Areca catehu,
Curcuma heyneana dll.
2. Minyak Atsiri
Minyak yang memiliki bau seperti tanaman aslinya, salah satu fungsi
minyak atsiri sebagai aromaterapi dan antibakteri, salah satu tanaman yang
mengandung minyak atsiri adalah Andropogon, Curcuma domestica,
Curcuma xanthorriza dll.
3. Minyak Lemak
Bahan alam mengandung minyak lemak seperti Coccos nucinus
communis dan Sesamum indicum.
4. Pati
Bahan ini berkhasiat menutup pori kulit sehingga memberi kesan
halus dan sebagai pembersih. Terdapat pada Aloe vera, Oryza sativa,
Pachyrrus erosus, Curcuma xanthorriza, dll.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktek tanaman berkhasiat obat ialah
sebagai berikut :
- Jenis Tanaman Obat
- Alat tulis menulis
- Kamera Handphone
D. Metode
Prosedur kerja pengenalan tanaman berkhasiat obat .
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Amati dan identifikasi bagian – bagian tanaman obat
3. Carilah khasiat, klasifikasi dan kandungan fitokimia tanaman
- Kelompok 1 : Akar
- Kelompok 2 : Batang
- Kelompok 3 : Daun
- Kelompok 4 : Herba
- Kelompok 5 : Bunga
- Kelompok 6 : Biji
- Kelompok 7 : Kulit Batang
Membuat leaflet tanaman berkhasiat
Setiap individu membuat leaflet tentang tanaman obat.
1. Leaflet harus mudah dipahami dan memberikan informati pada pembaca
2. Format sebagai berikut :
a. Nama tananam
b. Bagian tanaman yang berkhasiat
c. Khasiat tanaman
d. Cara budidaya dan penyebarannya
e. Kandungan kimianya
PRAKTIKUM II
Teknik Pasca Panen
A. Tujuan
- Mahasiswa dapat mengetahui berbagai manfaat bahan alam (tanaman
yang berkhasiat obat)
- Mahasiswa mampu mengetahui teknik pasca panen dari Tanaman
Berkhasiat Obat
B. Dasar Teori
2. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau
bahan-bahan asing dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat
dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil,
rumput, batang, daun, akar yang telah rusak serta pengotor-pengotor lainnya.
3. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor
lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air
bersih yang mengalir.
4. Perajangan
Beberapa jenis bahan simplisia tertentu ada yang memerlukan proses
perajangan. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah
proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan.
5. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak
mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu lama.
6. Sortasi kering
Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing dan pengotor-
pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.
7. Pengepakan dan penyimpanan
Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena faktor
luar dan dalam, antara lain cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi,
penyerapan air, pengotoran, serangga dan kapang.
D. Metode
1. Mahasiswa dibagi 5 kelompok
2. Menjelaskan cara pengumpulan simplisia
3. Menjelaskan pengelolaan pasca panen simplisia yang diambil
LEMBAR KERJA
A. Identifikasi Bahan
1. Nama Tanaman
2. Bagian tanaman yang digunakan
3. Nama simplisia
4. Khasiat
5. Waktu panen tanaman
6. Cara panen tanaman
7. Kandungan fitokimia tanaman
Rasa
2. Sortasi basah
a. Jenis benda asing
3. Pencucian
4. Berat basah bahan baku
5. Cara pengubahan bentuk bahan baku
6. Pengeringan
a. Cara pengeringan
b. Lama pengeringan
c. Berat kering bahan baku
d. Kadar air
7. Pemeriksaan organoleptis
a. Warna
b. Bau
c. Rasa
8. Penyimpanan
a. Wadah penyimpanan
b. Suhu tempat penyimpanan
c. Kelembapan tempat penyimpanan
d. Berilabel pada wadah
PRAKTIKUM III
Pengaruh Pengeringan
A. Tujuan
B. Dasar Teori
D. Metode
- Tanaman obat berkhasiat dilakukan sortasi basah
- Dilakukan Pencucian
- Dilakukan Pengeringan dengan berbagai cara yakni dengan oven,
pengeringan matahari langsung dan ditutup kain hitam
- Amati dan bahas hasil yang didapatkan
PRAKTIKUM IV
A. Tujuan
Mahasiswa mampu menghitung kadar air dan susut pengeringan
Mahasiswa mampu membahas akibat kadar air dan susut pengeringan.
