PENDAHULUAN
Tujuan utama pembangunan sektor pertanian baik dunia maupun kawasan adalah
untuk menaikkan produksi pertanian guna meningkatkan pendapatan petani dan untuk
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, khususnya kebutuhan pangan penduduk yang
populasinya meningkat dengan cepat. Pada tahun ini penduduk di dunia diperkirakan
mencapai belasan milyar dimana tiga perempat dari populasi ini hidup di negara berkembang
dan lebih kurang separuhnya hidup di kawasan Asia dan Pasifik. Permintaan akan pangan,
sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan gaya hidup semakin meningkat. Ini berarti
diperlukan lahan yang semakin luas, produksi bahan pangan, sandang, dan papan yang
semakin meningkat pula (Triharso, 1974).
Salah satu Kendala dalam pembangunan sektor pertanian yang berasal dari faktor biotik
adalah adanya gangguan dari OPT yang terdidi atas hama, penyakit, dan gulma. Menurut
Triharso (1994) gangguan adalah setiap perubahan pertanaman yang mengarah pada
pengurangan kuantitas atau kualitas dari hasil yang diharapkan.Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas tentang organisme-organisme pengganggu tanaman yang slama ini
telah merugikan pertanian di seluruh dunia.
Hama dan penyakit pada tanaman merupakan salah satu kendala yang sangat mengganggu
dalam usaha pertanian. Serangannya pada tanaman dapat datang secara mendadak dan dapat
bersifat eksplosif (meluas) sehingga dalam waktu yang relatif singkat seringkali dapat
mematikan seluruh tanaman dan dapat menimbulkan gagal panen (puso).
Akibat serangan hama, produktivitas tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan
telah melebihi batas ambang ekonomi (AE). Gangguan dan serangan itu bisa menghambat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hama yang menyerang tanaman ada beraneka
ragam, misalnya yaitu wereng, gangsir, tikus, ulat tanah, lalat buah, walang sangit, dan kutu.
Selain itu, tanaman juga bisa terserang berbagai macam penyakit. Penyakit tanaman bisa
disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan alga. Petani terus berfikir bagaimana cara
mengendalikan tanaman dari gangguan hama dan penyakit. Tidak sedikit para petani masih
tergantung kepada pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit. Selain yang
harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan
kesehatan manusia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hama
Hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia.
Untuk mengenal berbagai jenis binatang yang dapat berperan sebagai hama, maka akan
dipelajari bentuk atau morfologi, khususnya morfologi luar (external morphology)
binatang penyebab hama. Tetapi, tidak semua sifat morfologi tersebut akan dipelajari dan
yang dipelajari hanya terbatas pada morfologi penciri dari masing-masing golongan. Hal
ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi atau mengenali jenis -
jenis hama yang dijumpai di lapangan.
a. Filum Nematoda
Paling banyak nematoda parasit bersifat polifagus dan menyerang pada banyak tanaman
inang, berkembang sangat cepat untuk menghasilkan beberapa generasi tiap tahunnya dan
dengan mudah mampu tersebar dan menyebar secara luas.
2
Beberapa contoh ari nematode parasit antara lain yaitu Aphelenchoides ritzemabosi, A.
bessy, Ditylenchus dapsaci merupakan finematoda yang menyerang akar tanaman dan
beberapa paras yang menyerang bagian tanaman.
b. Filum Mollusca
Dari filum Mollusca ini yang anggotanya berperan sebagai hama adalah dari kelas
Gastropoda yang salah satu jenisnya adalah Achatina fulica Bowdn (bekicot), Pomacea
ensularis canaliculata (keong emas). Binatang tersebut memiliki tubuh yang lunak dan
dilindungi oleh cangkok (shell) yang keras.
Pada bagian anterior dijumpai dua pasang antene yang masing-masing ujungnya terdapat
mata. Pada ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang dilengkapi dengan gigi
parut (radula). Lubang genetalia terdapat pada bagian samping sebelah kanan, sedang anus
dan lubang pernafasan terdapat di bagian tepi mantel tubuh dekat dengan cangkok/shell.
