Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

KEGIATAN INTER PROFESIONAL EDUCATION –COLABORATION


(IPE-C) KP. CITUNDUN RT/RW 013/005 KELURAHAN BATUKUWUNG
KECAMATAN PADARINCANG KAB SERANG

Disusun Oleh :

KELOMPOK 38 MAHASISWA DESA BATUKUWUNG

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

TAHUN 2022
TIM PENYUSUN

KEGIATAN IPE-C DI KP CITUNDUN DESA BATUKUWUNG

KELOMPOK : 38 DESA BATUKUWUNG

RT/RW : 013/005

NAMA MAHASISWA NIM JURUSAN


Siti Aulia Rahmawati P27901119097 (DIII Keperawatan)
Siti Badriyah P27901119098 (DIII Keperawatan)
Uun Nurtini P27902119100 (DIII Keperawatan)
Widya Suci D P27902118034 (Serjana Terapan)
Uli Anitasari P27903119079 (DIII Kebidanan)
Winda Dewi Permata P27903119080 (DIII Kebidanan)
Muhamad Yusup Ardabily P27903119085 (DIII TLM)
Sola Gracia Roseline P27903119097 (DIII TLM)
Soleha Pane P27903119098 (DIII TLM)
Sri Shinta Utami P27903119099 (DIII TLM)

Nama Pembimbing

1. Ayi Tansah Rohaeti M.Tr Keb


2. Alif Nurul Rosyidah S.Kep, Ners, M.Kep
3. Syarah Anliza M.Si
4. Marlin Brigita L S.kep,Ns, M.Kep
LEMBAR PENGESAHAN

KEGIATAN INTER PROFESIONAL EDUCATION –COLABORATION


(IPE-C) KP. CITUNDUN RT/RW 013/005 KELURAHAN
BATUKUWUNG KECAMATAN PADARINCANG KAB SERANG

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,
Wakil Direktur 1
Bidang Akademik
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan Ipe-c yang berjudul Laporan Asuhan Keluarga Ny I dengan Anemia di
Rw/Rt 013/005 Melalui pendekatan interpropesional education- collaboration (IPE-
C) desa Batukuwung laporan IPE-C disusun guna memenuhi salah satu tugas PKL
terpadu Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten 2022.
Dalam menyelesaikan laporan IPE-C ini penyusun banyak sekali mendapatkan
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun ingin
mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Khayan, SKM, M.Kes selaku direktur Politeknik Kesehatan kemenkes
Banten
2. dr Citra trisna, MARS selaku ketua jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Politeknik Kesehatan kemenkes Banten
3. Hj. Yayah rokhayah, SKM, M.kes selaku ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan kemenkes Banten
4. Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep selaku ketua jurusan keperawatan
Politeknik Kesehatan kemenkes Banten
5. Ayi tansah Rohaeti, M.Tr kep selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, memberikan saran serta dukungan untuk
terselesaikan nya laporan praktik kerja Lapangan terpadu
6. Alif Nurul Rosyidah S.Kep, Ners, M.Kep selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran serta
dukungan untuk terselesaikan nya laporan praktik kerja Lapangan terpadu
5. Syarah Anliza M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing, memberikan saran serta dukungan untuk terselesaikan
nya laporan praktik kerja Lapangan terpadu
6. Marlin Brigita L S.kep,Ns, M.Kep selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran serta
dukungan untuk terselesaikan nya laporan praktik kerja Lapangan terpadu
7. Seluruh dosen dan instruktur politeknik Kesehatan Banten yang telah
memberikan bimbingan, bantuan, serta dukungan.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam Menyusun laporan IPE-C ini
yang tidak dapat disebutkan satu per Satu
Penyusun menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan
IPE-C ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
guna penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, penyusun berharap semua laporan
IPE-c ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua khususnya untuk pembaca
dan umumnya untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Serang, 22 Maret 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Interprofesional Education (IPE) atau pendidikan antar profesi merupakan
salah satu konsep pendidikan yang terintegrasi untuk peningkatan kemampuan
kolaborasi. Permasalahan yang muncul di masyarakat seringkali membutuhkan
perhatian, pemikiran dan intervensi dari berbagai disiplin ilmu dalam
membangun dan memberdayakan masyarakat.
Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan
asupan makanan yang maksimal. Dimasa-masa ini pula wanita hamil sangat
rentan terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara
maksimal. Wanita hamil biasanya sering mengeluh letih, kepala pusing, sesak
nafas, wajah pucat hingga berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan
tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita
anemia pada masa kehamilan.
Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional
65% yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda.
Anemia menjadi salah satu penyakit yang mengakibatkan tingginya angka
kesakitan dan kematian ibu. Anemia pada kehamilan merupakan keadaan kadar
haemoglobin kurang dari 11g/L pada trimester I dan III, kadar haemoglobin
kurang dari 10,5 g/L pada trimester II.(Sulisianingsih Saputri, 2020). Penyebab
paling umum adalah defisiensi zat besi dan asam folat. Sekitar 95% kasus
anemia selama kehamilan adalah karena kekurangan zat besi (Anemia defisiensi
besi). Penyebabnya asupan makanan tidak memadai (terutama pada anak
perempuan remaja), kehamilan sebelumnya, atau kehilangan normal secara
berulang setiap bulan) dengan demikian mencegah penyimpanan zat besi
(Proverawati, 2017). Di Indonesia diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus
anemia, dan 20 perempuan meninggal dunia karena kondisi tersebut. Tingginya
angka ini disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya
anemia pada kehamilan cenderung muncul pada kehamilan trimester I dan III
(Yuliatin, 2018;215).

