PROPOSAL
Disusun Oleh :
ALSAN SAEPUL ALAM
NIM : 1948201013
1. Judul Usulan Skripsi : Uji Efektifitas Sediaan Lotion Ekstrak Buah Ketumbar
(Coriandrum sativum L.) Sebagai Anti Nyamuk Aedes
aegypti
2. Nama Pengusul : Alsan Saepul Alam
3. NIM Pengusul : 1948201013
4. Alamat Rumah : Griya Martadinata Sarasih Ciporang, Kecamatan
Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
5. Nomor Hp : 081321202512
6. Alamat Email : alsansaepul09@gmail.com
7. Nama Pembimbing 1 : Sukmawati, M.Farm
8 Nama Pembimbing 2 : Azmi Darotulmutmainnah, M. Si
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Salah satu tanaman yang memiliki sanyawa aktif sebagai Lotion anti nyamuk adalah
buah ketumbar (Coriandrum sativum L.). Biji Ketumbar memiliki senyawa aktif
yang berperan penting sebagai anti nyamuk (Repellent). Penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa ekstrak ketumbar (Coriandrum sativum L.) dapat
diformulasikan dalam bentuk sediaan lotion. Hal ini terjadi karena kandungan kimia
dalam biji ketumbar seperti Linalool dan Flavonoid yang memiliki kemampuan
sebagai penolak nyamuk (repellent). Tujuan dari penelitian ini yaitu ini untuk
mengetahui apakah estrak buah ketumbar mempunyai efektivitas sebagai anti
nyamuk dan pada formula berapakah sediaan lotion ekstrak buah ketumbar yang
mempunyai efektivitas terbaik. Jenis penelitian ini adalah eksperimental di
Laboratorium dengan membuat 4 formula yang terdiri dari F0 sebagai basis lotion,
F1 dengan konsentrasi ekstrak buah ketumbar sebesar 60%, F2 65%, dan F3 70%.
Lalu dilakukan uji stabilitas meliputi organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar,
daya lekat, dan tipe emulsi, kemudian dilakukan uji efektifitas sediaan lotion yang
mengandung ekstrak buah ketumbar terhadap nyamuk Aedes aegypti. Data di dapat
dan di analisis menggunakan metode One Way ANOVA.
One of the plants that has active compounds as an anti-mosquito lotion is coriander
fruit (Coriandrum sativum L.). Coriander seeds have an active compound that plays
an important role as an anti-mosquito (Repellent). Previous research stated that
coriander extract (Coriandrum sativum L.) can be formulated in the form of lotion.
This happens because of the chemical content in coriander seeds such as Linalool
and Flavonoids which have the ability to repel mosquitoes (Repellent). The purpose
of this study was to find out whether coriander fruit extract has effectiveness as an
anti-mosquito and in what formula the coriander fruit extract lotion has the best
effectiveness. This type of research was experimental in the laboratory by making
4 formulas consisting of F0 as a lotion base, F1 with a concentration of 60%
coriander fruit extract, 65% F2, and 70% F3. Then stability tests were carried out
including organoleptic, homogeneity, pH, spreadability, adhesion, and emulsion
type, then tested the effectiveness of lotion preparations containing coriander fruit
extract against Aedes aegypti mosquitoes. Data can and is analyzed using the One
Way ANOVA method.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
termasuk air alami, air sumber buatan yang sifatnya permanen maupun
tempat mencari darah. Ketiga tempat tersebut merupakan suatu sistem yang
putih pada badan dan kakinya, Mereka biasanya memakan darah pada pagi
dan sore hari dan berkembang biak di air jernih, baik di dalam maupun di
luar ruangan. Jentik nyamuk Aedes memiliki beberapa musuh antara lain
memang bertelur di air bersih dan tidak suka bertelur di air kotor/keruh dan
Aedes aegypti dekat dengan masyarakat yang menggunakan air bersih untuk
oleh virus dengue, yang termasuk dalam virus yang ditularkan melalui
Aedes aegypti atau Aedes albopictus. DBD dapat terjadi sepanjang tahun
