© 2020 Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit All rights reserved
Abstrak
Pemanfaatan senyawa kimia aktif yang terkandung dalam tanaman sangat diperlukan untuk mengendalikan
vektor nyamuk Aedes aegypti yang telah resisten terhadap insektisida kimia. Tanaman yang akan dimanfaatkan
adalah umbi bawang merah dan kulit jeruk limau. Penggunaan larvasida alami diharapkan tidak mempunyai
efek samping terhadap manusia, lingkungan maupun kejadian resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas infusa umbi bawang merah dan kulit jeruk limau terhadap larva Ae. aegypti dalam
berbagai konsentrasi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan kontrol positif
berupa temephos 1%, kontrol negatif (tanpa paparan), infusa umbi bawang merah dan kulit jeruk limau dengan
pelarut air dan konsentrasi bertingkat 1%, 2%, 4%, 8% dan 16% dengan ulangan sebanyak 4 kali. Dalam
penelitian ini digunakan larva Ae. aegypti instar III sebanyak 25 ekor larva per ulangan, dan pengamatan larva
Ae. aegypti dilakukan dalam waktu 24 jam. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji One-Way Anova,
apabila hasilnya berbeda sangat bermakna (p< 0.01) maka akan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Uji
probit LC50 dan LC90 digunakan untuk mengetahui dosis efektif dari kedua tanaman tersebut. Hasil penelitian
diperoleh nilai LC50 infusa umbi bawang merah dan kulit jeruk limau sebesar 3,04%; 3,42% dan LC90 sebesar
6,49%; 6,98%. Kesimpulan penelitian ini adalah infusa umbi bawang merah dan kulit jeruk limau dapat
digunakan sebagai larvasida Ae. aegypti yang bersifat alami karena nilai mortalitasnya yang mendekati 90%.
Abstract
The use of active chemical compounds contained in plants is needed to control the Aedes aegypti mosquito
vector, which is resistant to many chemical insecticides. These plants are shallot bulbs and lime peels. The use of
natural larvacides is expected to have no side effects on humans, the environment, or resistance. This study aims
to determine the effectiveness of shallot tuber infusion and lime peel on Ae. aegypti larvae in various
concentrations. This study used a completely randomized design with positive control treatments in the form of
temephos 1%, negative control (without exposure), infusion of shallots, and lime peels with water solvent and
concentrations of 1%, 2%4%, 8%, and 16% with four repetitions. In this study, Ae. aegypti larvae instar III were
used as many as 25 larvae per replications and Ae. aegypti larvae were observed within 24 hours. The data
obtained were analyzed using the one-way ANOVA test. If the results were very significant (p < 0.01), then it
would be followed by the smallest real difference test. The LC50 and LC90 probits tests were used to determine
the effective dose of the two plants. The results showed that the LC50 value for the infusion of shallots and lime
peels was 3,04%; 3,42% and d LC90 of 6,49%; 6,98%. The study concludes that the infusion of shallots and lime
peel can be used as larvacide Ae. aegypti, which is natural because the mortality rate is close to 90%.
147
Vektora Volume 12 Nomor 2, Oktober 2020: 147 - 154
148
Efektivitas Infusa Umbi... (Monica Puspa Sari dan Rina Priastini Susilowati)
Gambar 1. Diagram mortalitas larva Ae. aegypti setelah pemberian infusa umbi bawang merah
dan kulit jeruk limau dalam 24 jam.
