Anda di halaman 1dari 13

LAPORANPRAKTIKUM

PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU


TANAMAN

ACARA 1
“MORFOLOGI TANAMAN”

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad alfandy kari

NPM : E1J020115

Shift : B2

Dosen : Ir. Nandrawati, MP

LABORATORIUM AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah
spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000 spesies golongan
serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia. Serangga di bidang pertanian
banyak dikenal sebagai hama. Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh
alami. Kebanyakan spesies serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000
spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan
hampir setiap tahun. Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas
reproduksi yang tinggi, kemempuan memakan jenis makanan yang berbeda, dan
kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya.

Serangga merupakan Filum Arthropoda (termasuk pada kelas insekta). Filum


Arthropoda (dalam bahasa latin,  Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan
hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga
terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong
tripoblastik selomata. Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah
nama lain hewan berbuku-buku. Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies
hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu  juta spesies modern yang
ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di
laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan
parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah
Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah
Peripetus di Afrika Selatan. Filum Arthropoda sebagian berperan sebagai mangsa dari
sejumlah hewan predator yang terdiri atas arthropoda lain dan spesies bukan arthropoda.
Ikan dan kadal memangsa nyamuk, katak besar mengkonsumsi scarabidae, burung mynah
memakan belalang, itik memakan wereng dsb. Ikan Gambusia affinis misalnya, telah luas
digunakan di berbagai tempat di dunia untuk mengendalikan larva nyamuk.
Beberapa arthropoda predator menggunakan alat mulut untuk menggigit dan
mengunyah mangsanya, seperti mantidae, capung, dan kumbang buas. Lainnya seperti
Hemiptera, larva Neuroptera, lalat dan tungau tertentu, menggunakan alat mulut pencucuk
dan pengisap untuk mengkonsumsi cairan tubuh mangsa. Sebagian predator nampak gesit,
pemburu yang rakus, secara aktif mencari mangsa di tanah atau pada vegetasi, seperti
dilakukan oleh kumbang buas, serangga sayap jala (lacewing) dan tungau, atau
menangkap mangsa ketika terbang seperti dilakukan oleh capung (dragonfly) dan lalat
perompak (robberfly). Kebanyakan spesies bersifat predator pada stadia muda maupun
dewasa, namun ada yang menjadi predator pada stadia larva saja, sedangkan imago
mengkonsumsi madu atau lainnya. Adapula spesies bukan predator terutama betina,
mencari mangsa untuk larvanya dengan meletakkan telur di dekat mangsa, karena larva
sering tidak dapat mencari pakan sendiri. Lalat syrphidae misalnya, meletakkan telur di
dekat koloni aphids yang berguna sebagai sumber makanan saat telur menetas menjadi
larva yang buta dan tidak berkaki.

1.2. Tujuan

Mempelajari cirri morfologi hama dan mempelajari tipe alat mulut serta mengenal
gejala kerusakan tanaman akibat masing –masing serangannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi adalahcabang ilmu biologi yang secara khusus mempelajari tentang bentuk
struktur atau bentuk luar dari sebuah organisme terutama pada binatang dan tumbuhan. Morfologi
hama adalah cabang biologi untuk mengetahui bentuk struktur atau bentuk luar dari hama atau
binatang.Pengelompokan hama sama seperti pengelompokan dunia binatang,karena hama
tergolong kedalam binatang.Dunia binatang ( animal kingdom). Hama dikelompokan dalam
beberapa golongan besar,yang didalam bahasa ilmiah disebut filum. Didalam filum dibagi
kedalam beberapa kelas kemudian ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga) dan spesies
(jenis). Beberapa filum yang berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes ( kelas :,
Nematoda), Mollusca (kelas Gastropoda, siput), Chordata (kelas: Aves dan Mamalia, dan
Arthropoda (kelas : insecta dan arachinida)( Agus, Nurariaty, 2008).

