PENDAHULUAN
dibutuhkan oleh tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat-zat organik (C,
H, O, dan N) dan garam anorganik (Fe2+. Ca2+, dan lain-lain). Pemenuhan
kebutuhan unsur tumbuhan diperoleh melalui penyerapan oleh akar dari tanah
bersamaan dengan penyerapan air. Air dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis,
tekanan turgor sel, mempertahankan suhu tubuh tumbuhan, transportasi, dan
medium reaksi enzimatis. Perkembangan struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh
cahaya (fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis ini dapat dengan mudah
diketahui dengan cara membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang
dengan kecambah dari tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap
akan mengalami etiolasi atau kecambah tampak pucat dan lemah karena produksi
klorofil terhambat oleh kurangnya cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang
tumbuh di tempat terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih
pendek karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya
cahaya. Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada
tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini
digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan
aktivitas tumbuhan. Pertumbuhan dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan.
Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian, pertumbuhan
tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap spesies atau varietas mempunyai
suhu minimum, rentang suhu optimum, dan suhu maksimum. Di bawah suhu
minimum ini tumbuhan tidak dapat tumbuh, pada rentang suhu optimum, laju
tumbuhnya paling tinggi, dan di atas suhu maksimum, tumbuhan tidak tumbuh
atau bahkan mati. Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika
kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk
menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya
penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
(Anonim, 2015).
Manfaat dalam mempelajari ordo serangga hama khususnya ke enam ordo
serangga hama adalah agar praktikan dapat mengenal serangga hama, jenis mulut,
daur hidup, tipe perkembangbiakan dan siklus penyerangannya sehingga dapat
diketahui cara yang tepat untuk pengendalian serangga hama tersebut.
2
II.1.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Hama dan Jenis Ordo
b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding Ordo ini memiliki anggota yang
sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan
tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada
yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya
memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap
depan menebal pada bagian pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung
membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra . Sayap belakang
membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian
kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat
mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi
dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera,
rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum
tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini
terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. Metamorfose
bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui
stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum
sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh
serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit ( Leptorixa
oratorius Thumb.) Kepik hijau ( Nezara viridula L) Bapak pucung ( Dysdercus
cingulatus F).
c. Ordo Homoptera (wereng, dan kutu) Anggota ordo Homoptera memiliki
morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara
keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat
pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki
tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang
sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe pencucuk
pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat
tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota
Hemiptera.
Tipe
metamorfose
sederhana
(paurometabola)
yang
f. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk) serangga anggota ordo Diptera meliputi
serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid.
Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap
belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut
halter. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet.
Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui
stadia : telur - larva - kepompong - dewasa. Larva tidak berkaki (apoda
biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang
bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator. Pupa bertipe coartacta.
Beberapa contoh anggotanya adalah : lalat buah ( Dacus spp.) lalat predator
pada Aphis ( Asarcina aegrota F) lalat rumah ( Musca domestica Linn.) lalat
parasitoid ( Diatraeophaga striatalis ).
g. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding. Ordo ini memiliki anggota yang
sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan
tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada
yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya
memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap
depan menebal pada bagian pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung
membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra . Sayap belakang
membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian
kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat
mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi
dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera,
rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum
tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini
terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. Metamorfose
bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui
stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum
sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh
serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit ( Leptorixa
oratorius Thumb.) Kepik hijau ( Nezara viridula L).
Klasifikasi Serangga
Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub
kelas yaitu : 1. Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas
Apterygota. 2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
1. Sub kelas Apterygota.
Sub kelas Apterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Tidak bersayap.
Tidak mengalami metamorfosis (ametabola).
Tipe mulutnya menggigit.
Batas antara kepala, dada, dan perut tidak jelas.
Antenanya panjang tidak beruas-ruas.
Contoh speciesnya yaitu kutu buku (Lepisma sacharina), kutu buku
dapat merusak buku karena dapat mengeluarkan enzim selulase.
2. Sub kelas Pterygota.
Sub kelas Pterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Memiliki sayap.
mengalami metamorfosis.
Tipe mulutnya bervariasi.
