Anda di halaman 1dari 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari judul “Identifikasi Jenis Hama Pada
Tanaman Kehutanan” Adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Identifikasi Jenis Hama A.Belalang, B.Kepik Hijau, C.Rayap, D.Kutu Loncat
E.Semut.
Pembahasan
Pada hasil yang tertera diatas, didapatkan 5 jenis hama yang dapat
menyebabkan kerusakan serta penyakit pada tanaman hutan. Gambar A
menunjukkan hama belalang. Belalang adalah serangga herbivora dari subordo
Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir
selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Menurut
Sari et al. (2017). Belalang menjadi salah satu hama yang umumnya muncul pada
pembibitan. Belalang menyerang daun bibit dengan memakan bagian tepi
dan menyebabkan kerusakan ringan sampai berat. Serangan hama belalang ini
dapat mengganggu pertumbuhan bibit dan membuat morfologi bibit tidak
sesuai dengan standar bibit siap pindah tanam yang telah ditetapkan.
Bioinsektisida batang brotowali berpotensi untuk menjadi salah satu
alternatif pengendalian hama belalang, walaupun waktu kematiannya masih
lebih lama dibandingkan insektisida. Konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi
menunjukkan waktu kematian yang lebih cepat, hal ini dikarenakan
kandungan senyawa alelokimia yang dikandung ekstrak tersebut juga lebih
banyak.
Gambar B menunjukkan hama kepik hijau. Kepik hijau termasuk dalam
famili Pentatomidae, subordo Heteroptera, ordo Hemiptera, dan kelas Insecta.
Serangga tersebut merupakan hama yang polifag yang dapat menyerang tanaman
pangan, buah-buahan, tanaman hias, sayuran dan bahkan beberapa jenis gulma.
Menurut Manueke et al. 2017 salah satu hama yang banyak menyebabkan
kerusakan pada tanaman adalah kepik hijau (Nezara viridula L). Hama ini
tergolong memiliki inang yang luas (polifag) sehingga keberadaannya dengan
populasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya.
Populasi kepik hijau akan meningkat pada tanaman jenis kacang-kacangan, hal ini
disebabkan karena polong kacang-kacangan adalah sasaran utamanya yang
menyebabkan kerusakan pada polong dan menurunkan produksi. Pengendalian
kepik hijau (Nezara viridula L) yang sering dilakukan oleh petani adalah dengan
menggunakan insektisida kimia untuk menyelamatkan hasil tanaman dan
menghindari kerugian. Akan tetapi efek dari penggunaan insektisida kimia dapat
menyebabkan kekebalan (resisten) pada hama sehingga berpotensi menyebabkan
ledakan populasi hama
Gambar C meurpakan hama rayap. Rayap atau anai-anai atau semut putih
adalah serangga sosial anggota infraordo Isoptera, bagian dari ordo Blattodea
yang dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia. Rayap biasanya
bersarang di kayu dan memakan kayu sehingga menimbulkan banyak kerugian
secara ekonomi. Rayap adalah salah satu jenis serangga utama perusak kayu pada
bangunan rumah, peralatan rumah tangga, produk turunan kayu (papan partikel,
papan serat, plywood dan laminated) dan pohon/tegakan. Menurut Ngatiman
(2019), serangan rayap pada suatu areal ada kecendrungan semakin meningkat
jika tidak dilakukan pemeliharaan secara intensif. Oleh sebab itu perlu penelitian
mengenai dinamika serangan rayap. Bila suatu tegakan sudah ditemukan serangan
rayap dan menyebabkan kematian pada pohon tersebut, hal ini akan menular ke
pohon lainnya dan bisa menyebabkan kematian juga. Serangan rayap ini akan
selalu terjadi dan bahkan menimbulkan kerugian bila tidak dilakukan
pemeliharaan tanaman secara intensif. Untuk mengendalikan serangan rayap
selain melakukan pemeliharaan tanaman secara intensif, juga perlu diperhatikan
keberadaan rayap pada hutan yang berbatasan dengan tegakan hutan tanaman.
Karena pada hutan sekunder tersebut banyak pohon yang merupakan sumber
makanan rayap.
Pada gambar D hama yang ditemukan yaitu kutu loncat (Psyllidae).
Menurut Adhi et al (2017) bahwa keberadaan hama ini biasanya terdapat pada
tanaman yang mengancam kelestarian plasma nutfah jeruk di Indonesia karena
perannya sebagai vektor penyakit. Kutu loncat menyerang kuncup daun, tunas,
dan daun-daun muda. Akibat serangan kutu loncat tunas-tunas muda keriting dan
terhambat pertumbuhannya. Serangan parah mengakibatkan bagian tanaman
kering secara perlahan kemudian mati. Kutu dewasa panjangnya 3 hingga 4 mm
dengan kepala dan rongga dada hitam kecoklatan, perut berwarna coklat muda
dan sayap membrannya berbintik-bintik. Insektisida imidakloprid pada tingkat
konsentrasi rendah masih efektif mengendalikan kutu loncat dan kutu daun pada
tanaman jeruk, dan mampu menekan populasi kutu loncat dan kutu daun dalam
waktu yang singkat. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan tidak menjamin
dapat mengendaliakan hama kutu loncat dan kutu daun jeruk, Insektisida
imidakloprid pada berbagai tingkatan konsentrasi yang diuji tidak menimbulkan
fitotoksis pada tanaman jeruk.
Hama lainnnya dalam hasil diatas yaitu Semut. Semut merupakan
serangga eusosial yang memiliki strata untuk menjaga eksistensi populasinya
sama seperti lebah atau tawon. Salah satu semut yang cukup mengganggu karena
gigitannya semacam luka bakar adalah semut api merah atau yang memiliki nama
ilmiah Solenopsis invicta yang merupakan jenis semut yang berasal dari keluarga
Formicidae, ordo Hymenoptera. Wicaksono dan Wuryantini (2016) mengatakan
bahwa semut api merah (Solenopsis invicta) merupakan hama yang merugikan,
karena mampu merusak tanaman pertanian, struktur sarangnya mampu merusak
perakaran dan daun pada tanaman sehingga terjadi kematian pada tanaman
Serangga ini biasanya hidup dalam koloni dengan jumlah koloni bisa mencapai
hingga 100.000 ekor semut. Untuk mengendalikan serangga tersebut, selama ini
yang digunakan masyarakat adalah pestisida kimia jenis insektisida sintetis yang
mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Penggunaan insektisida sintetis dari
waktu ke waktu terus mengalami peningkatan baik dari segi jumlah maupun jenis.
Dapus
Adhi, S. L., Hadi, M., & Tarwotjo, U. (2017). Keanekaragaman dan kelimpahan
semut sebagai predator hama tanaman padi di lahan sawah organik dan
anorganik Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten. Bioma: Berkala
Ilmiah Biologi, 19(2), 125-135.

