ABSTRAK
Alam menyediakan obat-obat alami yang murah, efektif, dan relatif aman. Hal tersebut mendorong
semakin banyak dilakukan eksplorasi bahan alam sebagai sumber obat-obatan. Tujuan Penelitian adalah untuk
menemukan fraksi aktif dari ekstrak daun pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis (L.)Vahl) dan mengetahui
mengetahui kemampuan antibakteri terhadap beberapa bakteri penyebab pneumonia. Penelitian ini adalah
penelitian eksperimental laboratories secara in vitro yang bersifat eksploratif analitik untuk menguji aktivitas
antibakteri fraksi daun Pecut kuda terhadap bakteri penyebab Pneumonia dibandingkan ciprofloxacin sebagai
control positif. Fraksi n-heksana dari daun pecut kuda memiliki daya hambat pada bakteri Staphylococcus
aureus pada konsentrasi 10% dan 20% sebesar 9 mm dan 10 mm, sedangkan antibiotik ciprofloxacin (K+)
sebesar 6 mm sedangkan fraksi etanol memiliki daya hambat pada konsentrasi 20% sebesar 6 mm sedangkan
antibiotik ciprofloxacin (K+) sebesar 7 mm. Fraksi n-heksana dapat menghambat bakteri Streptococcus
pneumonia memiliki daya hambat pada konsentrasi 1%, 5%, 10%, dan 20% sebesar 10 mm, 12 mm, 12 mm,
dan 13 mm. Fraksi etanol menghambat bakteri Streptococcus pneumonia pada konsentrasi 10% dan 20%
sebesar 9 mm dan 13 mm.
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 140
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh sini obat tradisional mempunyai makna
bakteri adalah penyakit pneumonia. yang sangat penting karena disamping
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang ketidakmampuan masyarakat untuk
menyebabkan peradangan akut parenkim memperoleh obat-obat modern, juga
paru-paru dan pemadatan eksudat pada karena obat tradisional adalah obat bebas
jaringan paru Bakteri penyebab yang yang dapat diperoleh tanpa resep dokter
utama adalah Streptococcus pneumoniae, (Anonymous, 1977).
Staphylococcus aureus untuk bakteri yang Sehubungan dengan hal tersebut,
tergolong gram positif dan Klebsiella penelitian ini bertujuan untuk menemukan
pneumoniae untuk bakteri yang tergolong fraksi aktif dari daun pecut kuda dan
gram negatif. Penelitian yang dilakukan mengetahui kemampuan antibakteri fraksi
oleh Sufitri dkk. (2015) melaporkan bahwa tersebut terhadap bakteri peneyebab
ekstrak kasar daun pecut kuda dapat pneumonia yaitu Staphylococus aureus
menghambat bakteri staphylococus aureus dan Klebsiella pneumonia.
mulai konsentrasi 25% dan tertinggi pada METODOLOGI PENELITIAN
konsentrasi 100% pada zona hambat Tempat Penelitian
sebesar 13 mm. Pemilihan dan Penelitian ini di Laboratorium kimia
penggunaan terapi antibiotika yang tepat Fakultas Pendidikan dan Ilmu
dan rasional akan menentukan Pengetahuan Alam Universitas Mataram
keberhasilan pengobatan untuk dan di Laboratorium Politeknik Medica
menghindari terjadinya resistensi bakteri Farma Husada Mataram.
