Anda di halaman 1dari 8

Efektivitas Infusa Umbi...

(Monica Puspa Sari dan Rina Priastini Susilowati)


https://doi.org/10.22435/vk.v12i2.2410

EFEKTIVITAS INFUSA UMBI BAWANG MERAH (Allium cepa) DAN KULIT


JERUK LIMAU (Citrus amblycarpa) TERHADAP LARVA Aedes aegypti
** **
Monica Puspa Sari , Rina Priastini Susilowati
*
Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Kristen Krida Wacana
**
Departemen Biologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Kebun Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
*
Email: monica.puspasari@ukrida.ac.id

© 2020 Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit All rights reserved

INFUSION EFFECTIVENESS OF ONION TUBERS (Allium cepa) AND LIME SKIN


(Citrus amblycarpa) AGAINST Aedes aegypti LARVAE
Naskah masuk : 04 November 2019 Revisi I : 22 Juli 2020 Revisi II : 22 November 2020 Naskah diterima : 30 November 2020

Abstrak

Pemanfaatan senyawa kimia aktif yang terkandung dalam tanaman sangat diperlukan untuk mengendalikan
vektor nyamuk Aedes aegypti yang telah resisten terhadap insektisida kimia. Tanaman yang akan dimanfaatkan
adalah umbi bawang merah dan kulit jeruk limau. Penggunaan larvasida alami diharapkan tidak mempunyai
efek samping terhadap manusia, lingkungan maupun kejadian resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas infusa umbi bawang merah dan kulit jeruk limau terhadap larva Ae. aegypti dalam
berbagai konsentrasi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan kontrol positif
berupa temephos 1%, kontrol negatif (tanpa paparan), infusa umbi bawang merah dan kulit jeruk limau dengan
pelarut air dan konsentrasi bertingkat 1%, 2%, 4%, 8% dan 16% dengan ulangan sebanyak 4 kali. Dalam
penelitian ini digunakan larva Ae. aegypti instar III sebanyak 25 ekor larva per ulangan, dan pengamatan larva
Ae. aegypti dilakukan dalam waktu 24 jam. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji One-Way Anova,
apabila hasilnya berbeda sangat bermakna (p< 0.01) maka akan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Uji
probit LC50 dan LC90 digunakan untuk mengetahui dosis efektif dari kedua tanaman tersebut. Hasil penelitian
diperoleh nilai LC50 infusa umbi bawang merah dan kulit jeruk limau sebesar 3,04%; 3,42% dan LC90 sebesar
6,49%; 6,98%. Kesimpulan penelitian ini adalah infusa umbi bawang merah dan kulit jeruk limau dapat
digunakan sebagai larvasida Ae. aegypti yang bersifat alami karena nilai mortalitasnya yang mendekati 90%.

Kata kunci: efektivitas, umbi bawang merah, kulit jeruk limau

Abstract

The use of active chemical compounds contained in plants is needed to control the Aedes aegypti mosquito
vector, which is resistant to many chemical insecticides. These plants are shallot bulbs and lime peels. The use of
natural larvacides is expected to have no side effects on humans, the environment, or resistance. This study aims
to determine the effectiveness of shallot tuber infusion and lime peel on Ae. aegypti larvae in various
concentrations. This study used a completely randomized design with positive control treatments in the form of
temephos 1%, negative control (without exposure), infusion of shallots, and lime peels with water solvent and
concentrations of 1%, 2%4%, 8%, and 16% with four repetitions. In this study, Ae. aegypti larvae instar III were
used as many as 25 larvae per replications and Ae. aegypti larvae were observed within 24 hours. The data
obtained were analyzed using the one-way ANOVA test. If the results were very significant (p < 0.01), then it
would be followed by the smallest real difference test. The LC50 and LC90 probits tests were used to determine
the effective dose of the two plants. The results showed that the LC50 value for the infusion of shallots and lime
peels was 3,04%; 3,42% and d LC90 of 6,49%; 6,98%. The study concludes that the infusion of shallots and lime
peel can be used as larvacide Ae. aegypti, which is natural because the mortality rate is close to 90%.