Anemia pada kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yaitu


abortus, hyperemesis gravidarum, kelahiran premature, perdarahan antepartum,
dan terhambatnya tumbuh kembang janin. Anemia juga bisa menyebabkan
berbagai komplikasi pada persalinan, nifas dan bayi yaitu seperti gangguan saat
his, kala
satu dan dua yang berlangsung lama, pada saat kala tiga dapat
menyebabkan retensio plasenta dan perdarahan post partum akibat atonia uteri
pada kala empat.
Anemia pada kehamilan juga dapat menyebabkan abortus, bayi prematur,
gangguan pertumbuhan janin, berat badan lahir rendah (BBLR), dan bayi lahir
dengan anemia, selain itu juga dapat menyebabkan terjadinya persalinan lama
sehingga memerlukan tindakan operatif, serta perdarahan postpartum sampai
pada kematian (Miarti, 2020).
Karena hal itulah anemia pada kehamilan menjadi suatu objek masalah
kehamilan yang harus mendapat perhatian khusus agar tidak berlanjut menjadi
masalah persalinan dan nifas.
Pada saat pemeriksaan kehamilan yang pertama didapatkan bahwa Ny.“I”
mengalami anemia ringan pada kehamilan dengan tanda konjungtiva pucat yang
didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik, sedangkan hasil dari pemeriksaan
laboratorium kadar hemoglobin darah Ny.”I” yaitu 10.4 gr%. Dari hasil
pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa Ny.”I” mengalami anemia ringan dalam
kehamilan sehingga perlu perhatian khusus untuk mencegah terjadinya
komplikasi.