Berdasarkan asal tumbuhnya sayap sub kelas Pterygota dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu : a) Eksopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya
berasal dari tonjolan luar dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan
ordo
Hymenoptera,
ordo
Diftera,
ordo
Lepidoptera,
ordo
Shiponaptera.
- Ordo Coleoptera.
Coleoptera berasala dari bahasa Latin (coleos = perisai, pteron = sayap),
berarti insekta bersayap perisai. Ciri-ciri ordo Coleoptera adalah :
Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap
depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk
sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.
Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menggigit. Contoh :
Kumbang kelapa (Oycies rhinoceros), Kutu gabah (Rhyzoperta dominica).
- Ordo Hymenoptera
Ciri-ciri ordo hymenoptera adalah : Mengalami metamorfosis sempurna.
Tipe mulut menggigit dan ada yang kombinasi untuk menggigit dan
menjilat. Contoh : Lebah madu (Apis), tawon (Xylocopa latipes), semut
hitam (Monomorium sp.).
- Ordo Diptera
Ciri-ciri ordo diptera adalah : Memiliki satu pasang sayap depan dan sayap
belakang mengalami redukasi membentuk halter (alat keseimbangan).
Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menusuk dan menghisap
serta menjilat. Dan memiliki tubuh ramping. Contoh : Nyamuk rumah
(Culex pipiens), nyamuk malaria (Anopheles sp.), nyamuk demam
berdarah (Aedes aegypti), lalat buah (Drosophila melanogaster), lalat
tsetse (Glossina palpalis).
- Ordo Lepidoptera
Ciri-ciri ordo Lepidoptera adalah : Memiliki dua pasang sayap yang
bersisik halus. Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut pada tahap
larva menggigit, sedangkan pada tahap dewasa menghisap. Mata fasetnya
besar. Contoh : Kupu-kupu Swallowtail, kupu-kupu sutera (Bombyx
mori), kupu-kupu elang (Acherontia atropos).
- Ordo Shiponaptera
Ciri-ciri ordo shiponaptera adalah : Tidak memiliki sayap. Mengalami
metamorfosis sempurna. Tipe mulut menusuk dan menghisap. Kakinya
pipih panjang dan digunakan untuk meloncat. Contaoh : Kutu manusia
(Pulex irritans), kutu kucing (Stenossphalus felic).
- Ordo Dermaptera.
Ciri-ciri ordo dermaptera adalah : Memiliki dua pasang sayap (satu pasang
seperti berkulit, dan satu pasang bermembran), atau tidak bersayap.
10
III.
BAHAN DAN METODE
III.1. Tempat dan Waktu
Tempat dan waktu Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan
materi Mengenal Ordo Serangga Hama yang dilaksanakan pada hari Kamis, 9
April 2015 bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Palangka Raya.
III.2.
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Membuat hasil pengamatan dalam bentuk gambar dari masing-masing
-
11
IV.
HASIL DAN PENGAMATAN
IV.1. Hasil dan Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan Mengenal Ordo Serangga Hama di Laboratorium
Dasar-dasar Perlindungan Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian
UNPAR.
Nama
Ordo
Serangga
Serangga
Tipe
Perkembanga
n
Bagian
Bentuk
Sayap
Tipe Mulut
Tanaman
yang Di
serang
Belalang
Kayu
1
(Valanga
Orthoptera
Paurametabol
a
Lurus
Menggigit,
mengunyah
Daun
nigricornis)
Bagian
Walang
2
Sengit
(Leptocoris
depan
Hemiptera
Paurametabol
penebalan
Menusuk,
Daun
setengah
menghisap
buah
a acuta)
sisanya
Kumbang
berselaput
Bersayap
Menggigit,
Akar
Kelapa
seludang
mengunyah
batang
(Oryctes
pada
rhinoceros
sayap
Coloeptera
Holometabola
bagian
depannya,
sayap
belakang
seperti
12
selaput
Bersayap
4
Kutu Daun
(Aphis, Sp)
Homoptera
Paurametabol
sama
Menyerang,
seperti
menghisap
Daun
membran
Lalat Buah
5
(Batrocera
Diptera
Holometabola
dorsalishen)
(Nezara
Hemiptera
vidula)
Larva
7
(Plutella
(Sitophillus
mengunyah
Buah
, menjilat
Paurametabol
a
Setengah
Menusuk,
menghisap
potongan
kedelai
Lepidopter
a
xylostella)
Kutu Beras
8
dua
Menggigit,
Penghisa
Kepik Hijau
6
Bersayap
Coloeptera
Holometabola
Holometabola
Seludang
Menggigit,
mengunyah
Mengunyah
Daun
Beras
oryzae)
IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Belalang kayu (Valanga nigricerris)
Sumber : adearisandi.wordpress.com
Klasifikasi Belalang:
13
Pylum
