Anda di halaman 1dari 8

www.lppm-mfh.

com ISSN-e: 2541-1128


lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

EKSTRAK BUNGA CENGKEH SEBAGAI INSEKTISIDA TERHADAP MORTALITAS


NYAMUK AEDES AEGYPTI METODE SEMPROT

Ni Nyoman Ariwidiani1), I Wayan Getas 2), Erna Kristinawati 3)


1
Poltekkes Kemenkes Mataram
Arhiwidhia13@gmail.com
2
Poltekkes Kemenkes Mataram
getasponi@gmail.com
3
Poltekkes Kemenkes Mataram
Ernakris29@gmail.com

Abstrak
Peningkatan kasus DBD di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 204.171 kasus dengan jumlah kematian
sebanyak 1.598 orang. Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia, telah terjadi peningkatan kasus DBD
di setiap tahunnya. Peningkatan angka kesakitan DBD juga terjadi di NTB pada tahun 2016 yaitu sebesar
52,80 per 100.000 penduduk. Pemanfaatan bunga cengkeh sebagai bahan insektisida alami dapat menjadi
alternatif yang lebih ramah lingkungan sehingga dapat menekan dampak negatif dari penggunaan
insektisida kimia. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi ekstrak bunga cengkeh
(Syzygium aromaticum) sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti dengan metode semprot.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post-test only controlled group design.
Perlakuan dilakukan dalam 5 konsentrasi yaitu 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Data yang diperoleh
dianalisis secara statistic menggunakan uji Chi Square dan analisis probit. Berdasarkan hasil analisis,
ekstrak bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) berpotensi sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes
aegypti dengan nilai signifikan 0.000 (p < 0.05) dengan konsentrasi LC50 diperoleh sebesar 3,434% dan
LC90 sebesar 22,070%.

Keyword : Aedes sp, DBD, Insektisida, Ekstrak Bunga Cengkeh.

1. PENDAHULUAN Kejadian Luar Biasa (KLB) suatu penyakit


Berdasarkan data angka kesakitan DBD di termasuk DBD. Pengendalian vector secara garis
Indonesia pada tahun 2016 terdapat 10 provinsi besar terdiri atas Integrated Vector Management
dengan angka kesakitan kurang dari 49 per (IVM), pengendalian fisik, biologi dan kimia.
100.000 penduduk dengan angka kesakitan Umumnya pengendalian secara kimia meliputi
tertinggi terjadi pada provinsi Bali sebesar penggunaan larvasida dan insektisida.
515,90 per 100.000 penduduk. Berdasarkan data Penggunaan insektisida memiliki efektivitas
profil kesehatan Indonesia, kasus DBD yang tinggi dibandingkan dengan pengendalian
mengalami peningkatan disetiap tahunnya. vektor dengan metode lainnya. Namun,
Kasus DBD di Nusa Tenggara Barat (NTB) penggunaan insektisida kimia secara terus-
ditahun 2016 mengalami peningkatan dua kali menerus dapat menimbulkan dampak yang
lipat dibandingkan dengan kasus DBD pada buruk bagi kesehatan manusia, selain itu juga
tahun 2015. Berdasarkan angka kesakitan DBD dapat menyebabkan nyamuk menjadi resistensi
di NTB pada tahun 2015 yaitu sebesar 25,89 per (Armayanti & Rasjid, 2019). Pemanfaatan
100.000 penduduk meningkat menjadi 52,80 per bahan-bahan alam sebagai alternatif insektisida
100.000 penduduk (Dinas Kesehatan NTB, merupakan terobosan baru yang bertujuan untuk
2016; Kementerian Kesehatan RI, 2017). menekan dampak negatif dari penggunaan
Pengendalian vector penyakit merupakan insektisida kimia. Salah satu tanaman yang dapat
salah satu upaya untuk mencegah terjadinya
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 161
Volume 7. No. 2 – Oktober 2021
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