Hal ini yang melatarbelakangi mahasiswa untuk mengambil asuhan


kesehatan pada ibu hamil dengan anemia. Dengan harapan hasil dari asuhan ini
dapat menjadi referensi untuk memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil
dengan anemia.
1.2 Tujuan
12.1 Tujuan Umum:
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banten menerapkan pendekatan
Interprofesional Education (IPE) dan Interprofesional Colaboration
(IPC) dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan Terpadu di masyarakat
khususnya di kampung Citundun Rt/Rw 29/05 Desa Batu Kuwung
dengan klien Anemia Pada Ibu Hamil.
12.2 Tujuan Khusus:
Adapun tujuan khusus penulisan karya tulis ini yaitu penulis:
a. Bekerja secara tim dalam merencanakan dan menanggulangi
masalah kesehatan pada kasus anemia ringan Ny. I
b. Mengumpulkan, mengelola dan menganalisis data kesehatan
keluarga pada kasus anemia ringan Ny. I
c. Merumuskan masalah kesehatan pada ibu hamil dengan kasus
anemia ringan Ny. I
d. Mengidentifikasi rencana penanggulangan masalah pada ibu
hamil pada kasus anemia ringan Ny. I
e. Melakukan tindakan dan penyelesaian masalah Kesehatan
tentang anemia pada kehamilan pada kasus anemia ringan Ny.I
f. Mengevaluasi pencapaian kegiatan yang telah di rencanakan
pada kasus anemia ringan Ny. I
g. Merencanakan tindak lanjut kegiatan oleh keluarga atas rencana
kegiatan yang belum terlaksana pada kasus anemia ringan Ny. I
1.3 Sasaran
Sasaran dalam kegiatan IPE dan IPC dalam kelompok ini merupakan
keluarga yang mengalami penyakit tidak menular yaitu Anemia Pada Ibu
Hamil.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ANEMIA
2.1 Definisi Hemoglobin
Darah terdiri dari dua komponen, yakni komponen cair yang disebut plasma
dan komponen padat yaitu sel-sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu
eritrosit, leukosit dan trombosit. Eritrosit memiliki fungsi yang sangat penting
dalam tubuh manusia. Fungsi terpenting eritrosit ialah transport Oksigen (O2)
dan Karbondioksida (CO2) antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein
eritrosit yaitu hemoglobin (Hb) memainkan peranan penting pada kedua proses
transport tersebut (Gunadi, Mewo, dan Tiho, 2016).

2.2 Fungsi Hemoglobin


Menurut Sherwood (2012) Hemoglobin mempunyai beberapa fungsi
diantaranya:
a) Mengatur pertukaran O2 dan CO2 dalam jaringan tubuh. Hb adalah suatu
molekul alosterik yang terdiri atas empat subunit polipeptida dan bekerja
untuk menghantarkan O2 dan CO2. Hb mempunyai afinitas untuk
meningkatkan O2 ketika setiap molekul diikat, akibatnya kurva disosiasi
berbelok yang memungkinkan Hb menjadi jenuh dengan O2 dalam paru dan
secara efektif melepaskan O2 ke dalam jaringan.
b) Mengambil O2 dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh
untuk dipakai sebagai bahan bakar. Hemoglobin adalah suatu protein yang
kaya akan zat besi. Hemoglobin dapat membentuk oksihemoglobin (HbO2)
karena terdapatnya afinitas terhadap O2 itu sendiri. Melalui fungsi ini maka
O2 dapat ditranspor dari paru-paru ke jaringan-jaringan.
c) Membawa CO2 dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme menuju ke
paru-paru untuk dibuang. Hemoglobin merupakan porfirin besi yang terikat
pada protein globin. Protein terkonyungasi ini mampu berikatan secara
reversible dengan O2 dan bertindak sebagai transpor O2 dalam darah.
Hemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah
merah yang bikonkaf, jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka
keluwesan sel darah merah dalam melewati kapiler menjadi kurang
maksimal (Maretdiyani, 2013).

2.3 Kadar Hemoglobin


Darah orang normal mengandung sekitar 15 gram hemoglobin dalam 100
ml darah, dan tiap gram hemoglobin dapat berikatan maksimal dengan 1,34 ml
oksigen. dapat disimpulkan bahwa bila saturasi hemoglobin 100 persen, maka
rata-rata 15 gram hemoglobin dalam 100 ml darah dapat bergabung dengan
hampir 20 ml oksigen.
Menurut WHO seseorang pat dinyatakan anemia jika memiliki kadar darah
dengan ketentuan seperti berikut : laki-laki dewasa : Hb < 13 g/dl, perempuan
dewasa : Hb < 12 g/dl dan perempuan hamil : Hb < 11 g/dl Derajat anemia
antara lain ditentukan oleh kadar hemoglobin. Selain itu, terdapat juga kriteria
klinik anemia yang umumnya di pakai di Indonesia, yaitu ; Hb < 10 g/dl, Ht <
30%, Eritrosit < 2,8 juta/mm. Sedangkan kategori anemia yang diklasifikasikan
berdasarkan kadar hemoglobin adalah sebagai berikut :
a) Ringan sekali : Hb < 10 g/dl 5 6
b) Ringan : Hb < 8 g/dl – 9,9 g/dl
c) Sedang : Hb < 6 g/dl – 7,9 g/dl
d) Berat : Hb < 6 g/dl