Bekicot aktif pada malam hari serta hidup baik pada kelembaban tinggi. Pada siang hari
biasanya bersembunyi pada tempat-tempat terlindung atau pada dinding-dinding
bangunan, pohon atau tempat lain yang tersembunyi.
c. Filum Chordata
Anggota Filum Chordata yang umum dijumpai sebagai hama tanaman adalah dari kelas
Mammalia (Binatang menyusui). Namun, tidak semua binatang anggota kelas Mammalia
bertindak sebagai hama melainkan hanya beberapa jenis (spesies) saja yang benar - benar
merupakan hama tanaman.
Jenis - jenis tersebut antara lain bangsa kera (Primates), babi (Ungulata), beruang
(Carnivora), musang (Carnivora) serta bangsa binatang pengerat (ordo rodentina).
d. Filum Arthopoda
Merupakan filum terbesar di antara filum - filum yang lain karena lebih dari 75 % dari
binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini. Karena itu,
sebagian besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam filum Arthropoda.
Anggota dari filum Arthropoda yang mempunyai peranan sebagai hama tanaman
adalah kelas Arachnida (tunggau) dan kelas Insecta atau Hexapoda (serangga).
1) Kelas Arachnida
Tanda - tanda morfologi yang khas dari anggota kelas Arachnida ini adalah:
• Tubuh terbagi atas dua daerah (region), yaitu cephalothorax (gabungan caput dan
thorax) dan abdomen
3
Dalam kelas Arachnida ini, yang banyak berperan sebagai hama adalah dari ordo Acarina
atau sering disebut mites (tunggau).
Morfologi dari mites ini antara lain, segmentasi tubuh tidak jelas dan dilengkapi dengan
bulu - bulu (rambut) yang kaku dan cephhalothorax dijumpai adanya empat pasang kaki.
Alat mulut tipe penusuk dan pengisap yang memiliki bagian - bagian satu pasang
chelicerae (masing - masing terdidi dari tiga segmen) dan satu pasang pedipaalpus.
Chelicerae tersebut membentuk alat seperti jarum sebagai penusuk.
Tetranychus cinnabarinus Doisd atau hama tunggau merah / jingga pada daun ketela
pohon
Anggota beberapa ordo dari kelas Insekta dikenal sebagai penyebab hama tanaman,
namun ada beberapa yang bertindak sebagai musuh alami hama (parasitoid dan predator)
serta sebagai serangga penyerbuk.
• Tubuh terdiri atas ruas - ruas (segmen) dan terbagi dalam tiga daerah, yaitu caput,
thorax dan abdomen
• Biasanya bersayap dua pasang namun ada yang hanya sepasang atau bahkan tidak
bersayap sama sekali.
1. Wereng
Wereng yaitu sejenis kepik yang menyerang tumbuhan dan menyebabkan daun dan
batang menjadi berlubang-lubang.
Jika serangannya parah maka daun akan berakibat menguning, kering, dan akhirnya mati.
Wereng bisa dikendalikan secara kimiawi, misalnya dengan penyemprotan menggunakan
insektisida. Menyemprot dengan pestisida harus menggunakan baju lengan panjang,
4
sarung tangan, penutup muka (masker), topi, sepatu, dan diupayakan tidak melawan arah
angin.
2. Gangsir
Gangsir ialah binatang yang sering menyerang tanaman yang masih muda, misalnya
pada tanaman yang baru dipindah dari persemaian. Gigitan gangsir mengakibatkan
tanaman mati karena batangnya putus atau patah. Potongan pangkal batang itu biasanya
tidak dimakan tapi hanya diputus.
Serangan gangsir biasanya terjadi pada malam hari. Gangsir membuat liang di dalam tanah
sampai kedalaman 90 cm dengan ciri khas ada onggokan tanah di permukaan liang.
Pencegahan yang bisa dilakukan antara lain dengan tidak menanam bibit yang terlalu
muda karena disukai gangsir. Adapun pengendalian terhadap gangsir bisa dilakukan
dengan menyiram larutan insektisida pada liang gangsir kemudian ditutup dengan tanah.
3. Tikus
Tikus adalah hama tanaman yang sangat merugikan petani karena mengakibatkan
sebagai berikut :
Pemberian racun tikus yang sifatnya akut. Racun ini jika termakan oleh tikus bisa
membunuh tikus hanya dalam beberapa jam.
Gropyokan, yakni memburu dan membunuh tikus secara beramai-ramai dalam
suatu desa atau wilayah kelompok tani.