dimanfaatkan sebagai insektisida alami adalah a) Flavonoid


bunga cengkeh (Syzigium aromaticum). Flavonoid punya sejumlah kegunaan,
Cengkeh mengandung senyawa eugenol, antara lain terhadap tumbuhan, yaitu
saponin, tannin, alkaloid, glikosida dan sebagai pengatur fotosintesis, kerja
flavonoid yang merupakan kandungan racun antimikroba dan antivirus, terhadap
(toksin) bagi hewan (Yasi dan Harsanti, 2018). manusia, yaitu sebagai antibiotik terhadap
Menurut Medeiros dkk, (2013), senyawa penyakit kanker dan ginjal, menghambat
eugenol pada ekstrak cengkeh berpotensi perdarahan, kegunaan lainnya adalah
sebagai larvasida pada vektor malaria dan DBD. sebagai bahan aktif dalam pembuatan
Senyawa eugenol dapat merusak mukosa kulit insektisida nabati. Flavonoid juga berfungsi
nyamuk dan mengganggu saluran pernafasan sebagai inhibitor pernapasan dan
pada nyamuk sehingga nyamuk susah untuk menghambat sistem pernapasan nyamuk
bernafas sehingga menyebabkan nyamuk mati (Dinata, 2008).
(Towaha, 2012,). Sedangkan senyawa flavonoid b) Tannin
merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang Tannin dapat menurunkan kemampuan
bersifat menghambat sistem pencernaan mencerna makanan dengan cara
serangga dan juga bersifat toksik yang dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan
menyebabkan serangga akan mati ( Cania dan (protease dan amilase) serta mengganggu
Setyaningrum, 2013). Tujuan dalam penelitian aktivitas protein usus. Serangga yang
ini adalah mengetahui potensi ekstrak bunga memakan tumbuhan dengan kandungan
cengkeh (Syzigium aromaticum) sebagai tannin tinggi akan memperoleh sedikit
insektisida nyamuk Aedes aegypti. nutrisi dalam makanannya, akibatnya akan
2. KAJIAN LITERATUR DAN terjadi penurunan pertumbuhan dan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS serangga akan mati (Suyanto, 2009).
A. Cengkeh (Syzygium aromaticum) c) Saponin
Cengkeh (Syzygium aromaticum) Saponin dikenal sebagai insektisida
termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat dan larvasida. Saponin dapat menurunkan
memiliki batang pohon besar dan berkayu tegangan permukaan selaput mukosa
keras. Tanaman cengkeh memiliki traktus digestivus sehingga dinding trakus
kandungan minyak atsiri dengan jumlah menjadi korosif ( Siti dkk., 2013 ). Menurut
cukup besar, baik dalam bunga tangkai Arivia, Kurniawan, & Zuraida, 2013 pada
maupun daun. Kandungan utama minyak kosentrasi tinggi saponin bersifat toksik.
atsiri bunga cengkeh adalah eugenol ( Saponin juga dapat masuk melalui organ
Riyanto, 2012). Bunga cengkeh kering pernapasan dan menyebabkan membran sel
mengandung minyak atsiri, fixed oil rusak atau proses metabolisme terganggu
(lemak), resin, tannin, protein, cellulose, yang menyebabkan nyamuk akan mati.
pentose, mineral. Komponen lain yang d) Eugenol
paling banyak adalah minyak atsiri yang Eugenol berwarna bening hingga kuning
jumlahnya bervariasi tergantung dari banyak pucat, kental seperti minyak. Sumber
faktor diantaranya jenis tanaman, tempat alaminya dari minyak cengkeh. Terdapat
tumbuh dan cara pengolahan (Zulaikha dkk., pula pada pala, kulit manis, dan salam.
2018,) kandungan kimia dari serbuk bunga, Eugenol sedikit larut dalam air namun
tangkai bunga dan daun cengkeh mudah larut pada pelarut organik. Eugenol
menunjukan bahwa serbuk bunga dan daun dapat merusak mukosa kulit nyamuk,
cengkeh mengandung saponin, tannin, menyebabkan kerusakan pada kutikula
alkaloid, glikosida dan flavonoid, sedangkan nyamuk dan mengganggu saluran
tangkai bunga cengkeh mengandung pernafasan pada nyamuk sehingga nyamuk
saponin, tannin, glikosida dan flavonoid susah untuk bernafas dan nyamuk pun akan
(Yasi dan Harsanti, 2018). mati (Riyanto, 2012).

