Anda di halaman 1dari 6

Nama : Invita Robayani Safira

NIM : 1613015090
Nama lokal : Cabe Rawit
Nama Latin : Capsicum frustescens L.

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheabionta
Division : Spermatophyta
Sub division : Magnoliophyta
Classing : Magnolipsida
Sub classis : Asteredae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum L.
Species : Capsicum frustescens L.
Khasiat :
Penelitian yang di lakukan oleh Ernawati, 2018 tentang pengaruh
pemberian Ekstrak Cabai Rawit (Capicum frutescens L.) terhadap gambaran
mikriskopis ginjal mencit. Penelitian telah membuktikan bahwa mencit yang
diberikan kapsaisin selama 2 minggu menunjukkan kerusakan sedang pada ginjal
sedangkan mencit yang diberikan kapsaisin selama 4 minggu mengalami
kerusakan berat pada hati dan ginjal. Dan didapatkan hasil dan pembahasan
terbukti pemberian ekstrak cabai rawit berpengaruh terhadap gambaran
mikroskopis sel-sel epitel tubulus kontortus proksimal ginjal mencit Balb/c berupa
degenerasi hidropik. Perubahan yang berupa degenerasi hidropik antara kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan (P1, P2, dan P3) secara statistik terdapat
perbedaan yang bermakna, Sedangkan Perubahan yang berupa nekrosis antara
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (P1, P2, dan P3) secara statistik
perbedaannya tidak bermakna.

Selain itu penelitian yang dikakukan oleh Rahim, 2014 mengenai Infeksi
Saluran Pernafasan (ISP) merupakan penyakit yang umum terjadi pada
masyarakat. Hasil surveykesehatan nasional tahun 2001 diketahui bahwa ISP
menjadi penyebab kematian balita tertinggi (22,8%) dan penyebab kematian bayi
yang kedua setelah gangguan perinatal. Prevalensi tertinggi dijumpai pada bayi
usia 6-11 bulan (Depkes, 2001).Salah satu bakteri penyebab ISP adalah bakteri
Staphylococcusaureus(S. aureus). S. aureus adalah bakteri gram positif dan
merupakan flora normal pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan
pada manusia.Banyak cara yang telah dilakukan untuk pengobatan penyakit akibat
bakteri S. aureus, salah satunya dengan penggunaan antibiotika. Peningkatan
jumlah resisten bakteri terhadap antibiotika merupakan suatu permasalahan. Oleh
karena itu, perlu dicari alternatif lain, misalnya dengan memanfaatkan tanaman-
tanaman obat yang diduga efektif menghambat pertumbuhan bakteri penyebab
penyakit danmudah didapat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa
flavonoid memiliki aktivitas antibakteri. Yunita mengidentifikasi adanya senyawa
glikon dan flavonoid pada daun cabe rawit, akan tetapi penelitian tersebut belum
membuktikan efektifitas antibakteri daun cabe rawit terhadap bakteri S.
aureus.Tanaman cabe rawit yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
bagian buah cabe rawit sebagai bahan rempah dalam berbagai masakan
tradisional, akan tetapi bagian daun cabe rawit masih belum banyak dimanfaatkan.
Pada Penelitian Rahim dkk (2014) melaporkan bahwa konsentrasi 70%, 80%,
90% , 100% ekstrak daun cabe rawit terbukti memberikan daya hambat bakteri
Staphylococcus aureus. Pada konsentrasi 100% merupakan dosis yang
memberikan daya hambat terhadap pertumbuhan S.aureussama dengan kelompok
kontrol positif (Amoxicillin). Hal tersebut menunjukkan ekstrak daun cabe rawit
konsentrasi 100% memiliki potensi yang sama dalam menghambat pertumbhan
bakteri S. aureussehingga dapat dijadikan sebagai acuan bahan alam untuk terapi
infeksi saluran pernapasan dan dapat dikembangkan dalam bentuk sediaan farmasi
karena memiliki potensi yang sama dengan amoxicillin dalam menghambat
pertumbuhan bakteri S. aureus. (Rahim dkk,2014)