Nematoda berasal dari kata Yunani, yang artinya benang berbentuk memanjang, seperti
tabung, kadang- kadang seperti kumparan, yang dapat bergerak seperti ular. Kelas Nematoda
adalah hewan sederhana dengan bentuk tubuh yang menyerupai tabung serta bagian tubuh
didalam tabung berupakepala, mulut, ekor, dan anus.Nematoda berbentuk seperti cacing kecil.
Panjangnya sekitar 200-1.000 mikron (1.000 mikron = 1 mm). Namun, ada beberapa yang
panjangnya sekitar 1 cm. Umumnya nematode ada yang hidup di atas tanah, dalam tanah di
dalam jaringan tanaman atau di antara daun-daun yang melipat, di tunas daun, di dalam buah, di
batang, atau di bagian tanaman lainnya. Nematoda juga ada yang hidup di dalam tanaman
(endoparasit) dan ada juga yang di luar tanaman (ektoparasit).

Ada dua jenis nematoda yaitu saprofit dan parasit. Nematoda jenis saprofit sangat
menguntungkan bagi makhluk, karena mempercepat proses tanaman yang telah mati menjadi
tanah. Nematoda parasit tanaman menyebabkan kerusakan tanaman, sehingga mengakibatkan
penurunan produksi dan kerugian besar bagi petani. Meloidogyne spp. merupakan salah satu
nematoda parasit pada tanaman. Nematoda ini memiliki jangkauan inang yang sangat beragam,
sehingga dapat ditemukan pada beberapa tanaman penting pertanian. Kerugian yang ditimbulkan
adalah banyak hasil tanaman pertanian yang rusak, mati, dan hasil panen menurun drastis.

Mollusca merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang, setelah filum
Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, serta 35 ribu jenis dalam bentuk fosil.
Mollusca merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak, kedalamnya termasuk
semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang seperti siput, kiton, kerang dan cumi-c cumi.
Gastropoda berasal dari bahasa Yunani (gaster = perut; podas = kaki) artinya hewan yang
memiliki kaki perut atau hewan yang berjalan dengan bagian kaki perut.

Morfologi Gastropoda terwujud dalam morfologi cangkangnya. Hewan kelas gastropoda


umumnya bercangkang tunggal, yang terpilin membentuk spiral, beberapa jenis diantaranya tidak
mempunyai cangkang, kepala jelas, umunya dengan dua pasang tentakel kaki lebar dan pipih,
memiliki rongga mantel dan organ-organ internal, bagi yang bercangkang, antara kepala dan kaki
terputus, insang berjumlah kurang lebih satu atau dua buah, bernafas dengan paru-paru, organ
reproduksi jumlah satu atau dua fertilasi secara internal dan eksternal. Contoh gastropoda hama
adalah Achatina fulica atau bekicot dan Pomacea ensularis canaliculata atau keong mas. Bagian
tanaman yang diserang adalah bagian kulit batang, daun, bunga, buah, tanaman muda, sisa
tanaman yang telah kering sampai bagian keseluruhan dari tanaman tersebut.

Anggota Filum Chordata adalah kelas binatang yang bertulang belakang yang
beranggotakan kelas Mammalia (Binatang menyusui) dan Aves. Aves atau unggas adalah hewan
yang bertulang belakang ( Vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Contoh hewan yang
berperan sebagai hama adalah burung gelatik, burung gereja, dan betet. Mammalian adalah
hewan yang memiliki kelenjar susu, berambut dan bertubuh endoterm. Jenis-jenisnya antara lain
bangsa kera (Primates), babi (Ungulata), beruang (Carnivora), musang (Carnivora) serta bangsa
binatang pengerat (ordo rodentina) ).(Bagian tanaman yang diserang oleh aves dan mamalia
adalah bagian buah, cabang- cabang muda, ubi- ubian, dan bagian batang kelapa sawit. Hal ini
akan mengakibat kerugian bagi para petani. Karena bagian hasil dari tanaman yang diusahakan
telah dimakan hama yang bahkan mengakibatkan gagal panen. Kelas aves dan mammalian
termasuk hama yang memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada hama lain, sehingga cara
pengendaliannya juga sulit.

