Anda di halaman 1dari 24

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

EKSTRAK ETANOL PADA DAUN PEPAYA (Carica papaya) TERHADAP


BAKTERI Staphylococcus aureus

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh :

RIRIN INDRIYANI A. HAMID


NPM : 170391001

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRINITA
MANADO
2021
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................2


LEMBARAN PENGESAHAN......................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................5
D. Manfaat Penelitian...........................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................7
A. Tinjauan Umum Tentang Daun Pepaya...........................................7
B. Skrining Fitokimia...........................................................................9
C. Ekstraksi..........................................................................................11
D. Klasifikasi Bakteri Staphylococcus aureus......................................12
E. Kerangka Konsep.............................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................14
A. Jenis Penelitian.................................................................................14
B. Waktu dan Lokasi Penelitian...........................................................14
C. Alat dan Bahan Penelitian................................................................14
D. Prosedur Penelitian..........................................................................15
E. Analisis Data....................................................................................19
F. Lampiran Surat Determinasi Tanaman Papaya................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................21

1
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Usulan Penelitian Berjudul : SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS


ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL PADA
DAUN PEPAYA (Carica papaya) TERHADAP
BAKTERI Staphylococcus aureus

Yang ditulis oleh

Nama : Ririn Indriyani A. Hamid


NPM : 170391001
Terdaftar TA. : 2017

Disetujui untuk di pertahankan dalam Ujian Proposal dihadapan Tim Penguji


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Trinita Program Studi Farmasi, Pada,
Demikian untuk proses selanjutnya.

Manado,……….2021

Pembimbing I Pembimbing II

Paulina V.Y Yamlean, S. Si, M.Kes, Natalia Latjandu, S.Farm, M.Si

2
HALAMAN PENGESAHAN

Usulan Penelitian berjudul : SKRINING FITOKIMIA DAN UJI


AKTIVITAS ANTIBAKTERI
EKSTRAK ETANOL PADA DAUN
PEPAYA (Carica papaya) TERHADAP
BAKTERI Staphylococcus aureus

Yang ditulis oleh.

Nama : Ririn Indriyani A. Hamid


NPM : 170391001
Terdaftar TA. : 2017

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia mempunyai bermacam berbagai kekayaan alam,

diantaranya yakni kekayaan tumbuh- tumbuhan yang terhitung didalamnya

tanaman efektif obat. Pemanfaatan tumbuhan bermanfaat obat telah lama

dicoba oleh warga serta diwariskan secara turun- temurun ke generasi

berikutnya selaku obat tradisional. Berlandaskan informasi pada Lokarya

Nasional Tumbuhan Obat Tahun 2010, Indonesia memiliki 30. 000 tipe

tumbuhan dari toatal 40. 000 tipe tanaman di dunia, termasuk antara lain

940 tipe tanaman bermanfaat obat. Diantara itu semua, banyak tumbuhan-

tumbuhan alamiah yang dapat dibesarkan( Aditama, 2019).

Pepaya( Carica papaya L.) yaitu salah satu tumbuhan yang

dimanfaatkan oleh penduduk selaku obat karna manfaat yang dimiliki

mampu menyembuhkan penyakit serta seringkali diolah oleh masyarakat

untuk menjadi makanan yang dikonsumsi sehari oleh masyarakat.

Dibeberapa daerah tanaman pepaya di gunakan sebagai obat tradisional

seperti obat cacingan, batu ginjal, obat luka, ekxim (akar) obat demam,

abortivum, pembesaran hati dan limpah (biji), obat hepatitis, (obat cacingan)

(daun), sembelit (buah matang), gangguan lambung , sariawan, kekurangan

ASI (buah muda). Getah dapat di manfaatkan sebagai obat luka bakar,

jerawat, penyakit kulit. (Yuktiana, 2017)

4
Dari hasil studi kajiaan karakterisasi tumbuhan papaya ( carica papaya

L.) di kota madia bandar lambung yang dicoba oleh Agustina pada tahun

2017 memaparkan jika tumbuhan pepaya ada 2 komponen bioaktif utama

yang digunakan selaku bahan tekstil yakni papain serta chymopain

sementara itu komponen semacam alkaloid, flavonoid, serta komponen

fenol yang lain digunakan buat menyembuhkan demam malaria, diabet

mellitus. Dalam hasil riset yang dicoba oleh Lisa pada tahun 2015

memaparkan kalau daun pepaya sanggup memacu pengobatan cedera pada

cedera sayat pada kulit mencit dan aktifitas antitumor dengan menginduksi

apoptosis pada sel tumor, dan juga aktifitas antibakteri serta antioksidan.

Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang

merupakan penyebab terjadinya infeksi yang bersifat piogenik. Tersebar

luas dialam serta terdapat yang hidup selaku flora wajar pada manusia yang

ada di aksila, wilayah inguinal serta perineal, serta lubang hidung bagian

anterior. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini biasanya timbul dengan

tanda-tanda khas yaitu peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses, serta

dapat menyebabkan berbagai macam infeksi seperti pada jerawat, bisul, atau

nanah. Pada rongga hidung dan kulit manusia terdapat sekitar 25-30%

Staphylococcus aureus di dalamnya (Jawetz, 2008)

Peradangan Staphylococcus aureus bisa menghemolisis darah serta

mengkoagulasi plasma, supurasi, pembuatan abses, peradangan piogenik,

hingga septikimia yang parah. Kuman ini kilat jadi resisten terhadap banyak

5
zat antijasad renik serta menimbulkan permasalahan penyembuhan yang

susah( Jawetz et angkatan laut(AL)., 1991).

Sehingga dalam penelitian yang akan dilakukan ini dilatarbelakangi

dengan melakukan skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri ekstrak

etanol pada daun pepaya (carica papaya L.) terhadap bakteri Staphylococus

aureus dengan menggunakan metode well diffusion cakram

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai

berikut:

Apakah ekstrak etanol 96% pada daun papaya (Carica papaya) dapat

menghambat aktivitas antibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus?

C. Tujuan Penelitian

Untuk menguji aktivitas anti bakteri extrak daun papaya dengan

konsentrasi 5%, 10%, dan 20% pada bakteri Staphylococcus aureus

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini nantinya dapat memberikan informasi antara

lain:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informaasi tentang potensi

daun papaya (Carica Papaya) sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus

Aureus.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Daun Pepaya (Carica Papaya L.)

Pepaya merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis serta

menyebar hingga India pada abad ke 16. Tumbuhan ini diketahui selaku

papaya dalam bahasa Inggris, papita dalam bahasa Hindi serta Erandakarkati

dalam bahasa Sansekerta. Pepaya merupakan tumbuhan tradisional yang

kerap digunakan buat penyembuhan bermacam berbagai penyakit. Paling

utama daunnya yang digunakan buat menyembuhkan penyakit malaria,

demam berdarah, penyakit kuning ( Herry, 2015). Perihal ini diakibatkan

oleh terdapatnya isi senyawa fitokimia dalam daun pepaya.

Gambar 1. Tanaman Pepaya (Doc. Pribadi)

1. Klasifikasi Daun Pepaya

Klasifikasi tanaman pepaya menurut (Malle, 2015) sebagai berikut:

Domain : Flowering plant

Kingdom : Plantae

7
Sub Kingdom : Tracheobionta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Dilleniidae

Superdivisi : Spermatophyta

Pili : Steptophyta

Ordo : Brassicales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya Linn

2. Deskripsi Tanaman Pepaya

Pepaya( carica papaya L.) merupakan tumbuhan bertangkai tunggal

yang bisa berkembang sampai 20 m. Daun pepaya berdimensi besar,

mempunyai tulang daun menjari ataupun palmate serta mempunyai

tangkai daun yang halus serta berongga( Mardhan, 2015). Daun pepaya

bergerombol di dekat puncak batang dengan tangkai sampai 1 m serta

mempunyai panjang daun 25- 75 centimeter( Septiani, 2016). Pepaya

ialah tanaman yang berkembang dengan baik di wilayah beriklim tropis

dengan ketinggian 100 m diatas permukaan laut. Memerlukan hawa

hangat serta lembab buat hidup. Pepaya berkembang dengan keadaan

wilayah yang temperatur udaranya diatas 100°C.

3. Kandungan Metabolit Sekunder Daun Pepaya

Daun pepaya memiliki bermacam isi kimia semacam alkaloids

carpain, pseudocarpain and dehydrocarpain I and II, choline, carposide,

8
vit C and E. Pada daun pepaya yang masih muda, isi carpain serta

alkaloid bisa memencet aksi jantung, menanggulangi peradangan

amoeba, selaku anti malaria, menyembuhkan jaundice, berkemih nanah,

demam serta pula asma. Daun papaya muda yakni daun yang bercorak

hijau yang terletak di 3 lapis awal dari pucuk daun( Lisa, 2015). Daun

pepaya pula sanggup mengobati demam berdarah dengan tingkatkan sel

darah putih serta trombosit, menormalkan pembekuan serta revisi

hati( Agustina, 2017).