Keywords: effectiveness, onion tubers, lime skin

147
Vektora Volume 12 Nomor 2, Oktober 2020: 147 - 154

PENDAHULUAN termasuk dalam famili Amaryllidaceae (Fritsch at


Pengendalian nyamuk merupakan salah satu al., 2002; Marrelli et al., 2019). Umbi bawang
strategi pencegahan penyakit. Nyamuk dengan merah banyak dimanfaatkan sebagai sayuran dan
genus Anopheles, Culex dan Aedes merupakan penyedap makanan oleh ibu rumah tangga di dapur.
vektor beberapa penyakit mematikan seperti Beberapa penelitian melaporkan bahwa bawang
malaria, filariasis, demam berdarah, cikungunya merah banyak dikonsumsi untuk mengurangi
dan Japanese encephalitis (Borah et al., 2010; risiko terkena kanker, penyakit jantung dan
Arivoli et al., 2011). Ae. aegypti merupakan salah penyakit neurodegeratif (Nicastro et al., 2015).
satu vektor yang dapat mentransmisikan virus Bawang merah dimanfaatkan juga sebagai obat
DBD dan masih menjadi masalah kesehatan sekitar demam pada bronkitis kronis, kolik, dan sariawan
80% dari seluruh provinsi di Indonesia di India (Dowlathabad et al., 2009).
(Kusumawati et al., 2007). Peningkatan kasus Kulit jeruk limau (Citrus amblycarpa)
demam berdarah setiap tahunnya, menyebabkan dikenal sebagai jeruk sambal yang berasal dari
dilakukan berbagai macam upaya untuk memutus Jawa Barat, merupakan tanaman pot yang ditanam
rantai penularan penyakit baik melalui penggunaan di depan rumah ataupun kebun yang sering
insektisida kimiawi maupun gerakan PSN. digunakan oleh ibu rumah tangga sebagai bumbu
Insektisida maupun larvasida kimia seperti masak di dapur (Budiarto et al., 2017). Penelitian
organofosfat, organoklorin, piretroid sintetis dan tentang efek ekstrak kulit jeruk purut terhadap
temephos 1% telah digunakan secara luas oleh morfologi dan histologi larva Ae. aegypti
masyarakat dan terbukti efektif mengurangi melaporkan bahwa kulit jeruk purut memiliki
perkembangbiakan nyamuk. Namun, minyak esensial yang dapat dimanfaatkan sebagai
penggunaannya yang tidak terkontrol dapat larvasida terhadap Ae. aegypti (Wikandari, 2018).
membawa dampak negatif bagi lingkungan dan Namun, dari semua spesies jeruk, belum pernah
berpotensi mengembangkan strain baru yang lebih dilakukan penelitian terhadap kulit jeruk limau.
kebal terhadap insektisida (Sarwar et al., 2009; Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas
Govindarajulu et al., 2015). Gerakan PSN yang infusa umbi bawang merah dan kulit jeruk limau
dilakukan nampaknya kurang optimal dikarenakan terhadap larva Ae. aegypti.
masih tingginya kasus DBD di setiap daerah. Selain
itu, diperlukan kerja sama dan dukungan yang baik BAHAN DAN METODE
antara pemerintah dan masyarakat untuk bersama- Penelitian ini dilakukan di laboratorium
sama memutus rantai penularan vektor dan penelitian Fakultas Kedokteran Universitas
penurunan kasus DBD (Susianti, 2019). Kristen Krida Wacana selama dua bulan,
Sebanyak 21.000 jenis tumbuhan telah (September-Oktober 2017). Bahan yang digunakan
terdaftar sebagai tanaman obat di WHO (Sharma et berupa umbi bawang merah dan kulit jeruk limau
al., 2007). Senyawa kimia aktif yang terdapat pada yang diperoleh dari pasar tradisional. Kedua bahan
tanaman yang merupakan metabolit sekunder tersebut dijemur sampai kering, kemudian
antara lain alkaloid, saponin, flavonoid, triterpen, dihaluskan hingga menjadi serbuk menggunakan
sterol, tanin dan minyak atsiri dapat digunakan blender. Sebanyak 0,1 g/L; 0,2 g/L; 0,4 g/L; 0,8 g/L,
0
sebagai anti hama serangga (Shaalan et al., 2005; dan 1.6 g/L dipanaskan pada suhu 300 C lalu
Boukeria et al., 2016; Kumar et al., 2017). Famili dimasukkan kedalam aquades sebanyak 100 ml
tanaman tersebut diantaranya adalah Solanaceae, untuk mendapatkan konsentrasi yaitu 1% (K1), 2%
Asteraceae, Cladophoraceae, Labiatae, (K2), 4% (K3), 8% (K4), dan 16% (K5) untuk
Miliaceae, Oocystaceae, dan Rutaceae telah setiap bahan uji. Temephos 1% digunakan sebagai
dilaporkan memiliki aktivitas larvasida maupun kontrol positif (K6), sedangkan aquades digunakan
insektisida terhadap berbagai macam spesies sebagai kontrol negatif (K0). Populasi yang
nyamuk (Shaalan et al., 2005). digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
Umbi bawang merah (Allium cepa) rearing telur Ae. aegypti yang diperoleh dari Unit
merupakan tanaman monokotil tertua yang terdiri Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP)
dari 850 spesies dan termasuk umbian tanah yang Institut Pertanian Bogor. Telur Ae. aegypti
banyak dibudidayakan di seluruh dunia. diletakkan ke dalam bak plastik yang berisi air
Berdasarkan klasifikasi, tanaman bawang merah untuk pemeliharaan larva. Dalam masa

