Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmad Qomaruddin

NIM : 201941069
Matkul : Agensia Hayati Tanaman

Agen hayati adalah  adalah mikroorganisme, baik yang terjadi secara alami seperti
bakteri, cendawan, virus dan protozoa, maupun hasil rekayasa genetik (genetically modified
microorganisms) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan
(OPT). Selain berasal dari golongan mikroorganisme, rupanya predator, parasitoid, dan patogen
dapat pula dimanfaatkan sebagai kelompok agen hayati dalam menekan hama maupun penyakit
pada tanaman pertanian.

Dalam tahap perkembangannya agen hayati dapat digunakan untuk keperluan


pengendalian hama dan penyakit atau organisme pengganggu tumbuhan dalam proses produksi,
pengelolaan hasil pertanian keperluan lainnya. Perlu adanya campur tangan manusia dalam
pengendalian OPT dengan memperbanyak dan melepaskan agen hayati ke pertanaman.
Pengendalian hayati didasari oleh berbagai pengetahuan dasar ekologi khususnya teori tentang
pengaturan populasi oleh pengendali alami serta keseimbangan ekosistem. Musuh alami yang
terdiri atas predator, parasitoid, dan patogen adalah pengendali alami utama hama yang bekerja
secara “terkait kepadatan populasi” sehingga agen hayati tersebut tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan serta perkembangbiakan hama.

Berikut ini akan dijelaskan dan dicontohkan apa itu hama dan predator :

Epilachna sp. merupakan salah satu hama pertanian yang diketahui memakan daun
tanaman budidaya seperti daun terong, tomat, cabai, semangka, labu dan kentang sehingga dapat
merusak tanaman dan merugikan petani (Trisnadi, 2010). Hama kumbang Epilachna sp. dapat
menyebakan kerusakan pada daun tanaman sehingga berpengaruh terhadap produktivitas dari
tanaman tersebut. Namun informasi tentang keberadaan dan kerusakan yang ditimbulkan oleh
hama kumbang Epilchna sp

Coccinella septempunctata adalah Kepik paling umum di indonesia. Elytranya berwarna


merah, tetapi diselingi dengan masing-masing tiga bintik hitam, dengan satu tempat lebih lanjut
tersebar di persimpangan keduanya, membuat total tujuh bintik, dari mana spesies tersebut
memperoleh nama umum dan ilmiahnya (dari septem latin = "tujuh" dan punctus = "spot").

Coccinella septempunctata memiliki jangkauan ekologis yang luas, umumnya hidup di mana
ada kutu daun untuk dimakannya. dan termasuk, di antara biotop lainnya, padang rumput,
ladang, taman, dan kebun,. Baik orang dewasa maupun larva adalah predator kutu daun yang
rakus, dan karena itu, Coccinella septempunctata sebagai agen pengendalian hayati untuk
mengurangi jumlah kutu daun. Meskipun Coccinella septempunctata terutama aphidophagous, ia
juga memakan Thysanoptera, Aleyrodidae, pada larva Psyllidae dan Cicadellidae, dan pada telur
dan larva dari beberapa kumbang dan kupu-kupu.

Anda mungkin juga menyukai