Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU HAMA TUMBUHAN

Disusun oleh:

Nama : Nanda Febrika

NPM : E1K020032

Prodi : Proteksi Tanaman

Hari/tanggal : Rabu, 22 September 2021

Dosen : 1. Nadrawati, Ir., MP

2. Djamilah, Ir., MP

Objek Praktikum : Pengenalan Hama Tumbuhan

LABORATORIUM PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan produksi pertanian seringkali dihadapkan pada permasalahan gangguan serangan hama
tanaman. Penyebab hama tanaman dapat berupa serangga dan hewan vertebrata (seperti tikus, burung,
babi hutan), tungau, dan moluska. Kerugian yang ditimbulkannya beragam, tergantung beberapa factor,
seperti factor makanan, iklim, musuh alami dan manusia sendiri. Sehubungan Indonesia terletak di
daerah tropis, maka masalah gangguan serangan hama tanaman hampir selalu ada sepanjang tahun, hal
ini disebabkan faktor lingkungan yang sesuai bagi perkembangan populasi hama. Selain itu juga karena
tanaman inangnya hampir selalu ada sepanjang waktu. Gangguan serangan hama pada tanaman sangat
merugikan, sehingga upaya pengendaliannya harus senantiasa diupayakan.
Penyebab hama sebagian besar adalah berasal dari golongan serangga, namun demikian serangga
yang berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen saja, sedangkan sisanya yang 98-99 persen
adalah merupakan serangga berguna yang dapat berperan sebagai parasitoid, predator, penyerbuk
(pollinator), pengurai (decomposer), dan serangga industry. Menurut banyak ahli entomologi, serangga
terdiri 30 ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo penting dalam perlindungan tanaman.
Pengenalan gejala serangan hama sangat penting untuk diketahui karena untuk menentukan binatang
penyebabnya umumnya lebih mudah diketahui dari gejala serangannya.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengenal jenis hama pada tanaman
2. Membedakan masing-masing penggolongan hama
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak tanaman dan


menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu tanaman berkurang dan dapat juga
menimbulkan kematian pada tanaman,serangga hama mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu
caput, abdomen ,dan thorax.Serangga hama merupakan organisme yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi. Hama dari jenis serangga
dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang selalu mengganggu
perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian. Hama dan penyakit tersebut merusak
bagian suatu tanaman, sehingga tanaman akan layu dan bahkan mati(Harianto, 2009).
Menurut Pranata (1982), akibat dari serangan hama, maka akan terjadi susut kuantitatif, susut
kualitatif dan susut daya tumbuh. Susut kuantitatif adalah turunnya bobot atau volume bahan karena
sebagian atau seluruhnya dimakan oleh hama. Susut kualitatif adalah turunnya mutu secara langsung
akibat dari adanya serangan hama, misalnya bahan yang tercampur oleh bangkai, kotoran serangga atau
bulu tikus dan peningkatan jumlah butir gabah yang rusak. Susut daya tumbuh adalah susut yang terjadi
karena bagian lembaga yang sangat kaya nutrisi dimakan oleh hama yang menyebabkan biji tidak
mampu berkecambah. Secara ekonomi, kerugian akibat serangan hama adalah turunnya harga jual
komoditas bahan pangan (biji-bijian). Kerugian akibat serangan hama dari segi ekologi atau lingkungan
adalah adanya ledakan populasi serangga yang tidak terkontrol (Syarief dan Halid, 1993).
Hama merupakan semua serangga maupun binatang yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan
pada tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terganggu
dan berdampak pada kerugian secara ekonomis.Serangga terbagi dalam beberapa ordo sesuai dengan
ciri khas masing-masing, diantaranya berdasarkan tipe mulut yang terbagi atas tipe mulut menggigit,
mengunyah, menjilat, menusuk, mengisap, menggerek (rioardi, 2009).
Kerusakan oleh serangga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kerusakan langsung dan
kerusakan tidak langsung.Kerusakan langsung terdiri dari konsumsi bahan yang disimpan oleh
serangga, kontaminasi oleh serangga dewasa, pupa, larva, telur, kulit telur, dan bagian tubuhnya, serta
kerusakan wadah bahan yang disimpan. Kerusakan tidak langsung antara lain adalah timbulnya panas
akibat metabolisme serta berkembangnya kapang dan mikroba-mikroba lainnya (Cotton dan Wilbur,
1974).
Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam ordo yaitu :
1. Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam
daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan perkembangan yaitu telur, nimfa yaitu serangga
muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda
mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua
organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo orthoptera yaitu memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan
sempit disebut tegmina.Sayap belakang tipis berupa selaput.Sayap digunakan sebagai penggerak pada
waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar.Hewan jantan
mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina
atau mengusir saingannya.Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk
meletakkan telur, tipe mulutnya menggigit(Hansamunahito, 2006).
2. Ordo Hemiptera
Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunanihemi (setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika
diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena
serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian
belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di
atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada
anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang. Hemiptera tidak
mengalami metamorfosis sempurna.(Nonadita,2008).
Morfologi Hemipterayaitu Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi
seperti selaput, Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli.Tipe mulut
menusuk dan mengisap, Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit
(Leptorixa acuta Thumb.), Kepik hijau (Nezara viridula L) (Nonadita, 2008).
3. Ordo Homoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam
daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan perkembangan yaitu telur-nimfa-imago. Nimfa
yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya, dalam fase ini
serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah
berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya
(Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo homoptera yaitu Tipe mulut mengisap,mempunyai dua pasang sayap,
sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan yang digunakan untuk terbang,(Hansamunahito,
2006).
4. Ordo Coleoptera
Ordo Coleoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah
telur menjadi larva menjadi pupa dan pupa menjadi imago.Larva adalah hewan muda yang bentuk dan
sifatnya berbeda dengan dewasa.Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak
melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ.Imago adalah
fase dewasa atau fase perkembangbiakan(Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri ordo coleopteran yaitu mempunyai dua pasang sayap, sayap depan keras, tebal dan
mengandung zat tanduk disebut dengan elitra, sayap belakang seperti selaput. Tipe mulut pengunyah
dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu
juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan,
Beberapa contoh anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L),Kumbang janur kelapa
(Brontispa longissima Gestr)(Hansamunahito, 2006).
5. Ordo Lepidoptera
Ordo lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna. Berawal dari telur puru buah berukuran 0,1-0,2 mm, warna transparan, kuning
diletakkan induknya malam hari pada kuncup bunga dan pada kulit buah muda. Kemudian menetas
menjadi larva/ulat yang berwarna hijau muda dengan kepala coklat panjang 5 mm. Larva masuk ke
dalam kulit buah dan tetap tinggal sampai pupa stadium ulat berlangsung selama 3 minggu. Pupa
berwarna coklat berukuran 5-5,5 mm, berada dalam bunga, kulit bunga atau bagian-bagian tanaman
yang tersembunyi. Stadium dewasa berupa kupu, keluar dari pupa dengan meninggalkan bekas lubang
pada puru-puru di bagian tanaman tempat pupa tinggal.
Hama ini diketahui banyak menyerang di Sumatera dan Jawa. Kupu-kupu puru buah berwarna
abu-abukemerahan, panjang 5 mm dan meletakkan telur secara berserakan di bagian kulit buah muda
pada malam hari. Telur menetas 4 hari kemudian dan ulat yang terbentuk menggerek kulit buah jeruk
serta hidup di dalamnya.
Kepompong berwarna merah abu-abu, panjang 4,5-5 mm. Siklus hidup dari telur hingga menjadi kupu-
kupu dewasa berlangsung selama 29 hari(Harianto, 2009).Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase
larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut
penghisap,mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik,adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan,
Beberapa jenisnya antara lain, Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk), Kupu gajah
(Attacus atlas L), Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura) (Harianto, 2009).
6. Ordo Diptera
Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur
menjadi larva kemudian menjadi kepompong setelah itu menjadi dewasa. Larva tidak berkaki
apodabiasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai
hama, parasitoid dan predator (Retno, 2009).
Ordo diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan
parasitoid.Pada kepala serangga ini dijumpai adanya antena dan mata facet.Tipe alat mulut bervariasi,
tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk
pengisap. Metamorfosisnya sempurna (holometabola). Larva tidak berkaki, biasanya hidup di sampah
atau sebagai pemakan daging,bebrapa contoh serangga diptera yaitu lalat buah (Dacus sp) lalat
predator pada Aphis (Asarcina aegrota F) lalat rumah (Musca domestica Linn.)(Retno, 2009).
Gejala adalah keadaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap aktivitas dari pathogen
atau faktor lain. (sastrohidayat,2011)
BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan diswah dan perkebunan,Desa Pagar Gunung Kec.
Kepahinang pada hari senin, 27 September 2021 Pukul 15:00 – 16:00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi pertanaman pangan yang
terdiri atas pertanaman padi, jagung, kedelai, kacang hijau, dan kacang panjang, kantong plastik,
spidol, gunting, dan kertas plano.

