PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Plasenta merupakan sumber darah bagi bayi yang banyak mengandung sel-sel
induk, besi, oksigen, hormon dan enzim-enzim. Sepertiga dari total suplai darah pada
bayi berasal dari plasenta yang dialirkan melalui tali pusat. Ketika bayi baru lahir,
sesaat kemudian tali pusat akan segera diklem pada dua tempat dan kemudian akan
dipotong diantara keduanya. Dan dalam hitungan menit kemudian, plasenta ikut
lahir. Itulah prosedur persalinan yang sesuai dengan standar asuhan persalinan
Pemotongan tali pusat biasanya dilakukan setelah bayi lahir, dan pada saat
plasenta masih ada di dalam tubuh ibu. Pada lotus birth, tali pusat bayi tidak
dipotong sehingga tetap menempel pada plasenta atau ari-ari. Proses pemisahan
antara tali pusat dan plasenta ditunggu secara alami setelah beberapa hari
Metode lotus birth adalah metode persalinan yang tali pusat dibiarkan tetap
terhubung dengan bayi dan plasenta setelah kelahiran, tanpa menjepit ataupun
tubuh bayi melalui tali pusat. Metode lotus birth ini diyakini dapat menambah
kekebalan tubuh bayi yang baru lahir. Dengan metode ini, bayi diharapkan
anti bodi sehingga memberikan waktu bagi tali pusat untuk terpisah dari bayi
secara alamiah. Dengan metode ini pula, tali pusat dan plasenta diperlakukan
sebagai suatu kesatuan sampai saat pemutusan secara alami yang biasanya terjadi
3-10 hari setelah proses persalinan (Herlyssa, Mulyati, & Martini, 2015).
Lotus birth hingga kini belum memiliki bukti ilmiah yang diakui secara
menunda pemotongan tali pusat selama beberapa saat. Yang perlu ditekankan, hal
ini berbeda dengan praktik lotus birth yang membiarkan tali pusat berhari-hari
hingga putus secara alami. Berdasarkan beberapa pengujian pada bayi lahir tepat
waktu dan bayi prematur, terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
penundaan pemotongan tali pusat. Bayi baru lahir akan menerima pasokan darah
dari plasenta yang masih terhubung. Pasokan darah tambahan terhitung sekitar
30% lebih banyak, jika dibandingkan dengan bayi yang tali pusatnya langsung
Secara medis, penundaan pemotongan tali pusat selama 3 jam saja dapat
nutrisinya sebanding dengan 60 mililiter darah orang dewasa. Selain itu sistem
imun bayi mengalami tantangan saat baru dilahirkan. Membiarkan tali pusat lepas
secara alamiah akan menjaga volume darah bayi dan membantu si bayi terhindar dari
beberapa penyakit dimasa yang akan datang. Secara kepercayaan holistik diyakini
bahwa bayi memiliki ikatan erat dengan plasenta yang telah menemaninya
klinik dan rumah bersalin. Di Indonesia metode persalinan lotus birth sampai saat
ini sudah banyak dilakukan di Bali. Lotus birth memungkinkan terjadinya proses
bonding attachment antara ibu dan bayi, hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan
bayi yang baru lahir. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan
pentingnya penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi,
dan menyatakan dengan jelas bahwa menunda pengkleman (atau tidak sama
sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, dan
pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih memerlukan
Lepas dari kelebihan dan kelemahan asuhan lotus birth yang telah dikemukakan
seperti diatas, apalagi masalah pro dan kontra penerapannya secara global sampai
saat sekarang ini, kita sebagai bidan dan pendidik tetap harus mengetahui
perkembangan ilmu kebidanan, khususnya pada lotus birth ini, apakah yang
dimaksud dengan lotus birth dan bagaimana asuhan nya, sebagai perbincangan yang
tengah hangat dan merupakan evidence based dalam dunia kebidanan, kita patut
membicarakan nya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TUNJAUAN PUSTAKA
Gerakan back to nature juga terjadi dalam proses persalinan. Saat ini sedang
populer Lotus Birth, yakni proses persalinan alami tanpa memotong tali pusat bayi.
