LEBIH BAIK
TAXONOMY
GROUP 2
KELOMPOK 2
- TAKSONOMI TUMBUHAN -
Sarcotesta
Sclerotesta
Endotesta
Inti biji
Mendeterminasi, menunjukkan
kecondongan evolusi atau
kekerabatan secara filogeni.
Contoh pemakaian data Anatomi dalam taksonomi:
1. Orang menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales
diperkuat dengan tidak adanya pembuluh tapis; sifat ini juga
dimiliki Gymnospermae dan Pteridophyta.
2. Susunan sel pelindung stomata berbeda-beda dan mantap
untuk marga atau di atasnya.
3. Kerapatan stomata bisa membantu sampai jenis.
4. Anatomi bunga; adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski
bunga tereduksi, sehingga orang dapat membuktikan adanya
bekas-bekas mahkota pada Fagaceae, sehingga memperkuat
dugaan bahwa suku tersebut dan sebangsanya mempunyai
bunga yang tidak primitive.
Sumber Bukti Taksonomi
Fisiologi
Data-data fisiologi tidak dipakai secara
langsung untuk keperluan bukti-bukti
taksonomi. Musim berbunga, keperluan
cahaya, pola perkawinan, penyebaran
geografis penting untuk mempertegas
perbedaan jenis-jenis tumbuhan.
Sumber Bukti Taksonomi
Molekuler
Taksonomi molekuler (molecular systematics):
penggunaan bukti molekuler (kromosom, enzim
dan DNA) untuk tujuan identifikasi, klasifikasi dan
mengetahui kedudukan evolusi suatu tumbuhan.
Untuk dapat mengetahui informasi genetik yang terdapat
dalam DNA digunakan teknik DNA Sequencing.
DNA Squencing yaitu metode yang digunakan untuk
menentukan urutan basa nukleotida pada molekul DNA. Saat ini
teknik DNA Squencing telah memasuki tahapan yang mengarah
pada large scale, jutaan bahkan miliaran basa nukleotida DNA
dapat ditentukan urutannya dalam sekali putaran saja.
Pemikiran dasar penggunaan sikuen DNA dalam studi
filogenetika adalah bahwa terjadi perubahan basa
nukleotida menurut waktu, sehingga akan dapat
diperkirakan kecepatan evolusi yang terjadi dan akan
dapat diketahui hubungan evolusi antara satu kelompok
organisme dengan yang lainnya
Beberapa alasan digunakan sikuen DNA
DNA merupakan unit dasar informasi yang mengkode
organisme
Relatif lebih mudah untuk mengekstrak dan menggabungkan
informasi mengenai proses evolusi suatu kelompok organisme
Menghasilkan informasi yang banyak dan beragam, dengan
demikian ada banyak bukti tentang kebenaran suatu hubungan
filogenetika
Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu teknik sintesis
dan amplifikasi DNA secara in vitro. Teknik ini dikembangkan
oleh Karry Mullis pada tahun 1985.
Teknik PCR dapat digunakan untuk mengamplifikasi segmen
DNA dalam jumlah jutaan kali hanya dalam waktu beberapa
jam.
Komponen yang diperlukan dalam proses PCR :
Template DNA
Sepasang primer
dNTPs (Deoxynucleotide triphosphates)
Buffer PCR
Magnesium klorida (MgCl2)
Enzim polimerase DNA
Proses PCR melibatkan beberapa tahap yaitu :
Pra denaturasi DNA template
Denaturasi DNA template
Penempelan primer pada template (annealing)
Pemanjangan primer (extension)
Pemantapan (post-extension)
SIFAT CIRI ANALISIS
Sintesis | Diagnosis
Tulang
daun
SIFAT KUANTITATIF
Dapat dinilai secara langsung dengan mengukur panjang, berat, jumlah,
diameter, dll.
SIFAT KUALITATIF
Tidak memerlukan pengukuran numerik mempunyai nilai lebih penting
daripada nilai kuantitatif nilai kuantitatif mempunyai kisaran yang besar
terutama bagian-bagian tubuh vegetatif yang seringkali dipengaruhi faktor
lingkungan.
Sifat Ciri Analisis
Sintesis
Sifat Sintesis merupakan ciri yang
terdapat serba sama dan luas merata
pada seluruh anggota takson
berperingkat tinggi (tidak banyak
manfaat untuk takson berperingkat
rendah)
Sifat Ciri Analisis
Sintesis
Sifat Analisis merupakan ciri yang
terbatas dan khas karena dipilihkan dari
ciri yang mempunyai kisaran variasi yang
bermacam-macam polanya.
CIRI DIAGNOSIS
Ciri yang mempunyai sifat yang terbatas dan khas karena dipilihkan dari ciri yang
,mempunyai kisaran variasi yang bermacam-macam polanya
Merupakan penjelasan yang rinci dan mendalam mengenai struktur internal dari
masing-masing domain tertentu
PERANAN SUMBER BUKTI TAKSONOMI
Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti taksonomi untuk
memecahkan berbagai permasalahan taksonomi. Sifat-sifat yang dipakai sebagai
bukti taksonomi dalam mendeterminasi, mencirikan dan menggolongkan jenis-
jenis tumbuhan dapat berasal dari seluruh bagian dan dari semua fase serta
proses pertumbuhan tumbuhan itu.
TUJUAN ANALISIS TAKSONOMI
Pemaparan batasan ruang lingkup dan ciri-ciri takson dengan suatu pelukisan
atau penggambaran terperinci yang menggunakan kata dan istilah serta kadang
dilengkapi pula dengan gambar/ilustrasi
CONTOH PERTELAAN
a. Protein : 24 s/d 26 %
b. Lemak : 5 s/d 6 %
c. N.F.E : 2 s/d 16 %
d. Phospor : 25 s/d 30 %
e. Kalsium : 5 s/d 6 %
f. Karotin r/g : 200 s/d 300 %
g. Kandungan lainnya : 36 s/d 46 % ( Kaya akan lisin dan karoten )