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, arthos yang artinya segmen/ruas dan poda yang
artinya kaki. Jadi, Arthropodaadalah hewan berkaki ruas. Semua jenis hewan yang termasuk
filum arthropoda memiliki tubuh dan kaki yang berruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin
sebagai rangka luarnya.Filum Arthropodaadalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama
lain hewan berbuku-buku.Empat dari lima bagian dari spesies hewan adalah Arthropoda, dengan
jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal
Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta
termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hamper 90% dari seluruh jenis hewan yang
diketahui orang adalah Arthropoda. Kelas yang tergolong dalam fillum arthropoda adalah
insecta atau hexopoda dan arachnida.

Serangga (Insecta, dibaca “insekta”) adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda) yang berkaki enam (tiga pasang) atau disebut juga Hexapoda (dari bahasa Yunani,
berarti “berkaki enam”). Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga
bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak
beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala(caput), dada (thorax),
dan perut (abdomen). Caput merupakan sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat
beberapa suture yang menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami
penyatuan. Torak terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari + 9
ruas.Caput merupakan kepala serangga yang berfungsi sebagai tempat melekatnya antena, mata
majemuk, mata oseli, dan alat mulut. Pada dasarnya alat mulut serangga terdiri atas 4 bagian
yaitu, labrum, mandubula, maxilla, dan labium. Ada 4 macam juga tipe alat mulut serangga
antara lain, pengunyah, pencucuk- pengisap, penjilat- pengisap dan pengisap.( Nonadita. 2007)

Arachnida adalah kelas kedua dari fillum Arthropoda dengan ciri- cirri tubuh terbagi atas
dua daerah yaitu cephalothorax (kepala dan thorax) dan abdomen, tidak punya antenna dan mata
facet, kaki empat pasang pada cephalothorax, lubang genetalia didekat bagian depan dari
abdomen, dan metamorfosenya belum jelas. Alat mulutnya berupa penusuk dan pengisap. Alat
mulut ini terdiri atas sepasang cheli cerac (penusuk) yang masing- masing terdiri atas tiga
segmen dan sepasang pedilpalpus. Cheli cerac sering sangat panjang membentuk alat penusuk
seperti jarum. Ordo yang berperan penting sebagai hama tanaman adalah Acarina yaitu mites,
ticks dan tungau.(Poerwanto, Mofit Eko, 2014)
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Nama hama : Belalang
Family : Acrididae
Ordo : orthoptera
Filum : arthropoda
 Gambar Belalang

2. Nama hama : Kepik


Family : Pentatomidae
Ordo : Hemiptera
Filum : Artropoda
 Gambar kepik
3. Nama hama : chlorophorus annularis
Family : cerambycidae
Ordo : coleoptera
Filum : arthopoda
 Gambar chlorophorus annularis
4. Nama hama : walang sangit
Family : alydidae
Ordo : hemiptera
Filum : arthropoda
 Gambar walang sangit

5. Nama hama : Lalat Buah


Family : Tephritidae
Ordo : Diptera
Filum : Arthropoda
 Gambar lalat buah
4.2 Pembahasan

Pada praktikum yang dilakukan pada acara ini adalah mempelajari ciri morfologi hama
tanaman dan mempelajari tipe alat mulut serta mengenal gejala kerusakan tanaman akibat
masing- masing serangan

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera.
Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki
ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan
menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau
karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang
cocok untuk melompat.

Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk
terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.

Belalang lebih menyukai kawasan alam terbuka yang lembah dengan banyak rumput serta
tanaman rendah lainnya, meskipun beberapa spesies lainnya hidup di hutan ataupun hutan
blantara. Beberapa lainnya berada di tebing, tanah, dan bebatuan lembap berlumut dan
mengkonsumsi lumut.