Lotus Birth adalah suatu metode asuhan pada bayi baru lahir dimana tali
pusat bayi tidak dipotong. Setelah bayi lahir, tali pusat yang melekat pada bayi dan
plasenta dibiarkan saja, tanpa dijepit atau dipotong. Tali pusat kemudian akan kering
sendiri dan akhirnya lepas secara alami dari umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya
terjadi 3-10 hari setelah bayi lahir. Tali pusat dan plasenta merupakan satu unit dan
satu kesatuan.
Lotus Birth adalah proses persalinan pada kala III yang tidak langsung
dilakukan pemotongan tali pusat, tetapi dibiarkan tetap terhubung antara bayi dan
placenta hingga puput dengan sendirinya. Rata-rata tali pusat lepas dari perut bayi
Negara perintis Lotus birth untuk pertama kalinya adalah Amerika. Lotus birth
dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka yang
terbuka. Meskipun Lotus birth ini merupakan suatu fenomena yang baru, tapi
penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku
Aborigin Australia. Dan keputusan Lotus birth serta dampak fisiologis yang dapat
terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah memilih dan membuat
Pada hewan Simpanse, yang merupakan mamalia dengan 99% bahan genetik
hampir sama dengan manusia, juga pada prakteknya membiarkan plasenta nya utuh,
tidak merusaknya bahkan memotong. Hal itu dikenal dengan fakta primatologist, dan
bayi-bayi simpanse tersebut mampu hidup dan berkembang dengan sehat, demikian
juga dengan induknya tidak ada masalah. Beberapa praktisi kelahiran teratai simpanse
Informasi mengenai lotus birth ini juga terdapat dalam ajaran Budha, Hindu,
Kristen serta Yahudi. Di Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran teratai"
digunakan untuk menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha Gautama dan
Beda bangsa, daerah dan suku beda pula penanganannya terhadap keberadaan
ari-ari atau plasenta yang hadir ketika persalinan terjadi. Dalam dunia pengobatan
barat, plasenta dianggap tidak lebih dari sekedar buangan rumah sakit, tetapi mereka
Diantara suku Navajo Indian barat daya, menjadi suatu kebiasaan untuk
mulia, sebagai suatu pengikat tanah leluhur dan masyarakat. Sementara suku Maori
di Selandia Baru memiliki tradisi yang sama yaitu menguburkan plasenta di tanah
yang masih belum tercemar. Dalam bahasa asli Maori kata untuk tanah dan plasenta
tersebut adalah : whenua (baca: venua).
memiliki spirit tersendiri. Karenanya seorang suami atau ayah dari bayi harus
tempat yang terlindung dan tersembunyi. Jika ritual tersebut tidak dilakukan secara
benar, keyakinan mereka adalah ibu atau bayi akan menjadi sakit atau bahkan bisa
mati.
dari bayi yang hidup, sementara plasenta tersebut adalah kembaran yang mati.
Sehingga harus dikuburkan dengan ritual tertentu. Lain lagi di Filipina, plasenta
dikuburkan dengan berbagai macam buku oleh ibunya. Ini suatu pengharapan bahwa
kelak bayinya akan tumbuh menjadi anak yang pintar. Kondisi Filipina ternyata
tidak berbeda jauh dengan beberapa masyarakat yang ada di Indonesia, dimana
mereka menguburkan plasenta dilengkapi dengan buku, pensil dengan maksud agar
Ironis lagi di Vietnam dan China plasenta disiapkan untuk dikonsumsi oleh
ibu yang habis melahirkan. Masyarakat china dan Vietnam mempercayai, bahwa ibu
tidak jarang plasenta mendapat perhatian khusus sesuai dengan adat kebiasaaan
dengan tata laksana khusus, sebagai ungkapan terimakasih karena telah memelihara
2. Suku Navajo Indian Barat Daya menguburkan plasenta bayi di keempat sudut
kuburan keluarga yang dianggap mulia, sebagai suatu pengikat tanah leluhur dan
masyarakat.
3. Suku Maori di Selandia Baru menguburkan plasenta di tanah yang masih belum
tercemar.
memiliki spirit tersendiri. Karenanya seorang suami atau ayah dari bayi harus
tempat yang terlindung dan tersembunyi. Jika ritual tersebut tidak dilakukan
secara benar, keyakinan mereka adalah ibu atau bayi akan menjadi sakit atau
5. Suku Ibo di Negiria dan Ghana memperlakukan placenta sebagai kembaran dari
bayi yang hidup, sementara placenta tersebut adalah kembaran sudah meninggal
terlebih dahulu.
6. Nepal : Plasenta adalah teman bayi sehingga harus selalu dekat dengan bayi
8. Di Filipina placenta dikuburkan dengan berbagai macam buku oleh ibunya. Ini
suatu pengharapan bahwa kelak bayinya akan tumbuh menjadi anak yang pintar.
9. Di Vietnam dan China placenta disiapkan untuk dikonsumsi oleh ibu yang habis
melahirkan. Masyarakat China dan Vietnam meyakini bahwa ibu yang baru
d. Selama 42 hari selalu di pasang lilin (malam hari), setiap hari plasenta
1. Bila bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada di sekitar leher bayi
(lilitan tali pusat) cukup di longgarkan dan angkat tali pusat tersebut melewati
kepala bayi.
3. Ketika plasenta lahir, tempatkan plasenta pada mangkuk khusus di dekat ibu.
4. Tunggu transfusi penuh darah secara alami dari pusat ke bayi sebelum menangani
plasenta.
5. Hati-hati dalam mencuci plasenta yaitu dengan cara menggunakan air hangat dan
7. Letakkan plasenta pada bahan yang menyerap seperti sebuah popok atau kain
8. Permukaan plasenta akan berubah setiap hari bahkan lebih cepat jika sering terjadi
9. Dalam keseharian tetap lakukan asuhan normal pada bayi baru lahir, Gendong
12. Meminimalisir pergerakan bayi, khususnya pada bagian daerah didekat tali pusat.
2. Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benar-
3. Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera setelah lahir.
4. Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya
5. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk terlepasnya tali pusat bila tali pusat
dipotong segera ketika lahir adalah 8-9 hari, ketika berhenti berdenyut 6-7 hari,
yang dikenal sebagai transfusi placenta. Darah transfuse ini mengandung zat besi,
sel darah merah, keping darah dan bahan gizi lain, yang akan bermanfaat bagi bayi
adalah setara dengan hilangnya 600 ml darah untuk orang dewasa. Asuhan
5. Memerlukan perawatan ekstra pada plasenta agar tidak membusuk dan berbau
tidak sedap.
Metode ini rentan terjadi infeksi karena port de entry antara tali placenta, tali
pusat dan bayi masih ada. Akibatnya metode ini belum dapat sepenuhnya diadopsi
dalam praktis medis. Kontroversi ini terjadi di berbagai belahan dunia, namun pilihan
untuk menggunakan metode ini adalah hak ibu dan keluarga sehingga efek samping
jika terjadi komplikasi seperti infeksi merupakan tanggung jawab ibu dan keluarga.
Selain dapat terjadi infeksi, kekurangan lain dari metode Lotus birth adalah:
1. Tidak bisa diterapkan pada semua seting pelayanan karena terbatas oleh
3. Perlu hati-hati dalam merawat bayi, tali pusat dan plasenta sebelum puput agar
tidak infeksi, tidak berbau dan tidak putus karena tindakan yang tidak disengaja
Hanya karena tali pusat telah berhenti berdenyut tidak berarti tali pusat menjadi
tidak berguna lagi. Ada yang masih mengalir ke dalam darah bayi. Setelah mencapai
volume darah optimal pada bayi, sisa dari jaringan akan menutup secara aktif.
Penutupan semua jaringan tidak terjadi ketika tali pusat tampak berhenti
berdenyut. Tali pusat dapat terus berdenyut sekitar 2 hingga 3 jam. Setiap ibu
memiliki alasan dan pendapat sendiri. Berikut ini adalah beberapa alasan ibu untuk
1. Ibu dan keluarga tidak ingin memisahkan plasenta dari bayi dengan cara
2. Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan
penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.
4. Asumsi ibu bahwa dapat menjamin bayi mendapatkan volume darah optimal dan
masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian dan kasih sayang penuh.
6. Mengurangi angka kesakitan bayi akibat infeksi nosokomial dari pengunjung yang
ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk
9. Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.
10. Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan system tertutup
antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka)
11. Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut bayi (adanya luka
membutuhkan waktu untuk penyembuhan. sedangkan jika tidak ada luka, waktu
Lotus Birth, Mitos yang Berkembang Lotus Birth, menurut buku karangan
Javier A. Galvan adalah sebuah kepercayaan yang lama berkembang dan menjadi
tradisi menyambut kelahiran bayi di kalangan suku aborigin dari Australia. Prkatek
lotus birth juga disinyalir dilakukan oleh sebuah suku dari Indonesia, namun tidak
jelas apakah lotus birth masih umum dilakukan di suku tersebut. Para penganut lotus
birth percaya bahwa metode ini akan memberikan bayi masa depan yang lebih sehat,
secara fisik dan spiritual, di masa depan. Lotus birth mulai populer di dunia sejak
Seorang bidan asal Amerika Serikat, Jeannine Parvati, dan seorang dokter
maya maupun melalui gerakan nyata. Semakin hari penganut metode lotus birth
semakin banyak di dunia, juga di Indonesia. Para penganut lotus birth banyak
mengutip artikel ilmiah yang diterbitkan oleh The Journal of Cellular and Molecular
Medicine, tentang manfaat yang didapatkan dari delayed clamping yaitu penundaan
pemotongan tali pusat. Dalam artikel itu memang disebutkan bahwa beberapa manfaat
delayed clamping adalah bayi akan mendapatkan lebih banyak darah, oksigen dan
stem cell dari plasenta dibandingkan bila pemotongan tali pusat dilakukan segera
setelah persalinan (early clamping). Namun, delayed clamping tidak menunggu hingga
tali pusat putus sendiri ("puput") yang butuh waktu 3- 10 hari. Delayed clamping yang
ditulis dalam artikel ilmiah tersebut merujuk pada metode penundaan pemotongan tali
Lotus Birth, Fakta yang Otentik Beberapa blog mainstream ternyata juga
bereaksi untuk menyanggah tulisan dari web Ayah Bunda tersebut. Salah satunya yang
banyak dibagikan di sosial media adalah artikel dari blog Dokter Post. Artikel pendek
berjudul, "Lotus Birth, Kenapa Tidak Layak Dilakukan?" ini dengan keras mengkritik
artikel Ayah Bunda seperti metode nenek moyang yang masih menggunakan benda
tajam tidak steril untuk memutus tali pusat bayi. Sebuah tindakan yang sangat rentan
manfaatnya secara medis. Sampai saat ini belum ada satu penelitian pun yang berhasil
membuktikan bahwa metode persalian lotus birth memiliki manfaat yang lebih baik
bila dibandingkan metode persalinan konvensional yang sudah kita aplikasikan sehari-
hari. Lotus birth bahkan memiliki implikasi serius, karena plasenta yang tidak segera
dipotong akan potensial mengalami infeksi yang sangat mungkin menular ke bayi.
infeksi. Infeksi yang terjadi di plasenta pada akhirnya sangat mungkin menular ke
bayi, bila tali pusat tidak segera di potong. Infeksi pada bayi setidaknya menyebabkan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lotus Birth adalah suatu metode asuhan pada bayi baru lahir dimana tali pusat
bayi tidak dipotong. Setelah bayi lahir, tali pusat yang melekat pada bayi dan
plasenta dibiarkan saja, tanpa dijepit atau dipotong. Tali pusat dan plasenta
merupakan satu unit dan satu kesatuan. Tali pusat kemudian akan kering sendiri
dan akhirnya lepas secara alami dari umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya
Negara perintis Lotus birth untuk pertama kalinya adalah Amerika. Lotus birth
dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka
yang terbuka. Meskipun Lotus birth ini merupakan suatu fenomena yang baru, tapi
penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku
Aborigin Australia. Dan keputusan Lotus birth serta dampak fisiologis yang dapat
terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah memilih dan membuat
Sedangkan di Negara Indonesia sendiri asuhan bayi dengan lotus birth belum
dapat di aplikasikan, selain terkait dengan pro dan kontra penerapannya juga
B. Saran
Karena lotus birth adalah suatu ilmu yang baru di harapkan kita sebagai seorang
dilakukan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://bidanchild.blogspot.com/2014/02/makalah-lotus-birth.html
https://www.researchgate.net/publication/
338123411_EFEKTIFITAS_METODE_LOTUS_BIRTH_TERHADAP_KEJADIAN_
ANEMIA_DEFISIENSI_ZAT_BESI_PADA_BAYI
https://idoc.pub/documents/makalah-lotus-birth-6ngew2k7o0lv
https://nurulqamariyah20.blogspot.com/2017/12/makalah-lotus-birth-dan-gantle-
birth.html