2015)
banyak terjadi pada golongan umur 14-44 tahun sebanyak 38,96% dan 5-14
2777 kasus, Kota Bekasi dengan 2059 kasus, Kabupaten Sumedang sekitar
1647 kasus, dan Kota Tasikmalaya dilaporkan sebanyak 1542 kasus
cair maupun obat anti nyamuk yang di bakar. Meskipun cukup efektif, obat
anti nyamuk jenis ini berisiko karena kandungan bahan kimianya. Obat anti
nyamuk cair yang beredar di pasaran biasanya dalam bentuk lotion. Hampir
semua lotion anti nyamuk yang beredar berbahan aktif DEET (N,N-diethyl-
Untuk mencari kandungan dari lotion anti nyamuk yang aman, maka
perlu mencari bahan aktif biologis dari tanaman atau sumber daya hayati
tanaman yang memiliki sanyawa aktif sebagai Lotion anti nyamuk adalah
biji ketumbar (Coriandrum sativum L.) dalam gel air freshener sebagai
repellent terhadap daya tolak nyamuk Aedes sp. dimana ekstrak biji
62,7%, Hal tersebut terjadi karena kandungan kimia dalam biji ketumbar
formulasi dalam bentuk sediaan lotion ekstrak buah ketumbar sebagai anti
II (65%), Formula III (70%). Lalu dilakukan uji efektivitas sediaan lotion
1. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ekstrak buah ketumbar
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah estrak buah ketumbar
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Institusi
3. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan bahwa buah ketumbar dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori
1. Tanaman Ketumbar
putih, terdiri dari 5 helai kelopak yang saling lepas satu sama lain, panjang
2-3 mm dan berwarna hijau. Mahkota terdiri atas 5 helai daun, berwarna
putih, atau merah muda, tanaman berakar tunggang, serta buah yang
sebagai berikut :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotiledoneae
Ordo : Apiales
Familia : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Salah satu tanaman yang diketahui memiliki daya repelan dan daya
dalam etanol 96%. Kisaran daya proteksi selama 6 jam sebesar 82%-97%
dan rerata daya proteksinya 91% yang diujikan pada lengan manusia
et al., 2017)
dan ada di alam sebagai salah satu dari dua kemungkinan stereoisomer,
bahan dasar lilin, sabun cuci, sintesis vitamin E dan pengendalian hama
dan pestisida hama gudang maupun insektida untuk basmi kecoa dan
nyamuk.
Selain minyak atsiri, buah ketumbar juga mengandung senyawa
tidak dapat bernapas dan akhirnya mati. (Ismatullah et al., 2014) Saponin
dapat menutupi rasa atau bau bahan obat lainnya. Buah ketumbar dapat
berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Culicida
Genus : Aedes
dari telur, jentik, pupa, dan nyamuk dewasa (Ayuningrum, 2019). Tahap
a. Stadium telur
berwarna putih dan lembek, namun berubah menjadi hitam dan keras
setiap 1-2 jam sekali (Susanti & Suharyo, 2017). Telur Aedes aegypti
dapat bertahan pada kondisi kering pada waktu dan intensitas yang
sekitar 2 hari pada suhu optimal. Selama fase ini tidak makan dan
c. Nyamuk Dewasa
garis lengkung vertikal di sisi kiri dan kanan. Ukuran dan warna
tinggal ditempat gelap dan lembab seta banyak tempat untuk hinggap
(Kurniasih, 2023)
Gambar 2.4 Nyamuk Aedes aegypti Jantan dan Betina
tidak lebih dari 500 meter dari rumah. Tempat penetasan adalah
kaleng, botol, drum, ban mobil yang terdapat dihalaman rumah atau
kebun yang berisi air hujan, juga berupa tempat perindukan alamiah;
tonggak bambu gan lubang pohon yang berisi air hujan. Larva
yaitu :
1. Tempat Penampungan Air (TPA), yaitu tempat penampungan
(Ariyati, 2015)
b. Radiasi
c. Mekanik
3. Lotion
sediaan cair berupa suspensi atau dispersi yang digunakan sebagai obat
luar, dan dapat berupa suspensi padat, berupa serbuk halus dengan
suspensi yang sesuai atau minyak dalam air dengan surfaktan yang sesuai.