3.3 Prosedur kerja


1. Anda pergi ke lahan pertanaman yang dekat dengan rumah anda. Amati kelompok hama seperti
yang disebutkan di atas dan fotokan secara proposional bagian-bagian tubuhnya. (tambahkan
foto anda pada saat pengamatan itu)
2. Mengamati bagian-bagian tubuh tersebut dan memperhatikan ciri-ciri morfologinya
3. Untuk preparat serangga, amati juga bagian- bagian tubuh yang terdiri dari caput, thorax dan
abdomen
4. Untuk preparat chordata, nematode dan tungau merah, anda bisa menonton di youtube,
perhatikan morfologinya
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.2 Pembahasaan
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-
hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktek istilah ini paling
sering dipakai hanya kepada hewan. Hama adalah hewan yang merusak tanaman (akar, batang,
daun, bunga dan buah) sehingga akibat kerusakan tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat
tumbuh dengan baik sehingga hasilnya rendah.
Pengelompokan hama yang sering digunakan adalah membagi hama menurut kisaran bahaya
yang diakibatkannya yaitu sebagai berikut :
✓ Hama utama merupakan hama yang pada kurun waktu lama selalu menyerang pada suatu daerah
dengan intensitas serangan yang berat sehingga memerlukan usaha pangendalian yang besar.
✓ Hama minor merupakan jenis dimana kerusakan yang diakibatkannya masih dapat ditoleransi
oleh tanaman.
✓ Hama potensial merupakan sebagian besar janis serangga herbivora yang saling berkompetisi
dalam memperoleh makanan.
✓ Hama migran adalah hama yang tidak berasal dari agro-ekosistem setempat, tetapi datang dari luar
karena sifatnya yang berpindah-pindah.
Pada saat praktikum kita mempelajari beberapa jenis hama serta tama,am inangnya yang
diantaranya, yaitu : Capung (Ortherum testacenum), ulat(Tussock douglas-fir), kumbang (Koksi
Henosepilachna), belalang (Oxya).
1) Capung Ortetherum testacenum
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Order : Odonata
Infraorder : Anisoptera
Family : Libellulidae
Genus : Orthetrum
Binomial name : Orthetrum testaceum

Ciri-ciri Orthetrum testaceum dapat mencapai panjang tubuh sekitar 43–48 mm (1,7–1,9
inci), dengan sayap belakang 34–38 mm (1,3–1,5 inci) (pada jantan). Pada capung besar ini,
toraks jantan dewasa berwarna oranye-coklat, dengan perut berwarna merah terang. Mata
berwarna coklat muda. Sayapnya transparan berasap, dengan tambalan kuning di dasarnya.
Pada betina dewasa dan jantan yang baru muncul, tubuh berwarna hijau zaitun sampai coklat
dengan tanda hitam dan pangkal sayap belakang yang jelas.
Capung ini agak mirip dengan Orthetrum chrysis, tetapi O. testaceum jauh lebih
kemerahan, sedangkan O. chrysis memiliki thorax coklat kemerahan.