149
Vektora Volume 12 Nomor 2, Oktober 2020: 147 - 154
Kemampuan konsentrasi 8% juga dianggap sama dari masing-masing larva. Suhu optimal untuk
atau tidak berbeda bermakna dengan konsentrasi pekembangbiakan larva adalah 25-300C (Utomo et
16% dalam membunuh larva Ae. aegypti. Umbi al., 2010). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bawang merah konsentrasi 16% berbeda bermakna LC50 dari umbi bawang merah dan kulit jeruk limau
dengan temephos 1% dalam membunuh larva Ae. adalah 3,04% dan 3,42%, hal ini berarti dengan
aegypti, yang berarti temephos 1% tetap lebih dosis 3-3.5 % dapat mematikan larva Ae. aegypti
efektif bila dibandingkan dengan umbi bawang lebih dari 50%. Nilai LC90 dari umbi bawang merah
merah dalam membunuh larva Ae. aegypti. dan kulit jeruk limau adalah sebesar 6,49% dan
Hasil uji BNT kelompok kulit jeruk limau 6,98%. Hal ini berarti bahwa pada dosis 6.5-7%
memperlihatkan bahwa konsentrasi 1% memiliki dapat membunuh 90% larva Ae. aegypti. Hal ini
kemampuan yang sama dengan konsentrasi 2% sesuai dengan penelitian yang dilakukan
dalam membunuh larva Ae. aegypti. Kelompok sebelumnya di India terkait beberapa tanaman yang
perlakuan temephos 1% berbeda bermakna dengan melaporkan bahwa minyak esensial dari bawang
kulit jeruk limau, yang berarti temephos 1% lebih merah (Allium cepa) merupakan salah satu
efektif bila dibandingkan dengan kulit jeruk limau tanaman yang memiliki aktivitas larvasida dengan
dalam membunuh larva Ae. aegypti. nilai LC50 sebesar 5.91 µl/l, yang berarti bawang
Pada uji probit dari infusa umbi bawang merah dapat mematikan larva Ae. aegypti sebesar
merah dan kulit jeruk limau didapatkan nilai LC50 50% (Dowlathabad et al., 2009). Penelitian lain
masing-masing adalah 3,04% dan 3,42%, menggunakan kulit bawang bombay dengan nilai
sedangkan uji probit dari infusa umbi bawang LC50 sebesar 0.92% mampu membunuh larva
merah dan kulit jeruk limau didapatkan nilai LC90 Ae.aegypti lebih dari 50% (Rahmayanti et al.,
masing-masing adalah 6,49% dan 6,98%. 2016). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan,
maka ekstrak daun bawang merah dalam bentuk
PEMBAHASAN nanopartikel dilaporkan memiliki aktivitas
Penelitian ini menggunakan infusa umbi larvasida terhadap Ae. aegypti dan Culex
bawang merah dan kulit jeruk limau sebagai quingquefasciatus dengan LC50 sebesar 8.088 ppm
larvasida. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan dan 1.442 ppm (Kumar et al.,2017). Penelitian
konsentrasi perlakuan berbanding lurus dengan suku jeruk yang pernah dilakukan sebelumnya
persentase mortalitas larva Ae. aegypti baik dengan melaporkan bahwa ekstrak dari daun jeruk purut
infusa umbi bawang merah maupun kulit jeruk (Citrus hystrix), jeruk bali (Citrus maxima) efektif
limau. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang terhadap kematian larva Ae. aegypti dengan LC95
dilakukan oleh Rahmi pada tahun 2014 yang masing-masing adalah 3.176 ppm dan 6.369 ppm
melaporkan bahwa konsentrasi 25% dari bawang (Adrianto et al., 2014). Suku jeruk lainnya, yaitu
merah mampu membunuh larva Ae. aegypti Citrus jambhiri memiliki potensi sebagai larvasida
sebesar 100% (Rahmi, 2014). Penelitian lain terhadap larva Ae.aegypti dengan LC50 sebesar 201
dilakukan oleh Sasmilati dkk pada tahun 2017 ppm (Bilal et al., 2017). Penelitian lain melaporkan
melaporkan bahwa larutan bawang putih bahwa daun jeruk manis (Citrus sinensis) efektif
konsentrasi 40% mampu membunuh 100% larva sebagai larvasida terhadap kematian larva An.