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 162
Volume 7. No. 2 – Oktober 2021
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

B. Aedes Aegypti bakar (MC), liquid vaporizer (LV), mat


Aedes sp mengalami metamorfosis vaporizer (MV) dan smoke (Aditama, 2012).
sempurna. Nyamuk betina meletakkan Insektisida residual adalah
telurnya pada dinding tempat Insektisida yang diaplikasikan pada
perindukannya. Seekor nyamuk betina permukaan suatu tempat dengan harapan
dapat meletakkan rata-rata sebanyak 100 apabila serangga melewati/hinggap pada
butir telur tiap kali bertelur. Setelah kira- permukaan tersebut akan terpapar dan
kira 2 hari telur menetas menjadi larva lalu akhirnya mati. Umumnya insektisida yang
mengadakan pengelupasan kulit sebanyak 4 bersifat residual adalah Insektisida dalam
kali, tumbuh menjadi pupa dan akhirnya formulasi wettable powder (WP), water
menjadi dewasa. Pertumbuhan dari telur dispersible granule (WG), suspension
sampai menjadi dewasa memerlukan waktu concentrate (SC), capsule suspension (CS),
kira-kira 9 hari (Rahmawati, 2018). dan serbuk (DP) (Aditama, 2012).
Aedes aegypti tersebar luas di Cara kerja insektisida dalam tubuh
seluruh Indonesia. Walaupun spesies ini serangga dikenal istilah mode of action dan
ditemukan di kota-kota pelabuhan yang cara masuk atau mode of entry. Mode of
penduduknya padat, namun spesies nyamuk action adalah cara Insektisida memberikan
ini juga ditemukan di daerah pedesaan. pengaruh melalui titik tangkap (target site)
Penyebaran Aedes aegypti dari pelabuhan di dalam tubuh serangga. Titik tangkap
ke desa disebabkan larva Aedes aegypti pada serangga biasanya berupa enzim atau
terbawa melalui transportasi yang protein. Beberapa jenis Insektisida dapat
mengangkut benda-benda berisi air hujan mempengaruhi lebih dari satu titik tangkap
pengandung larva. Aedes aegypti umurnya pada serangga. Cara kerja Insektisida yang
pendek yaitu kira-kira sepuluh hari, tetapi digunakan dalam pengendalian vektor
dapat menularkan virus dengue yang masa terbagi dalam 5 kelompok yaitu: 1).
inkubasinya antara 3-10 hari mempengaruhi sistem saraf, 2).
(Gandahusada, 2006). menghambat produksi energi, 3).
C. Insektisida mempengaruhi sistem endokrin, 4).
Insektisida merupakan senyawa menghambat produksi kutikula dan 5).
kimia yang berguna untuk membunuh menghambat keseimbangan air (Aditama,
serangga, yang dapat dilakukan dengan 2012).
meracuni makanannya, media hidup atau Insektisida nabati adalah insektisida
meracuni langsung serangga tersebut yang bahan aktifnya berasal dari tanaman
(Aditama, 2012). Aplikasi pengendalian atau bagian tanaman seperti akar, batang,
vektor penyakit secara umum dikenal dua daun, dan buah. Secara umum, mekanisme
jenis insektisida yang bersifat kontak/non- kerja insektisida nabati yaitu secara
residual dan insektisida residual. Insektisida langsung menghambat proses reproduksi
kontak/non-residual merupakan insektisida serangga, khususnya serangga betina,
yang langsung berkontak dengan tubuh mengurangi nafsu makan, menyebabkan
serangga saat diaplikasikan. Aplikasi kontak serangga menolak makanan, merusak
langsung dapat berupa penyemprotan udara perkembangan telur, larva dan pupa,
(space spray) seperti pengkabutan panas sehingga perkembangan serangga
(thermal fogging), dan pengkabutan dingin terganggu (Saenong, 2016).
(cold fogging) / ultra low volume (ULV). 3. METODE PENELITIAN
Jenis-jenis formulasi yang biasa digunakan Penelitian ini merupakan penelitian
untuk aplikasi kontak langsung adalah eksperimental laboratorium dengan desain
emusifiable concentrate (EC), penelitian post-test only control groum
microemulsion (ME), emulsion (EW), ultra design yaitu pengukuran pada kedua
low volume (UL) dan beberapa Insektisida kelompok sampel setelah perlakuan. Dalam
siap pakai seperti aerosol (AE), anti nyamuk penelitian menggunakan 70 ekor nyamuk
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 163
Volume 7. No. 2 – Oktober 2021
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Ae. aegypti yang dibagi kedalam 7 kelompok menunjukan jumlah kematian nyamuk yang