diterapkan secara merata dan cepat pada area kulit yang luas. Lotion harus
formulasi lotion ada dua tipe basis emulsi yang digunakan yaitu minyak
dalam air (M/A) dan air dalam minyak (A/M). Ketika fase terdispersi
emulsi diketahui sebagai emulsi minyak dalam air (O/W). Emulsi O/W
dapat bercampur dengan air dan dapat dibilas dengan air, bersifat
emulsi diketahui sebagai emulsi air dalam minyak (W/O). Emulsi W/O
tidak dapat bercampur dengan air dan tidak dapat dibilas dengan air,
bersifar occlusive dan memberi efek greasy. Salah satu faktor yang dapat
a. Emulgator
1998) :
1) Emulgator Alam
2) Emulgator sintetik
a) Anionik
dan asam oleat yang larut dalam air dan merupakan bahan
b) Kationik
kuaterner.
c) Nonionik
polioksietilennya (Tween).
(Gennaro, 1990).
c. Pembuatan Emulsi
dalam jumlah kecil dapat dibuat dengan tiga metode yang biasa
2) Metode Inggris
membentuk emulsi.
3) Metode Botol
4. Ekstraksi
a. Maserasi
b. Perkolasi
reagen tertentu.
c. Refluks
pelarut pada suhu didihnya untuk jangka waktu tertentu dan dengan
refluks. Untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang lebih baik atau lebih
d. Soxhletasi
e. Infusa
mencapai 96°C). Wadah infusa direndam dalam bak air. Metode ini
bekerja dengan baik untuk objek yang lembut dan sederhana seperti
f. Dekok
saja waktu ekstraksinya lebih lama yaitu 30 menit dan suhunya titik
didih air.
g. Destilasi (Penyulingan)
uap air mengembun dan terpisah menjadi air suling dan senyawa
1) Uji Organoleptik
(Ayuningrum, 2016).
2) Uji Homogenitas
3) Pengukuran pH
4,5-6,5. Karena jika nilai pH terlalu basa maka kulit akan bergetar,
jika nilai pH terlalu asam maka akan terjadi iritasi kulit. (Tranggono
bahan aktif yang terkandung dalam produk. Daya sebar lotion dinilai
Uji daya lekat penting untuk menilai daya lekat krim, karena
metilen biru yang diteteskan pada lotion pada kaca objek. Jika tipe
a/m (air dalam minyak) maka metilen biru akan bergerombol pada
permukaan. Jika tipe m/a (minyak dalam air) maka zat warna akan
Peneletian Relevan
pada tahun 2021 mengenai Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Lotion Ekstrak
formula yang lainnya, hal tersebut karena memenuhi uji organoleptik (F1-
F3 sediaan kental), uji homogenitas (sediaan stabil), uji pH (PH kulit = 4,5-
6,5), uji daya lekat (daya lekat < 4 detik), dan uji tipe emulsi (stabil), tetapi
untuk pengujian daya sebar belum memenuhi standar daya sebar dari
standar dari sediaan lotion secara sempurna (Amalia & Sukmawati, 2022)
Kerangka Berpikir
Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, khususnya
Aedes aegypti atau Aedes albopictus. DBD dapat terjadi sepanjang tahun dan
menyerang semua kelompok umur.
Ada beberapa tanaman yang bisa mengusir nyamuk ( Reppelent ), seperti kulit
jeruk, lavender, serai, ketumbar, adas, dan Cengkeh
Ekstrak biji ketumbar memiliki aktivitas sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes
aegypti dalam konsentrasi 60% dan memenuhi standar daya proteksi lebih dari
95% pada jam ke-1 dan 2 (Jubaedah et al., 2017).
Dibuat sediaan lotion dari ekstrak buah ketumbar dengan konsentrasi 60%, 65%, dan
70%
Ekstrak buah ketumbar dapat diformulasikan dalam sediaan lotion sebagai anti
nyamuk Aedes aegypti yang baik dan stabil
anti nyamuk
nyamuk
BAB III
METODE PENELITIAN
(Coriandrum sativum L.) pada konsentrasi 60%, 65%, dan 70%, selanjutnya
akan dilakukan uji evaluasi fisik dari sediaan lotion tersebut serta dilakukan uji
B. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sediaan lotion yang mengandung ekstrak
buah ketumbar dan nyamuk Aedes aegypti dewasa yang diambil secara acak
1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yakni diantaranya etanol
70% (LKPI), buah ketumbar, ekstrak buah ketumbar (Coriandrum sativum L.),
adeps lanae, gliserin, parafin padat (DPH), span 60 (DPH), tween 60 (DPH),
propil paraben, metil paraben, asam stearat, aquadest, metilen blue, HCl 2N,
perekasi mayer, bouchardat, dragendorf, FeCl3, gelatin 1%, zinc, amil alkohol,
pipet tetes, beaker glass (Pyrex), mikroskop (Boeco Germany), kaca objek,
cawan petri, indikator pH universal (Unesco), kaki tiga, lampu spiritus, magnetic
D. Variabel Penelitian
1. Klasifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah :
2. Definisi Oprasinal
satu tanaman yang diketahui memiliki daya anti nyamuk (repelant) dan daya
L.). Ekstrak biji ketumbar terbukti telah mampu menolak serangan gigitan
nyamuk Aedes aegypti dengan konsentrasi paling efektif 60% dalam etanol
96%. Kisaran daya proteksi selama 6 jam sebesar 82%-97% dan rerata daya
Farmakope Indonesia Edisi III, lotion adalah sediaan cair berupa suspensi
atau dispersi yang digunakan sebagai obat luar, dan dapat berupa suspensi
padat, berupa serbuk halus dengan suspensi yang sesuai atau minyak dalam
air dengan surfaktan yang sesuai. Ekstrak adalah sediaan cair, kental atau
E. Prosedur Penelitian
1. Determinasi
tahapan yaitu :
a. Buah ketumbar yang diperoleh dari pasar dilakukan sortasi basah agar
ketumbar tersebut
yang halus
maserasi dengan pelarut etanol 70% sebagai pelarut. Serbuk buah ketumbar
pelarut etanol 70%, diamkan selama 24 jam sambil sesekali diaduk. Setelah
kembali selama 24 jam. Lakukan cara yang sama sehingga didapatkan filtrat
dari rendaman serbuk ketumbar selama 3x24 jam. Maserat yang dihasilkan
4. Pemeriksaan Spesifik
warna dan bau dari simplisia dan ekstrak buah ketumbar. Sedangkan
1) Senyawa Alkaloid
tabung reaksi :
putih.
(Farnsworth, 1966).
2) Senyawa Saponin
dengan FeCl3 dan gelatin 1%. Sebanyak 0,3 gram ekstrak ditambah
4) Senyawa Flavonoid
kuning atau jingga yang dapat ditarik oleh amil alkohol (Farnsworth,
1966).
5) Senyawa Kuinon
(Farnsworth, 1966).
sediaan lotion sebagai anti nyamuk dari buah adas. Formula tersebut
b. Formula Lotion
ketumbar :
padat, asam stearat, span 60. Kemudian tambahkan propil paraben, suhu
suhu 90oC, pada suhu 70oC ditambahkan gliserin dan tween 60. Suhu
(Masa 2)
a. Organoleptik
Dalam uji organoleptik ini dilihat sifat-sifat fisik sediaan lotion yang
meliputi bentuk, warna, dan bau yang disimpan pada suhu ruang, panas
dan dingin, kemudian diamati pada hari ke- 0, 7, 14, 21 dan 28. Uji
b. Homogenitas
sebagai berikut :
4) Pemeriksaan ini diamati pada hari ke- 0, 7, 14, 21 dan 28 pada suhu
ruang (15-30oC), suhu dingin (2-4 oC), dan suhu panas (40 oC).
c. pH
(Tranggono dan Latifah, 2007). Pengukuran pH ini di amati pada hari ke-
0, 7, 14, 21 dan 28 pada suhu ruang (15-30oC), suhu dingin (2-4 oC), dan
sediaan lotion sebanyak 0,5 gram, kemudian diletakkan di atas kaca bulat
gram beban tambahan dan diamkan selama 1 menit lalu diukur diameter
yang sangat nyaman dalam penggunaan (Garg et al., 2002). Pengujian ini
di amati pada hari ke- 0, 7, 14, 21 dan 28 pada suhu ruang (15-30oC),
sediaan lotion sebanyak 0,5 gram, kemudian dioleskan diatas kaca objek.
