Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SERANGGA

PENGARUH CAMPURAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L)


DAN EKSTRAK DAUN (Ageratum conyzoides) SEBAGAI LARVASIDA
HAYATI JENTIK (Aedes aegypti)



OLEH :
KELOMPOK : EMPAT (IV)
ANGGOTA : 1. SISKA RATNA DEWI 1110422010
2. YULIANA INDAH SARI 1110423002
3. ZELVI WANTI 1210422040







JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit dengan vektor aedes sp. yang
setiap tahunnya selalu menimbulkan masalah kesehatan yang besar di Indonesia.
Aedes adalah salah satu genus nyamuk yang mempunyai peranan penting dalam
penyebaran berbagai penyakit, diantaranya adalah Demam Berdarah Dengue,
Filariasis, Yellow Fever dan lain-lain. Nyamuk yang tergolong dalam genus Aedes
mempunyai beberapa sifat penting antara lain menggigit pada pagi dan sore hari,
berkembangbiak pada tempat yang tergenang air jernih, dan nyamuk betinanya
mempunyai kebiasaan menggigit berulang-ulang dalam waktu yang singkat (Huda,
2005).
Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan (fogging) menggunakan
pestisida berbahan aktif malathion untuk membunuh nyamuk Aedes sp. dewasa, serta
menaburkan serbuk Abate suatu pestisida berbahan aktif temephos untuk membunuh
jentik nyamuk di tempat berkembangnya (Soegijanto, 2004).
Pestisida sintetik mengandung bahan kimia yangsulit terdegradasi di alam
sehingga residunya dapat mencemari lingkungan dan dapat menurunkan kualitas
lingkungan (Metcalf dan Luckmann, 1982; Schutterer, 1990 dalam Nursal dan
Pasaribu 2003). Melihat kerugian yang ditimbulkan oleh pestisida sintetik maka perlu
suatu usaha untuk mendapatkan altematif yang lebih efektif dalam mengendalikan
populasi serangga. Salah satu alternatifnya adalah penggunaan pestisida alami untuk
mengurangi masalah pencemaran lingkungan.
Daya bunuh insektisida alami berasal dari zat toksik yang terkandung dalam
tumbuhan. Zat tersebut dapat berperan sebagai racun perut maupun racun kontak
(Krisdayanta, 2002). Novizan (2003) menyatakan tanaman sirsak (Annona muricata
L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat dipakai sebagai insektisida alami.
Selain itu menurut Hadi (1996) terdapat juga Ageratum conyzoides termasuk famili
Asteraceae dapat digunakan sebagai pestisida alami.
Oleh sebab itu, karena adanya potensi ke dua tumbuhan seperti Annona
muricata L. dan Ageratum conyzoides sebagai insektisida alami. Perlu dilakukannya
percobaan dengan campuran antara ekstrak daun Annona muricata L. dan Ageratum
conyzoides sebagai larvasida pada praktikum kali ini.

1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui dengan peningkatan konsentrasi
campuran ekstrak daun Annona muricata L dan daun Ageratum conyzoides akan
meningkatkan efek larvasida terhadap larva nyamuk.

















II. TINJAUAN PUSTAKA


Usaha pencegahan yang selama ini rutin dilakukan di antaranya pengendalian
lingkungan dan pengendalian secara kimia. Pengendalian lingkungan yang
digalakkan yaitu menjaga tempat penyimpanan air bersih dari larva nyamuk Aedes
aegypti L. dan membuang atau mengubur barangbarang yang dapat digenangi air
hujan (Soedarmo, 1988). Sedangkan pengendalian secara kimia dapat mengurangi
vektor secara efektif yaitu dengan menggunakan insektisida kimia. Beberapa cara
kimia tersebut di antaranya pemberian bubuk abate SG 1% pada tempat-tempat
penampungan airdan melakukan fogging dengan malathion atau fenitrothion (Morley,
1979).
Menurut Borror (1992), tindakan pengendalian terhadap nyamuk ditujukan
pada nyamuk dewasa atau pada larva. Tindakan yang ditujukan pada larva dapat
mencakup memodifikasi habitat-habitat larva atau pengendalian habitat larva dengan
pestisida. Sejauh ini pengendalian serangga umumnya dilakukan menggunakan
pestisida sintetik.
Penggunaan insektisida sintesis tertebut ternyata menimbulkan masalah
baru yaitu pencemaran lingkungan, biological magnification pada rantai makanan
dengan segala akibatnya, serta penyakit degenerasi dan keganasan yang semakin
banyak dilaporkan kemungkinan peran dari pestisida. Oleh karena itu perlu
dipertimbangkan penggunaan insektisida alternatif dari bahan alami yang lebih aman
bagi lingkungan (Utama, 2003).
Kurniadhi (2001) dalam Septerina (2002) menyatakan daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin, antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin.
Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin memiliki keistimewaan sebagai anti
feedent. Dalam hal ini, serangga hama tidak lagi bergairah untuk melahap bagian
tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut
yang bisa mengakibatkan serangga hama menemui ajalnya.



