TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Family : Limacodidae
Genus : Setothosea
Species : Setothosea asigna van Eecke
Ulat ini disebut ulat apikarena jika bulunya mengenai kulit akan
menyebabkan rasa panas yang luar biasa. Ulat ini termasuk kedalam ulat yang
rakus,karena memakan semua jenis tanaman seperti kelapa sawit, kelapa,
jeruk, teh, kopi, dan tanaman lainnya. Di areal budidaya ulat ini ditemukan
dengan berbagai macam warna antara lain hijau kekuningan, kuning orange,
atau merah orange. Pada tubuhnya sering terdapat bercak-bercak warna
seperti hitam, kuning, dan merah. Dengan warna yang sedemikian ulat ini
terlihat cantik walaupun sebenarnya sedikit berbahaya (Sastrosayono, 2003).
Ulat yang baru menetas hidup berkelompok, mengikis daging daun dari
permukaan bawah dan meninggalkaan epidermis bagian atas permukaan
4
daun. Pada instar 2-3 ulat memakan daun mulai dari ujung kearah bagian
pangkal daun. Untuk Setothosea asigna, selama perkembangannya ulat
berganti kulit 7-8 kali dan mampu menghasilkan helai daun seluas 400 cm
(Latif, 2006).
Telur berderet 3-4 baris sejajar dengan permukaan daun sebelah bawah,
biasanya pada pelepah daun ke 6-17. Satu kelompok telur berisi sekitar 44
butir, dan seekor ngengat betina mampu menghasilkan telur 300-400 butir.
Telur menetas 4-8 hari setelah diletakkan.
5
Gambar 2.2. Telur S. asigna
Ciri khas ulat Setothosea asigna berwarna hijaun kekuningan dengan bercak-
bercak yang khas dibagian punggungnya. Selain itu dibagian punggungnya
juga dijumpai duri-duri yang kokoh. Ulat instar terakhir (ke 9) berukuran
panjang 36 mm dan lebar 14,5 mm. Stadia ulat ini berlangsung selama 49-
50.3 hari. Ulat berkepompong pada permukaan tanah yang relatif gembur
disekitar piringan atau pangkal batang kelapa sawit. Kepompong diselubungi
oleh kokon yang yang terbuat dari air liur ulat, berbentuk bulat telur dan
berwarna coklat gelap. Kokon jantan dan betina masing-masing berukuran 16
x 13 mm dan 20 x 16,5 mm. Stadia kepompong berlangsungselama 39,7 hari
(Susanto 2010).
6
2.3. Gejala Serangan Ulat Api
Ulat yang baru menetas (instar 1) biasanya bergerombol disekitar tempat
peletakan telur dan mengikis (memakan) daging daun, yaitu permukaan
bawah daun kelapa sawit serta meninggalkan epidermis daun bagian atas.
Bekas serangan terlihat jelas seperti jendela-jendela memanjang pada helaian
daun, daun yang terserang berat akan kering dan mati seperti bekas terbakar.
Ulat instar ke 3 biasanya ulat memakan semua helaian daun dan
meninggalkan lidinya saja dan sering disebut gejala melidi.
Ambang ekonomi dari hama ulat api Setothosea asigna pada tanaman kelapa
sawit rata-rata 5-10 ekor pelepah untuk tanaman yang berumur 7 tahun
keatas, dan lima ekor larva untuk tanaman yang lebih muda.
a. Parasitoid
Parasitoid adalah serangga yang stadia pradewasanya memparastit pada atau
ada di dalam tubuh serangga lain, sedangkan imago hidup bebas menjadikan
7
nektar dan madu sebagai makanannya. Jenis parasitoid utama ulat api fornicia
celonica.
b. Predator
Predator adalah binatang yang memakan binatang lain (mangsa) yang lebih
kecil atau lemah. Sycanus dichotomus merupakan predator yang umum
ditemukan diperkebunan kelapa sawit.
Monitoring populasi ulat dapat dilakukan dalam jangka waktu satu bulan
sekali, namun apabila dilakukan pengendalian maka monitoring populasi
dilakukan sebelum dan seminggu setelah pengendalian (Prawirosukorto,
2002).
8
Pengendalian hama terpadu (PHT) yang apabila penggunaan pestisida
disarankan seminimal mungkin dan menjadi pilhan terakhir. Meskipun
demikian sampai saat ini dalam prakteknya penggunaan pestisida sangat
dominan. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai pestisida sangat penting bagi
perkebunan kelapa sawit di Indonesia untuk menjaga kelestarian
agroekosistem.pada perkebunan kelapa sawit (Susanto, 2008).
9
2.5. Alat Pengendalian Hama Ulat Api
Aplikasi fooging merupakan salah satu pengendalian hama ulat api dan ulat
bulu secara kimiawi dengan menggunakan alat pembuat asap. Fooging
merupakan sistem pengendalian dengan cara pengkabutan dengan racun
kimia dan solar sebagai pelarutnya. Pada alat pengkabutan tekanan/aliran
udara selain berfungsi sebagai pengangkut butir-butir racun (insektisida)
melalui nozzle, sehingga menghasilkan butiran-butiran yang lebih halus
(Wawan, 2011).
Keuntungan :
1. Cakupan luas dapat mencapai 10-15 ha
2. Sangat efektif untuk insektisida kontak
Kekurangan :
1. Hanya dapat diaplikasikan pada malam hari/dini hari
2. Diperlukan tenaga kerja yang terlatih
3. Tidak sesuai untuk areal yang bergelombang
4. Tidak sesuai untuk tanaman dibawah 7 tahun
10
Tabel 2.1. Bahan dan Spesifikasi Alat Semprot Fogging
Uraian Bahan Uraian Fulsfog
Insektisida Decis 2,5 EC Kapasitas 5 liter
Dosis 1 ltr/2ha Jangkauan 10-15 m
Konsentrasi 500 ml/ltr solar Berat 10 kg
Droplet Butiran halus
11