Mar, 2011 juga menetili tentang cabai rawit ini terhadap kulit. Penyakit
kulit merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat, khususnya
masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran untuk memelihara
kebersihan, baik kebersihan lingkungan maupun kebersihan pribadi serta tingkat
pendidikan yang masih rendah. Berkaitan dengan hal tersebut salah satu tanaman
yang berpotensi menghambat pertumbuhan jamur yaitu cabai rawit (Capsicum
frutescens L) yang telah dilaporkan memiliki kandungan senyawa-senyawa antara
lain Kapsaisin, saponin, flavanoid dan tannin. Kapsaisin merupakan senyawa
golongan terpenoid yang berfungsi sebagai sumber aromatis dan rasa pedas pada
cabai.Pitiriasis versikolor atau panu merupakan salah satu penyakit infeksi jamur
superfisial yang menyerangstratum korneum pada kulit dan bersifat kronik
asimtomatik yang banyak ditemui di masyarakat Indonesia.Penyakit ini dapat
dijumpai pada semua golongan umur dan jenis kelamin. Pada penelitian Mar
(2011) melaporkan bahwa ekstrak etanol buah cabairawit dapat menghambat
pertumbuhan jamur penyebab pitiriasis versikolor. Diameter hambatan yang
terbentuk paling besar pada konsentrasi 5% b/v yaitu 11,67 mm. Setelah
pengukurandiameter hambatan selanjutnya dilakukan analisis statistik
menggunakan metodeone way anova, dari hasil tersebut dapat dilihat perbedaan
yangsangatnyata antara konsentrasi ekstrak dan ketokonazolcream 2% terhadap
pertumbuhan jamur uji. (Mar,2011)

Kendala yang sering dihadapi oleh petani adalah keberadaan hama yang
menyerang tanaman holtikultura pada tanaman sawi yaitu ulat krop kubis
(Crocidolomia binotalis Zell). Trizelia, menyatakan bahwa serangga ini dikenal
juga sebagai hama yang sangat rakus dan larva terutama memakan daun-daun
yang masih muda, tetapi juga dapat menyerang daun yang agak tua kemudian
menuju kebagian titik tumbuh sehingga bagian titik tumbuh habis, akibatnya
pembentukan krop akan terhambat atau berhenti. Kerusakan yang ditimbulkan
akan menurunkan hasil sampai 100%. Tanaman sawi dalam stadia pertumbuhan
sangat rentan terhadap serangan hama, terutama hama perusak daun (Plutella
xylostella, dan Crocidolomia binotalis). Pada penelitian Natsir (2015) melaporkan
bahwa Konsentrasi ekstrak cabai rawit 80 % menyebabkan mortalitas hama ulat
titik umbuh (Crocidolomia binotalis Zell.) tertinggi. Sedangkan untuk intensitas
kerusakan, ekstrak cabai rawit tidak memperlihatkan pengaruh yang signifikan.
(Natsir,2015)

Streptococcus sp adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan pasca


pencabutan gigi, untuk itu pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan
memberikan terapi antibiotik. Cabe rawit (Capsicum frustecens L)adalah salah
satu tanam herbal yang memiliki efek sebagai anti mikroba terhadap bakteri
Streptococcus Sp.Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh
pemberian ekstrak cabai rawit (Capsicum frustecens L) terhadap bakteri
Streptococcus Sp pada soket pasca pencabutan gigi. Pada penelitian Sari dan
Ismardianita (2018) melaporkan bahwa cabai rawit (Capsicum frustecens L)dapat
menghambatpertumbuhanbakteri Streptococcus sp pada konsentrasi 20%, 40%,
60% dan 80%,uji LSD ekstrakcabai rawit (Capsicum frustecens L). Hasil
penelitian pengaruh pemberian ekstrak cabe rawit (Capsicum frustecens
L)terhadapbakteri Streptococcus Sp pada soket pasca pencabutan gigidengan
dosis yang efektif 40%. (Sari dan Ismardianita, 2018)