: Arthopoda
Sub Filum
: Mandibulata
Klas
: Insect
Sub Klas
: Pterygota
Ordo
: Ortytoptera
Family
: Acridiae
Genus
: Valanga
Spesies
: Valangga nigricornis
Daur Hidup dari ordo orthoptera (Valanga rignicornis) ini melewati masa
perkembangan dengan tipe paurometabola yaitu melewati tahap telur, nimfa, dan
kemudian imago. Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan
bertelur serta meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus
menerus. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo orthoptera yakni Belalang
(Valanga nigricornis) secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari
kepala (Caput) yang terdapat antena, dada (Toraks) terdapat enam kaki den sayap,
dan perut (Abdomen) beruas. Caput meliputi antena dan mata majemuk, pada
toraks meliputi protoraks dan mesotoraks. Tipe mulut pada belalang (Valanga
nigricornis) merupakan bagian yang beruas-ruas yang terdiri dari tergum atau
strenum, yang mana setiap strenum terdapat sigma, serta terdapat pula ovipositor
yang berfungsi sebagai alat peletakkan telur. Pengendalian Hama Belalang ini
yaitu
Telur belalang didalam tanah diambil, demikian juga nimfa yang ada
14
Sumber : www.antaranews.com
Klasifikasi Hama walang sangit:
Pylum
: Arthopoda
Klas
Insecta
Sub Klas
Pterygota
Ordo
Hemiptera
Family
: Alydidae
Genus
Leptocarisa
Spesies
Leptocarisa accuta
15
bertelur serta meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus
menerus secara berkesinambungan. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo
Hemiptera yakni walang sangit (Leptocorixa acuta)
hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput), dada (Toraks), dan perut
(Abdomen). Nama Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu
diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian
pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran.
Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya
dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara
pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak
terbang. Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya
yang berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk
menusuk ringanja dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya.
Untuk walang sangit ini pengendaliannya dapat dilakukan secara manual namun
cara pengendalian yang baik tergantung pada adalah Pengendalian hama terpadu
tindakan ini adalah tindakan yang paling tepat dan merupakan tindakan yang
bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman terutama
pada serangan yang disebabkan oleh walang sangit.
IV.2.3. Kumbang Kelapa ( Oryctes rhinoceros)
Sumber : www.adearisandi.wordpress.com
Klasifikasi Kumbang kelapa :
16
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Coleoptera
Famili
: Scarabaeidae
Genus
: Oryctes
Spesies
: Oryctes rhinoceros L.
Oryctes rhinoceros L. Merupakan serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna yang daur Hidup dari ordo ini melewati masa perkembangan dengan
tipe holometabola yaitu melewati tahap telur, larva, pupa dan kemudian imago.
Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan bertelur serta
meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus menerus secara
berkesinambungan. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo Coleoptera yakni
kumbang kelapa (Oryctes rhinocheros)
ini terdiri dari kepala (Caput), dada (Toraks), dan perut (Abdomen). Mo (1957)
dan Anonim (1989), mengemukakan bahwa telur serangga ini berarna putih,
bentuknya mula-mula oval, kemudian bulat dengan diameter kurang lebih 3 mm.
Telur-telur ini diletakkan oleh serangga betina pada tempat yang baik dan aman
(misalnya dalam pohon kelapa yang melapuk), setelah 2 minggu telur-telur ini
menetas. Rata-rata fekunditas seekor serangga betina berkisar antara 49-61 butir
telur, sedangkan di Australia berkisar 51 butir telur, bahkan dapat mencapai 70
butir. Larva yang baru menetas berwarna putih dan setelah dewasa berwarna putih
kekuningan, warna bagian ekornya agak gelap dengan panjang 7-10 cm. Larva
deasa berukuran panjang 12 mm dengan kepala berwarna merah kecoklatan.