4. Kegunaan Pepaya

obat cacingan, batu ginjal, obat luka, ekxim (akar) obat demam,

abortivum, pembesaran hati dan limpah (biji), obat hepatitis, obat cacingan

(daun), sembelit (buah matang), gangguan lambung, sariawan, kekurangan

ASI (buah muda). Getah dapat di manfaatkan sebagai obat luka bakar,

jerawat, penyakit kulit. Papaya di manfaatkan pada bagian daun sebagai

sayur dan pelukan daging. (Yuktiana, 2017)

B. Skrining Fitokimia

Fitokimia ialah ilmu pengetahuan yang menguraikan aspek kimia

sesuatu tumbuhan. Kajian fitokimia meliputi penjelasan yang mencakup

aneka macam senyawa organik yang dibangun serta ditaruh oleh organisme,

ialah struktur kimianya, biosintesisnya, pergantian dan metabolismenya

penyebaran secara alamiah serta guna biologisnya, isolasi serta perbandingan

komposisi senyawa kimia dari beragam tipe tumbuhan. Analisis fitokimia

dicoba buat memastikan karakteristik komponen bioaktif sesuatu ekstrak

9
kental yang mempuyaai dampak toksin ataupun dampak farmakologis lain

yang berguna apabila diujikan dengan sistem hayati ataupun

bioassay( Harborne, 1987).

1. Alkaliod

Alkaloid secara universal ialah senyawa bertabiat basa yang memiliki

satu ataupun lebih atom nitrogen serta banyak sekali ragamnya tercantum

struktur kimianya. Nyaris seluruh alkaoid yang ditemui di alam memiliki

keaktifan biologis tertentu, terdapat yang sangat beracun namun adapula

yang sangat bermanfaat dalam penyembuhan. Alkoloid bisa ditemui

dalam bermacam bagian tanaman semacam biji, daun, ranting serta kulit

batang.( Haerrbone 2006).

2. Tanin

Tanin ialah senyawa universal yang ada dalam tanaman

berpembuluh, mempunyai gugus fenol, mempunyai rasa sepat serta

sanggup menyamak kulit sebab kemampuannya menyambung silang

protein. Bila bereaksi dengan protein membentuk kopolimer yang tidak

larut dalam air. tanin secara kimia dikelompokkan jadi 2 kalangan ialah

tanin terkondensasi serta tanin terhidrolisis. Tanin terkondensasi ataupun

flavolan secara biosintesis bisa di anggap tercipta dengan metode

kondensasi katekin tunggal yang membentuk senyawa dimer serta setelah

itu oligomer yang lebih besar. Tanin terhidrolisis memiliki jalinan ester

yang bisa terhidrolisis bila didihkan dalam asam klorida encer( Harbone,

1987).

10
3. Saponin

Saponin merupakan glikosa triterpena serta sterol yang sudah ditemukan

dalam lebih dari 90 genus pada tanaman. Terdapatnya saponin dalam

tanaman diarahkan dengan pembuatan busa yang sewaktu mengekstrasi

tanaman ataupun memekatkan ekstrak( Harborne, 1987).

4. Flavonoid

Flavonoid merupakan sesuatu kelompok fenol yang terbanyak yang

ditemui di alam. Banyaknya senyawa flavonoid ini bukan diakibatkan

sebab banyaknya alterasi struktur, hendak namun lebih diakibatkan oleh

bermacam tingkatan hidroksilasi, alkoksilasi ataupun glikosilasi pada

struktur tersebut. Flavonoid di alam pula kerap ditemukan dalam wujud

glikosidanya.

C. Ekstraksi

Ekstrasi merupakan metode pembelahan sesuatu senyawa bersumber

pada perbandingan distribusi zat terlarut diantara 2 pelarut yang silih

bercampur. Pada biasanya zat terlarut yang diekstrak bertabiat tidak larut

ataupun larut sedikit dalam sesuatu pelarut namun gampang larut dengan

pelarut lain.

Tata cara ekstraksi yang pas ditemui oleh tekstur isi air bahan- bahan

yang hendak diekstrak serta senyawa- senyawa yang hendak diisolasikan.

Ekstrak merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati maupun hewani memakai pelarut yang cocok.

11
Proses pembelahan senyawa dalam simplisia, memakai pelarut

tertentu cocok dengan watak senyawa yang hendak dipisahkan. Pembelahan

pelarut bersumber pada kaidah‘ like dissolved like’ yang maksudnya sesuatu

senyawa polar hendak larut dalam pelarut polar.

Ekstrasi bisa dicoba dengan beragam tata cara ialah tata cara

infundasi, maserasi, porkalasi, serta soklatasi, bergantung dari tujuan

ekstrasi, tipe pelarut yang hendak digunakan serta senyawa yang di

idamkan. Tata cara ekstrasi yang sangat simpel serta kerap di pakai

merupakan tata cara maserasi.

Maserasi menggambarkan proses pengekstraan simplisia dengan

menggunakan pelarut dengan sebagian kali pengocokan maupun

pengadukan pada temperatur ruangan. Secara teknologi tercantum ekstrasi

dengan tata teknik pencapaian konsentrasi dengan keseimbangan.

Perbandingan Maserasi kinetik dengan remaserasi kinetik

merupakan Maserasi kinetik berarti dicoba pengadukan yang( senantiasa).

Kebalikannya Remaserasi berarti dicoba pengulangan penimbunan pelarut

sehabis dicoba penyaringan mula sampai ketiga.

12
D. Klasifikasi Bakteri Staphylococcus aureus

Filum : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Ordo : Bacillales

Famili : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Species : Staphylococcus aureus

Gambar 2. Bakteri Staphylococcus Aureus

Staphylococcus aureus menggambarkan bakteri gram positif yang

memiliki diameter 0, 7- 1, 2µm, berbentuk bulat( coccus) dan juga membentuk

kolonin semacam buah anggur, bakteri ini tidak berspora, tidak bergerak dan

mampu tumbuh pada temperatur optimum 37 oC. s. aureus mampu menghasilkan

isolat lebih dari 90% yang diketahui ada kapsul polisakarida yang berperan dalam

virulensi bakteri( Jawets dkk., 2007).

13
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif patogen

oportunistik yang mampu memunculkan infeksi spektrum luas, infeksi berat, dan

penyakit invasif yang mamatikan. Bakteri ini muncul sebagai patogen maupun

pencetus utama buat penyakit infeksi nosokomial daan infeksi

komunikatif( Kadariya dkk., 2014). Penyakit infeksi yang disebabkan oleh S.

aureus contohnya semacam bisul, mastitis, pneumonia, meningitis, endokartis dan

lain- lain. S. aureus banyak hidup di permukaan kulit dengan karakter yang tahan

terhadap perlakuan raga maupun enzim, akan tetapi lebih sensitif dengan

antibakteri( taylor dan juga unakal, 2018b).

14
E. Kerangka Konsep

Determinasi Tanaman carica papaya


L.

Simplisia carica papaya


L.

Serbuk carica papaya L.

Ekstak carica papaya L.

Skrining Fitokimia Uji Aktifitas Antibakteri

Analisis ANOVA

15
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental (true

experimental laboratories).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober 2021. Lokasi

penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Universitas Trinita

Manado.

C. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Timbangan analitik, Gelas laboratorium Ayakan mesh 100,

Blender, Spatula logam, jarum ose, mikropipet( socorex dan juga

eppendorf), yellow tip, blue tip, eppendrof, pembakar spiritus, orbital

incubator( stuart S1600), kertas saring Whatman 42 microplate flat

bottom 96 wells( Iwaki), Laminari Air Flow( LabGard AIR), microplate

reader( corona SH- 1000), hot plate( UCI52), vortex( GENIE2), corong

pisah( Pyrex), cawan petri( Duran), autoklaf( TOMY ES- 315), orbital

16
shaker( Stuart SSL 1), rotary evaporator( Strike 300), penyemprot

reagen, TLC chamber( Duran).

2. Bahan

Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Daun papaya (Carica papaya L.) yang diperoleh dari perkebunan

kelurahan gogagoman Kec. Kotamobagu Barat, Kota Kotamobagu.

Pelarut yang digunakan untuk maserasi adalah etanol 96%.

