Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Irigasi

Sistem irigasi sudah mulai dikenal sejak jaman peradaban Mesir Kuno yang memanfaatkan
Sungai Nil untuk pengairan pertanian mereka. Di Indonesia irigasi tradisional pun telah
berlangsung sejak jaman nenek moyang. Hal tersebut dapat dilihat dari cara pengairan dan
bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia yaitu dengan cara
membendung sungai secara bergantian untuk dialirkan ke sawah-sawah.

Cara lain untuk pengairan adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu
yang disambungkan dan ada juga yang menggunakan cara dengan membawa ember yang terbuat
dari daun pinang atau menimba dari sungai atau sumber air yang dilemparkan ke sawah
dengan ember daun pinang juga.
Di Bali, sistem irigasi juga sudah ada sebelum tahun 1343 M, hal ini terbukti
dengan adanya sedahan atau disebut juga petugas yang melakukan koordinasi atas
subak-subak dan mengurus pemungutan pajak atas tanah wilayahnya. Sistem
irigasi di Bali dikenal dengan istilah subak. Pengertian subak sendiri adalah suatu
masyarakat hukum adat di Bali yang bersifat sosio agraris religius yang secara
historis tumbuh dan berkembang sebagai suatu organisasi di bidang tata guna air
di tingkat usaha tani.
IRIGASI
Irigasi adalah pemberian air kepada tanah untuk menunjang
curah hujan yang tidak cukup agar tersedia lengas bagi
pertumbuhan tanaman

Artinya : mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang


tersedia kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan
tanaman
Dengan demikian tujuan irigasi itu mengalirkan air secara
teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas
tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan
tanaman.
Jenis-jenis Irigasi
1. Irigasi Permukaan : sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui
bangunan bending maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake)
kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan
pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder dan tersier. Pengaturan air ini
dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan
mendapat air lebih dulu.

2. Irigasi Pompa Air : Air diambil dari sumur dalam dan dinaikan melalui pompa air,
kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada
musim kemarau irigasi ini dapat terus mengaliri sawah.

3. Irigasi Gravitasi : irigasi yang memanfaatkan gaya tarik gravitasi untuk


mengalirkan air dari sumber ketempat yang membutuhkan, umumnya irigasi ini
banyak digunakan di Indonesia. Irigasi ini dibagi menjadi :
1. Irigasi genangan liar.
2. Irigasi genangan dari saluran.
3. Irigasi alur dan gelombang.
4. Irigasi Dengan Penyemprotan (Sprinkler Irrigation) : Pemberian
air dengan cara penyemprotan atau dengan meniru hujan
(springkling), air yang disemprotkan akan seperti kabut, sehingga
tanaman mendapatkan air dari atas,daun akan basah lebih dahulu,
kemudian menetes ke akar.

5. Irigasi Tanah Kering atau Irigasi Tetes ( Trickle Irrigation) :


Jumlah Air irigasi yang harus diberikan ditetapkan berdasarkan
kebutuhan tanaman, maupun tanah memegang air, serta sarana
irigasi yang tersedia. Irigasi ini
prinsipnya mirip dengan irigasi siraman hanya saja pipa tersiernya
dibuat melalui jalur pohon dan tekanannya lebih kecil karena
hanya untuk menetes saja.
Keuntungan sistem ini adalah :
1. Hampir tidak terjadi kehilangan air, karena air langsung menetes
pada
pohon.
2. Air dapat di campur pupuk.
3. Peptisida tidak tercuci.
4. Tidak ada aliran permukaan.
5. Pembagian air merata dan terkontrol.
Berdasarkan jumlah air, kondisi lahan,
kebutuhan bagi tanaman serta teknologi, maka
cara pemberian air dapat dilakukan dengan
cara :
1. irigasi gravitasi
2. irigasi bawah permukaan
3. irigasi curah
4. irigasi tetes.
IRIGASI GRAVITASI
cara pemberian air yang menggunakan gaya gravitasi
untuk mengalirkan air dari sumber ke tempat yang
membutuhkan ataupun tidak membutuhkan
contohnya : air hujan
Sistem irigasi bawah permukaan
Sistem irigasi bawah permukaan adalah pemberian air yang
diberikan langsung ke daerah peralatan tanaman.
Sistem irigasi curah
Sistem irigasi curah adalah cara pemberian air secara
siraman yaitu dengan memberikan air melalui siraman
(pancaran air) pada areal
tanaman.
Sistem Secara Tetes

Pemberian air cara ini yaitu dengan memberikan titisan air


langsung pada tanaman.
Tujuan Irigasi
1. Membasahi tanaman
Membasahi tanah dengan menggunakan air irigasi bertujuan memenuhi kekurangan air didaerah pertanian pada saat air
hujan kurang atau tidak ada. Hal ini penting sekali karena kekuranggan air yang di perlukan untuk tumbuh dapat
mempengaruhi hasil panen tanaman tersebut.
2.Merabuk
Merabuk adalah pemberian air yang tujuannya selain membasahi juga member zat-zat yang berguna bagi tanaman itu
sendiri

3.Mengatur suhu
Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada suhu yang tidak terlalu tinggi daan tidak terlalu rendah, sesuai dengan jenis
tanamannya.

4.Membersihkan tanah / memberantas hama


Maksud irigasi juga pertujuan untuk membasmi hama-hama yang berada dan bersarang dalam tanah dan
membahayakan bagi tanaman sehingga pada musim kemarau sebaiknya sawah diberikan air agar sifat garamnya hilang.

5.Kolmatase
Kolmotase adalah pengairan dengan maksud memperbaiki / meninggikan permukaan tanah.

6. Menambah persediasan air tanah


Tujuan bermaksud menambah persediaan air tanah untuk keperluan sehari-hari. Biasanya dilakukan dengan cara
menahan air disuatu tempat, sehingga memberikan kesempatan pada air tersebut untuk meresap kedalam tanah yang
pada akhirnya dimanfaatkan oleh yang memerlukan

Anda mungkin juga menyukai