Menurut Tjitrosoepomo (1991), sistematika dari sirsak (Annona muricata
Linn.) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatopyta
Kelas : Dikotil
Ordo : Ranales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata Linn.

Antifeedant adalah suatu substansi yang jika terpapar pada serangga akan
menghentikan serangga tersebut untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan.
Mekanisme kerja dari antifeedant dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1)
sebagai deterrancy dan (2) sebagai racun serangga. (Coloma, 2002; Leatemia, 2004).
Ageratum conyzoides L. atau lebih dikenal dengan nama bandotan mempunyai
potensi sebagai insektisida hayati, karena mengandung senyawa-senyawa toksik
diantaranya saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri. Tepung daun bandotan
ini jika dicampur dengan tepung terigu mampu menghambat pertumbuhan larva
serangga menjadi kepompong. Selain itu, daun bandotan yang diekstrak dengan
metanol beracun terhadap serangga (Menurut Kardinan, 1999 dalam Moehammadi,
2005).
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (dikotil)
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L.















III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Oktober 2014 di Laboratorium Riset Taksonomi
Hewan.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah gelas ukur, lumpang, gelas plastik, dan timbangan.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquadest, pestisida alami ekstrak daun
Annona muricata L dan Ageratum conyzoides larva nyamuk 250 ekor.
3.3 Cara Kerja
2.3.1 Pembuatan Ekstrak Annona muricata L dan A. conyzoides
Sampel tumbuhan A. conyzoides dibersihkan dan diambil daunnya. Daun dikeringkan
lalu dihaluskan hingga menjadi bubuk. Kemudian diekstrak menggunakan aseton
80% selama 1 jam (Fadhillah, 2010). Larutan yang akan dibuat adalah larutan dengan
konsentrasi 20 ppm, 40 ppm dan 80 ppm.
2.3.2 Penyediaan Hewan Uji
Hewan uji larva nyamuk Aedes aegypti diperoleh di tempat pembuangan air Fakultas
Farmasi UNAND. Larva dimasukkan ke dalam larutan dengan konsentrasi yang
berbeda.
2.3.3 Uji Antifeedant
Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali perlakuan dengan 3 kali pengulangan sesuai
dengan konsentrasi yang ditentukan. Ke dalam tiap gelas plastik dimasukkan larutan
yang telah ditetapkan sebanyak 50 ml kemudian dimasukkan hewan uji sebanyak 8
ekor ke dalam tiap gelas. Pengamatan dilakukan pada jam ke- 6, 12, dan 24. Hasil
yang diperoleh dibandingkan dan dilakukan analisis data.


DAFTAR PUSTAKA

Borror, D. J., C. A. Triplehorn dan N. F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Edisi Keenam. Alih bahasa: Soetiyono Partosoedjono. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Coloma, Azucena Gonzales, et all. 2002. Selective Action of Acetogenin
Mitochondrial complex I Inhibitor.
Hadi, M. 1996. Pengaruh Ekstrak Bunga dan Daun Paitan Titonia diversifolia Grey
(Asteraceae) Terhadap Sifat Anti Makan dan Indeks Nutrisi Larva Instar V
Heliothis armigera Hubner (Lepidoptera-Noctuiede). Tesis. ITB, Bandung.
Huda, Amad Hasan. 2005. Penyakit-penyakit yang Ditularkan oleh Nyamuk di
Propinsi Jawa Timur Tahun 2004.
(http//www.dinkesjatim.go.id/images/datainfo, diakses 23 Agustus 2005)
Kardinan, Agus. 2005. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasinya. Cetakan 6. Jakarta
: Penebar Swadaya. Halaman 30 33.
Krisdayanta. 2002. Efikasi Insektisida Berbagai Ekstrak Etanol daun Tumbuhan
Terhadap Nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus di Laboratorium.
Tesis S-2 Ilmu Kesehatan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Leatemia, J Audrey et all. 2004. Insecticidal Activity of Crude Seed Extract of
Annona spp., Lansium domesticum and Sandoricum Koetjape againts
Lepidopteran Larvae.
Moehammadi, N. 2005. Potensi Biolarvasida Ekstrak Herba Ageratum conyzoides
Linn. dan Daun Saccopetalum Horsfieldii Benn. terhadap Larva Nyamuk
Aedes Aegypti L. Berk. Penel. Hayati: 10 (14), 2005
Morley, David, 1979. Prioritas Pediatri di Negara Sedang Berkembang (Penerjemah
Samhari Baswedan). Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta.
Novizan. 2003. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis. Membuat dan memanfaatkan
Pestisida Ramah Lingkungan. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Septerina. 2002. Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak sebagai Insektisida Rasional terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Paprika Varietas Bell Boy. Tesis S-2
Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah, Malang.
Soedarmo, 1988. Demam Berdarah (Dengue) pada Anak. UI Press, Jakarta.
Soegijanto, Soegeng.2004. Demam Berdarah Dengue. Surabaya: Airlangga
University Press. Halaman 1 10.
Utama,Andi. 2003.Nyamuk Transgenik, Strategi Baru Pengontrol Malaria.
(http//www.beritaiptek.com/messages/artikel, diakses 20 Agustus 2005)

Anda mungkin juga menyukai