B. Dasar teori
Standarisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang
akan digunakan untuk obat atau sebagai bahan baku harus memenuhi standar
mutu. Sebagai parameter standar yang digunakan adalah persyaratan yang
tercantum dalma monografi resmi terbitan Departemen Kesehatan RI seperti
Materia Medika Indonesia.
1. Penetapan kadar air
Prinsip metode uji ini adalah pengukuran kandungan air yang berada di
dalam bahan, dilakukan dengan cara yang tepat diantara cara titrasi,
destilasi, atau gravimetri.
2. Susut Pengeringan
Susut pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada
temperatur 105oC selama 30 menit atau sampai berat konstan, yang
dinyatakan sebagai nilai persen. Dalam hal khusus (jika bahan tidak
mengandung minyak menguap dan sisa pelarut organik menguap) identik
dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada di atmosfer atau
lingkungan udara terbuka.
Tujuan mengetahui susut pengeringan adalah memberikan batasan
maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses
pengeringan.
C. Alat dan Bahan
D. Metode
1. Susut Pengeringan
Panaskan cawan kosong di dalam oven pada suhu 105°C selama 30
menit
Masukkan cawan ke dalam desikator sampai cawan dingin
Timbang cawan sebagai bobot awal
Simplisia 1 gram dimasukkan dalam cawan, lalu ratakan agar
membentuk lapisan
Masukkan cawan petri yang berisi simplisia ke dalam oven dan panaskan
pada suhu 105°C selama 30 menit
Cawan petri + simplisia dimasukkan ke dalam desikator dan biarkan
cawan hingga dingin
Timbang cawan + simplisia untuk mengetahui bobot susut pengeringan
Cawan + simplisia dimasukkan kembali ke dalam oven dan panaskan
pada suhu 105°C selama 30 menit
Ulangi langkah tersebut sampai bobot simplisia yang didapatkan konstan
atau tetap
A- B
% Susut pengeringan = x 100%
A
Keterangan:
A = Berat sampel sebelum dipanaskan (g)
B = Berat sampel setelah dipanaskan (g)
2. Penetapan Kadar air
Serbuk simplisia 20 gram dimasukkan dalam labu
Ditambah 200 toluen murni yang telah dijenuhkan
Tunggu sampai mendidih
Hitung jumlah air yang terkumpul dalam alat sterling bidwell
Hitung kadar air simplisia menggunakan rumus
Volume air
Persentase Kadar air = x 100%
Berat simplisia
PRAKTIKUM V
A. Tujuan
B. Dasar Teori
C. Cara Kerja
1. Simplisia yang telah dibuat dipastikan kering, dipastikan dengan hasil
rajangan mudah diremah dan mudah patah.
2. Simplisia yang telah kering lalu didisortasi kering untuk menghilangkan
kotoran yang masih ada.
3. Simplisia ditimbang kemudian dibuat menjadi serbuk menggunakan alat
penyerbukan hingga halus.
4. Serbuk yang telah halus diayak kemudian ditimbang dan dimasukkan
dalam wadah dan diberi label.
PRAKTIKUM VI.
A. Tujuan
1. Mempelajari potensi usaha produk herbal (obat tradisional)
2. Mempelajari cara penyusunan perencanaan usaha produk herbal/obat
tradisional (dari sektor hulu-hilir)
3. Mahasiswa dapat membuat produk dari bahan yang berasal dari tanaman,
simplisia, ekstrak yang mempunyai khasiat sebagai obat tradisional.
B. Pendahuluan
Peningkatan permintaan biofarmaka lokal berjalan seiring dengan
semakin banyaknya jumlah industri jamu, farmasi dan kosmetika. Perkembangan
jumlah industri obat tradisional dan keanekaragaman produknya, dengan ciri
khas ekologi dan topografi masing-masing wilayah di Indonesia, terus
meningkat sepanjang tahun. Tahun 1992 jumlah Industri Obat Tradisional
Indonesia berjumlah 449 buah yang terdiri dari 429 buah Industri Kecil Obat
Tradisional (IKOT) dan 20 buah Industri Obat Tradisional (IOT). Pada tahun
1999 jumlah Industri Obat Tradisional Indonesia telah meningkat menjadi 810
yang terdiri atas 833 buah IKOT dan 87 buah IOT (diperkirakan pada tahun
2002 ini sudah mencapai sekitar 1000 industri). Industri sebanyak ini mampu
menghasilkan perputaran dana sekitar Rp. 1.5 trilyun per tahun. Peningkatan
jumlah industri obat tradisional tersebut signifikan dengan peningkatan total
nilai jual produk obat asli Indonesia di dalam negeri, yang mana 5,5 milyar
rupiah pada tahun 1991 meningkat hingga mencapai nilai 600 milyar rupiah
pada tahun 1999 (Bisnis farmasi, 2007).