2) Ulat ngengat (Tussock douglas-fir moth)


Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insect
Order : Lepidoptera
Superfamily : Noctuoidea
Family : Lymantriidae
Genus : Lymantria
Species : Lymantria sp.
Binomial name : Tussock douglas fir moth

Ciri-ciri Ulat dari Douglas-Fir Tussock Moth (Orgyia pseudotsugata) memakan cemara,
cemara, Douglas-fir, dan pohon cemara lainnya di Amerika Serikat bagian barat dan merupakan
penyebab utama penggundulannya. Ulat muda memakan hanya pada pertumbuhan baru tetapi larva
dewasa memakan dedaunan yang lebih tua juga. Infestasi besar Ngengat Douglas-Fir Tussock dapat
menyebabkan kerusakan parah pada pohon — atau bahkan membunuh mereka.
Satu generasi hidup setiap tahun. Larva menetas pada akhir musim semi ketika pertumbuhan
baru telah berkembang di pohon inang. Saat ulat dewasa, mereka mengembangkan jambul hitam
khas mereka di setiap ujungnya. Pada pertengahan hingga akhir musim panas, ulat menjadi
kepompong, dengan orang dewasa muncul dari akhir musim panas hingga musim gugur. Betina
bertelur dalam massa beberapa ratus di musim gugur. Ngengat Douglas-Fir Tussock melewati
musim dingin sebagai telur, memasuki keadaan diapause (perkembangan tersuspensi) hingga musim
semi.
3) kumbang (Koksi Henosepilachna)
Klasifikasi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : celeoptera
Upaordo : Polyphaga
Superfamili : Cucujoidea
Famili : Coccinellidae

Ciri-ciri Kumbang koksi memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah dibedakan dari
serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya.
Sayap keras di punggungnya berwarna-warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan
pola seperti totol-totol. Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elitra atau
sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat di bawah sayap depan
jika sedang tidak dipakai. Saat terbang, ia mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara
sayap depannya yang kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan untuk menambah daya angkat (saat
terbang). Sayap depannya yang keras juga bisa berfungsi seperti perisai pelindung.
Kumbang koksi memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah.
Posisi kepala seperti ini membantunya saat makan hewan-hewan kecil seperti kutu daun. Di kakinya
terdapat rambut-rambut halus berukuran mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop) yang
ujungnya seperti sendok. Rambut ini menghasilkan bahan berminyak yang lengket sehingga kepik
bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit seperti di kaca atau di langit-langit.
Makananya Mayoritas dari kepik adalah karnivora yang memakan hewan-hewan kecil
penghisap tanaman semisal kutu daun (afid). Larva dan kepik dewasa dari spesies yang sama
biasanya memakan makanan yang sama. Kepik makan dengan cara menghisap cairan tubuh
mangsanya. Di kepalanya terdapat sepasang rahang bawah (mandibula) untuk membantunya
memegang mangsa saat makan. Ia lalu menusuk tubuh mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya
untuk menyuntikkan enzim pencerna ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan tubuh mangsanya
yang sudah berbentuk cair. Seekor kepik diketahui bisa menghabiskan 1.000 ekor kutu daun
sepanjang hidupnya. Beberapa jenis kepik semisal kepik Jepangdan kepik dari spesies Epilachna
admirabilis diketahui sebagai herbivora karena memakan daun. Kepik tersebut biasanya
meninggalkan jejak yang khas pada daun bekas makanannya karena mereka tidak memakan urat
daunnya.