perlakuan yaitu 2 kelompok kontrol (kontrol berbeda-beda terhadap nyamuk Aedes
positif dan kontrol negatif) dan 5 kelompok aegypti. Suatu senyawa dinyatakan
perlakuan (5%, 10%, 15%, 20% dan 25%). berpotensi sebagai insektisida diukur dari
Populasi dalam penelitian ini adalah nyamuk jumlah kematian nyamuk sebesar 90% dari
Ae. aegypti yang dibiakan di laboratorium jumlah sampel pada tiap konsentrasi.
Parasitologi Poltekes Kemenkes Mataram. Penelitian ini dilakukan dari bulan maret
Sampel dalam penelitian ini adalah nyamuk sampai dengan bulan Juni 2017. Dalam
Ae. aegypti betina yang berumur 2 – 5 hari. penelitian ini dilakukan kegiatan yang
Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi pembuatan ekstrak bunga cengkeh,
adalah konsentrasi ekstrak bunga cengkeh mengukur hasil peneraan kadar semprot dan
(Syzygium aromaticum). Variabel terikat mengukur potensi ekstrak bunga cengkeh
dalam penelitian ini adalah jumlah nyamuk sebagai insektisida terhadap nyamuk Aedes
Ae. aegypti yang mati setelah disemprot aegypti. Pembuatan ekstrak bunga cengkeh
dengan ekstrak bunga cengkeh (Syzygium dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik,
aromaticum). Universitas Mataram dengan menggunakan
Data hasil yang telah diperoleh metode maserasi. Hasil ekstrak yang
kemudian dianalisis dengan uji Chi Square. diperoleh dalam bentuk ekstrak semi kental
Analisis data dibuat berdasarkan perhitungan sebanyak 125 ml.
jumlah nyamuk yang mati atau pingsan Berdasarkan hasil ekstrak yang
untuk tiap-tiap konsentrasi larutan uji diperoleh, kemudian dilakukan pengenceran
ekstrak bunga cengkeh dan dinyatakan konsentrasi menjadi berbagai konsentrasi
sebagai potensi insektisida. Untuk yang kemudian di kemas dalam bentuk
mengetahui potensi dari ekstrak bunga sprayer. Selanjutnya dilakukan penimbangan
cengkeh terhadap kematian nyamuk Aedes terhadap botol sprayer yang telah diisikan
aegypti digunakan analisis Chi Square. dengan ekstrak bunga cengkeh berbagai
Untuk mengetahui nilai LC50 dari ekstrak konsentrasi untuk mengetahui berat total
bunga cengkeh terhadap nyamuk Aedes awal cairan dalam sprayer. Kemudian
aegypti untuk waktu pengamatan 24 jam dilakukan penyemprotan sebanyak 10 kali
setelah perlakuan digunakan uji probit. semprot, dan dilakukan penimbangan
Analisis dilakukan dengan menggunakan kembali untuk mengetahui berat total cairan
program computer. setelah dilakukan penyemprotan, selanjutnya
dilakukan perhitungan selisih total cairan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN sebelum dan setelah dilakukan
A. HASIL penyemprotan. Data hasil peneraan berat
Penelitian ini bertujuan untuk semprotan ekstrak bunga cengkeh dapat
mengetahui potensi ekstrak bunga cengkeh dilihat pada tabel 4.1
(Syzigium aromaticum) sebagai insektisida
terhadap nyamuk Aedes aegypti dengan
metode semprot. Sampel nyamuk yang
digunakan untuk tiap perlakuan adalah 10
ekor. Penelitian ini menggunakan bentuk
sediaan ekstrak dengan 5 konsentrasi yang
berbeda yaitu 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%
dan didapatkan data kuantitatif.
Data yang diperoleh kemudian
dideskripsikan dengan menggunakan
program analisis statistik (SPSS Versi 22).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, ekstrak bunga cengkeh
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 164
Volume 7. No. 2 – Oktober 2021
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Tabel 4. 1 Data hasil peneraan berat semprotan Tabel 4. 2 Data hasil pengamatan potensi
ekstrak bunga cengkeh ekstrak bunga cengkeh
Jumlah Persentasi
Berat Sebelum Berat Setelah nyamuk Nyamuk
Konsentrasi nyamuk kematian
Konsentrasi Disemprot Disemprot mati Hidup
uji nyamuk
(gram) 10x (gram) Kontrol (-) 10 0 10 0
Kontrol Kontrol (+) 10 10 0 100
Negatif 31.86 30.59 5% 10 2 8 20
Kontrol 10% 10 3 7 30
15% 10 5 5 50
Positif 31.63 30.68
20% 10 6 4 60
5% 31.42 30.6 25% 10 9 1 90
10% 31.51 30.73
15% 31.88 30.64
20% 31.52 30.73
25% 31.73 30.81
Total 221.55 214.78 Persentasi kematian nyamuk
150 100 90