Tubuh bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Pada permukaan tubuh
larva terdapat bulu-bulu pendek dan pada bagian ekor bulu-bulu tersebut tumbuh
lebih rapat. Stadium larva 4-5 bulan ( Suhadirman, 1996), bahkan adapula yang
mencapai 2-4 bulan lamanya (Nayar, 1976). Stadium larva terdiri dari 3 instar
17
yaitu instar I selama 11-21 hari, instar II selama 12-21 hari dan instar III selama
60-165 hari. Cara pengendalian yang baik tergantung pada pengetahuan yang
tentang biologi dan ekologi, terutama hubungan serangga hama dengan tanaman
inang. Pengendalian hama terpadu merupakan tindakan yang bersifat fleksibel
dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman. Cara dan saat perlakuan
tergantung pada bebagai faktor yaitu luas serangan atau tingkat populasi dan
faktor lingkungan.
IV.2.4. Kutu Daun (Aphis. Sp)
Sumber : www.agrotamaindonesia.blogspot.com
: Arthopoda
Klas
: Insecta
Sub Klas
: Apterygota
Ordo
: Hemiptera
Family
: Aphididae
Genus
: Aphis
Spesies
: Aphis, Sp
Tanaman yang menjadi inang utama bagi kutu daun ini sebenarnya adalah
jagung. Akan tetapi kutu ini memiliki inang alternative mulai dari tanaman padi
sampai pada tanaman hutan seperti Acacia sp. Berdasarkan hasil pengamatan pada
18
Ordo ini secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput),
dada (Toraks), dan perut (Abdomen). Kutu ini menginfeksi semua bagian
tanaman, akan tetapi infeksi terbanyak terjadi pada daun. Kutu ini selain merusak
daun tanaman inangnya juga membawa sebagai vector dari berbagai macam virus
penyakit. Populasi kutu ini dapat mengalami perkembangan yang pesat.
Perkembangbiakan secara parthenogenesis memungkinkan suatu spesies untuk
melestarikan jenisnya tanpa harus melakukan perkawinan. Daur hidup kutu ini
dimulai dari telur, kemudian nympha, dan kutu dewasa. Pada fase nympha, kutu
ini mengalami 4 tahapan.Tahapan pertama nympha akan tampak berwarna hijau
cerah dan sudah terdapat antena. Tahap nympha kedua tampak berwarna hijau
pale dan sudah tampak kepala, abdomen, mata berwarna merah, dan antenna yang
terlihat lebih gelap dari pada warna tubuh. Pada tahap ketiga, antena akan terbagi
menjadi 2 segmen, warna tubuh masih hijau pale dengan sedikit lebih gelap pada
sisi lateral tubuhnya, kaki tampak lebih gelap daripada warna tubuh. Kutu dewasa
ada beberapa yang memiliki sayap (alate) dan yang tidak memiliki saya
(apterous). Sayap pada kutu ini memiliki panjang antara 0,04 to 0,088 inchi.
Tubuh kutu dewasa berwarna kuning kehijauan sampai berwarna hijau gelap.
Populasi kutu ini dapat dikontrol dengan kehadiran Aphelinus maidis. A. maidis
akan memparasit kutu ini pada fase nympha. Selain itu, terdapat juga organisme
predator seperti Allograpta sp. dan beberapa jenis kumbang. Untuk kutu daun ini
cara pengendalian yang baik tergantung pada adalah Pengendalian hama terpadu
tindakan ini adalah tindakan yang paling tepat dan merupakan tindakan yang
bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman terutama
pada serangan yang disebabkan oleh kutu daun.
19
Sumber
https://lalatbuahhama.wordpress.com.
Lalat buah (Batrocera dorsalishen) memiliki klasifikasi. Kingdom :
Animalia Phyllum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Diptera, Famili :
Drosophilidae, Genus : Drosophila, Spesies : Drosophila melanogaster. Morfologi
dari hama lalat buah (Dacus sp.) yaitu terdiri dari, caput, antenna, tungkai depan,
tungkai belakang, mulut, sayap, thorax, dan abdomen. Lalat buah (Dacus sp.)
banyak dijumpai di berbagai buah, permukaan tanah dekat tanaman buah-buahan.