Emposan, yakni dengan membakar sebuah campuran belerang dan jerami
diarahkan ke dalam liang tikus. Sebelumnya lubang-lubang yang ada ditutup agar
tidak ada tikus yang lari keluar melalui lubang lain.
Pengendalian biologis yaitu dilakukan dengan melepaskan musuh alami, misalnya
burung hantu, kucing, dan ular sawah.
Penanaman padi secara serentak, yaitu agar serangan tikus tidak memusat pada
salah satu wilayah persemaian.
5
4. Lalat buah
Lalat buah biasanya menyerang pada tanaman pada waktu musim hujan. Lalat betina
menusuk buah-buahan dengan alat peletak telur untuk memasukkan telurnya ke dalam
daging buah. Telur akan menetas dan menjadi belatung yang memakan buah tersebut
sehingga buah akan busuk dan rusak.
5. Walang sangit
Walang sangit adalah serangga hama tanaman padi. Setiap kali bertelur, serangga
betina bisa menghasilkan 100–200 butir telur. Telur-telur tersebut diletakkan pada daun
bendera tanaman padi. Telur yang telah menetas akan menjadi nimfa yang berwarna hijau
dan berangsur-angsur menjadi coklat. Nimfa dan imago menyerang buah padi yang sedang
matang susu dengan cara menghisap cairan buah sehingga mengakibatkan buah menjadi
hampa.
Pengendalian terhadap wereng coklat bisa dilakukan dengan cara menanam secara
serentak, sanitasi tanaman yang terserang, atau dengan penyemprotan insektisida dengan
dosis yang sesuai.
6. Artona
Hama ini temasuk lepidoptera (kupu yang merusak tanaman ketika stadia larva).
Artona menjadi hama bagi tanaman kelapa. Ulat yang baru menetas menyerang dengan
menimbulkan suatu gejala serangan titik-titik pada daun. Setelah agak besar, ulat akan
menimbulkan gejala serangan garis-garis pada daun.
Selanjutnya, ulat yang cukup besar memakan daun kelapa berikut tulang daunnya
sehingga daun kelapa hanya tinggal lidinya saja. Pengendalian terhadap artona ini
dilakukan dengan memangkas daun kelapa yang sudah terserang agar ulat dan
kepompongnya ikut terbuang.
Pengendalian hayati dengan melepas parasit Apanteles artonae. Pada areal pertanaman
yang luas bisa dilakukan penyemprotan dengan larutan insektisida yang sifatnya sistemik
atau racun perut.
Upaya pengendalian dan pemberantasan hama tanaman secara garis besar bisa dilakukan
melalui dua macam cara, yaitu secara kimiawi dan secara biologi.
6
2.4 Kerugian Yang Diakibatkan Oleh Hama
1. Gagal Panen
Akibat serangan hama yang paling ditakuti oleh para petani adalah terjadinya gagal
panen. Kegagalan ini dikarenakan hama yang menyerang tanaman menjadikan tanaman
sebagai bahan makanan, dan tempat tinggal bagi mereka. Hama merusak tanaman dengan
cara :
c. Memakan daun muda dan tua serta tunas-tunas muda pada tanaman
d. Menghisap cairan dan memakan daging buah yang dapat menurunkan nilai ekonomis
buah
e. Memnbuat rumah atau sarang sebagai tempat tinggal dan berkembang biak baik pada
Dengan serangan yang dilakukan oleh hama pada tanaman maka tanaman tidak
akan mampu menghasilkan produksi secara maksimal karena terjadinya pembatasan
pertumbuhan akibat hama yang berada pada tanaman budidaya. Hal ini disebabkan karena
proses fisiologi tanaman yang terganggu. Dengan daun dan batang serta tunas-tunas muda
yang habis dimakan oleh hama secara tidak langsung tanaman tidak dapat melaukan proses
fotosintesis untuk menghasilkan produksi dengan baik bahkan tidak dapat melakukan
fotosentesis
7
4. Menurunkan Nilai Ekonomis Hasil Produksi
Hama yang menyerang pada buah atau bagian tanaman yang memiliki nilai ekonomis
akan menjadi menurun. Hal ini disebabkan, hama merusak bagian-bagian buah mupun daun
tanaman. Dimana penurunan ini karena adanya bagian yang diseranga oleh hama mengalami
cacat dan busuk serta mengandung ulat atau larva-larva hama. Sehingga produksi tidak dapat
dikonsumsi.