Namun jika dicermati, perkembangan obat alami di Indonesia atau obat
asli Indonesia belum dapat dikatakan maju dalam hal mutu, penguasaan pasar,
dan industrinya. Menurut Wahono (2005), terdapat dua faktor penyebab yaitu:
4. Faktor internal (domestik)
Faktor internal meliputi filosofi dasar pengembangan obat asli Indonesia
belum terbangun dan pola pengadaan bahan baku (agroindustri tanaman obat)
yang belum berkembang, sehingga potensi yang melimpah belum tergarap
dengan baik. Struktur industri obat tradisional Indonesia yang belum kuat
dengan kesenjangan cukup besar antara industri besar dan kecil juga menjadi
salah satu faktor kendala.
5. Faktor eksternal (pengaruh global)
Kendala eksternal meliputi pesatnya perkembangan industri herbal di
berbagai negara, baik Asia maupun Eropa, yang berakibat membanjirnya
produk luar di pasar lokal dengan mutu dan kemasan yang lebih baik.
Mencermati kondisi tersebut, Litbang Deptan (2005) menjelaskan program
yang dibutuhkan untuk pengembangan TO unggulan tersebut, ialah :
(1) Penetapan wilayah pengembangan berdasarkan potensi, kesesuaian
lahan dan agroklimat, sumberdaya manusia dan potensi serapan pasar;
(2) Peningkatan produksi, mutu dan daya saing melalui:
penggunaan varietas unggul yang ditanam di tempat yang sesuai
dengan penerapan praktek pertanian yang baik (GAP, Good
Agricultural Practices) yang didasarkan atas SOP (Standard
Operational Procedures) untuk masing-masing komoditas,
panen dan pengolahan produk sesuai dengan GMP (Good
Manufacturing Practices);
(3) Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia melalui:
pendidikan dan pelatihan SDM yang terlibat dalam penyediaan
bahan baku obat dan system pelayanan kesehatan,
demplot teknologi produksi bahan tanaman;
(4) Pengembangan infrastruktur dan kelembagaan melalui:
pembangunan sarana dan prasarana penunjang transportasi,
telekomunikasi ke daerah sentra produksi TO,
pengembangan kemitraan antara petani dengan industri dan
pemerintah;
(5) Peningkatan pelayanan informasi, promosi dan pemasaran melalui:
pengembangan website, publikasi di media masa dan forum-forum
terkait,
pembentukan jejaring kerja dan sistem informasi pasar;
(6) Penyusunan kebijakan perpajakan dan insentif investasi yang kondusif
di sub sistem hulu sampai hilir dalam agribisnis dan agroindustri
berbasis TO melalui:
deregulasi peraturan yang tidak sesuai,
menciptakan lingkungan usaha agribisnis dan agroindustri yang
kondusif;
(7) Pembentukan data base TO yang valid sebagai acuan dalam
perencanaan program nasional pengembangan tanaman obat.
C. Metode
1. Tentukan usaha komoditi dari jenis tanaman obat, rempah, dan aromatik
berdasarkan peluang pasar lokal atau internasional (Informasi dapat
diperoleh melalui survey dan data sekunder: internet, majalah, dsb).
2. Tentukan sektor usaha yang akan dilakukan, apakah sektor hulu (penyediaan
bahan baku/budidaya) atau sektor hilir (pengolahan hasil tanaman menjadi
simplisia atau produk olahan)
Buat perencanaan usaha (dapat dilakukan dengan survey atau perencanaan
sendiri)
a. Nama perusahaan
b. Struktur organisasi
c. Bidang usaha
d. Hasil produk
e. Sasaran pasar
f. Analisis usaha
PUSTAKA ACUAN :