Kaca objek lainnya diletakan diatas lotion tersebut. Beri beban 50 gram
kemudian catat waktu yang diperlukan kaca objek pada saat terlepas.
Adapun syarat untuk daya lekat pada sediaan topikal adalah tidak kurang
dari 4 detik (Sari et al., 2015). Pengujian ini di amati pada hari ke- 0, 7,
14, 21 dan 28 pada suhu ruang (15-30oC), suhu dingin (2-4 oC), dan suhu
dispersi larutan zat warna, yaitu dengan menggunakan metilen biru yang
diteteskan pada lotion pada kaca objek. Jika tipe a/m (air dalam minyak)
maka metilen biru akan bergerombol pada permukaan. Jika tipe m/a
(minyak dalam air) maka zat warna akan melarut di dalamnya dan
bercampur merata (Sukma, 2018). Pengujian ini di amati pada hari ke- 0,
7, 14, 21 dan 28 pada suhu ruang (15-30oC), suhu dingin (2-4 oC), dan
Uji efektivitas nyamuk ini dilakukan pada hewan uji dengan cara
uji (formula) berikut dengan konsentrasi 0%, 60%, 65%, dan 70%, dimana
lotion yang paling efektif terhadap nyamuk jatuh dan mati berada dalam
ruangan tertutup.
Keterangan :
Pengumpulan Buah
Ketumbar
Determinasi Tanaman
Pemeriksaan
Penyiapan Simplisia Makroskopik dan
Mikroskopik
( Metode Anava )
Efektif atau Tidak
Efektif
H. Jadwal Penelitian
DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Penelusuran Pustaka
3 Penyusunan Proposal
4 Seminar Proposal
5 Penyiapan Penelitian
6 Pelaksanaan Penelitian
7 Analisa Data & Pembahasan
8 Sidang Skripsi
9 Revisi & Pengadaan
One Way Anova atau dikenal dengan anova satu arah digunakan untuk
pengembangan lebih lanjut dari uji-t. Anova satu arah menguji kemampuan
dari signifikansi hasil penelitian. Artinya jika terbukti berbeda dua atau lebih
2022) Untuk melakukan uji Anova, harus dipenuhi beberapa asumsi, yaitu:
a. Sampel terdiri dari kelompok yang independen.
formula. H0 ditolak jika nilai signifikansi < 0,5% dan H1 diterima yang
2. Uji Hedonik
serta kenyamanan saat penggunaan krim. Panelis dipilih secara acak. Uji
Agak Sangat
Sangat Agak Tidak
Formula Variable yang dinilai Suka Netral tidak tidak
suka suka suka
suka suka
F0 Warna
Bau
Kekentalan/Tekstur
Kemudahan Dioleskan
F1 Warna
Bau
Kekentalan/Tekstur
Kemudahan Dioleskan
F2 Warna
Bau
Kekentalan/Tekstur
Kemudahan Dioleskan
F3 Warna
Bau
Kekentalan/Tekstur
Kemudahan Dioleskan
PP Warna
Bau
Kekentalan/Tekstur
Kemudahan Dioleskan
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, I., Tarwotjo, U., & Rahadian, R. (2017). Perilaku bertelur dan siklus hidup
aedes aegypti pada berbagai media air. Jurnal Biologi, 6(4), 71–81.
Agustina, E. (2015). Fauna Nyamuk Vektor Tular Penyakit Dan Tempat
Perindukannya Di Kawasan Kampus UIN Ar-Raniry. 157–162.