Dampak ini timbul karena tidak adanya produksi yang dihasilkan oleh
tanaman atau gagal panen serta turunnya nilai ekonomis hasil produksi. Kerugian ini
disebabkan tidak adanya pendapatan petani sedangkan biaya budidaya tanaman telah mereka
keluarkan dalam jumlah yang sangat besar baik dari segi pengolahan lahan, benih,
penanaman serta perawatan. Sedangkan hasilnya tidak meraka dapatkan. Hal ini semakain
memperpuruk kondisi dan iklim pertanian di indonesia
Alih fungsi lahan dilakukan oleh para petani dikarenakan pendapatan yang mereka
dapatkan tidak sesuai dengan pengeluaran yang dilakakan dalam usaha pertanian. Sehingga
muncul pemikiran untuk mengalih fungsikan lahan pertanian yagn subur ke bidang usaha lain
yang lebih menjanjikan keuntungan bagi mereka. Kondisi seperti ini semakin memperpuruk
iklim pertanian di indonesia serta ketahan bahan pangan dalam negri.
7. Degradasi Agroekosistem
Degradasi ekosistem terjadi karena adanya usaha yng dilakukan oleh para petani
dalam penaggulangan serangan hama yang tidak memikirikan dampak negatif terhadap
lingkungan serta komponen-komponen penyusun agroekosistem. Pencemaran lingkungan
tersebut kerena adanya zat-zat yang berbahaya akibat digunakannya pestisida. Dengan
adanya penanggulanag serangan hama yang tida sesuai ini menyebabkan terjadinya degradasi
ekosistem alami.
8
2.5 Gejala Kerusakan Yang Ditimbulkan Oleh Hama
a. Gejala
Gejala adalah kedaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap akitivitas dari patogen
atau faktor yang lain. Gejala ialah perubahan yang terjadi pada suatu tanamanbudi daya
akibat serangan hama.
b. Kerusakan
Kerusakan adalah kehilangan yang dirasakan oleh tanaman akibat serangan OPT antara
lain dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas produksi. Kerusakan adalahkondisi
abnormal yang terjadi pada tanaman akibat serangan hama, dimana kondisi tersebut
menyebabkan tanaman mengalami penurunan kapasitas produksi.
c. Tanda
Tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain reaksi tumbuhan inang (gejala), misalnya
bentuk tubuh buah parasit, miselium, warna spora, bledeok, lendir dan sebagainya. Tanda
adalah bekas atau jejak yang ditinggalkan oleh hama pada bagian tanaman.
Jenis alat mulut ini terdiri atas sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek dan
menghancur serta organ tipis sebagai penyobek. Makanan disobek kemudian dikunyah lalu
ditelan. Secara struktural alat makan jenis ini terdiri dari:
9
Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.
Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan makanan.
Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empat
cabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.
Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut.
Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau
membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum, submentum, dan
ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa dan sepasang paraglosa.
Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan memperhatikan tipe alat mulut
menggigit dan mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman yang hilang, apakah
dimakan, digerek atau digorok.Contoh serangga dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah
yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera.
Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana (Hymenoptera,
Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan mandibelnya serupa dengan tipe
alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan labiumnya memanjang dan menyatu.
Glosa merupakan bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya
menyerupai lidah yang berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik
untuk mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga. Hama ini meraut jaringan hingga
keluar cairan , cairan ini kemudian dihisap paruh konikal. Jaringan yang terserang cenderung
berwarna putih atau belang yang kemudian tampak mengerut.
Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera). Pada bagian bawah kepala
terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang bercelah. Ruas pangkal tabung
disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum. Ujung dari labium ini berbentuk
khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum. Bahan pangan padat menjadi
lembek dan busuk akibat ludah yang dikeluarkan hama ini untuk melunakkan makanan,
kemudian baru dihisapnya.
Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa (Lepidoptera)
dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya
berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan
memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini
adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat
10
memanjang dan menggulung. Biasanya dimiliki oleh imago dari ordo lepidoptera. Serangga
dewasa umumnya bukan merupakan hama yang bertindak sebagai hama adalah serangga
yang mempunyai alat mulut mengunyah pada stadia larva.
Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara (Heteroptera). Alat
mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi menjadi selongsong stilet.Ada
empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi sebagai alat penusuk dan mengisap cairan
tanaman. Keempat stilet berasal dari sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu
perubahan bentuk dari alat mulut serangga pengunyah. Serangga hama dengan tipe alat
mulutnya menusuk dan mengisap gejala serangan yang ditimbulkan yaitu pada bagian
tanaman akan ditemukan bekas tusukan stilet yang akan menyebabkan terjadinya perubahan
warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang diserangnya. (Gendroyono, 2006)
Prinsip pengendalian hama secara bercocok tanam adalah menciptakan kondisi agro
ekosistem tidak sesuai untuk kehidupan dan perkembangbiakan hama tanaman. Sehingga
dapat nengurangi laju peningkatan populasi hama. Selain itu juga menciptakan kondisi
lingkungan yang sesuai untuk perkembangan musuh alami. Pengendalian hama secara
bercocok tanam merupakan tindakan preventif atau pencegahan sehingga harus dilakukan
jauh-jauh sebelum ada serangan hama.
11
(+) Merupakan teknik budidaya untuk meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian.
(+) Tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan pada lingkungan.
(-) Kurang efektif, sehingga teknik ini harus dipadukan dengan cara-cara pengendalian lain
a. Sanitasi
Artinya membersihkan sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman setelah panen. Sisa-sisa atau
bagian-bagian tanaman tersebut seringkali dijadikan sebagai :
- Tempat berlindung
- Tempat berdiapause
Dengan melakukan sanitasi berarti kita telah mengurangi populasi awal dari hama tersebut
sehingga kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman berikutnya menjadi berkurang.
b. Pengolahan Tanah
Ada spesies serangga tertentu yang sebagian siklus hidupnya dalam tanah. Contoh: Agrotis
iphsilon. Jika tanah diolah serangga tersebut akan terangkat ke atas, mati karena sengatan
sinar matahari ataupun ditemukan oleh musuh-musuh alaminya seperti Heliothis sp.
c. Pengairan
Pada daerah yang beririgasi teknis, pengaturan air terutama untuk sawah dapat digunakan
untuk pengendalaian hama tertentu pada tanaman padi.
d. Pergiliran Tanaman
12
Tujuannya adalah untuk memutuskan siklus hidup hama tertentu. Caranya jangan menanam
spesies tanaman yang menjadi inang dari hama tertentu.
d. Penanaman Serentak
Penanaman serentak dimaksudkan agar ketersediaan bahan makanan untuk hama menjadi
lebih singkat dan pada suatu saat pertanaman tidak ada populasi hama dan populasi hama
dapat dihambat.
Jarak tanam sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan juga terhadap populasi hama
per unit waktu. Serta berpengaruh terhadap perilaku hama dalam mencari makan dan tempat
bertelur. Hasil penelitian di IRRI terlihat bahwa jarak tanam padi yang lebar sangat
menurunkan populasi wereng coklat (Nilaparvata lugens).
f. Pemupukan
Tanaman teh yang terserang hama penggerek batang (Xylobarus fornicatus) di Srilanka dapat
dikurangi intensitas serangannya dengan pemberian pupuk N yang cukup. Unsur N dapat
merangsang jaringan baru pada bagian yang rusak.
Tanaman perangkap adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk menarik dan memusatkan
hama pada tanaman tersebut untuk kemudian dikendalikan dengan pestisida. Contoh : kacang
hijau dan jagung yang di tanam diantara tanaman kapas dapat mengurangi populasi
Sundapteryx dan Heliothis sp. Pada tanaman kapas.
h. Tumpang Sari
Tumpang sari merupakan menanam tanaman yang berbeda dua atau lebih untuk pengendalian
hama.
Daya tahan tanaman terhadap hama didefinisikan sebagai sifat-sifat yag diturunkan oleh
tanaman yang mempengaruhi derajat kerusakan oleh serangga hama
Tanaman yang tahan adalah tanaman yang menderita kerusakan yang lebih sedikit bila
dibandingkan dengan tanaman lain dalam keadaan lingkungan yang sama dengan tingkat
populasi hama yang sama. Jadi tanaman yang tahan, kehidupan dan perkembangbiakan hama
menjadi lebih terhambat dibandingkan apabila populasi tersebut berada pada tanaman yang
13
peka atau tidak tahan. Sifat ketahanan ini merupakan sifat asli yang diturunkan atau terbawa
oleh faktor genetik.