Ae. aegypti dengan LC50 dan LC90 masing-masing stephensi, Ae. aegypti dan Culex quingquefasciatus
sebesar 11, 04% dan 76,93% (Sasmilati et dengan nilai LC90 masing-masing adalah 659 ppm;
al.,2017). Hal ini membuktikan bahwa semakin 342 ppm dan 807 ppm (Murugan et al., 2012).
tinggi konsentrasi yang diberikan maka paparan Semakin rendah nilai LC50 dan LC90 yang
larva Ae. aegypti dengan bahan aktif dari umbi didapatkan maka semakin kuat daya larvasida dari
bawang merah maupun kulit jeruk limau semakin suatu tanaman. Tanaman dipertimbangkan sebagai
tinggi. Beberapa faktor lainnya yang dapat larvasida efektif adalah apabila memiliki nilai LC50
mempengaruhi mortalitas larva adalah bentuk yaitu 100 mg/l < LC50 < 750 mg/l (Komalamisra et
sediaan, cara masuk bahan aktif ke dalam tubuh al., 2005).
serangga, lama paparan dan macam bahan kimia. Kandungan senyawa kimia seperti tannin,
Selain itu perbedaan mortalitas larva pada glikosida, sterol, triterpene alkaloid dan flavonoid
penelitian ini dapat dipengaruhi juga oleh yang terdapat dalam umbi bawang merah yang
lingkungan seperti suhu, pH dan perbedaan kondisi bersifat larvasida. (Boukeria et al., 2016).
150
Efektivitas Infusa Umbi... (Monica Puspa Sari dan Rina Priastini Susilowati)
151
Vektora Volume 12 Nomor 2, Oktober 2020: 147 - 154
2010. Larvicidal efficacy of Toddalia asiatica Lota, M.L., De Rocca Serra, D., Tomi, F.,
(Linn.) Lam against two mosquito vectors Casanova, J., 2001. Chemical variability of
Aedes aegypti and Culex quinquefasciatus. peel and leaf essential oils of 15 species of
African J. Biotechnol. 9, 2527–2530. mandarins. Biochem. Syst. Ecol. 29, 77–104.
Boukeria, S., Kadi, K., Kalleb, R., Benbott, A., Marrelli, M., Amodeo, V., Statti, G., Conforti, F.,
Bendjedou, D., Yahia, A., 2016. 2019. Biological properties and bioactive
Phytochemical and physicochemical components of allium cepa L.: Focus on
characterization of Allium sativum L. and potential benefits in the treatment of obesity
Allium cepa L. Essential oils. J. Mater. and related comorbidities. Molecules 24.
Environ. Sci. 7, 2362–2368. Murugan, K., Kumar, P.M., Kovendan, K.,
Budiarto, R., Poerwanto, R., Santosa, E., Efendi, Amerasan, D., Subrmaniam, J., Hwang, J.S.,
D., 2017. The Potentials of Limau (Citrus 2012. Larvicidal, pupicidal, repellent and
amblycarpa Hassk . Ochse) as a Functional adulticidal activity of Citrus sinensis orange
Food and Ornamental Mini Tree based on peel extract against Anopheles stephensi,
Metabolomic and Morphological Aedes aegypti and Culex quinquefasciatus
Approaches. J. Trop. Crop Sci. 4, 49–57. (Diptera: Culicidae). Parasitol. Res. 111,
Dowlathabad, M.R., Jyothi, G.S., Reddy T, R.M., 1757–1769.
MVV, P., Subramanyam, K., 2009. Larvicidal Nicastro, H.L., Ross, S.A., Milner, J.A., 2015.
Activity of Essential Oils from Indian Garlic and onions: Their cancer prevention
Medicinal Plants against Aedes aegypti L. J. properties. Cancer Prev. Res. 8, 181–189.
Pharm. Res. 2, 762–764. Putra, G.M.D., Satriawati, D.A., Astuti, N.K.W.,
Fritsch, R.M., Friesen, M., 2002. 1 Evolution, Yadnya-Putra, A.A.G.R., 2018. Standarisasi
Domestication and Taxonomy. In: dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 70%
Rabinowitch, H.., Currah, L. (Eds.), Allium Daun Jeruk Limau (Citrus amblycarpa
Crop Science: Recent Advances. p. 5. (Hassk.) Osche). J. Kim. 12, 187–194.