Amalia, T., & Sukmawati. (2022). Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Lotion EKstrak
Buah Ketumbar (Coriandrum sativum L.) Sebagai Anti Nyamuk
Aedes albopictus. Jurnal Ilmiah Farmasi, 11(1), 66–74.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2559256
Ansel, C. H. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (IV). UI-Press.
Ariyati, I. S. (2015). Jurusan ilmu kesehatan masyarakat fakultas ilmu
keolahragaan universitas negeri semarang 2015.
https://doi.org/Universitas Negeri Semarang
Aseptianova, Fitri Wijayanti, T., & Nurina, N. (2017). Efektifitas Pemanfaatan
Tanaman Sebagai Insektisida Elektrik Untuk Mengendalikan
Nyamuk Penular Penyakit Dbd. Bioeksperimen: Jurnal Penelitian
Biologi, 3(2), 10. https://doi.org/10.23917/bioeksperimen.v3i2.5178
Ayuningrum, P. R. (2016). Uji Stabilitas Fisik dan Penentuan Nilai SPF (Sun
Protection Factor) Krim Tabir Surya Ekstrak Kulit Buah Pepaya
(Carica Papaya L.).
Ayuningrum, P. R. (2019). Keberadaan Jentik Aedes Aegypti. Repository UM
Surabaya, 5–17.
Ayuningtyas, E. D. (2013). Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti
Berdasarkan Karakteristik Kontainer di Daerah Endemis Demam
Berdarah Dengeu. Skripsi, 1–110. https://doi.org/Universitas Negri
Semarang
Badrah, S., & Hidayah, N. (2011). Hubungan Antara Tempat Perindukan Nyamuk
Aedes Aegypti Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 1(2),
10–27. https://doi.org/Universitas Mulawarman
Basri, S., & Hamzah, E. (2017). Penggunaan Abate dan Bacillus Thuringensis var.
Israelensis di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda
Wilayah Kerja Sanggata Terhadap Kematian Larva Aedes sp. Public
Health Science Journal, 9(1), 85–93.
CDC. (2012). Dengue and the Aedes aegypti mosquito. Aegypti Fact Sheet, 2.
Diederichen, A. (1996). Coriander: Coriandrum sativum L. Bioversity
International, 3.
Dirjen, P. (1995). Farmakope Indonesia (4th ed.). Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Dota, Y. T. (2021). Eksistensi Dan Sebaran Nyamuk Aedes Aegypti Dan Aedes
Albopictus Di Kampus Universitas Hasanuddin Makassar.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2013–
2015.
Eka Wardana, G., & Qishti Faturrahman, M. (2018). Pengambilan Minyak Atsiri
Dari Biji Ketumbar (Coriandrum sativum) Menggunakan Etanol
Dengan Metode Ekstraksi Dan Distilasi. 2018(Maret), 1–3.
Farnsworth, N. R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceutical Science, 55(3).
https://doi.org/10.1126/science.151.3712.874
Fatmasari, Q. W. (2018). Optimasi Tween dan PEG Dalam Nanoemulsi Minyak
Biji Ketumbar (Coriandrum sativum L.) Sebagai Antioksidan.
Universitas Jember.
Fitriani, N. R., Muryani, S., & Windarso, S. E. (2019). Pengaruh Formulasi Ekstrak
Biji Ketumbar (Coriandrum Sativum) sebagai Repellent Nyamuk
Aedes Sp. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal Dan
Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan, 16(2), 775–782.
https://doi.org/10.31964/jkl.v16i2.159
Garg, A., D, A., S, G., & K, S. A. (2002). Spreading of Semisolid Formulation ; An
Update. Pharmaceutical Technology.
Gennaro, A. R. L. (1990). Remington Pharmaceutical Sciences. Mack Publishing
Company.
Hanani, E. (2014). Analisis Fitokimia. Buku Kedokteran.
Hasibuan, M. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.
Hidayani, W. R. (2020). Demam Berdarah Dengue : Perilaku Rumah Tangga dalam
Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Program Penanggulangan
Demam Berdarah Dengue. Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents, 1–20.
Ismatullah, A., Kurniawan, B., Wintoko, R., & Setianingrum, E. (2014). Uji
Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia
(Ten.) Steenis) terhadap Larva Aedes Aegypti Instar III. Jurnal
Majority, 3(5), 1–9.