1. Preference = Antixenosis, yaitu tanaman tidak dipilih oleh serangga sebagai makanan,
tempat bertelur dan tempat berlindung.
Ada dua faktor yang mendasari tanaman sehingga tidak dipilih oleh hama yaitu :
1. Tanaman tidak memiliki sifat-sifat yang menyebabkan serangga hama tertarik (sifat
Atraktan).
2. Tanaman memiliki sifat-sifat yang menolak (Repellent) yang mengalahkan sifat-sifat yang
menyebabkan serangga hama tertarik.
Contoh : Sundapteryx sp. tidak tertarik pada tanaman kapas yang berbulu lebat, karena dapat
menghalangi stylet untuk menghisap cairan pada tanaman tersebut.
2. Antibiosis
Tanaman ini akan memberikan efek negatif pada serangga hama apabila memakan tanaman
tersebut.
- Imago yang muncul dari pupa tidak normal dan kesuburannya berkurang.
Kesemua efek negatif ini dapat mengurangi populasi hama tersebut. Contoh : kandungan
gossifo pada kapas sehingga tahan pada Helicoverpa. Kandungan Dimboa pada tanaman
jagung (Ostrinia sp.), Kandungan asparagia pada padi (Nilaparvata lugens)
3. Toleransi
14
Adalah kemampuan tanaman untuk tumbuh atau sembuh kembali dari kerusakan yang
disebabkan oleh serangga hama. Sehingga serangga hama tidak berpengaruh pada hasil.
- Varietas yang tahan daya tahannya terbatas hanya spesies hama tertentu saja.
- Tidak mudah menggabungkan ketahanan suatu varietas / plasma nuftah kedalam varietas
baru.
Pengendalian Fisik
Merupakan usaha dengan menggunakan atau mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian
rupa sehingga dapat mematikan atau menurunkan populasi hama yang ditujukan khusus
untuk membunuh hama.
15
Beberapa perlakuan atau tindakan yang termasuk pengendalian fisik antara lain:
a. Perlakuan Panas
Perlakuan dengan panas yang paling berhasil apabila dilakukan pada ruang tertutup. Seperti
di gudang penyimpanan untuk mematikan hama gudang.
Ditujukan sebagai alat memonitoring serangga juga dapat digunakan sebagai alat pengendali
terutama untuk mengurangi populasi serangga hama.
Dimaksudkan untuk membatasi pergerakan serangga hama sehingga tidak menjadi masalah
bagi petani. Berbagai bentuk penghalang misalnya berupa pemtang yang ditinggikan, adanya
lubang atau selokan jebakan yang dibuat disekeliling pertanaman. buah yang di bungkus
dimaksudkan untuk mencegah serangga meletakkan telur pada buah tersebut.
Contoh : Nangka yang dibungkus, untuk mencegah lalat buah meletakkan telur.
Bertujuan untuk mematikan hama secara langsung baik dengan tangan atau dengan bantuan
alat atau bahan lain.
- Pengambilan dengan tangan, cara ini merupakan teknik yang paling sederhana dan murah.
- Gropyokan, cara ini untuk mematikan tikus baik yang ada di dalam sarang maupun yang
berada di luar sarang, dengan menggunakan alat pemukul.
16
4. Pengendalian Secara Biologi (Hayati)
Pengendalian hayati adalah suatu pengendalian hama yang dilakukan secara sengaja
memanfaatkan atau memanipulasi musuh-musuh alami untuk menurunkan populasi hama.
Pengendalian alami adalah merupakan proses pengendalian yang berjalan dengan sendiri
tanpa ada campur tangan manusia. Pengendalian alami terjadi tidak hanya karena bekerjanya
musuh-musuh alami tetapi juga karena bekerjanya komponen-komponen ekosistem.
Parasit adalah binatang atau organisme yang hidup didalam atau pada organisme lain yang
lebih besar yang merupakan inangnya. Karena memakan atau menghisap cairan inangnya.
Parasitoid adalah serangga yang memarasit serangga lain. Pada parasitoid yang bertindak
sebagai parasit adalah stadia pradewasa, sedangkan imagonya hidup bebas dan tidak terikat
pada inangnya.