4) belalang (Oxya)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Super ordo : Orthropterida
Ordo : orthroptera
Sub Ordo : caelifera
Super famili : Acridoidea
Genus : Oxya
Spesies : Oxya serville

Ciri-ciri Belalang hijau memiliki bentuk morfologi seperti anggota Acrididae lainnya.
Tubuhnya terdiri atas 3 bagian yaitu kepala (caput), dada (thoraks) dan perut (abdomen). Pada kepala
terdapat sepasang antena berukuran pendek yang berguna sebagai mekanosensorik dan kemosensorik.
Ia memiliki sepasang mata majemuk dan 3 buah mata ocelli. Mulutnya terdiri atas tiga pasang alat
bantu yaitu sepasang mandbula, sepasang maxilla dan sepasang labium. Belalang hijau memiliki 2 jenis
organ gerak yaitu sayap dan kaki. Sayap melekat pada bagian dada di segmen ke-2 (mesothorax) dan
segmen ke-3 (metathorax). Sedangkan kakinya terletak pada tiap segmen dada, terdapat sepasang kaki
belakang yang termodifikasi untuk melompat.

Pada setiap segmen abdomen dan dadanya terdapat sepasang lubang spirakel, hal itu digunakan
serangga ini sebagai tempat keluar masuknya udara untuk pernapasan. Sistem pernapasannya disebut
sistem trakea. Udara masuk ke dalam tubuh serangga melalui lubang spirakel, kemudian melalui
saluran trakea dan trakeolus menyebar ke seluruh tubuh sampai ke jaringan tubuh. Pada jaringan
tersebut terjadi pertukaran gas. Proses pertukara gas ini dibantu oleh sistem sirkulasi darah. Selain ciri-
ciri Acrididae secara umum diatas. Ciri Morfologi dari belalang hijau secara khusus adalah sebagai
berikut :

1. Memiliki tubuh yang berwarna hijau terang, tetapi ada juga yang berwarna cokelat muda
terutama yang telah tua.
2. Adanya garis di bagian tengah atas tubuhnya yang berwarna hijau kekuningan.
3. Terdapat pula garis berwarna kehitaman di bagian sisi tubuhnya dari mata menuju sayap depan.
4. Bagian tibia kaki belakang belalang hijau berwarna hijau kebiruan.
5. Serangga dewasa jantan ukurannya sekitar 18 – 34 mm sedangkan betina dewasa berukuran 21
– 38 mm. Rata-rata panjang tubuh serangga betina adalah 35 mm sedangkan pejantannya sekitar
32 mm.
6. Perbedaan serang betina dan jantan terlihat pada bagian abdomennya, belalang betina
abdomennya membulat sedangkan belalang jantan bentuknya mendatar.

BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-
hari manusia.
Pengelompokan hama yang sering digunakan adalah membagi hama menurut kisaran bahaya yang
diakibatkannya yaitu sebagai berikut :
Hama utama
• Hama minor
• Hama potensial
• Hama migran
• Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam ordo
yaitu :
a) Ordo Orthoptera
b) Ordo Hemiptera
c) Ordo Homoptera
d) Ordo Coleoptera
e) Ordo Lepidoptera
f) Ordo Diptera

DAFTAR PUSTAKA
Bailey, W. 2004. Grasshopper problems in northeast Missouri. Integrated Pest & Crop Management

Newsletter. University of Missouri-Colombia. Vol. 14. No. 12. June 18.

Fatimah, 2008. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Kanisius, Jogjakarta.

Hansamunahito, 2006, Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta.

Lena, 2009. Pengantar Perlindungan Tanaman

https://mbachrul.blogspot.com/2015/05/laporan-pengenalan-hama-dan-gejala.html

http://www.faperta.ugm.ac.id/perlintan2005/berita.htm

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kumbang_koksi

https://jenis.net/belalang-hijau/

Anda mungkin juga menyukai