Persentasi Kematian
Cara peneraan berat semprotan dihitung 100 60
50
sebagai berikut : 30

Nyamuk (%)
50 20
0
a. Berat total sebelum disemprotkan 0
= 221.55 gram
b. Berat total setelah disemprotkan 10 kali
= 214.78 gram
c. Berat 1 kali semprotan Konsentrasi (%)
=
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 10 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑟𝑜𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖 𝑥 10 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑟𝑜𝑡𝑎𝑛
221.55−214.78 Gambar 4. 1 Diagram persentasi kematian
=
7 𝑥 10 nyamuk setelah dilakukan kontak bahan uji
= 0.09671 gram
Berat rata-rata tiap kali semprot adalah Berdasarkan data pada Tabel 4.2,
0,096 gram, jadi tiap perlakuan kematian nyamuk terbanyak diperoleh pada
membutuhkan ekstrak bunga cengkeh kelompok kontrol positif dan diikuti dengan
sebesar 0,96 gram untuk berbagai kematian nyamuk pada kelompok perlakuan
konsentrasi. dengan ekstrak bunga cengkeh. Berdasarkan
Pengamatan potensi ekstrak bunga Gambar 4.1 menunjukan kematian nyamuk
cengkeh sebagai insektisida terhadap terjadi di setiap kelompok perlakuan dengan
nyamuk Aedes aegypti dilakukan dengan ekstrak bunga cengkeh. Kematian nyamuk
mengamati jumlah nyamuk Aedes aegypti dimulai dari kelompok perlakuan dengan
yang mati setelah dikontakkan dengan ekstrak bunga cengkeh konsentrasi rendah
ekstrak bunga cengkeh dengan berbagai hingga dengan konsentrasi tertinggi.
konsentrasi sebagai perlakuan, sipermetrin Berdasarkan hasil tersebut dapat
sebagai kontrol positif dan aquades sebagai disimpulkan bahwa kematian nyamuk terjadi
kontrol negatif. Hasil pengamatan seiring dengan penambahan konsentrasi
didapatkan jumlah kematian nyamuk Aedes ekstrak bunga cengkeh. Dengan kematian
aegypti pada setiap kelompok perlakuan. nyamuk terbanyak terjadi pada kelompok
Data hasil pengamatan potensi ekstrak bunga ekstrak bunga cengkeh dengan konsentrasi
cengkeh ditampilkan dalam Tabel 4.2 dan 25% dengan jumlah nyamuk yang mati
Gambar 4.1. sebanyak 9 ekor dengan persentasi kematian
nyamuk sebesar 90%.