- Hanya satu atau sedikit individu inang yang diperlukan untuk melengkapi siklus hidupnya.
- Populasi parasitoid dapat bertahan meskipun dalam keadaan populasi yang rendah.
- Serangga betina yang berperan utama karena mereka yang melakukan pencarian inang
untuk peletakan telur.
- Parasitoid yang memiliki daya cari inang biasanya jumlah telurnya sedikit.
b. Predator.
Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan atau memangsa
organisme yang lain.
17
Perbedaan antara parasitoid dengan predator
- Parasitoid umumnya nersifat monofag atau oligofag, sedangkan predator bersifat poliphag.
- Yang mencari inang pada parasitoid adalah imago betina, sedangkan pada predator yang
mencari mangsa adalah jantan dan betina, juga pradewasanya.
- Predator mematikan mangsa untuk dirinya, sedangkan parasitoid mematikan inang untuk
keturunannya.
- Parasitoid ukuran tunuhnya lebih kecil dibanding inangnya,, predator ukuran tubuhnya lebih
besar dari mangsanya.
- Metamorfosis parasitoid adalah sempurna, sedangkan predator ada yang sempurna dan tidak
sempurna.
- Parasitoid memarasit inangya pada stadia tertentu, misalnya larva. Sedangkan predator
memangsa semua stadia perkembangan mangsanya.
- Parasitoid mematikan inangya memerlukan waktu yang agak lama, predator mematikan
mangsanya dalam waktu yang singkat.
c. Patogen
Serangga seperti juga organisme lainnya dalam hidupnya juga diserang oleh banyak patogen
atau penyakit yang disebabkan oleh: Virus, Cendawan, Bakteri, Nematoda, dan Protozoa.
Beberapa patogen yang dalam kondisi lingkungan tertentu merupakan faktor mortalitas utama
pada populasi serangga. Oleh karena kemampuannya membunuh serangga hama sehingga
sejak lama patogen digunakan dalam pengendlian hayati
1. Introduksi
Introduksi artinya memasukkan atau mengimpor musuh alami dari suatu daerah atau negeri
ke daerah lain sering kali cara ini disebut sebagai cara klasik
2. Augmentasi
18
Augmentasi merupakan teknik penambahan musuh alami secara periodik dengan tujuan
untuk meningkatkan jumlah dan pengaruh musuh alami
3. Konservasi
Konservasi merupakan usaha untuk mempertahankan atau melestrarikan musuh lami yang
telah ada di suatu daerah . tekhnik ini bnertujuan untuk menghindarkan tindakan yang dapat
menurunkan populasi musuh alami conto penggunaan pestisida
Definisi : Pengendalian hama dengan menggunakan bahan kimia beracun untuk melindungi
tanaman atau hasil tanaman.Bahan kimia tersebut disebut Pestisida (pest=hama. Sida=racun)
1. Praktis.
2. Cepat.
1. Resistensi
4. Polusi lingkungan
1. Penyemprotan pestisida didasarkan pada pemilihan waktu yang tepat, yaitu dtujukan pada
titik lemah dari siklus hidup serangga.
3. Perlakuan pestisida harus dilakaukan secara selektif dan sesuai dengan dosis anjuran.
19
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Hama ialah hewan yang mengganggu atau merusak tanaman sehingga pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan terganggu. Hama bisa merusak tanaman secara langsung
maupun tidak langsung. Gangguan atau serangan hama bisa terjadi sejak benih, pembibitan,
pemanenan, hingga di gudang penyimpanan.
Manfaat dari PHT adalah ekonomis, efektif, tidak mencemari lingkungan dan
kesehatan, terhindar dari resurgensi (Timbul kembali) dan resistensi (ketahanan) hama, tidak
membunuh hewan yang berguna bagi usaha pertanian, terjadi keseimbangan ekosistem, dan
sistem berlangsung dalam waktu yang lama
20
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Nurariaty. 2008. Identifikasi Hama Tanaman. Jurusan hama dan penyakit tanaman
Fakultas Pertanian-Universitas Hasanuddin. Makassar
Gendroyono, Heru. 2006. Perlindungan Tanaman. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Kalimantan Timur
Raharjo, B. T. 2013. Ilmu Hama Tanaman. Kuliah Ilmu Hama Tanaman. FP-UB. Malang
21