148
Efektivitas Infusa Umbi... (Monica Puspa Sari dan Rina Priastini Susilowati)

perkembangannya, larva diberikan makan berupa HASIL


pellet ikan hingga menjadi larva instar III (L3) yang Hasil penelitian menunjukkan tidak
ditandai panjang sekitar 4-5 mm dengan duri di ditemukannya mortalitas larva Ae. aegypti pada
bagian dada yang semakin jelas disertai dengan kelompok kontrol negatif. Hal ini dikarenakan air
tabung pernapasan yang berwarna coklat merupakan habitat larva Ae. aegypti sehingga larva
kehitaman. Sebanyak 25 ekor L3 per ulangan bergerak dengan aktif. Infusa umbi bawang merah
sesuai diuji pada penelitian ini sesuai dengan dan kulit jeruk limau mampu membunuh larva Ae.
protokol World Health Organization (WHO). aegypti lebih dari 50% yaitu pada konsentrasi 8%
Larva instar III (L3) dipindahkan ke dalam gelas dan 16%. Persentase mortalitas tertinggi dari larva
plastik sesuai dengan kelompok perlakuan, yaitu Ae. aegypti didapat pada konsentrasi 16% dari
kelompok pertama yang berisi larutan umbi infusa umbi bawang merah maupun kulit jeruk
bawang merah, kelompok kedua berisi larutan kulit limau dimana mampu membunuh larva Ae. aegypti
jeruk limau, kelompok kontrol positif dan negatif. sekitar 80%, sedangkan temephos 1% dapat
Pengamatan mortalitas L3 dilakukan setelah 24 membunuh larva Ae. aegypti dalam waktu 30
jam kontak dengan larutan uji. Desain penelitian ini menit. Persentase mortalitas larva Ae. aegypti dapat
merupakan penelitian eksperimental menggunakan dilihat pada Gambar 1. Hasil uji one-way Anova
rancangan acak lengkap (RAL) dengan ulangan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
sebanyak 4 kali per perlakuan. Analisis data sangat bermakna (p< 0.01) antara kelompok
mortalitas larva Ae. aegypti dmenggunakan uji one kontrol tanpa paparan larvasida dengan kelompok
way Anova dengan tingkat kepercayaan 99%, temephos 1% dengan kelompok infusa umbi
apabila diperoleh hasil berbeda sangat bermakna bawang merah dan kulit jeruk limau dosis
maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil bertingkat terhadap larva Ae. aegypti.
(BNT) dengan program SPPS 23.0 for windows. Hasil uji BNT kelompok umbi bawang merah
Dosis efektif bahan yang diuji dianalisis menunjukkan bahwa konsentrasi 1% memiliki
berdasarkan probit terhadap LC50 dan LC90. Data kemampuan yang sama dengan konsentrasi 2%
hasil penelitian disajikan dalam bentuk diagram. maupun 4% dalam membunuh larva Ae. aegypti.

Gambar 1. Diagram mortalitas larva Ae. aegypti setelah pemberian infusa umbi bawang merah
dan kulit jeruk limau dalam 24 jam.