Manueke J, Berty S, Evangeline. 2017. Hama hama pada Tanaman Padi Sawah
(Oryza sativa ) di Kelurahan Makalonsouw Kecamatan Tondano Timur
Kabupaten Minahasa. Jurnal Pertanian, 23(3) : 23 – 34.

Ngatiman. 2019. Perubahan Serangan Rayap Coptotermes sp. pada Tanaman


Shorea leprosula miq. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa, 5(2): 87
– 96.

Sari VI, Mudasir, Sylvia M. 2022. Pengendalian hama belalang (Valanga


nigricornis) dengan bioinsektida batang Brotowali (Tinospora crispa).
Jurnal Pengelolaan Perkebunan, 3(2): 46 – 53.

Wicaksono, R. C., & Wuryantini, S. (2016). Pengaruh Insektisida Berbahan Aktif


Klorpirifos Dan Sipermetrin Terhadap Kutu Loncat (Diaphorina Citri) Dan
Kutu Daun (Toxoptera sp.) Pada Tanaman Jeruk Effect Of Insecticide With
Active Ingredient Chlorpyrifos And Sipermetrin On Citrus Psyllid
(Diaphorina citri) And Aphids (Toxoptera sp.) In Citrus Crop. In Prosiding
Seminar Nasional II Tahun (pp. 77-84).

Anda mungkin juga menyukai