Anda di halaman 1dari 3

Penanganan coleoptera

Coleoptera merupakan jenis hama serangga atau yang lebih dikenal dengan
kumbang. golongan ini memiliki sayap depan yang mengalami modifikasi, yaitu
mengeras dan tebal seperti seludang. Coleoptera dapat menguntungkan para petani
jika jumlahnya masih dalam batas wajar, akan tetapi jika jumlahnya tidak terkendali
dapat menjadi hama yang merusak tanaman paran petani. Terdapat beberapa cara
dalam penangan coleoptera, antara lain :

 Pola tanam serempak

Pola tanam serempak merupakan pola tanam dengan menanam komoditas yang
akan ditanam dengan serempak pada suatu lahan. Tujuan dari pola tanam
serempak adalah untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit tanaman.
Umumnya apabila hama penyakit menyerang pertanaman, dia akan menularkan
ke pertanaman lainnya karena masih tersedia inang di sekitar. Tetapi jika semua
tanaman padi ditanam serempak dan dipanen bersamaan, maka tidak ada lagi
inang dan makanan bagi hama penyakit untuk bertahan hidup. Dengan pola tana
mini hama coleoptera akan dapat ditangani dengan mudah

 Penggunaan insektisida

Insektisida merupakan cara terakhir untuk menangani hama serangga.


Penyemprotan insektisida dapat dilakukan apabila suatu tanaman sudah
mencapai kerusakaan yang parah mencapai lebih dari 12,5 % atau dua ekor ulat
per rumpun. Contoh contoh dari insektida yang beredar adalah Alfa sipermetrin,
Beta siflutrin, BPMC, Deltametrin, Fenitrotion, Fentoat 650, Imidakloprid

Akibat serangan hama ordo ini ialah bagian organ tanaman hilang atau
mengalami kerusakan.

Hama adalah semua herbivora yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan
manusia secara ekonomis. Akibat serangan hama, produktivitas tanaman menurun,
baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen.
Oleh karena itu, kehadirannya perlu dikendalikan apabila populasinya di lahan telah
melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan
terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala
kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam
mengambil langkah/tindakan pengendalian.

Penyebab hama sebagian besar adalah berasal dari golongan serangga, namun
demikian serangga yang berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen saja,
sedangkan sisanya yang 98-99 persen adalah merupakan serangga berguna yang
dapat berperan sebagai parasitoid, predator, penyerbuk (pollinator), pengurai
(decomposer), dan serangga industry. Menurut banyak ahli entomologi, serangga
terdiri 30 ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo penting dalam
perlindungan tanaman. Pengenalan gejala serangan hama sangat penting untuk
diketahui karena untuk menentukan