Banyak spesies belalang yang hidup di padang rumput sering menyerang ladang petani sekitar.
Populasi belalang yang berlebih akan sangat merugikan petani jika menyerang tanaman di
perkebunan.
Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik sejati (walaupun
beberapa anggota Hemiptera bukanlah kepik sejati). Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies[2]
serangga seperti tonggeret, kutu daun, anggang-anggang, walang sangit, serangga sisik dan lain-
lain. Mereka semua memiliki ciri-ciri khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak mengalami
metamorfosis sempurna.

chlorophorus annularis adalah spesies kumbang tanduk panjang yang tergolong familia
cerambycidae. Larva kumbang ini biasanya mengebor kedalam kayu dan dapat menyebabkan
kerusakan pada batang kayu yang masih hidup atau kayu yang telah ditebang.

Walang sangit adalah serangga yang menjadi hama penting pada tanaman budidaya,
terutama padi. Di Indonesia, serangga ini disebut: kungkang (Sunda), pianggang (Sumatra), dan
tenang (Madura). Hewan ini mudah dikenali dari bentuknya yang memanjang, berukuran sekitar
2 cm, berwarna cokelat kelabu, dan memiliki "belalai" (proboscis) untuk menghisap cairan
tumbuhan. Walang sangit adalah anggota ordo Hemiptera (bangsa kepik sejati).

Walang sangit mengisap cairan tanaman dari tangkai bunga (paniculae) dan juga cairan buah
padi yang masih pada tahap masak susu sehingga menyebabkan tanaman kekurangan hara dan
menguning (klorosis), dan perlahan-lahan melemah.

Nama hewan ini menunjukkan bentuk pertahanan dirinya, yaitu mengeluarkan aroma yang
menyengat hidung (sehingga dinamakan "sangit"). Sebenarnya tidak hanya walang sangit yang
mengeluarkan aroma ini, tetapi juga banyak anggota Alydidae lainnya.

Lalat buah (Bactrocera sp.) adalah hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran,
termasuk tanaman cabai. Serangan lalat buah diperkirakan mencapai 4.790 ha dengan kerugian
Rp 21, 99 miliar. Lalat buah merupakan salah satu hama penyebab gagalnya panen buah. Lalat
buah dewasa ukurannya sedang dan berwarna kuning dan sayapnya datar. Pada tepi ujung sayap
ada bercak-bercak coklat kekuningan. Abdomennya ada pita-pita hitam, sedangkan thoraxnya
ada bercak-bercak kekuningan. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan bahan seperti tanduk
yang keras.
BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1. Kelas hama yang paling banyak adalah kelas insect atau serangga.
2. Pada pengamatan ini saya melihat bermacam tipe mulut hama diantaranya, penggigit
pengunyah (belalang) merusak atau mengoyak daun , pencucuk penghisap (kepik, walang
sangit) merusak buah contoh pada buah kakao terdapat bintik hitam, penggerek ( larva
chlorophorus annularis) merusak batang, pengait penghisap (lalat buah) memasukan larva
kedalam buah.

5.2. Saran
Sebaiknya alat- alat dan bahan praktikum semakin dilengkapi sesuai dengan yang tertera
di buku panduan praktikum, agar berjalannya praktikum dapat sejalan dengan buku
panduan yang telah diberikan kepada mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Nurariaty. 2008. Identifikasi Hama Tanaman. Makassar: Universitas Hasanuddin
Fatimah. 2008. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Jogjakarta: Kanisius
Harianto. 2009. Pengenalan dan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Kakao. Jember:
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Nonadita. 2007. Ordo- Ordo Serangga. Jakarta: PT. Bima Aksara
Poerwanto, Mofit Eko. 2014. Pengantar Praktikum Dasar- Dasar Perlindungan
Tanaman. Yogyakarta: UPN VETERAN
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya
Sudarmono. 2002. Pengenalan Serangga Hama, Penyakit dan Gulma. Yogyakarta:
Kanasius
Sulistyo. 2009. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai