Anda di halaman 1dari 6

ACARA VI

PENULARAN VIRUS MELALUI PENYAMBUNGAN


I.

TUJUAN
Mengetahui cara penularan virus dengan metode penyambungan dan gejala yang
dihasilkan akibat infeksi virus.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Grafting dapat didefiniskan sebagai penggabungan anatra dua potong jaringan tanaman
hidup sedemikian rupa sehingga menjadi satu dan kemudian tumbuh dan berkembang
menjadi salah satu tanaman komposit. Dua tanaman utuh dijadikan satu atau dari cabang
yang berbeda dari tanaman yang sama dapat disatukan seara alami atau dilakukan grafting
dengan cara memotong salah satu tanaman dan memasukkan tanaman yang lain sehingga
menjadi satu, dan akan tumbuh akar (Ken, 2009).

Gambar : bagian-bagian dari tanaman yang akan disambung (Donald, 2009).


System shoot terjadi dari pertumbuhan dari satu (atau lebih) tunas, root system terbentuk
dari perluasan dari original rootstock, dan graf union teteap berada pada tengah-tengah atau
tepat diantara dua bagian tanaman (Donald, 2009).
Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan batang
bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga tercapai
persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Grafting ini
bukanlah sekedar pekerjaan menyisipkan dan menggabungkan suatu bagian tanaman, seperti
cabang, tunas atau akar pada tanaman yang lain. Melainkan sudah merupakan suatu seni yang

sudah lama dikenal dan banyak variasinya. Sharocks (1672) dalam Wudianto (2002)
menyatakan bahwa seni grafting ini telah digemari sejak dua abad yang lalu, yaitu sekitar
abad ke-15 dia menggambarkan betapa pelik dan banyaknya ragam dari seni grafting ini.
Namun selain dari manfaatnya dalam menghasilkan tanaman dengan bervariasi dalam jumlah
banyak dan lebih mudah, tenyata grafting ini juga digunakan dalam bidang perlindungan
tanaman yaitu sebagai metode pengujian penularan patogen. Virus pada tanaman tomat
umumnya dapat ditularkan dengan teknik grafting dan beberapa diantaranya juga ditularkan
oleh serangga vektor, seperti CMV oleh serangga pada tanaman tomat (Aktar, et al, 2008).
Grafting (penyambungan) dilakukan dengan menggunakan tanaman sehat dan
tanaman sakit yaitu salah satu teknik yang mengatur perpindahan virus melalui jaringan
pembulu tanaman. Penyambungan dua batang/tunas tanaman akan menyebabkan terjadinya
hubungan langsung antar floem dan xylem dari kedua batang yang dipertautkan sehingga
jaringan pengangkutan dari batang yang disambungkan dapat menyatu. Melalui
penyambungan ini mampu menularkan atau memindahkan virus ke bagian tanaman yang
disambung. Hasil penularan virus mosaik melalui penyambungan (grafting) pada pada
beberapa penelitian menunjukkan bahwa gejala mosaik muncul pada minggu ke 4-5. Hal ini
juga membuktikan virus berada dalam jaringan floem atau xylem yang berhasil ditularkan
melalui grafting (Sopialena, 2014).
Setelah virus masuk ke dalam tanaman, maka hal pertama yang akan dia lakukan
adalah mereplikasi dirinya sehingga jumlah mereka mencukupi untuk menguasai tubuh
tanaman. Menurut Tecsi, et al. (1996) virus yang sudah dapat masuk ke dalam tubuh
tanaman akan melakukan replikasi dan pembentukan protein virus. Pada saat proses ini
terjadi, tanaman akan mengalami peningkatan aktivitas protein anaplerotik, peningkatan laju
fotosintesis dan peningkatan kandungan pati. Setelah laju replikasi menurun maka laju
fotosintesis pun akan menurun. Virus yang menginfeksi tanaman melakukan replikasi
sehingga menyebabkan peningkatan aktivitas enzim anaplerotik, laju fotosintesis dan
kandungan pati. Apabila sintesis virus menurun, laju fotosintesis dan kandungan pati dalam
daun akan menurun, sedangkan glikolisis dan respirasi dalam mitokondria akan meningkat.
Perubahan ini ditunjukkan dengan terjadinya klorosis pada daun (Funayama dan Terashima,
2006).