Govindarajulu, B., Srimathi, A., Bhuvana, R., Rahmayanti, R., Putri, S., Fajarna, F., 2016. Uji
Karthikeyan, J., 2015. Mosquito larvicidal Potensi Kulit Bawang Bombay (Allium cepa)
efficacy of the leaf extracts of Annona sebagai Larvasida terhadap Kematian Larva
reticulata against Aedes aegypti. Int. J. Curr. Nyamuk Aedes aegypti. J. Edukasi dan Sains
Microbiol. Appl. Sci. 4, 132–140. Biol. 5, 18–22.
Jemi, R., Damanik, R.D. ertini, Lies, I., 2019. Rahmi, F., 2014. Efektivitas Bawang Putih (Allium
Aktivitas larvasida ekstrak daun Tumih sativum) dan Bawang Merah (Allium cepa)
(Combretocarpus rotundatus Miq Danser) dalam Membunuh Larva Nyamuk. Teuku
terhadap larva Aedes aegypti. J. Ilmu Umar Meulaboh.
Kehutan. 13, 77–86. Raya, K., Mercedes, M., Chan, D., Choi, C.Y.,
Komalamisra, N., Trongtokit, Y., Rongsriyam, Y., Nishiura, J.T., 2009. Growth and
Apiwathnasorn, C., 2005. Screening For differentiation of the larval mosquito midgut.
Larvacidal Activity in Some Thai. Southeast J. Insect Sci. 9, 1–13.
Asian J. Trop. Med. Public Health 36, Sarwar, M., Ahmad, N., Toufiq, M., 2009. Host
1412–1422. plant resistance relationshiphs in chickpea
Kumar, K.R., G, P., Saravanan, V., 2017. (Cicer arietinum L.) against gram pod borer
Biosynthesis of Silver Nanoparticles from (Helicoverpa armigera Hubner). Pakistan J.
Allium cepa Leaf Extract and its Larvicidal Bot. 41, 3047–3052.
Activity against Culex quinquefasciatus and Sasmilati, U., Pratiwi, A.D., Saktiansyah, L.O.A.,
Aedes aegypti. Int. J. Biosci. 4 (4), 75–82. 2017. Efektivitas Larutan Bawang Putih
Kusumawati, Y., Suswardany, D.L., Yuniarno, S., (Allium sativum Linn) sebagai Larvasida
Darnoto, S., 2007. Upaya Pemberantasan terhadap Kematian Larva Aedes aegypti di
Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Pengasapan Kota Kendari Tahun 2016. JIMKESMAS 2,
(Fogging) Dalam Rangka Mencegah 1–7.
Peningkatan Kasus Demam Berdarah. War. Shaalan, E.A.S., Canyon, D., Younes, M.W.F.,
LPM 10, 2018–2019.
152
Efektivitas Infusa Umbi... (Monica Puspa Sari dan Rina Priastini Susilowati)
Abdel-Wahab, H., Mansour, A.H., 2005. A Kepyar (Ricinus communis L.) terhadap
review of botanical phytochemicals with Larva Nyamuk Aedes aegypti. J. Fitofarmaka
mosquitocidal potential. Environ. Int. 31, Indones. 3, 141–145.
1149–1166. Utomo, M., Amaliah, S., Suryati, F.A., 2010. Daya
Sharma, P.C., Bhatia, V., Bansal, N., Sharma, A., Bunuh Bahan Nabati Serbuk Biji Papaya
2007. A review on bael tree. Indian J. Nat. Terhadap Kematian Larva Aedes aegypti
Prod. Resour. 6, 171–178. Isolat Laboratorium B2P2VRP Salatiga. Pros.
Susianti, N., 2019. Strategi Pemerintah Dalam Semin. Nas. Unimus 152–158.
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Wikandari, R.J., 2018. Efek Ekstrak Kulit Jeruk
(Dbd) Di Kabupaten Merangin. Bul. Penelit. Purut ( Citrus hystrix DC ) terhadap Morfologi
Sist. Kesehat. 22, 34–43. dan Histologi Larva Aedes aegypti 10,
Utami, W.W., Ahmad, A.R., Malik, A., 2016. Uji 119–126.
Aktivitas Larvasida Ekstrak Daun Jarak
153
Vektora Volume 12 Nomor 2, Oktober 2020: 147 - 154
154