Jubaedah, N., Winarko, & Rohmalia, F. (2017). Uji Efektifitas Ekstrak Biji
Ketumbar (Coriandrum sativum) Sebagai Repellent Nyamuk Aedes
aegypti. Gema Kesehatan Lingkungan, 15(2), 1–7.
Kazembe, T., Jere, S., & Anglais, A. E. (2012). Malaria Control with Mosquito
Repellent Plants : Colophospermum mopane , Dicoma anomala and
Lippia javanica Collection of Data on Mosquito Repellent Plants.
World J Life Sci. and Medical Research, 2, 141–149.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Indonesia Tahun 2015. In Kementerian
Kesehatan RI (Vol. 3, Issue April).
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Petunjuk Teknis Jumantik Anak Sekolah.
Kurniasih, N. (2023). Isolasi dan Identifikasi Senyawa Bioaktif dari
Mikroorganisme Endofit yang Berasosiasi dengan Mangrove
Avicennia Officinalis serta Uji Bioaktivitas terhadap Larva Nyamuk
Aedes Aegypti. Nucl. Phys., 13(1), 104–116.
https://doi.org/Universitas Lampung
Lachman, L., Lieberman, H. A., & Kanig, J. L. (1994). The Theory And Practice
Of Industrial Pharmacy. Mack Publishing Company.
Lachman, L., Lieberman, H. A., & Schwariz. (1998). Pharmaceutical Dosage
Form: Dispersi System. Marcel Dekker.
Madhavan, D. M. (2017). STUDY ON PHYTOCHEMICALS, TOTAL
PHENOLS, ANTIOXIDANT, ANTHELMINTIC ACTIVITY OF
HOT WATER EXTRACTS OF CORIANDRUM SATIVUM
SEEDS. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences,
6(8), 2519–2527. https://doi.org/10.20959/wjpps20178-9931
Mardikasari, S. A., Mallarangen, A. N. T. A., Zubaydah, W. O. S., & Endeng, J.
(2017). Formulasi dan Uji Stabilitas Lotion Dari Ekstrak Etanol
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Sebagai Antioksidan.
Pharmauho Jurnal Farmasi Sains Dan Kesehatan, 3(2).
Martin, A., Lieberman, H. A., & Kanig, J. L. (1993). Farmasi Fisik : Dasar-Dasar
Farmasi Fisik dalam ilmu Farmasetik (3rd ed.). Universitas
Indonesia.
Martin, E. L. (1971). Dispensing of Madication (7th ed.). Mack Publishing
Company.
Ningrum, A. A. (2011). Optimasi Proses Pencampuran Hand Lotion Dengan Kajian
Kecepatan Putar Mixer, Suhu dan Waktu Pencampuran
Menggunakan Metode Desain Faktorial. Optimasi Proses
Pencampuran Hand Lotion Dengan Kajian Kecepatan Putaran
Mixer, Suhu Dan Waktu Pencampuran Menggunakan Metode
Desain Faktorial.
Novrianda, N. T. (2022). Efektifitas Ekstrak Etanol Rumput Laut Eucheuma
Cottonii Sebagai Biolarvasida Larva Instar III Nyamuk Aedes
Aegypti Vektor Demam Berdarah Dengeu (DBD). Braz Dent J.,
33(1), 1–12. https://doi.org/Universitas Lampung
Ogotan, Winarko, Sulistio, I., & Rusmiati. (2022). Daya Proteksi Minyak Biji
Ketumbar (Coriandrum sativum L.) dalam Basis Gel Hidroksipropil
Metilselulosa sebagai Repelen Aedes aegypti. ASPIRATOR -
Journal of Vector-Borne Disease Studies, 14(1), 29–44.
https://doi.org/10.22435/asp.v14i1.5287
Palgunadi, B. U., & Rahayu, A. (2013). Aedes aegypti sebagai vektor penyakit
Demam Berdarah Dengue.