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 165
Volume 7. No. 2 – Oktober 2021
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Kematian pada kelompok kontrol negatif Penelitian ini juga menghitung daya bunuh
adalah 0% atau tidak ada nyamuk yang mati ekstrak bunga cengkeh dengan
pada kelompok kontrol sehingga tidak menggunakan nilai LC. Nilai LC yang
diperlukan koreksi dengan formula Abbot. diharapkan dapat dicapai dalam penelitian
Analisis dilakukan dengan metode ini adalah LC50. Berdasarkan hasil analisis
regresi probit yang bertujuan untuk probit menunjukan bahwa ekstrak bunga
mengetahui potensi dari ekstrak bunga cengkeh dalam penelitian ini diperoleh nilai
cengkeh terhadap nyamuk Aedes aegypti LC50 sebesar 3,434%.
serta untuk mencari konsentrasi ekstrak Potensi bunga cengkeh sebagai
bunga cengkeh yang efektif sebagai insektisida alami dikarenakan kandungan
insektisida. Berdasarkan hasil analisis chi- senyawa kimia yang terkandung dalam
square diperoleh nilai signifikan adalah bunga cengkeh. Dalam penelitian ini, ekstrak
0.000 (p < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bunga cengkeh dibuat dengan metode
bahwa ekstrak bunga cengkeh memiliki maserasi. Penggunaan metode ini karena
potensi sebagai insektisida terhadap nyamuk maserasi merupakan metode ekstraksi yang
Aedes aegypti. Uji dilanjutkan dengan paling praktis dengan menggunakan alat-alat
analisis probit, berdasarkan hasil analisis sederhana. Perendaman simplisia bunga
probit diperoleh nilai LC50 adalah 3,434% cengkeh menggunakan etanol 96% yang
sehingga dapat disimpulkan dengan dapat menarik zat aktif yang terkandung
kematian nyamuk Aedes aegypti sebesar dalam simplisia yang bersifat polar maupun
50% populasi nyamuk uji dapat disebabkan non polar.
dengan penggunaan ekstrak bunga cengkeh Berdasarkan pengujian senyawa kimia
dengan konsentrasi terkecil yaitu 3,434%. yang terkandung dalam bunga cengkeh
Sedangkan konsentrasi tertinggi dengan menunjukan adanya kandungan senyawa
tingkat kematian nyamuk Aedes aegypti saponin, alkaloid, glikosida dan flavonoid
sebesar 90% populasi nyamuk uji adalah (Aliah, 2016). Kandungan utama dari
22,070%. ekstrak bunga cengkeh adalah eugenol,
B. PEMBAHASAN eugenol asetat dan caryophyllene. Eugenol
Penelitian ini menggunakan 5 macam bersifat neurotoksik bagi nyamuk sehingga
konsentrasi ekstrak bunga cengkeh yaitu 5%, dapat mempengaruhi syaraf sensoris susunan
10%, 15%, 20%, dan 25% sebagai perlakuan syaraf perifer dan syaraf pusat serangga.
dan terdapat kontrol positif (sipermetrin Eugenol dapat meracuni akson saraf dengan
0,32g/l) dan kontrol negatif dengan cara mempengaruhi transmisi impuls
menggunakan aquades. Percobaan diamati elektrik sepanjang perjalarannya di akson
sejak menit ke 20 sampai dengan 24 jam. dan memperpanjang fase eksitasi dari badan
Hal ini untuk mengetahui potensi ekstrak sel neuron yang akhirnya akan menyebabkan
bunga cengkeh (Syzigium aromaticum) paralysis sel saraf (Nindatu & Noya, 2018).
sesuai dengan banyaknya konsentrasi yang Selain mempengaruhi transmisi impuls
diberikan pada nyamuk Aedes aegypti akson, eugenol juga bekerja dengan
sebagai insektisida. memblok reseptor octopamine yang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui merupakan sejenis reseptor simpatomimetic
bahwa konsentrasi ekstrak bunga cengkeh yang mengontrol aktivitas simpatis dan
yang diberikan memiliki potensi sebagai menyebabkan bronkokonstriksi sehingga
insektisida alami terhadap nyamuk Aedes dapat membunuh nyamuk (Nindatu & Noya,
aegypti dengan metode semprot. Setiap 2018; Riyanto, 2012).
konsentrasi ekstrak bunga cengkeh memiliki Kandungan alkaloid dalam ekstrak
hasil kematian nyamuk Aedes aegypti yang bunga cengkeh juga berperan sebagai
berbeda-beda. Peningkatan kematian anticholinestrase yang mempunyai
nyamuk terjadi seiring dengan penambahan mekanisme kerja serupa dengan
konsentrasi ekstrak bunga cengkeh. organophospat yaitu dengan membuat
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 166
Volume 7. No. 2 – Oktober 2021
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