(Suharjono dkk., 2009). Teknik Pengumpulan Data
Delapan puluh persen penduduk Indonesia Penentuan konsentrasi hambat fraksi aktif
hidup di pedesaan, diantaranya sukar dibuat dengan konsentrasi: 1%, 5%, 10%,
dijangkau oleh obat modern dan tenaga dan 20%. Pengumpulan data dilakukan
medis karena masalah distribusi, dengan mengukur diameter zona hambatan
komunikasi dan transportasi; disamping itu yang terbentuk dari pertumbuhan bakteri
daya beli yang relatif rendah menyebabkan klinis oleh fraksi-fraksi ekstrak daun pecut
masyarakat pedesaan kurang mampu kuda terhadap dua isolat bakteri klinis
mengeluarkan biaya untuk pengobatan Staphylococcus aureus dan Klebsiella
modern, sehingga masyarakat cenderung pneumonia.
memilih pengobatan secara tradisional Analisis Data
(Budiarso, 1980). Selain itu, obat Data yang diperoleh dianalisis secara
tradisional mempunyai banyak kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan
keuntungan, antara lain: harga yang relatif dengan mengelompokkan diameter zona
murah sehingga dapat dijangkau hambatan bakteri menjadi 3 kategori,
masyarakat luas, praktis dalam pemakaian, yaitu:
bahan baku yang mudah diperoleh dan 1. Diameter > 12 mm termasuk
disamping itu efek samping penggunaan kategori Sensitif
obat tradisional yang sejauh ini dianggap 2. Diameter 4< ϕ ≤12 mm termasuk
lebih kecil daripada efek samping obat dalam kategori Intermediet
sintetik (Wijaya dan Darsono, 2005). 3. Diameter ≤ 4 mm termasuk
Dalam rangka peningkatan dan kategori Resisten (Mukherjee, K.L.,1988).
pemerataan pelayanan kesehatan Alat dan Bahan Penelitian
masyarakat, maka obat tradisional perlu Alat Penelitian
dimanfaatkan sebaik-baiknya terutama di Alat yang digunakan dalam penelitian ini
desa-desa dan pemukiman yang adalah spektrofotometer, autoklaf,
belum/sulit dijangkau oleh puskesmas. Di timbangan analitik, lampu bunsen, blender,
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 141
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603
oven, labu erlenmeyer, beker glass, botol etilasetat dengan prosedur yang sama.
flacon, incubator, cawan petri, erlenmeyer, Selanjutnya dilakukan bioassay pada
jarum ose, tabung reaksi, mikropipet, pipet kedua bakteri uji.
test, penangas air, alat tulis, mistar, dan Penentuan konsentrasi hambat
rotary evaporator. minimum
Bahan Penelitian Penentuan konsentrasi hambat minimum
Bahan-bahan penelitian yang digunakan fraksi aktif dibuat dengan konsentrasi: 1%,
adalah etanol, Muller-Hinton Agar 5%, 10%, dan 20%.
(Merck), Nutrient Agar (Merck), kertas Sterilisasi
label, kapas, karet gelang, alumunium foil, Sebelum digunakan untuk penelitian, alat-
kertas saring, aquades, tissue, garam alat gelas dan bahan-bahan terlebih dahulu
fisiologis, simplisia daun pecut kuda , disterilisasi untuk menghindari
kertas jagung, korek api, air steril. Pelarut kontaminasi mikroba yang tidak
etanol, n-heksana, etilasetat, Kuman: diinginkan. Pada abad ke-18 orang
Staphylococcus aureus dan Klebsiella mensterilkan medium cukup dengan
pneumonia yang berasal dari Laboratorium mendidihkan medium tersebut selama
Unit Riset Biomedik Rumah Sakit Umum beberapa jam (Dwijoseputro, 2005).
Mataram, dan PEG 4000. Namun pada saat ini penggunaan
Cara Kerja autoclave lebih sering digunakan untuk
Penyiapan Simplisia sterilisasi. Semua alat yang digunakan
Bahan tumbuhan pecut kuda diperoleh dari dicuci kemudian dikeringkan dan
salah satu tanaman yang terdapat di daerah dibungkus dengan kertas dan distrerilisasi
Lombok tengah. Sebanyak 800 gram dalam autoclave selama 30 menit pada
basah/segar daun pecut kuda suhu 1210C pada tekanan 1,5 atm.