Palupi, R., & Prasetya, A. E. (2022). Pengaruh Implementasi Content Management
Kecepatan Kinerja Menggunakan One Way Anova System
Terhadap. Jurnal Ilmiah Informatika, 10(1), 74–79.
Parrot, E. L. (1974). Pharmaceutical Tecnology. Burgess Publishing Company.
Ramdani, R., Nurgustiyani, Abriyani, E., & Frianto, D. (2021). Skrining Fitokimia
Dan Uji Antibakteri Ekstrak Daun Bunga Telang (Clitoria ternatea
L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. 1(4), 1–7.
Rusmin. (2021). Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Krim Ekstrak Rimpang Iris
(Iris pallida Lamk.) Menggunakan Emulgator Anionik dan
Nonionik. Jurnal Kesehatan Yamasi Makasar, 5(2), 50–58.
Saidar. (2012a). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Serta Uji Efek Anti Nyamuk
Sediaan Lotion Minyak Adas (Foeniculum Vulgare Mill). Fakultas
Ilmu Kesehatan, UIAD, 1–94.
Saidar. (2012b). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Serta Uji Efek Antinyamuk
Sediaan Lotion Minyak Adas (Foeniculum Vulgare Mill).
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Sari, K. D., Sugihartini, N., & Yuwono, T. (2015). Evaluasi Uji Iritasi dan Uji Sifat
Fisik Sediaan Emulgel Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Syzigium
aromaticum). Pharmaciana, 5(2).
Sari, L. A., & Hary, C. W. (2015). Efektivitas Ekstrak Buah Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) dalam Bentuk Granul terhadap Kematian
Larva Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Visikes, 14(1).
Suena, D. S., Meriyani, H., & Antari, N. P. U. (2020). Uji Mutu dan Uji Hedonik
Body Butter Maserat Beras Merah Jatiluwih. Jurnal Farmasi Dan
Ilmu Kefarmasian Indonesia, 7(2), 59.
https://doi.org/10.20473/jfiki.v7i22020.59-65
Sukma, Y. C. (2018). Formulasi Sediaan Tabir Surya Mikroemulsi Ekstrak Kulit
Buah Nanas (Ananas comocus L.) dan Uji In Vitro Nilai Sun
Protection Factor (SPF). Universitas Islma Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Susanti, & Suharyo. (2017). Hubungan Lingkungan Fisik Dengan Keberadaan
Jentik Aedes Pada Area Bervegetasi Pohon Pisang. Unnes Journal
of Public Health, 6(4), 271–276.
https://doi.org/10.15294/ujph.v6i4.15236
Tranggono, I. R., & Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. PT Gramedia Pustaka Utama.
Wahyu, A., & Ulung, G. (2014). 493 Resep Ramuan Herbal Berkhasiat Untuk
Cantik Alami Luar Dalam (I. Hardiman (ed.)). PT Gramedia Pustaka
Utama.
https://books.google.co.id/books?id=jKFLDwAAQBAJ&lpg=PP1
&ots=U42cfhREWA&dq=%22gagas
ulung%22&lr&pg=PA7#v=snippet&q=ketumbar&f=false
Wahyudi, R. I., Ginanjar, P., & Saraswati, L. D. (2013). Pengamatan Keberadaan
Jentik Aedes Sp Pada Tempat Perkembangbiakan dan PSN DBD Di
Kelurahan Ketapang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro, 2(2), 18784. https://doi.org/Studi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ketapang Dua
Wahyuni, D. K., Ekasari, W., Witono, J. R., & Purnobasuki, H. (2016). Toga
Indonesia. Airlangga University Press.
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=guZwDwAAQB
AJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=wahyuni+toga+indonesia&ots=_vubHg
P9zp&sig=9Vt8eMue1-
v5ZbgkNHIELKKNc8c&redir_esc=y#v=onepage&q=wahyuni
toga indonesia&f=false
Wijayani, L., & Isti’anah, S. (2014). Efek Larvasidal Ekstrak Etanol Daun Kemangi
(Ocimum sp. Linn) Terhadap Larva Instar III Culex
quinquefasciatus. Biomedika, 6(2), 5–8.
https://doi.org/10.23917/biomedika.v6i2.275