III. METODE PRAKTIKUM

Praktikum Virologi penularan dengan penyambungan (grafting) dilakukan pada hari selasa
tanggal 22 November 2016 jam 09.00 WIB sampai selesai. Di Laboratorium Virologi
Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum yang dilakukan hanyalah sekedar demontstrasi
tentang grafting. Alat dan bahan yang digunakan dalam demo praktikum ini antara lain
silet atau pisau steril, pipet, air, alat penyemprot, tanaman sehat dan tanaman yang sakit
(terinfeksi virus).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Semua virus adalah patogen luka, dialam banyak virus yang disebarkan oleh vektor
termasuk serangga, tungau, nematoda dan jamur. Adapula yang disebabkan oleh kontak
melalui tangan manusia,melalui luka mekanik, tumbuhan biji parasit yang membentuk
jembatan antara tumbuhan sakit dan tumbuhan sehat dan lainnya. Umumnya infeksi ini
bersifat sistemik atau merata di seluruh bagian tumbuhan, pembiakan vegetatif juga
merupakan faktor yang sangat penting mempengaruhi penularan virus misalnya perbanyakan
tanaman dengan umbi, umbi lapis, setek, penyambungan dan okulasi (Semangun, 2006).
Virus tumbuhan hanya dapat masuk ke sel tumbuhan melalui luka yang terjadi
secara mekanis atau yang disebabkan oleh serangga vektor. Hal ini disebabkan virus
tumbuhan tidak mempunyai alat penetrasi untuk menembus dinding sel tumbuhan. Virus
tumbuhan dapat ditularkan melalui beberapa cara, yaitu melalui penyambungan (grafting)
tanaman sehat dengan bagian tanaman sakit dan melalui biakan jaringan dari eksplan yang
terinfeksi virus. Beberapa virus tumbuhan dapat ditularkan secara mekanis dengan
mengoleskan ekstrak tanaman sakit pada permukaan daun yang telah ditaburi carborundum.
Cara ini lebih cepat dibandingkan dengan cara penyambungan, tetapi tidak efisien karena
diperlukan konsentrasi virus yang tinggi (105 virion) untuk dapat menginfeksi tanaman
(Hasriadi, 2006). Virus tanaman tidak dapat menembus kutikula inangnya, infeksi terjadi
melalui luka. Di alam proses ini biasanya dibantu organisme yang menularkan virus dari
tanaman sakit ke tanaman sehat yang sehat. Disamping itu virus tanaman juga dapat masuk
melalui rambut-rambut daun yang rusak, ataupun kerusakan tanaman akibat alat pertanian
ataupun tangan manusia (Nurhayati, 2012).

Gambar. Hasil proses penyambungan pada batang keras (alpukat)


Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan yaitu Scion yang dijadikan
bahan sambungan ters ebut tidak cacat dan masih dalam keadaan segar, tidak terlalu tua dan
tidak terlalu muda dan berbatang bulat. Grafting tidak terkena secara langsung terik
matahari maupun air hujan. Bagian sambungan kambium harus menempel seerat mungkin,
paling tidak salah satu dari bagiannya. Pisau dan gunting yang digunakan untuk kegiatan
sambungan ini yang tajam dan tidak berkarat agar sambungan tidak terinfeksi oleh penyakit.
Dikerjakan dengan secepat mungkin, dengan kerusakan minimum pada kambium, dan
diusahakan penyayatan pada scion (batang atas) jangan sampai berulang-ulang. Usahakan
untuk menjaga bagian yang terluka, baik pada scion maupun pada Rootstock (batang
bawah) agar tetap dalam keadaan lembab. Bagian sambungan harus dijaga dari kekeringan
sampai beberapa minggu setelah penyambungan (Wudianto, 2002).
V. KESIMPULAN
Penyambungan atau grafting merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam
penularan virus tanaman. Untuk keberhasilan dalam penularan ini maka beberapa teknik
perlu diperhatikan, yaitu kondisi tanaman yang akan disambung dan teknik penyambungan
yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Agrios GN. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan (Terjemahan Munzir Busnia). Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta
Agrios GN, 1997. Plant pathology. 4th ed. New York: Academic Pr.
Akhtar ,K.P., Ryu, K.H. Saleem, M.Y., Asghar, M., Jamil, F.F. Haq, M.A. & Khan,I.A. 2008.

Occurrence of Cucumber mosaic virus Subgroup IA in tomato in Pakistan.


Journal of Plant Diseases and Protection, 115(1), 23.

Donal, M. Alexander and Willliam J. Lewis. 2009. Grafting and Budding. Landlinks
Press.415-417.
Funayama, S. and Terashima, I. (2006). Effect of Eupatorium Yellow Vein Virus Infection on
Photosynthetic Rate, Chlorophyll Content and Chloroplast Structure in Leaves of
Euphatorium makinoi During Leaf Development. Functional Plant Biology. P.165175.
Gilbertson RL, Hidayat SH, Martinez RT, Leong SA, Faria JC, Morales F, Maxwell DP.
1991. Differentiation of bean infecting geminiviruses by nucleic acid hibridization
probes and aspects of bean golden mosaic in Brazil. Plant Dis 23-55-82.
Hasriadi, Mat Akin, 2006. Virologi Tumbuhan. Kanisius. Yogyakarta
Ken, Mudge. et al. 2009. A History of Grafting. Holtikultural. Vol. 35: 439-440.
Nurhayati. 2012. Virus Penyebab Penyakit Tanaman. UniversitasSriwijaya Press, Palembang
Polston, J.E. & P.K. Anderson. 1997. The emergence of whitefly transmitted geminiviruses in
tomato in Western Hemisphere. Plant Disease81(12):1358-1369.
Semangun, H. (2006). Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Semangun, H. (1991). Penyakit-penyakit tanaman pangan Indonesi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
semangun, H. (2006). Pengantar ilmu penyakit tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah mada
university press.
Sopialena. (2014). EFEKTIVITAS BEBERAPA CARA PENULARAN VIRUS MOSAIK
PADA TANAMAN CABAI. Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 2.
Suastika, S. n. (2013). Identifikasi Tomato infectious chlorosis virus dan Tomato chlorosis
virus melalui Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction dan Analisis Sikuen
Nukleotida. Jurnal Fitopatologi Indonesia, Volume 9, Nomor 4, Agustus 2013.

sutrawati, M. (2010). deteksi serologi virus penyebab mosaik pada tanaman cabai dengan
DAS-ELISA Serological detection of mosaic virus in chili crop by DAS-ELISA.
Jurnal Agriculture Vol 17 No.1.
Sutrawati, M. (2010). Deteksi serologi virus penyebab penyakit mosaik pada tanaman cabai
dengan DAS-ELISA serological detection of mosaic virus on chili crop by DASELISA. . Jurnal Agriculture vol.17 No.1.
tanaman, D. p. (2008). pedoman pengelolaan dan identifikasi OPT (Khusus patogen penyakit
tanaman) pada tanaman hortikultura. Jakarta.
ummah, A. l. (2013). SINTESIS SILIKA GEL MENGGUNAKAN METODE SOL GEL
DAN APLIKASINYA TERHADAP ABSORBSI KELEMBAPAN UDARA. Jurnal
Inovasi Fisika Indonesia Vol.02 No. 03.
Williams, R. L. (1953). identification of crystalline inclusion bodies extracted intact from
plant cells infected with tobacco mozaic virus. American journals of Botany.

Anda mungkin juga menyukai