(Stachytarpheta jamaicensis (L.)Vahl) Pembuatan Media
dibersihkan dengan air mengalir dan air Pembuatan Media NA (Nutrien Agar)
steril kemudian diiris atau dipotong kecil- Sebanyak 20 gram media NA (Merck)
kecil menggunakan silet. Irisan daun pecut dilarutkan dengan 1L aquades dalam
kuda tersebut kemudian dikeringkan erlenmeyer . Kemudian dididihkan di atas
dengan cara dikeringanginkan. Setelah penangas air. Dengan bantuan magnetic
kering, irisan tersebut dihancurkan dengan stirer larutan diaduk sampai merata.
blender sehingga berbentuk powder. Setelah mendidih media NA diangkat dan
Penghancuran daun pecut kuda ini didinginkan kemudian disterilisasi
bertujuan agar sel atau jaringan yang menggunakan autoclave selama 15 menit
mengandung senyawa yang diharapkan pada suhu 1210C pada tekanan 1,5 atm.
mudah diekstraksi oleh pelarut yang Media NA yang telah steril kemudian
dipakai, dan senyawa tersebut dapat larut dituang ke dalam cawan petri steril yang
semuanya. Daun pecut kuda yang telah kemudian akan digunakan sebagai media
diblender kemudian direndam umum untuk menumbuhkan bakteri uji.
menggunakan pelarut etanol. Pembuatan Media MHA (Muller
Fraksinasi ektrak Hinton Agar)
Sebanyak 100 mL ekstrak etanol daun Sebanyak 34 gram MHA (Merck)
pecut kuda dimasukkan ke dalam corong dicampurkan dengan 1L aquades dalam
pisah, dan difraksinasi dengan n-heksana erlenmeyer. Kemudian dengan
sehingga terbentuk dua lapisan. Lapisan menggunakan magnetic stirer campuran
heksanan di pisahkan dengan lapisan tersebut diaduk agar dapat larut sempurna
etanol. Berikutnya lapisan etanol dan dipanaskan sampai mendidih pada
difraksinasi kembali menggunakan penangas air. Setelah mendidih media
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 142
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603
MHA diangkat dan didinginkan kemudian dibiarkan selama 5-15 menit agar suspensi
disterilisasi menggunakan autoclave bakteri meresap ke dalam agar-agar.
selama 15 menit pada suhu 1210C dan Diteteskan 0,1 mL masing-masing fraksi
tekanan 1,5 atm. Medium yang telah daun pecut kuda dengan berbagai
disterilkan kemudian dituang ke dalam konsentrasi pada agar. Selanjutnya
cawan petri steril dengan diameter 9 cm ± diinkubasi pada temperatur 370C selama
20 ml secara aseptis. 24 jam dengan keadaan plate tidak terbalik
Persiapan Isolat agar larutan ekstrak tidak tumpah.
Persiapan isolat bakteri harus Apabila ada potensi antibiotik, maka di
dilakukan dengan proses peremajaan isolat sekitar lubang tadi terlihat zona
bakteri dengan langkah-langkah sebagai penghambat pertumbuhan organisme uji.
berikut: Zona hambat pertumbuhan bakteri adalah
1. Melakukan peremajaan bakteri daerah yang tidak ditumbuhi bakteri, biasa
dalam media Nutrient Agar plate secara disebut sebagai halo atau zona bening.
aseptik. Diameter zona bening tersebut kemudian
2. Melakukan perbanyakan bakteri diukur dan dinyatakan dalam mm.
pada media Nutrient Agar miring secara
aseptik. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Menginkubasi subkultur bakteri Penelitian dilakukan di Laboratorium
selama 24 jam ke dalam inkubator dengan Politeknik Medica Farma Husada Mataram
suhu 37oC dan dalam kondisi aerob pada dan Laboratorium Fakultas Keguruan dan
bakteri Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.