Penyakit diare merupakan salah satu penyebab kematian terbesar kedua di


dunia yang terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun. Salah satu penyebabnya
adalah bakteri Escherichia coli. Alternatif pengobatan dengan menggunakan
tanaman herbal, salah satunya adalah daun cabe rawit(Capsicum frutescens L.).
Pada penelitian Lestari dkk (2016) melaporkan bahwa ekstrak daun cabe rawit
(Capsicum frutescens L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap penghambatan
pertumbuhan bakteri Escherichia coli penyebab diarepadakonsentrasi 25%, 50%,
75%, dan 100%. (Lestari dkk,2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Hidana, 2015 tentang efektivitas dari cabe
rawit terhadap larva nyamuk menggunakan 5 perlakuan konsentrasi ekstrak cabai
rawit ( 0,5%, 1%, 2%, 3%,4%) dan 0% sebagai kontrol dengan 4 kali
pengulangan. Digunakan 480 ekor larva nyamuk Aedes albopictus masing masing
20 ekor setiap wadah uji dalam 100 ml larutan ekstrak cabai rawit. Hasil yang
didapatkan yaitu . Terdapat perbedaan tingkat kematian akibat pengaruh berbagai
konsentrasi ekstrak cabai rawit (capsicum frustecens L) yang diaplikasikan
terhadap larva nyamuk Aedes albopictus. Semakin besar konsentrasi ekstrak cabai
rawit yang digunakan sebagai insektisida, maka semakin besar pula jumlah
kematian larva nyamuk Aedes albopictus. Kemudian Ekstrak cabai rawit
(capsicum frustecens L) dapat membunuh semua larva nyamuk Aedes albopictus
pada konsentrasi 4%.

Literatur :

Ernawati Lia, R.B.Bambang Witjahyo2 , Akhmad Ismail. 2018. Pengaruh


Pemberian Ekstrak Cabai Rawit (Capicum frutescens L.) Terhadap Gambaran
Mikriskopis Ginjal Mencit. Program Studi S1 Ilmu Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal Universitas Diponegoro Volume 7,
Nomor 4,
Hindana Rudy, Dea Anisa. 2015. Efektivitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum
frustecens L) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes albopictus. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 14 Nomor 1

Lestari Asih P, Rosyid A dan Wahyudin I.2016. Aktivitas Ekstrak Daun Cabe
Rawit (capsicum frutescens l.) Terhadap Penghambatan Pertumbuhan
Bakteri escherichia coli Secara invitro. Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis
Vol. I No. 2

Mar Fadhilah N. 2011. Uji Efektivitas Antifungi Ekstrak Etanol Buah CabaiRawit
(Capsicum frutescens L) Terhadap Pertumbuhan Jamur penyebab Pitiriasis
VersikolorSecara In Vitro. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar. Skripsi.

Natsir Nur A.2015 Uji Ekstrak Cabai Rawit Sebagai Pestisida Nabati Untuk
Mengendalikan Hama Ulat Titik Tumbuh Pada Tanaman Sawi. Program Studi
Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon Jurnal
Biology Science & Education.

Rahim Abdul, Wahyudin Indra, Lusyana Endang, Aprilianti Elza, Shofa Zuhaida
N,Widyaningrum Naniek, Sari Nuriati Pratama. 2014. Efektifitas Antibakteri
Ekstrak Etanolik Daun Cabe Rawit (Capsicum frutescens L. ) Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus Dengan Metode Difusi:Uji Pendahuluan Potensi Tanaman
Obat Tradisional Sebagai Alternatif Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan.
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang. Jurnal Ilmiah.

Sari Vivin N dan Ismardianita Efa.2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak Cabai


Rawit(Capsicum frustences L) terhadap bakteri streptococcus sp pada soket pasca
pencabutan gigi. Bagian Bedah Mulut,FKG Universitas Baiturahmah. Jurnal B-
Dent, Vol 5 No.1

Anda mungkin juga menyukai