Bakteri uji yang digunakan adalah (Staphylococcus aureus). Media

pertumbuhan yang digunakan adalah Nutrient Agar (NA). Bahan kimia

yang digunakan untuk skrining fitokimia adalah cloroform, reagent

Dragendroff, serbuk magnesium, reagent Mayer, alkohol 96%, asetat

andhidrad, amonia encer, F2Cl 1%, eter, dragendorff, asetat anhidrad,

NaCl 10%, Hcl encer, pereaksi Wagner, HCL pekat, N-heksana,

butanol, metanol, etil asetat , gelatin, aseton, H2SO4 pekat dan antibiotik

pembanding yang di gunakan gentamisin.

Bahan yang di gunakan untuk uji antibakteri adalah Nutrient Agar

(NA), Mueller Hinton Agar (MHA). NaCl fisiologis 0,9%, McFarland

0,5 (BaCl2 1% dan H2SO4 1%), dan Dimetil Sulfoksida (DMSO) 10%

D. Prosedur Penelitian

1. Pengambilan sampel dan persiapan Sampel

Sampel yang di gunakan ialah daun papaya (Carica Papaya) yang

diambil dari perkebunan kelurahan gogagoman kec. Kotamobagu Barat,

17
Kota Kotamobagu. Kemudian ilustrasi dibersihkan serta dikeringkan

ataupun di anginkan sampai ilustrasi kering. Setelah kering ilustrasi

diblender sampai ilustrasi jadi halus kemudian di ayak memakai ayakan

mesh 100.

2. Determinasi tanaman

Determinasi tumbuhan dicoba di bagian taksonomi tanaman

Program Riset hayati fakultas matematika serta ilmu pengetahuan alam,

Universitas Sam Ratulagi Manado hasilnya hendak keluar dalam waktu

satu hari saja.

3. Ektraksi Daun Papaya (Carica Papaya)

Pembuatan ekstraksi simplisia pada daun papaya yang hijau serta

sehat yang baru di petik dari pohonnya yang sudah di keringkan serta di

blender sampai halus. Ekstraksi bahan aktif di jalani dengan tata cara

maserasi yang di tambahkan bahan pelarut etanol 96%

Berikutnya serbuk daun papaya( Carica Papaya) di timbang

sebanyak 300 gr kemudian dimasukan kedalam beaker glass, setelah itu

ditambahkan pelarut sampai volume akhir menggapai 1000 Ml dengan

perbandingan 1: 10( w/ v). kemudian hasil maserasi disaring dengan

kertas saring Whatman 42 sehingga menciptakan filtrat serta residu.

Perendaman dicoba 1 kali remaserasi. Kemudian filtrat yang diperoleh

dipekatkan dengan vacum rotary evaporator pada temperatur 40oC

sehingga diperoleh extrak kental berbentuk pasta.

18
4. Skrining Fitokimia

Skrining Fitokimia dicoba buat mengenali metabolit sekunder

ataupun kalangan senyawa yang tercantum didalam ekstrak daun papaya.

Analisis yang dicoba ialah uji Alkaloid, Flavonoid, Tanin, saponin. Tata

cara yang digunaka bersumber pada pada riset Harborne( 1987).

a. Uji Alkaloid

Ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 0,5

g, ditambahkan HCl 2 N sebanyak 1 ml dan air suling 9 ml Setelah

itu dibagi menjadi tiga bagian kemudian diberi reagen dragendrof,

mayer, bouchardat, Akaloid positif bila tercipta warna orange

dengan pereaksi dragendrof ataupun tercipta endapan putih dengan

pereaksi meyer.

b. Uji Flavonoid

Sebanyak 0, 5 gr ekstrak ditambahkan 10 ml air panas.

Dipanaskan sampai mendidih sepanjang 5 menit serta disaring

dalam kondisi panas. Diambil 5 ml filtrat serta ditambah 0, 1

miligram serbuk miligram, 1 ml HCl pekat, serta 2 ml amil

alkohol. Dikocok serta dibiarkan memisah. Flavonoid positif bila

terjalin warna merah, kuning, jingga pada susunan amil alkohol.

c. Uji Saponin

19
Sebanyak 0, 5 gr ekstrak dimasukkan ke dalam tabung

respon. Ditambahkan 10 ml air panas, dinginkan serta setelah itu

dikocok kuat- kuat sepanjang 10 detik. Bila tercipta buih yang

mantap setinggi 1- 10 centimeter sepanjang± 10 menit tambahkan

1 tetes HCl 2 N, bila buih tidak lenyap hingga positif saponin.

d. Tanin

Sebanyak 0, 5 mg ekstrak dikocok dengan 10 ml air suling,

disaring sesudah itu filtratnya diencerkan dengan air suling sampai

tidak bercorak. Diambil 2 ml larutan sesudah itu ditambahkan 1

sampai 2 tetes pereaksi FeCl3. Terjalin warna biru maupun hijau

kehitaman menunjukkan adanya tanin.

5. Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak

a. Organoleptik

Pengujian organeloptik extrak dicoba dengan mengenali

wujud warna, bau, serta rasa dari ekstrak yang dihasilkan

b. Rendemen Ekstrak

Rendemen ekstrak etanol daun pepaya (C.papaya) dihitung

dengan membandingkan bobot awal simplisia dengan bobot akhir

ekstrak yang dihasilkan.

berat ekstrak pekat


% Rendemen ekstrak= X 100 %
berat sampel

6. Pembuatan Larutan Uji

Larutan uji dibuat dengan melarutkan ekstrak etanol daun

pepaya (C.papaya) menggunakan etanol 96% dengan konsentrasi

20
ekstrak 5%, 10%, dan 20% b/v dalam Dimethyl Sulfoxide (DMSO)

(Lova, 2018).

7. Peremajaan Bakteri Uji

Bakteri uji di remajakan pada medium agar dengan cara

menggoreskan bakteri menggunakan jarum ose pada permukaan agar,

kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam kondisi anaerob

8. Pengujian Aktivitas Antibakteri

Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun pepaya

(C.papaya) menggunakan metode well diffusion cakram. Biakan

bakteri ditanam pada media agar yang telah memadat menggunakan

cotton bath dengan menggoreskannya diatas permukaan media agar.

Kertas cakram diletakan diatas media yang telah ditanami bakteri,

kemudian diatas cakram ditetesi 10 mililiter dengan ekstrak etanol

daun pepaya (C.papaya) dengan masing-masing konsentrasi 5%, 10%

dan 20% b/v secara aseptik (Afifi, 2017).

E. Analisis Data

Untuk hasil penelitian uji aktifitas antibakteri yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan One Way ANOVA (Analisis

varians) dengan menggunakan perangkat SPSS IBM 24.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aditama. R. Y., Ginting, E., Syafriadi. 2019. Daya guna Ekstrak Daun Pepaya( Carica
Papaya L) selaku Inhibitor pada Baja Karbon AISI1020 dalam Medium
Korosif NaCl3%. Harian Teori serta Aplikasi Fisika. 7( 4): 69- 76.

Agustina. 2017. Kajian Karakterisasi Tumbuhan Pepaya( Carica papaya L.) di Kota
Madya Bandar Lampung. Skripsi Jurusan Hayati Fakultas Matematika
serta Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 176 Hal

Harbone, J.B. 1987 Metode fitokimia. Penentuan Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan. Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro.
ITB, Bandung
Harborne JB. 2006. Metode Fitokimia. Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan.
Terjemahan padmawinata K dan Soediro L. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Herry, N. F. 2015. Analisis Pemasukan Usahatani serta Saluran Pemasaran
Pepaya( Carica papaya L) di Kabupaten Tulungagung. Harian Agribisnis
Fakultas Pertanian Unita 11( 13): 12- 28

Jawetz, Melnick, dan Adelberg. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC


Kadariya, J., T. C. Smith, dan D. Thapaliya. 2014. Staphylococcus aureus and
staphylococcal food-borne disease:an ongoing challenge in public
health. Biomed Research International. 2014:827965.
Lisa. Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L) dalam Menghambat
Laju Korosi Kawat Ortodonsi Berbahan Stainless Steel [ Skirpsi].
Universitas Hasanudin;2015

Malle, D., Telussa, I., serta Lasamahu, A. A. 2015. Isolasi serta Ciri Papain dari Buah
Pepaya( Carica Papaya L) Tipe Daun Kipas. Idn. J. Chem. res 2: 182-
189.

Mardhan, R., E. Tety., S. Tarumun, serta S. Tarumun. 2015. Optimalisasi Penciptaan


Usahatani Pepaya( Carica papaya L.) di Kelurahan Palas Kecamatan
Rumbai Kota Pekanbaru. Jom Faperta. 2( 1): 23- 32

Septiani, R. dan A. Tjitraresmi.2016. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) dan


Manfaatnya dalam Pengobatan. Jurnal Farmaka 14 (1): 1-18

Taylor, T. A dan C.G Unakal 2018b. Staphylococcus Aureus. Statpearis

22
LAMPIRAN GAMBAR

A. Surat Determinasi Daun Pepaya (carica papaya L.)

23

Anda mungkin juga menyukai