4. Membuat suspensi masing-masing Penelitian dilakukan secara in vitro dengan
bakteri pada garam fisiologis secara menguji aktivitas antibakteri fraksi aktif
aseptik yang disesuaikan dengan daun pecut kuda (Stachytarpheta
kekeruhan Mac Farland 0,5 setara dengan jamaicensis (L.) Vahl) terhadap bakteri
1 x 108 CFU/mL. Staphylococcus aureus, dan Klebsiella
Bioassay (Uji Daya Hambat) pneumonia. Bakteri diperoleh dari
Uji aktivitas antibakteri dengan Laboratorium Unit Riset Biomedik Rumah
menggunakan dua bakteri tersebut Sakit Umum Mataram. Tahapan penelitian
dilakukan secara aseptic dengan metode dilakukan dimulai dari ekstraksi,
sumuran. Untuk uji antibakteri dibuat fraksinasi, dan uji aktivitas antibakteri
sumuran diameter 6 mm. Selanjutnya ke fraksi.
dalam suspensi bakteri yang telah Ekstraksi Daun Pecut Kuda
distandarisasi kekeruhannya, dicelupkan Berdasarkan hasil ekstraksi simplisia daun
kapas lidi steril, ditunggu sebentar agar pecut kuda sebanyak 400 gram kering
cairan meresap ke dalam kapas. Kemudian menggunakan pelarut etanol, diperoleh
lidi diangkat dan diperas dengan hasil ekstraksi sebanyak 170, 31 gram
menekankan lidi pada tabung bagian dengan rendemen sebesar 42,57%.
dalam sambil diputar-putar. Meratakan Rendemen ekstraksi dapat dilihat pada
suspensi bakteri pada permukaan dan tabel 1.
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 143
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603
Ekstraksi dilakukan secara maserasi dua larutan zat aktif di dalam sel, maka larutan
kali ulangan secara bertahap dengan yang terpekat akan didesak keluar,
merendam simplisia daun pecut kuda keuntungan cara ekstraksi ini pengerjaan
menggunakan etanol 96%. Ulangan dan peralatan yang digunakan sederhana
pertama dilakukan dengan merendam dan dapat menghindari rusaknya
simplisia daun pecut kuda menggunakan 2 komponen senyawa akibat panas
liter etanol selama 48 jam. Hasil maserasi (Purwanto, 2015).
disaring dan dilakukan maserasi kembali Fraksinasi Daun pecut kuda
menggunakan etanol 96% sebanyak 2 liter Fraksinasi daun pecut kuda menggunakan
selama 48 Jam. Hasil maserasi selanjutnya tiga pelarut dengan kepolaran yang
diuapkan dengan rotary epavorator hingga berbeda. Fraksinasi dilakukan
didapatkan ekstrak kental. Penggunaan menggunakan corong pisah dengan
pelarut etanol untuk mendapatkan bertahap dimulai dari pelarut non polar
komponen zat aktif lebih banyak. Peran menggunakan n-heksana, pelarut semi
pelarut etanol adalah melarutkan hampir polar menggunakan etil asetat dan pelarut
semua komponen baik yang bersifat polar, polar menggunakan methanol. Hasil
semi polar, maupun non polar. Pelarut fraksinasi gram ekstrak daun pecut kuda
akan menembus dinding sel dan masuk dengan menggunakan pelarut n-heksana,
kedalam rongga sel yang mengandung zat etil asetat, dan methanol disajikan pada
aktif sehingga zat aktif akan larut, karena tabel 2 di bawah ini :
adanya perbedaan konsentrasi antara
Tabel 2 Hasil fraksinasi gram ekstrak daun pecut kuda dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan
methanol
Pelarut Berat Fraksi Presentase
(g) (%)
Berdasarkan hasil fraksi yang diperoleh fraksi ini berperan dalam menarik senyawa
terlihat bahwa fraksi etanol menghasilkan kimia yang bersifat polar. Fraksi n-
rendemen paling besar dan diikuti dengan Heksana menarik senyawa-senyawa yang
fraksi n-heksana dan etil asetat. Hal ini bersifat non-polar. Fraksi etil asetat
bergantung dari kepolaran dari pelarut merupakan pelarut semi polar dan dapat
yang digunakan. Fraksi etanol memiliki melarutkan senyawa semipolar pada
nilai paling tinggi atau paling polar dinding sel seperti aglikon flavonoid
dibandingkan dengan kedua fraksi lainnya, (Harborn, 1996).