cholinesterase inaktif sehingga asetilkolin 2. Potensi ekstrak bunga cengkeh (Syzygium


terakumulasi menyebabkan terjadi gangguan aromaticum) terhadap nyamuk Aedes
pada transmisi rangsang saraf dan aegypti pada LC50 diperoleh hasil
menyebabkan kematian nyamuk karena dengan konsentrasi 3,434%.
terjadi gagal nafas. Kandungan Flavonoid
dapat menimbulkan kerusakan spirakel dan 6. REFERENSI
saraf sehingga menyebabkan terjadinya Aditama, T. Y. P. d. (2012). Pedoman
gangguan pernafasan. Saponin berfungsi Penggunaan Insektisida ( Pestisida )
menurunkan tegangan permukaan tubuh Dalam Pengendalian Vektor.
serangga menyebabkan zat toksik dapat Aliah, N. (2016). UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK
dengan mudah masuk kedalam tubuh DAUN CENGKEH ( Syzigium aromaticum
serangga. Kandungan polifenol mampu ) SEBAGAI REPELLENT SEMPROT
berikatan dengan adhesion faktor, protein TERHADAP LALAT RUMAH ( Musca
ekstraseluler dan protein soluble domestica ) UNIVERSITAS ISLAM
menyebabkan proses kerusakan sel serangga. NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR.
Dari mekanisme kandungan senyawa aktif Universitas Islam Negeri Alauddin
diatas maka dapat disimpulkan bahwa Makassar.
ekstrak bunga cengkeh dapat berpotensi Aminah, S. N., Sigit, Partosoedjono, S., &
sebagai insektisida bagi nyamuk Aedes Chairul. (2001). S. Rarak, D. Metel, dan E.
aegypti. Prostata sebagai Larvasida Aedes aegypti.
Sipermetrin dalam penelitian ini Cermin Dunia Kedokteran, 131(7).
digunakan sebagai kontrol positif. Arivia, S., Kurniawan, B., & Zuraida, R. (2013).
Bentuknya cair dan dapat dilarutkan dengan Efek larvasida ekstrak daun lidah buaya
aquades sehingga dapat diaplikasikan (Aloe vera) terhadap larva aedes aegypti
dengan metode semprot. Sipermetrin instar III. Medical Journal of Lampung
merupakan golongan insektisida pyrethroid University, 137–146.
yang bekerja sebagai racun perut dan racun Armayanti, & Rasjid, A. (2019). EFEKTIVITAS
kontak. Pada kelompok insektisida EKSTRAK DAUN MENGKUDU
pyrethroid mempunyai efek knockdown DENGAN METODE SPRAY DALAM
yang lebih cepat dengan melalui PENGENDALIAN NYAMUK Aedes
penghambatan kerja natrium sistem saraf aegypti. Jurnal Sulolipu : Media
dan melumpuhkan sistem sarad nyamuk saat Komunikasi Sivitas Akademika Dan
kontak langsung dengan insektisida, jadi Masyarakat, 19(1), 2019.
efektivitas dalam membunuh nyamuk tinggi Dinas Kesehatan NTB. (2016). Profil Dinas
(Wibawa, 2012). Kesehatan Provinsi NTB. Mataram.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis Dinata, A. (2008). Atasi Jentik DBD dengan
data diatas, dapat disimpulkan bahwa Kulit Jengkol. Retrieved January 1, 2016,
pemberian ekstrak bunga cengkeh dengan from http://www.pikiran-
berbagai konsentrasi berpotensi sebagai rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&i
insektisida yang cukup tinggi terhadap d=54735
nyamuk Aedes aegypti dalam kurun waktu Ferdinanti, E. (2001). Uji aktivitas antibakteri
24 jam pengamatan. obat kumur minyak cengkeh (Syzygium
aromaticum (L) Merr & Perry) asal bunga,
5. KESIMPULAN tangkai bunga dan daun bunga cengkeh
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat terhadap bakteri. Institut Sains dan
disimpulkan bahwa : Teknologi Nasional.
1. Ekstrak bunga cengkeh (Syzygium Gandahusada. (2006). Parasitologi Kedokteran
aromaticum) memiliki potensi sebagai (IV). Jakarta: FKUI.
insektisda terhadap nyamuk Aedes Kementerian Kesehatan RI. (2017). Profil
aegypti dengan metode semprot. Kesehatan Indonesia 2016 (p. 179). p. 179.
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 167
Volume 7. No. 2 – Oktober 2021
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Saenong, M. S. (2016). TUMBUHAN