149
Vektora Volume 12 Nomor 2, Oktober 2020: 147 - 154

Kemampuan konsentrasi 8% juga dianggap sama dari masing-masing larva. Suhu optimal untuk
atau tidak berbeda bermakna dengan konsentrasi pekembangbiakan larva adalah 25-300C (Utomo et
16% dalam membunuh larva Ae. aegypti. Umbi al., 2010). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bawang merah konsentrasi 16% berbeda bermakna LC50 dari umbi bawang merah dan kulit jeruk limau
dengan temephos 1% dalam membunuh larva Ae. adalah 3,04% dan 3,42%, hal ini berarti dengan
aegypti, yang berarti temephos 1% tetap lebih dosis 3-3.5 % dapat mematikan larva Ae. aegypti
efektif bila dibandingkan dengan umbi bawang lebih dari 50%. Nilai LC90 dari umbi bawang merah
merah dalam membunuh larva Ae. aegypti. dan kulit jeruk limau adalah sebesar 6,49% dan
Hasil uji BNT kelompok kulit jeruk limau 6,98%. Hal ini berarti bahwa pada dosis 6.5-7%
memperlihatkan bahwa konsentrasi 1% memiliki dapat membunuh 90% larva Ae. aegypti. Hal ini
kemampuan yang sama dengan konsentrasi 2% sesuai dengan penelitian yang dilakukan
dalam membunuh larva Ae. aegypti. Kelompok sebelumnya di India terkait beberapa tanaman yang
perlakuan temephos 1% berbeda bermakna dengan melaporkan bahwa minyak esensial dari bawang
kulit jeruk limau, yang berarti temephos 1% lebih merah (Allium cepa) merupakan salah satu
efektif bila dibandingkan dengan kulit jeruk limau tanaman yang memiliki aktivitas larvasida dengan
dalam membunuh larva Ae. aegypti. nilai LC50 sebesar 5.91 µl/l, yang berarti bawang
Pada uji probit dari infusa umbi bawang merah dapat mematikan larva Ae. aegypti sebesar
merah dan kulit jeruk limau didapatkan nilai LC50 50% (Dowlathabad et al., 2009). Penelitian lain
masing-masing adalah 3,04% dan 3,42%, menggunakan kulit bawang bombay dengan nilai
sedangkan uji probit dari infusa umbi bawang LC50 sebesar 0.92% mampu membunuh larva
merah dan kulit jeruk limau didapatkan nilai LC90 Ae.aegypti lebih dari 50% (Rahmayanti et al.,
masing-masing adalah 6,49% dan 6,98%. 2016). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan,
maka ekstrak daun bawang merah dalam bentuk
PEMBAHASAN nanopartikel dilaporkan memiliki aktivitas
Penelitian ini menggunakan infusa umbi larvasida terhadap Ae. aegypti dan Culex
bawang merah dan kulit jeruk limau sebagai quingquefasciatus dengan LC50 sebesar 8.088 ppm
larvasida. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan dan 1.442 ppm (Kumar et al.,2017). Penelitian
konsentrasi perlakuan berbanding lurus dengan suku jeruk yang pernah dilakukan sebelumnya
persentase mortalitas larva Ae. aegypti baik dengan melaporkan bahwa ekstrak dari daun jeruk purut
infusa umbi bawang merah maupun kulit jeruk (Citrus hystrix), jeruk bali (Citrus maxima) efektif
limau. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang terhadap kematian larva Ae. aegypti dengan LC95
dilakukan oleh Rahmi pada tahun 2014 yang masing-masing adalah 3.176 ppm dan 6.369 ppm
melaporkan bahwa konsentrasi 25% dari bawang (Adrianto et al., 2014). Suku jeruk lainnya, yaitu
merah mampu membunuh larva Ae. aegypti Citrus jambhiri memiliki potensi sebagai larvasida
sebesar 100% (Rahmi, 2014). Penelitian lain terhadap larva Ae.aegypti dengan LC50 sebesar 201
dilakukan oleh Sasmilati dkk pada tahun 2017 ppm (Bilal et al., 2017). Penelitian lain melaporkan
melaporkan bahwa larutan bawang putih bahwa daun jeruk manis (Citrus sinensis) efektif
konsentrasi 40% mampu membunuh 100% larva sebagai larvasida terhadap kematian larva An.
Ae. aegypti dengan LC50 dan LC90 masing-masing stephensi, Ae. aegypti dan Culex quingquefasciatus
sebesar 11, 04% dan 76,93% (Sasmilati et dengan nilai LC90 masing-masing adalah 659 ppm;
al.,2017). Hal ini membuktikan bahwa semakin 342 ppm dan 807 ppm (Murugan et al., 2012).
tinggi konsentrasi yang diberikan maka paparan Semakin rendah nilai LC50 dan LC90 yang
larva Ae. aegypti dengan bahan aktif dari umbi didapatkan maka semakin kuat daya larvasida dari
bawang merah maupun kulit jeruk limau semakin suatu tanaman. Tanaman dipertimbangkan sebagai
tinggi. Beberapa faktor lainnya yang dapat larvasida efektif adalah apabila memiliki nilai LC50
mempengaruhi mortalitas larva adalah bentuk yaitu 100 mg/l < LC50 < 750 mg/l (Komalamisra et
sediaan, cara masuk bahan aktif ke dalam tubuh al., 2005).
serangga, lama paparan dan macam bahan kimia. Kandungan senyawa kimia seperti tannin,
Selain itu perbedaan mortalitas larva pada glikosida, sterol, triterpene alkaloid dan flavonoid
penelitian ini dapat dipengaruhi juga oleh yang terdapat dalam umbi bawang merah yang
lingkungan seperti suhu, pH dan perbedaan kondisi bersifat larvasida. (Boukeria et al., 2016).

150
Efektivitas Infusa Umbi... (Monica Puspa Sari dan Rina Priastini Susilowati)

Flavonoid merupakan salah satu senyawa yang larva.


bersifat sebagai racun perut pada serangga dengan Mortalitas larva Ae.aegypti pada penelitian
mekanisme berupa mengganggu sistem ini ditunjukkan oleh larva yang kehilangan
pencernaan larva Ae. aegypti dengan cara kelincahan dalam pergerakan pada awal
menghambat makan larva sehingga larva pengamatan hingga akhirnya tidak bergerak dan
kekurangan makanan, gagal tumbuh dan akhirnya bahkan terlepasnya salah satu bagian tubuh dari
menyebabkan kematian larva (Utami et al., 2016). larva.
Tannin bekerja dengan cara merusak membran sel
larva melalui pengendapan protein yang sangat KESIMPULAN DAN SARAN
penting bagi kelangsungan hidup larva, sehingga Kesimpulan
pertumbuhan larva terganggu (Jemi et al., 2019). Efektivitas infusa umbi bawang merah dan
Selain itu, kandungan senyawa alliin dapat kulit jeruk terhadap larva Ae. aegypti adalah 6,49 %
berfungsi sebagai antibakteri oleh karena, enzim (LC50) dan 6,98% (LC90) yang dapat dibuktikan
allinase dapat mengubah alliin menjadi asam melalui hasil LC90. Infusa umbi bawang merah dan
piruvat, amonia dan allicin sehingga umbi bawang kulit jeruk limau dapat digunakan sebagai larvasida
merah juga efektif membunuh larva nyamuk alami dengan nilai mortalitas mendekati 90%.
(Rahmi, 2014). Nanopartikel perak yang disintesis
dari ekstrak bawang merah menunjukkan aktivitas Saran
larvasida terhadap Ae. aegypti dan Cx. Infusa umbi bawang merah dan kulit jeruk
quingquefasciatus, melalui mekanisme denaturasi limau dapat dianalisa tingkat keamanannya melalui
organel dan enzim pada serangga dengan uji senyawa kimia aktif di dalamnya.
menurunkan permeabilitas membran dan
mengurangi produksi ATP sehingga menyebabkan KONTRIBUSI PENULIS
kematian serangga (Kumar et al., 2017). MPS sebagai kontributor utama dan
Banyak penelitian yang telah dilakukan pengumpul data dari artikel ini, dibantu kontributor
sebelumnya terhadap beberapa bagian dari spesies anggota RPS dalam validasi metode penelitian,
tanaman citrus atau suku jeruk-jerukan sebagai editing dan review artikel penelitian ini.
bioinsektisida karena kemiripan kandungan
senyawa kimia didalamnya. Hasil uji fitokimia UCAPAN TERIMA KASIH
ekstrak etanol 70% daun jeruk limau juga Penulis mengucapkan terima kasih kepada
mengandung flavonoid, polifenol, tannin, glikosida Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
dan minyak atsiri (Putra et al., 2018). Kulit jeruk Universitas Kristen Krida Wacana dan kepada
banyak mengandung limonene yang merupakan semua pihak yang telah membantu terlaksananya
racun perut bagi serangga dengan mekanisme kerja penelitian ini.
yaitu menganggu metabolisme pencernaan
sehingga serangga kekurangan energi untuk DAFTAR PUSTAKA
aktivitas hidupnya dan akhirnya menyebabkan
kematian (Lota et al., 2001). Pada pengamatan Adrianto, H., Yotopranoto, S., Hamidah, 2014.
selama 24 jam, larva Ae. aegypti mengalami Efektivitas ekstrak daun jeruk purut. Aspirator
mortalitas, diduga karena adanya kandungan 6, 1–6.
saponin yang menyerupai sabun yang berada di Arivoli, Tennyson, S., 2011. Bioefficacy of
atas permukaan air sehingga membuat larva Citrullus colocynthis (L.) Schrad
kekurangan oksigen dan mati. Midgut merupakan (Cucurbitaceae) Whole Plant Extracts against
organ pencernaan serangga dan berfungsi sebagai Anopheles stephensi, Aedes aegypti and
penyerapan nutrisi, sekresi enzim-enzim Culex quinquefasciatus (Diptera: Culicidae).
pencernaan dan merupakan pertahanan pertama Int. J. Curr. Res. 3, 296–304.
serangga terhadap racun yang tertelan (Raya et al., Bilal, H., Akram, W., Hassan, S.A., Din, S., 2017.
2009). Toksin yang masuk dan diserap oleh larva Citrus seed oils efficacy against Larvae of
akan mengakibatkan organ midgut ini mengalami Aedes aegypti. J. Arthropod. Borne. Dis. 11,
kerusakan sehingga pencernaan dan aktivitas 427–432.
enzim terganggu dan berdampak pada kematian Borah, R., Kalita, M.C., Kar, A., Talukdar, A.K.,

151
Vektora Volume 12 Nomor 2, Oktober 2020: 147 - 154

2010. Larvicidal efficacy of Toddalia asiatica Lota, M.L., De Rocca Serra, D., Tomi, F.,
(Linn.) Lam against two mosquito vectors Casanova, J., 2001. Chemical variability of
Aedes aegypti and Culex quinquefasciatus. peel and leaf essential oils of 15 species of
African J. Biotechnol. 9, 2527–2530. mandarins. Biochem. Syst. Ecol. 29, 77–104.
Boukeria, S., Kadi, K., Kalleb, R., Benbott, A., Marrelli, M., Amodeo, V., Statti, G., Conforti, F.,
Bendjedou, D., Yahia, A., 2016. 2019. Biological properties and bioactive
Phytochemical and physicochemical components of allium cepa L.: Focus on
characterization of Allium sativum L. and potential benefits in the treatment of obesity
Allium cepa L. Essential oils. J. Mater. and related comorbidities. Molecules 24.
Environ. Sci. 7, 2362–2368. Murugan, K., Kumar, P.M., Kovendan, K.,
Budiarto, R., Poerwanto, R., Santosa, E., Efendi, Amerasan, D., Subrmaniam, J., Hwang, J.S.,
D., 2017. The Potentials of Limau (Citrus 2012. Larvicidal, pupicidal, repellent and
amblycarpa Hassk . Ochse) as a Functional adulticidal activity of Citrus sinensis orange
Food and Ornamental Mini Tree based on peel extract against Anopheles stephensi,
Metabolomic and Morphological Aedes aegypti and Culex quinquefasciatus
Approaches. J. Trop. Crop Sci. 4, 49–57. (Diptera: Culicidae). Parasitol. Res. 111,
Dowlathabad, M.R., Jyothi, G.S., Reddy T, R.M., 1757–1769.
MVV, P., Subramanyam, K., 2009. Larvicidal Nicastro, H.L., Ross, S.A., Milner, J.A., 2015.
Activity of Essential Oils from Indian Garlic and onions: Their cancer prevention
Medicinal Plants against Aedes aegypti L. J. properties. Cancer Prev. Res. 8, 181–189.
Pharm. Res. 2, 762–764. Putra, G.M.D., Satriawati, D.A., Astuti, N.K.W.,
Fritsch, R.M., Friesen, M., 2002. 1 Evolution, Yadnya-Putra, A.A.G.R., 2018. Standarisasi
Domestication and Taxonomy. In: dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 70%
Rabinowitch, H.., Currah, L. (Eds.), Allium Daun Jeruk Limau (Citrus amblycarpa
Crop Science: Recent Advances. p. 5. (Hassk.) Osche). J. Kim. 12, 187–194.
Govindarajulu, B., Srimathi, A., Bhuvana, R., Rahmayanti, R., Putri, S., Fajarna, F., 2016. Uji
Karthikeyan, J., 2015. Mosquito larvicidal Potensi Kulit Bawang Bombay (Allium cepa)
efficacy of the leaf extracts of Annona sebagai Larvasida terhadap Kematian Larva
reticulata against Aedes aegypti. Int. J. Curr. Nyamuk Aedes aegypti. J. Edukasi dan Sains
Microbiol. Appl. Sci. 4, 132–140. Biol. 5, 18–22.
Jemi, R., Damanik, R.D. ertini, Lies, I., 2019. Rahmi, F., 2014. Efektivitas Bawang Putih (Allium
Aktivitas larvasida ekstrak daun Tumih sativum) dan Bawang Merah (Allium cepa)
(Combretocarpus rotundatus Miq Danser) dalam Membunuh Larva Nyamuk. Teuku
terhadap larva Aedes aegypti. J. Ilmu Umar Meulaboh.
Kehutan. 13, 77–86. Raya, K., Mercedes, M., Chan, D., Choi, C.Y.,
Komalamisra, N., Trongtokit, Y., Rongsriyam, Y., Nishiura, J.T., 2009. Growth and
Apiwathnasorn, C., 2005. Screening For differentiation of the larval mosquito midgut.
Larvacidal Activity in Some Thai. Southeast J. Insect Sci. 9, 1–13.
Asian J. Trop. Med. Public Health 36, Sarwar, M., Ahmad, N., Toufiq, M., 2009. Host
1412–1422. plant resistance relationshiphs in chickpea
Kumar, K.R., G, P., Saravanan, V., 2017. (Cicer arietinum L.) against gram pod borer
Biosynthesis of Silver Nanoparticles from (Helicoverpa armigera Hubner). Pakistan J.
Allium cepa Leaf Extract and its Larvicidal Bot. 41, 3047–3052.
Activity against Culex quinquefasciatus and Sasmilati, U., Pratiwi, A.D., Saktiansyah, L.O.A.,
Aedes aegypti. Int. J. Biosci. 4 (4), 75–82. 2017. Efektivitas Larutan Bawang Putih
Kusumawati, Y., Suswardany, D.L., Yuniarno, S., (Allium sativum Linn) sebagai Larvasida
Darnoto, S., 2007. Upaya Pemberantasan terhadap Kematian Larva Aedes aegypti di
Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Pengasapan Kota Kendari Tahun 2016. JIMKESMAS 2,
(Fogging) Dalam Rangka Mencegah 1–7.
Peningkatan Kasus Demam Berdarah. War. Shaalan, E.A.S., Canyon, D., Younes, M.W.F.,
LPM 10, 2018–2019.

152
Efektivitas Infusa Umbi... (Monica Puspa Sari dan Rina Priastini Susilowati)

Abdel-Wahab, H., Mansour, A.H., 2005. A Kepyar (Ricinus communis L.) terhadap
review of botanical phytochemicals with Larva Nyamuk Aedes aegypti. J. Fitofarmaka
mosquitocidal potential. Environ. Int. 31, Indones. 3, 141–145.
1149–1166. Utomo, M., Amaliah, S., Suryati, F.A., 2010. Daya
Sharma, P.C., Bhatia, V., Bansal, N., Sharma, A., Bunuh Bahan Nabati Serbuk Biji Papaya
2007. A review on bael tree. Indian J. Nat. Terhadap Kematian Larva Aedes aegypti
Prod. Resour. 6, 171–178. Isolat Laboratorium B2P2VRP Salatiga. Pros.
Susianti, N., 2019. Strategi Pemerintah Dalam Semin. Nas. Unimus 152–158.
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Wikandari, R.J., 2018. Efek Ekstrak Kulit Jeruk
(Dbd) Di Kabupaten Merangin. Bul. Penelit. Purut ( Citrus hystrix DC ) terhadap Morfologi
Sist. Kesehat. 22, 34–43. dan Histologi Larva Aedes aegypti 10,
Utami, W.W., Ahmad, A.R., Malik, A., 2016. Uji 119–126.
Aktivitas Larvasida Ekstrak Daun Jarak

153
Vektora Volume 12 Nomor 2, Oktober 2020: 147 - 154

154

Anda mungkin juga menyukai