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 144
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603
Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Daun dengan metode difusi sumuran. Pelarut
Pecut Kuda yang digunakan adalah aquades dan
Pengujian aktivitas antibakteri fraksi n- ditambahakan PEG 4000
heksana, etil asetat, dan etanol dilakukan
dengan konsentrasi bervariasi yaitu 1%, 5 aktivitas antibakteri. Kontrol positif
%, 10%, dan 20%. Nilai rata-rata aktivitas menunjukkan adanya aktivitas antibakteri.
tertinggi diperoleh dari fraksi n-heksana Hasil secara lebih rinci terdapat pada tabel
yang diikuti oleh fraksi etanol, sedangkan dibawah ini.
fraksi etil asetat tidak menunjukkan
Tabel 3 Aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun pecut kuda dalam berbagai konsentrasi
Jenis bakteri Rata-rata diameter zona hambat fraksi n-heksana daun pecut kuda dalam
berbagai konsentrasi (mm)
Staphylococc - - 9 10 6 0
us aureus
Klebsiella 10 12 12 13 8 0
pneumoniae
A 10
B
10
5
20
20
K
K 5
K
1
1
K
Gambar 3.1 Zona hambat fraksi n-heksana yang terbentuk pada bakteri Staphylococcus aureus (A) dan pada
bakteri Klebsiella pneumonia (B)
Rata-rata diameter zona hambat fraksi etil asetat daun pecut kuda
dalam berbagai konsentrasi (mm)
Jenis bakteri
kontrol Kontrol
1% 5% 10% 20%
positif negatif
Staphylococcus
- - - - 6 0
aureus
Klebsiella
- - - - 7 0
pneumoniae
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 145
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603
A B
10
K
5
K K
20
20
1
1
10
K
5
Gambar 4.2 Zona hambat fraksi etil asetat yang terbentuk pada bakteri Staphylococcus aureus (A) dan pada
bakteri Klebsiella pneumonia (B)
Tabel 3.2 Aktivitas antibakteri fraksi etanol daun pecut kuda dalam berbagai konsentrasi
Rata-rata diameter zona hambat fraksi etil asetat daun pecut kuda
dalam berbagai konsentrasi (mm)
Jenis bakteri
kontrol Kontrol
1% 5% 10% 20%
positif negatif
Staphylococcus
- - - 6 7 0
aureus
Klebsiella
- - 9 13 7 0
pneumoniae
A 10 B 5
20 1
K
K
5
10 K
K
1
20
Gambar 4.3 Zona hambat fraksi etanol yang terbentuk pada bakteri Staphylococcus aureus (A) dan pada bakteri
Klebsiella pneumonia (B)
Hasil uji aktivitas bakteri menunjukkan Pada konsentrasi 5% dan 10% daya
bahwa fraksi yang aktif adalah fraksi n- hambatnya sama yaitu 12 mm dan pada
heksana dan fraksi etanol. Konsentrasi konsentrasi 20% daya hambatnya 13 mm.
minimum terjadinya penghambatan sedangkan pada bakteri Staphylococcus
aktivitas bakteri untuk fraksi n-heksana aureus terjadinya penghambatan dimulai
pada konsentrasi 1% telah mempunyai pada konsentrasi 10% dengan rata-rata
kemampuan untuk menghambat bakteri diameter zona hambat sebesar 9 mm dan
Klebsiella pneumonia dengan rata-rata pada konsentrasi 20% diameter zona
diameter zona hambat sebesar 10 mm. hambatnya sebesar 10 mm.
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 146
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 147
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 149
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 150
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 151
Volume 4. No. 2 – Oktober 2018