3.2. Dampak Coleoptera


hama merupakan semua mahluk hidup yang dapat menyebabkan kerusakan dan kerugian
tanaman yang dibudidayakan manusia secara ekonomis, baik secara kualitas maupun kuantitas.
serangan hama merupakan sebuah ancaman bagi usaha tani, akibat dari serangan hama ini
produktivitas tanaman dapat menurun baik seacraa kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tak
jarang tanaman yang gagal panen akibat terserang hama. Oleh karena itu, kehadirannya perlu
dikendalikan apabila populasinya di lahan telah melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam
kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup,
dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan
kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian.
hama coleoptera merupakan hama yang sering dijumpai dalam pertanian, coleoptera
mampu menjadi predator alami yang membantu penanganan hama lain dan mampu menjadi
hama jika populasinya tidak mampu dikendalikan. Predator alami merupakan musuh alami yang
sangat penting karena keanekaragamannya yang tinggi dan keefektifannya sebagai agen
pengendali hayati. Sebagai predator, serangga ini banyak bermanfaat untuk mengendalikan
populasi serangga lain pada tanaman budidaya. coleoptera dapat menjadi predator alami apabila
populasinya dapat dikendalikan. contoh coleoptera sebagai predator alami adalah ladybird atau
Coccinella transversalis dari ordo coleoptera. Coccinella transversalis atau ladybird dapat
menjadi predator alami dari serangga hama lain seperti kutu daun yang menyebabkan daun pada
tanaman menjadi keriput dan kerdil, tungau yang menyebabkan daun keriting dan menggulung
ke bawah, dan beberapa serangga hama lainnya.
Coleoptera sebagai predator alami memang akan menguntungkan petani, namun populasi
coleoptera yang tidak dapat akan menjadi hama yang merusak tanaman dan menyebabkan
kerugian ekonomi bagi petani. Hama dan penyakit tanaman adalah organisme yang mengganggu
tanaman budidaya sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya terhambat.
Beberapa spesies Coleoptera memakan daun dan bagian tubuh tanaman lainnya sehingga
tanaman mengalami kehilangan atau kerusakan bagian tubuh tanaman. bentuk mulut coleoptera
yang menggigit-mengunyah mengakibatkan daun pada tanaman berlubang sehingga
mengganggu aktivitas fotosintesis pada tanaman. Beberapa spesies coleoptera juga merusak
batang pada tanaman, contoh dari coleoptera perusak batang adalah hama pengerek batang
sengon atau Xystrocera festiva Pascoe. kerusakan awal dimulai saat Xystrocera festiva Pascoe
melakukan perkawinan dan meletakan telur dalam jumlah yang banyak secara berkolompok,
jumlah telur tersebut dapat mencapai 169 butir (Matsumoto dan Irianto, 1998). Fase larva
merupakan fase yang merusak pada tanaman sengon karena larva tersebut akan memakan kulit
bagian dalam serta kayu gubal bagian luar.

3.3. Cara Penanganan Coleoptera


coleoptera dapat menjadi hama ketika populasinya sudah tidak dapat ditangani oleh para
petani. Didalam penangan coleoptera terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
penanganan coleoptera dapat dilakukan secara efisien dan tidak menimbulkan kerusakan pada
tanaman. Terdapat beberapa cara dalam penanganan hama coleoptera antara lain seperti
penanaman tanaman dengan pola tanam serempak dan penyemprotan pestisida. penggunaan pola
tanam serempak pada tanaman budidaya merupakan cara alami dan paling aman dalam
penanganan coleoptera. Pola tanam serempak merupakan pola tanam dengan menanam
komoditas yang akan ditanam dengan serempak pada suatu lahan. Tujuan dari pola tanam
serempak adalah untuk memutus siklus hidup hama coleoptera. Umumnya apabila hama dan
penyakit menyerang pertanaman, dia akan menularkan ke pertanaman lainnya karena masih
tersedia inang di sekitar. Tetapi jika semua tanaman padi ditanam serempak dan dipanen
bersamaan, maka tidak ada lagi inang dan makanan bagi hama dan penyakit untuk bertahan
hidup. Dengan pola tana iini hama coleoptera akan dapat ditangani dengan efisien dan tidak akan
menimbulkan kerusakan.
Penanganan coleoptera menggunakan cara penyemprotan insektisida merupakan cara
terakhir apabila penanganan seperti pola tanam serempak masih tidak dapat menangani populasi
coleoptera yang berlebihan. penggunaan insektisida dapat dapat menimbulkan kerusakan tanah,
air, dan tanaman itu sendiri, oleh karena itu penggunaan insektisida sangat tidak dianjurkan
untuk diterapkan. Dalam penyemprotan insektisida sendiri terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti penyemprotan insektisida dilakukan apabila suatu tanaman sudah mencapai
kerusakaan yang parah mencapai lebih dari 12,5 % atau dua ekor ulat per rumpun hal ini
dikarenakan kerusakan 12,5 % merupakan batas ambang kerusakan dan harus mendapatkan
penanganan lebih lanjut. Selain karena alasan karena alasan kerusakan penyemprotan insektisida
yang terlalu sering akan menyebabkan hama coleoptera menjadi kebal terhadap insektisida.

Anda mungkin juga menyukai