2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin


a. Perdarahan
Pada saat tubuh kehilangan darah dalam waktu yang lama, tubuh tidak
dapat mengabsorbsi cukup besi dari usus untuk membentuk hemoglobin
secepat darah yang hilang. Ketika mengalami perdarahan yang cepat, tubuh
akan berusaha mengganti cairan plasma dalam waktu satu sampai tiga hari
yang akan menyebabkan konsentrasi sel darah merah menjadi rendah. Bila
perdarahan tidak berlanjut maka dalam waktu tiga sampai enam minggu
konsentrasi sel darah merah akan kembali ke keadaan normal. Maka
terbentuklah sel darah merah yang berukuran jauh lebih kecil dari ukuran
normalnya dan mengandung sedikit hemoglobin. Keadaan inilah yang dapat
menimbulkan anemia
b. Usia
Kadar hemoglobin menurun berdasarkan peningkatan usia. Kadar
hemoglobin terlihat menurun mulai dari usia 50 tahun ke atas, namun
dibeberapa kondisi kadar hemoglobin pada anak-anak menurun drastis
diakibatkan kebutuhan zat besi yang lebih banyak untuk pertumbuhannya .
c. Jenis kelamin
Dalam keadaan normal, laki-laki memiliki kadar hemoglobin lebih tinggi
daripada perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh fungsi fisiologis dan
metabolisme laki-laki yang lebih aktif daripada perempuan. Sedangkan
perempuan lebih mudah turun karena perempuan mengalami siklus
mentruasi yang rutin setiap bulannya.

d. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kadar
hemoglobin. Rokok mengandung banyak zat beracun dan komponen yang
menyebabkan kanker dan berbahaya bagi kesehatan, seperti nikotin,
nitrogen oksida, karbonmonoksida, hidrogen sianida dan radikal bebas.
Karbonmonoksida 245 kali lebih mudah berikatan dengan hemoglobin
dibandingkan oksigen dengan hemoglobin (Goel, Deepak, dan Gaur, 2010).
e. Kehamilan
Terjadi peningkatan kebutuhan zat besi pada masa kehamilan.
Peningkatan ini dimaksudkan untuk memasok kebutuhan janin untuk
bertumbuh (pertumbuhan janin memerlukan banyak sekali zat besi). Wanita
hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah 18%,
tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya, frekuensi anemia pada
kehamilan cukup tinggi (Irianto, 2014).
2.1 Pengertian Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil merupakan keadaan seorang ibu hamil mengalami
defisiensi zat besi dalam darahnya. Anemia adalah keadaan dimana darah
merah kurang dari normal, dengan penunjang diagnosa yaitu pemeriksaan
kadar Hemoglobin (Hb). Klasifikasi anemia pada ibu hamil berdasarkan berat
atau ringannya anemia dikategorikan, anemia ringan apabila kadar Hb dalam
darah 8 gr% sampai kurang dari 11 gr%, sedangkan anemia berat apabila kadar
Hb dalam darah kurang dari 8 gr% (Depkes RI, 2009). Menurut Prawiroharjo
(2009) anemia pada ibu hamil meliputi :
a. Anemia defisiensi besi
Merupakan anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral fe.
Kekurangan ini dapat disebabkan karenan kurang masuknya unsur besi
dengan makanan, karena gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya
besi keluar dari tubuh, misalnya pada pendarahan.
b. Anemia hipoplastik
Merupakan anemia yang disebabkan karena sumsum tulang
belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru.
c. Anemia hemolitik
Merupakan anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah
merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
d. Anemia megaloblastik
Merupakan anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam folat,
jarang sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini sering
ditemukan pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar
atau makanan dengan protein hewani tinggi.

Pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi anemia adalah pemeriksaan


Haemoglobin, anemia pada kehamilan merupakan keadaan kadar haemoglobin
kurang dari 11g/L pada trimester I dan III, kadar haemoglobin kurang dari 10,5
g/L pada trimester II.(Sulisianingsih Saputri, 2020).

Klasifikasi anemia menurut Mnuaba, 2010 : 239 dalam Priyanti, 2020 antara
lain:

1. Hb 11 gr % : Tidak Anemia
2. Hb 9-10 gr % : Anemia Ringan
3. Hb 7-8 gr % : Anemia Sedang
4. Hb <7 gr % : Anemia Berat

2.2 Penyebab Anemia Pada Kehamilan


Anemia yang sering terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi
Fe,yang disebabkan oleh dua factor yaitu factor langsung dan tidak
langsung.faktor langsung disebabkan oleh seringnya mengkonsumsi zat
penghambat absorbsi Fe, sedangkan factor tidak langsung dapat disebabkan
oleh makanan. Pada ibu hamil hemoglobin menjadi berkurang, disebabkan
oleh pencairan darah untuk meningkatkan zat cair dalam tubuh. Rediksi
apapun yang terjadi pada hemoglobin dalam tubuh berhubungan dengan
penggunaan zat besi oleh janin.
Secara umum anemia pada kehamilan disebabkan oleh :
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
b. Kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil.
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan.
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita
akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi (Prawirohardjo,2008).

2.3 Etiologi Anemia


Penyebab anemia dipengaruhi status gizi yang diperngaruhi oleh pola
makan, sosial ekonomi, lingkungan dan status kesehatan (Rizal, 2007).
Beberapa faktor yang menyebabkan anemia, dikelompokkan menjadi
penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung meliputi
kecukupan makanan dan infeksi penyakit, sedangkan penyebab tidak
langsung antara lain perhatian terhadap wanita yang masih rendah di keluarga.
Kurangnya kadar zat besi di dalam tubuh dapat disebabkan oleh kurangnya
sumber makanan yang mengandung zat besi (Roosleyn, 2013).
Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko menderita anemia pada
umumnya adalah cacing. Perhatian terhadap wanita yang masih rendah di
keluarga oleh sebab itu wanita di dalam keluarga masih kurang diperhatikan
dibandingkan laki-laki. Anemia gizi lebih sering terjadi pada kelompok usia
dengan kriteria pendidikan yang rendah, kurang memahami kaitan anemia
dengan faktor lainnya, kurang mempunyai akses mengenai informasi anemia
dan penanggulangannya, kurang dapat memilih bahan makanan yang bergizi.
2.4 Tanda dan Gejala Anema Pada Kehamilan
Salah satu tanda anemia yaitu pucat, yang disebabkan dari
berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin dan vasokonrikssi
dalam memaksimalkan pengiriman oksigen ke organ-organ vital. Tanda lain
dari anemia seperti mudah lelah, pucat, sesak nafas, berdebar dikarenakan
berkurangnya volume darah serta berkurangnya kadar hemoglobin ( rizqi
Aryani, 2016).

Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil menurut (Sohimah,2006) adalah :

a. Lemah, letih, lesu, mudah lelah dan lalai.


b. Wajah tampak pucat.
c. Sering pusing.
d. Mata berkunang-kunang.
e. Nafsu makan berkurang.
f. Sulit konsentrasi dan mudah lupa.
g. Sering sakit
h. Nafas pendek (pada anemia berat)
i. Keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda
2.5 Patofisiologi Anemia pada Ibu Hamil
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami
hemodelusi (Pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40%
yang puncaknya pada kehamilan 32 minggu sampai 34 minggu. Jumlah
peningkatan sel darah 18% sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19%
(Manuaba, 2010 dalam Priyanti, 2020).
Patofisiologis anemia disebabkan oleh perubahan hematologi
sehubungan dengan kehamilan adlah oleh karena perubahan sirkulasi yang
mulai meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume
plasma meningkat 45-65 % dimulai pada trimester II kehamilan, dan
maksimum terjadi pada trimester III dan meningkat sekitar 1000 ml,
menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah
partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen
plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron (Priyanti,
2020).

2.6 Pemeriksaan Penunjang Anemia


Pemeriksaan penunjang pada anemia :
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Feritin dan kadar bersih serum rendah pada anemia defisiensi besi

2.7 Bahaya Anemia pada Kehamilan


Risiko pada antenatal : berat badan kurang, plasenta previa, eklamsia,
ketuban pecah dini, anemia pada masa intranatal dapat terjadi tenaga untuk
mengedan lemah, perdarahan intranatal, shock, dan masa pascanatal dapat
terjadi subinvolusi. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus
: premature, apgar scor rendah, gawat janin. Bahaya pada trimester II dan
trimester III, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
intrapartum samapi kematian, gestosidan mudah terkena infeksi, dan
dekompensasi kordis hingga kematian ibu (Mansjoer A. Dkk., 2008 dalam
Priyanti, 2020).
Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan: fangguan his- kekuatan
mengejan. Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, kala
II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan. Kala III dapat diikutu retensio plasenta, dan
perdarahan postpartum akibat atonia uteri. Pada kala nifas: terjadi
subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan
infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kordis
mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi
mammae (Saifudin, 2006 dalam Priyanti, 2020).

2.8 Penatalaksanaan dan Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil


Penatalaksanaan anemia sedang pada ibu hamil adalah dengan
memberikan terapi Vitamin B complex 3x1, Fe 300mg 1x1, Vitamin C
250mg 3x1, Zat Besi 120mg dan Asam Folat peroral 500mg 1x1.
Upaya pencegahan anemia pada masa kehamilan dapat dilakukan oleh
ibu hamil dengan meningkatkan asupan zat besi melalui makanan, konsumsi
pangan hewani dalam jumlah cukup dan mengurangi konsumsi makanan
yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti: fitat, fosfat, tannin.
Suplemen tablet zat besi yang diberikan minimal 90 tablet untuk memenuhi
kebutuhan zat besi pada ibu hamil juga perlu untuk diminum secara tepat.
Dukungan lingkungan seperti keluarga serta kelompok
BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 Tinjauan Kasus


Nama KK : Tn.I
Alamat : RT 29 RW 05 Kampung Citundun Desa
Batukuwung, Kecamatan Padarincang,
Kabupaten Serang, Provinsi Banten

1. Identitas Pasien
a) Nama : Ny. I
b) Jenis Kelamin : Perempuan
c) Umur : 29 Tahun
d) Agama : Islam
e) Suku : Sunda
f) Status Pernikahan : Menikah
g) Pendidikan : SMA
h) Pekerjaan : IRT
i) Tanggal pengkajian : Selasa, 15 Maret 2022

2. Status Kesehatan Saat Ini (Keluhan Utama)

Klien mengatakan sedang hamil 16 minggu, mengeluh pusing saat bangun


tidur dan lemas saat beraktivitas. klien mengaku hamil anak kedua dan
belum pernah keguguran HPHT 12 desember 2021. Klien
mengatakan belum pernah melakukan pemeriksan hemoglobin.

3. Riwayat Kehamilan yang Lalu


Klien mengatakan anak pertamanya lahir secara normal ditolong oleh
bidan dan tidak ada masalah atau komplikasi apapun, anak pertama klien
berusia 6 tahun.
4. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada saat di lakukan pengkajian tanggal 15 Maret 2022 klien mengatakan


sering pusing bila kurang tidur dan banyak pikiran, serta sering merasakan
lemas ketika banyak beraktivitas.

5. Riwayat Penyakit Keturunan

Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai


Riwayat Penyakit Keturunan.

6. Riwayat Imunisasi
Klien mengatakan sudah suntik imunisasi TT3, pada saat kehamilan yang
pertama.
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

1. Nutrisi Klien mengatakan tidak nafsu makan, makan


2x sehari, dengan menu makan, nasi, lauk pauk,
buah-buahan akan tetapi tidak rutin
mengkonsumsi sayuran.
Hidrasi
Klien mengatakan minum kira-kira 7-8 gelas per
hari dengan air putih, dan jarang mengkonsumsi
minum-minuman.
2. Eliminasi
• BAB Klien mengatakan BAB 1 kali sehari, dan tidak
mengalami gangguan BAB.
• BAK
Klien mengatakan BAK 4-5 kali sehari,
berwarna kuning keruh
3. Personal Klien mengatakan dirinya mandi 2x/hari secara
Hygine mandiri di kamar mandi, gosok gigi 2x sehari
saat mandi, keramas setiap 2 hari atau ketika
rambut terasa gatal.
4. Istirahat Tidur Klien mengatakan tidur dari jam 22.00 s/d
sebelum subuh, dan tidak memiliki kesulitan
dalam tidur.
5. Latihan Klien mengatakan dirinya tidak melakukan olah
Olahraga raga khusus.
6. Gaya Hidup Klien suka mengkonsumsi teh manis dan
minuman kemasan. Klien tidak merokok, tidak
minum minuman alcohol, dan tidak suka
mengkonsumsi obat-obatan
7 Akifitas Klien mengatakan sehari-harinya hanya
sehari-hari mengurus pekerjaan rumah dan anak.
8 Rekreasi Klien mengatakan tidak pernah rekreasi.

8. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tingkat Kesadaran : Compos Mentis (GCS : 15)
3) Suhu : 36,5°C
4) Nadi : 73x/menit
5) Tekanan Darah : 180/100mmHg
6) Pernafasan : 22x/menit
7) Berat Badan : 51 kg
8) Tinggi Badan : 154 c
b. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala
Keadaan rambut bersih, distribusi merata, rambut berwarna
hitam tebal, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada jaringan
parut, tidak ada nyeri tekan.Mata
2. Mata
Bentuk mata simetris, keadaan mata bersih, tidak ada
kotoran, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada lesi,
tidak ada odema, reaksi pupil mengecil bila diberi reaksi cahaya,
gerakan bola mata sejajar, penglihatan normal.
3. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, hidung bersih,
dan tidak terdapat nyeri tekan pada sinus, fungsi penciuman baik.
4. Mulut
Bentuk mulut simetris, bibir klien kering dan berwarna
merah muda kehitaman, mulut bersih, fungsi pengecapan baik.
5. Telinga
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, keadaan
telinga bersih, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada nyeri
tekan, fungsi pendengaran baik.
6. Leher
Tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada lesi, tidak ada jaringan parut, tidak ada kesulitan
menelan, tidak ada nyeri tekan Dada
7. Dada
Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris antara kiri
dan kanan tidak ada suara nafas tambahan, suara nafas vesikuler,
RR 21 x/menit, tidak ada suara murmur pada jantung.
8. Payudara
Simetris, puting susu menonjol, areola hyperpigmentasi, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan, colostrum (-/-)
9. Abdomen
Tidak ada bekas luka operasi, striae gravidarum (-) linea nigra
(+), TFU: pertengahan pusat dan symfisis DJJ: + 132x/menit
punctum maksimum di atas sympisis.
10. Ektremitas
a. Ekstrimitas Atas
Turgor kulit kering, CRT <2 detik, tidak ada lesi atau jaringan
parut, akral hangat, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan,
bentuk simetris antara kanan dan kiri.
b. Ekstrimitas Bawah
Bentuk simetris, turgor kulit kering, CRT <2 detik, tidak ada
lesi atau jaringan parut, akral hangat, tidak ada nyeri tekan.

8. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan: Selasa, 30 April 2019
JENIS NILAI
NO. HASIL
PEMERIKSAAN NORMAL
1. Hemoglobin 10,4 gr/dl ≥11 gr/dl

b. Terapi Medis
-

9. Obat-obatan Yang Didapat


a. Calsium Lactate
b. Tablet Fe

10. Data Lingkungan Yang Menunjang


Klien tinggal di lokasi yang berdekatan dengan Fasilitas Pelayanan
kesehatan tetapi klien merasa tidak perlu untuk memeriksakan tekanan
darah,sehingga klien tidak memeriksakan tekanan darah secara rutin.

3.2 Permasalahan
Kurangnya pengetahuan Klien dan Suami tentang pentingnya pemenuhan
nutrisi untu ibu hamil.
3.3 Implementasi Kegiatan
3.3.1 Implementasi Keperawatan
Dalam keperawatan hal yang dilakukan kepada Ny “I” yaitu :
1. Pada hari pertama perawat memberikan tindakan non
farmakologis (Distraksi dan relaksasi) dan menganjurkan untuk
memanajemen stress (Istirahat yang cukup)
2. Pada hari kedua perawat memberikan pendidikan kesehatan
tentang Anemia Pada Ibu Hamil yang meliputi: (Pengertian,
klasifikasi, penyebab, tanda dan gejala, serta pencegahan
anemia)
3. Pada hari ketiga mengevaluasi implementasi yang telah di
dilakukan sebelumnya. Dan menganjurkan klien untuk
memakan makanan yang baik di konsumsi untuk ibu hamil
anemia.