Siklus hidup lalat buah (Dacus sp.) berkisar selama 7 sampai 26 hari mula-mula
lalat buah betina meletakkan telurnya pada permukaan bawah daun atau buah
yang sudah tua kemudian telur berubah menjadi larva instar I, larva instar II,
Larva Instar III, imago, Lalat muda dan lalat dewasa siap bertelur. Tanaman inang
Lalat buah (Dacus sp.) dan jantan dan betina siap untuk kawin dan berkembang
biak. Dan pada saat larva , larva tersebut juga menyerang buah dari dalam dan
buah akan busuk. Pada umumnya semua tanaman yang memiliki buah dan
buahnya dapat diserang Oleh Lalat buah (Dacus sp.) merupakan tanaman
inangnya. Cara Pengendalian Lalat buah ( Dacus Sp ) dapt dilakukan secara
manual yaitu dengan cara mengunakan perangkap lem kuning untuk mencegah
dan mengurangi serangan lalat buah. Gunakan perangkap metyl eugenol untuk
menangkap lalat jantan. Tapi ingat jangan meletakkan perangkap dalam tengah
lokasi pertanaman, sebaikknya di pinggir saja agar lalat tidak terkumpul ditengah
pertanaman. Pembungkusan buah dengan menggunakan kertas, daun pisang,
anyaman daun kelapa, karung, duk, atau plastik pada tanaman buah-buahan dan
20
Sumber :
www.blog.ub.ac.id
Klasifikasi Kepik Hijau :
Kerajaan : Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Hemiptera
Kepik sebagai anggota dari ordo Coleoptera (kumbang) mengalami
22
23
Sumber
:
www.khias
awol.blogs
pot.com
Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)
Nama latin
: Sitophilus oryzae
: Animalia
Filum
: Antropoda
Kelas
: Insect
Ordo
: Coleopteran
Famil
: Cureulionidae
Genus
: Sitophilus
Spesies
: Sitophilus oryzae
Ciri morfologi Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak
24
bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada
tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya
dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan
bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur
berlangsung selama 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek
butiran beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan
tetap berada di lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di
dalam lubang selama 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi
umumnya selama 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup ham ini tergantung
pada temperatur ruang simpan, kelembapan diruang simpan, dan jenis produk
yang diserang (Naynienay, 2008). Sitophilus oryzae hidup di tumpukan bahan
pangan, seperti beras, jagung dan gandum. Kutu ini berkembang biak sangat
cepat. Bedasarkan penelitian, kutu betina dapat bertelur 2 - 6 butir setiap harinya.
Untuk menyimpan telurnya, kutu betina melubangi bulir beras dengan rahangnya.
Satu lubang hanya untuk satu butir telur. Kutu beras dapat hidup selama beberapa
bulan. Selama hidup, kutu betina mampu menghasilkan sekitar 400 butir telur.
Telur akan menetas menjadi larva setelah 3 hari. Larva akan hidup pada lubang
beras selama 18 hari. Setelah itu akan menjadi pupa selama 5 hari, lalu
bermetamorfosis menjadi kutu. Kutu beras merupakan hama perusak bahan
pangan. kutu ini tidak hanya menyerang beras, jagung dan gandum, tetapi juga
merusak bahan pangan lainnya seperti sorgum, ketela, kedelai, kacang hijau, biji
semangka, hingga biji bunga matahari.
V.
V.1.
PENUTUP
Kesimpulan
25
26
V.2.
Saran
Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan diadakannya praktikum
ini adalah agar praktikum berikutnya praktikan bisa lebih tenang dalam mengikuti
kegiatan praktikum.
27
DAFTAR PUSTAKA
Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha
Nasional. Surabaya.
Anonim, 2015. Biologi SMA XII (http://mudahbiologi.blogspot.com/faktor-yangmempengaruhi-pertumbuhan-tanaman.html). (Diakses pada tanggal 14
April 2015).
Lukman Adiansyah, 2012. Klasifikasi serangga (http://agronomers.com/klasifikasi
-serangga-hama.html). (Diakses pada tanggal 14 April 2015).
Rioardi, 2009. (http://Rioardi.blogspot.com/ ordo-ordo serangga). (Diakses pada
tanggal 14 April 2015).
Wikipedia, 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian/hama. (Diakses pada
tanggal 14 April 2015).
Wikipedia, 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian/serangga. (Diakses pada
tanggal 14 April 2015
28
29