Indonesia. INDONESIA POTENSIAL SEBAGAI
Medeiros, E. R. I., Litaiff-Abreu, E., Pinto ACS, INSEKTISIDA NABATI UNTUK
& Tadei WP. (2013). Larvacidal activity of MENGENDALIKAN HAMA
clove (Eugenia caryophyllata) extracts and KUMBANG BUBUK JAGUNG (
eugenol against Aedes aegypti and Sitophilus spp.) Indonesian Plants Potential
Anopheles darlingi. African Biotechnol, as Bioinsecticide for Controlling Maize
12(8), 836–840. Weevil ( Sitophilus spp.). Jurnal Litbang
Nindatu, M., & Noya, L. (2018). Efektivitas Pertanian, 35(3), 131–142.
Daya Tolak Seduhan Daun Cengkeh https://doi.org/10.21082/jp3.v35n3.2016.p
(Syzygium aromaticum L.) terhadap 131-142
Nyamuk Anopheles Sp. JBioEd, 10, 17– Suyanto, F. (2009). Efek Larvasida Ekstrak
20. Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana
Nurdjannah, N. (2004). Diversifikasi L.) terhadap Larva Aedes aegypti L.
Penggunaan Cengkeh. Jurnal Perspektif, Universitas Sebelas Maret.
3(2), 61–70. Wibawa, R. R. (2012). POTENSI EKSTRAK
Riyanto, R. (2012). Mengenal Cengkeh dan BIJI MAHKOTA DEWA (Phaleria
Manfaatnya. Retrieved January 1, 2016, macrocarpa) SEBAGAI INSEKTISIDA
from http://aspal- TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti
putih.blogspot.com/2012/12/mengenal- DENGAN METODE SEMPROT.
cengkeh-dan-manfaatnya.html Universitas Jember.

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 168
Volume 7. No. 2 – Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai