Anda di halaman 1dari 12

EFISIENSI METABOLISME HEWAN DAN OBSERVASI ALAT

I. Landasan Teori
Metabolisme merupakan suatu proses / keseluruhan proses perubahan kimiawi yang
dikendalikan oleh enzim yang terjadi dalam sel, organ atau organisme yang bertujuan
memperoleh energi kimia dari cahaya atau molekul bahan bakar. Mengubah hara dari
luar menjadi bahan perkusor. Menyusun prekusor menjadi makromolekul penyusun
sel dan mensintesis makromolekul untuk melaksanakan suatu fungsi dalam sel
tertentu (Rifai, M.A, 2004).
Sedangkan menurut Wulangi (1989), metabolisme ialah suatu reaksi kimia
secara keseluruhan yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Yang nantinya reksi
ini akan digunakan dalam berbagai fungsi bagi tubuh. Reaksi itu akan melepaskan
eergi kimia.
Wattimena (1990), menyatakan bahwa secara umum metabolisme terbagi
menjadi dua macam yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan
proses yang hasil akhirnya berupa jaringan baru. Katabolisme merupakan proses dari
sebaliknya.
Dan Rifai, M.A (2004), mendefenisikan bahwa katabolisme adalah suatu
proses penguraian senyawa majemuk menjadi senyawa-snyawa yang lebih sederhana
di dalam tubuh makhluk hidup denga hasil dilepaskannya energi. Sedangkan
anabolisme bagian metabolisme yang menyangkut sintesis metabolisme molekul
kompleks dari molekul-molekul yang lebih sederhana, yang memerlukan energi
kimia untuk melaksanakannya.
Lehninger (1991), berpendapat bahwa metabolisme berfungsi dalam
memperoleh energi kimia dari degradasi makanan. Membentuk biomolekul yng
diperlukan dalam fungsi khusus sel. Membangun protein dan komponen sel lain.
Anggoro (2000), menyatakan bahwa pertumbuhan akan terjadi setelah
organisme air mampu melakukan sistem homeositas dan mempertahankan keadaan
internal supaya tetap stabil sehingga memungkinkan tetap terselenggaranya aktivitas
fisilogi di dalam tubuh. Sedangkan Ferraris et al (1986), menyatakan bahwa salinitas
mempengaruhi proses metabolisme dan selanjutnya metabolisme mempengaruhi laju
pertumbuhan.
Sel mkhluk hidup mengaturjalan metabolismenya sedemikian efisien
sehingga tidak ada zat antara atau sub-satuan yang dibuat berlebihan. Tiap reaksi
metabolisme telah diatur dengan memperthatikan reaksi-reaksi lain dalam sel serta
memperhatikan konsentrasi zat makanan di lingkungannya.
Energi metabolisme diperlukan untuk mencern nutrisi, yang kemudian akan
menghasilkan energi yang lebih besar pula dari nutrisi yang dicern sehingga dapat
digunakan untuk menjalankan proses-proses kehidupan yang vital lannya.
Penggunaan energi sebagian besar adalah untuk mempertahankan temperatur tubuh
agas tetap konstan (khususnya pada hewan berdarah panas) (Santoso, 2011).
Di dalam sel, molekul-molekul organik akan mengalami perobakan dan
sintesis secara kontinyu dimana beberapa molekul akan dipecah sedangkan molekul-
molekul lainnya menjadi unit struktural. Agar proses fisiologis berlangsung normal,
semua proses biokimia harus berada dalam suatu kondisi yang stabil dimana laju
anabolisme harus seimbang dengan laju katabolisme (Santoso, 2011).
Waktu yang diprlukan untuk mengganti semua molekul dengan molekul baru
dari berbagai molekul di dalam sel berbeda satu dengan yang lain. ada yang
berlangsung beberapa menit ada juga yang berlangsung beberapa tahun. Pada hewan
dewasa, tidak ada pengurangan atau kelebihan berat, tetapi pada hewan yang masih
sangat muda dan yang sedang tumbuh, anabolisme harus melebigi katabolisme
(Wulangi, 1993).
Laju metabolisme sangat bervariasi yang pada prinsipnya dinyakan dalam
tiga cara yaitu, menurut Wattimena (1990) :
1. Menghitung perbedaan energi yang diambil dan energi yang merupakan
ekresi (feses/urin)
2. Menghitung produksi pans total organisme
3. Menghitung konsumsi oksigen yang mempengaruhi kecepatan metabolisme
adalah usia, hormon tyroid.
Karena begitu pentingnya pemahaman mengenai metabolisme, maka
praktikum kali ini mengenai efisiensi metabolisme pada hewan akan lebih dijelaskan
agar kita dapat memahami prosesnya.











II. CARA KERJA
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 17 September 2013 di Laboraturium
Theaching II Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Andalas, Padang.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah timbangan digital, toples plastik
4 buah dan penutupnya.
2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah 3 macam daun yaitu daun
talas, daun pepaya dan daun ubi, 4 ekor Acatina fulica, dan tissue.
2.3 Skema Kerja
2.3.3 Efisiensi Metabolisme Pada Hewan








Masing-masing bekicot ditimbang
disediakan 4 toples dan diberi label
Ditimbang 3 macam daun sebanyak 20 grm
Diletakkan tissue kedalam toples lalu dibasahkan agar lembab
Dimasukkan masing-masing bekicot pada toples dan 1 toples dijadikan kontrol
tanpa diberi pakan
Lakukan pengukuran bobot bekicot, sisa pakan, feses selama 2hari sekalidan
hitung efisiensi metabolismenya
2.3.2 Observasi Alat



Disediakan alat tulis
Observasi alat yang digunakan pada seiap objek
III. HASIL
Dari pengamatan yang telah dilaksanakan pada praktikum mengenai efisiensi metabolisme dan observasi alat ini diperoleh hasil sebagai
berikut :
3.1 Efisiensi Metabolisme Pada Hewan
Tabel 1. Hasil Pengamatan efisiensi metabolisme pada Acatina fulica
Hari/Tgl
Kontrol Daun ubi Daun pepaya Daun talas
BB
(gr)
BF
(gr)
BP
(gr)
BB
(gr)
BF
(gr)
BP
(gr)
BB
(gr)
BF
(gr)
BP
(gr)
BB
(gr)
BF
(gr)
BP
(gr)
Selasa
/01.10.13
23,54
2
0 - 2,237 0 10 23,126 0 10 29,28 0 10
Kamis/
03.10.13
23,31
8
1,82
7
-
27,06
0
3,087 5,930 22,172 2,344 5,422 28,07 2,344 9,942
Sabtu/
05.10.13
-
2,12
1
- 3,402 5,517 2,634 5,050 2,634 9,702
Senin/
07.10.13
-
2,34
2
- 3,941 5,004 3,041 4,76 3,041 9,002

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa
Untuk Menghitung perbedaan energi yang di ambil dan energi yang merupakan
ekresi ( feses dan urin ),menghitung produksi panas total organisme,menghtung
konsumsi oksigen yang digunakan dalam proses oksidasi Aktifitasyang
mempengaruhi kecepatan metabolismeantara lain: usia, hormon tyroid, hormone
pertumbuhan, tidur, malnutrisi (Wattimena, 1990).
Kecepatan metabolisme dalam keadaan normal menyatakan kecepatan
pengeluaran panas selama reaksi kimia.Kecepatan metabolisme mengguanakan
satuan untuk menyatakan kualitas energi yang dihasilkan dari berbagai makanan atau
digunakan berbagai proses fungsional tubuh.Satu calori ( C ) merupakakn panas yang
di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air 1 C(Wulangi, 1989 )
Fungsi metabolisme yaitu memperoleh energi kimia dari degradasi sari
makanan, mengubah molekul nutrient menjadi prekursor unit pembangun,
mengungkan unit- unit pembangun menjadi protein, asam nukleat, lipid, polisakarida
dan komponen sel lain, membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan
dalam fungsi khusus sel (Lehninger, 1991).
Bahwa proses metabolisme akan berjalan dengan baik bila adanya faktor
lingkungan yang sesuai seperti suhu, makanan dan minuman yang cukup jaga
kelembaban. Disini yang sangat menunjang efisiensi metabolismenya adalah
ketersediaan bahan makanannya, hal ini dibuktikan dengan berat
Proses metabolisme akan berjalan dengan baik jika adanya faktor lingkungan
yang sesuai seperti suhu, makanan dan minuman yang cukup jaga kelembaban. Yang
sangat menunjang efisiensi metabolismenya adalah ketersediaan bahan makanannya,
hal ini dibuktikan dengan berat







3.2 Observasi Alat
Dari pengamatan yang dilakukan, pada observasi alat di dapatkan data berupa fungsi
alat dari stiap objek yang dipraktikumkan. Adapun alat yang dipakai ialah sebagi
berikut :
Tabel 2. Hasil Observasi Alat
No Nama alat Fungsi
1 Labirin Menguji kepekaa sistem saraf terhadap indra penciuman
2 Uji moriz Menguji kepekaan sistem saraf terhadap indra
penglihatan
3 Sentrifuge Untuk memisahkan antara substrat dengan larutan
4 Gunting bedah Sebagai alat bedah
5 Timbangan digital Untuk menimbang dengan satuan tertentu
6 Penangas air Untuk memanaskan air dan urin
7 Mikroskop Untuk mengamati benda/objek yang berukuran kecil
atau yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
8 Respirometer Untuk melihat berapa kadar laju respirasi hewan uji
9 Manometer Untuk melihat skala laju respirasi
10 Tensimeter Untuk mengukur tekanan darah
11 Tabung reaksi Sebagai tempat larutan atau objek lain
12 Penjepit tabung Sebagai penahan tabung reaksi saat dipanaskan
13 Botol bius Untuk membius dan memusingkan objek sejenak
14 Bak bedah Sebagai tempat membedah suatu objek
15 Masker Untuk melindungi dan menghindari tehirupnya zat
berbahaya dan bau
16 Sarung tangan Sebagai pelindung tangan dan pelindung suatu cairan
yang berbahaya
17 Pinset Alat penjepit
18 Toples kaca Sebagai wadah untuk pengamatan osmoregulasi pada
ikan.
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa setiap alat memiliki fungsi yang
berbeda dan digunakan pada objek yang berbeda pula.



IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dan hasil yang didapat, dapat
disimpulkan sebagai berikut, yaitu :
1. 1. Ketersediaan bahan makanan sangat mempengaruhi efisiensi
metabolisme, hal ini dibuktikan dengan berat. Faktor lingkungan lainya
seperti suhu, yang cukup dalam menjaga kelembaban.
2. Setiap alat yang digunakan pada praktikum fisiologi hewan memiliki fungsi
yang berbeda dan digunakan pada objek yang berbeda pula.

4.2. Saran
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan maka praktikan disarankan untuk dapat
melakukan pengaman dengan serius pada pengamatan bekicot dalam rentang waktu
yang telah diberikan.













DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, S. 2000. Pola regulasi osmotik dan kerja enzim Na-K-ATPase udang
windu (Penaeus monodon Fabr.) pada berbagai fase molting. Aquaculture
Indonesia, 1(2): 15-20.
Ferraris, R.P., E.D.P. Estepa, J.M. Ladja & E.G.D. Jesus. 1986a. Osmoregulation in
Penaeus monodon , effect of moulting and external salinity,. p : 637- 640.
In: L.V. Hosillos (Ed.). The First Asian Fisheries Forum, Asian Fish, Soc.,
Manila.
Lehninger. 1995. Dasar- Dasar Biokimia. Erlangga: Jakarta
Rifai, M.A. 2004. Kamus Biologi. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. Balai Pustaka.
Santoso, P. 2011. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UA : Padang.
Wattimena, 1990. Fisiologi Manusia Jilid II.ITB:Bandung
Wirahadikusumah. 1990. Biokimia Protein Enzim dan Asam Nukleat. ITB. Bandung.
Wulangi, K.S. 1989. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Erlangga. Jakarta.









LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

NAMA : FITHRIA DINIYATI
NO.BP : 1110423034
KELOMPOK : VI (ENAM) B
REKAN KERJA : 1. FERNANDO DHARMA
2. SUSAN SEPTRIYANI
3. LISA ANGGRAINI
4. FITRI SYAMSI MARDIANTI
5. ANNISA IZMI AULIA








LABORATURIUM TEACHING II
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2013

Anda mungkin juga menyukai