3.3.2 Implementasi Kebidanan


Dalam kebidanan hal yang dilakukan kepada Ny “I” yaitu :
1. Pada hari pertama, bidan memberikan Pendidikan Kesehatan
tentang Faktor Resiko Ibu Hamil, Ibu Bersalin yang mengalami
anemia dan bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami
anemia seperti : (pada masa hamil : berat badan kurang,
plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini. Pada masa
Persalinan dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah,
perdarahan intranatal, shock, dan masa nifas dapat terjadi
subinvolusi. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada
neonatus : premature, apgar scor rendah, gawat janin. Bahaya
pada trimester II dan trimester III, anemia dapat menyebabkan
terjadinya partus premature, perdarahan antepartum, gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum samapi
kematian, gestosidan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi
kordis hingga kematian ibu)
2. Pada hari kedua Bidan menganjurkan ibu untuk makan
makanan yang baik untuk kenaikan HB pada ibu Hamil seperti
: (daging, sayuran hijau, kacang-kacangan dan biji-bijian, dan
susu )
3. Pada hari ketiga bidan mengevaluasi implementasi hasil yang
telah dilakukan sebelumnya, dan menganjurkan ibu untuk
memeriksa kembali hemoglobin nya.

3.3.3 Implementasi Analis Kesehatan


Hal yang dilakukan analis kesehatan kepada Ny “I” yaitu :
1. Pada hari pertama Analis kesehatan melakukan pemeriksaan
penunjang dengan memeriksa kadar Hemoglobin Ny “I”
2. Pada hari kedua Analis Kesehatan melakukan evaluasi
implementasi hasil apakah klien mengikuti arahan yang telah
di anjurkan oleh bidan dan perawat.
3. Pada hari ketiga Analis Kesehatan melakukan pemeriksaan
Kembali apakah kadar Hemoglobin (HB) normal atau tidak.

3.4 Identifikasi Overlapping


1. Keperawatan dan kebidanan dapat melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital dan Pemeriksaan pada Ibu Hamil.
2. Analis Kesehatan dan keperawatan dapat melakukan pemeriksaan
Hemoglobin
3. Keperawatan dan kebidanan dapat melakukan pendidikan Kesehatan
tentang Anemia Pada Ibu Hamil.

3.5 Identifikasi Keunikan Masing-Masing Profesi


1. Keperawatan dapat melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
Anemia dan gizi yang dapat meningkatkan Hemoglobin, serta penanganan
anemia pada ibu hamil.
2. Kebidanan dapat melakukan pemeriksaan Ibu Hamil dan memberikan
edukasi tentang faktor resiko Ibu hamil,nifas yang mengalami anemia serta
neonates yang lahir dari ibu dengan anemia.
3. Analis kesehatan dapat melakukan pemeriksaan Hemoglobin.

3.6 Pengalaman Positif Yang Di Dapat


Nama : 1. Siti Aulia Rahmawati
2. Siti Badriyah
3. Uun Nurtini
4. Widya Suci D
5. Uli Anitasari Matanari
6. Winda Dewi Permata Putri
7. M. Yusup Ardabily
8. Sola Gracia Roseline H
9. Soleha Pane
10. Sri Shinta Utami

Kelompok : 38 (Desa Batukuwung RW 05)


Keilmuan : 1. DIII Keperawatan
2. DIV Keperawatan
3. DIII Kebidanan
4. DIII Analis Kesehatan
Institusi Asal : Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten

Pengalaman Positif yang Kemampuan yang Harus


Didapatkan Selama PKL dengan Ditingkatkan Agar Mampu
konsep IPE-IPC Melaksanakan Pendidikan Antar
Profesi pada Pelayanan
Komunitas
1. Dapat memberikan asuhan atau 1. Meningkatkan kemampuan
membina hubungan yang baik berkomunikasi dengan
kepada ibu hamil dengan anemia masyarakat
2. Dapat berkolaborasi dengan 2. Meningkatkan kemampuan
berbagai profesi kesehatan berkomunikasi antar profesi
(Perawat, Analis, dan Kebidanan) kesehatan
untuk melaksanakan kegiatan IPE 3. Meningkatkan kemampuan
IPC pada pasien hipertensi berkolaborasi antar profesi
3. Dapat melaksanakan pendidikan kesehatan
kesehatan dengan berbagai profesi 4. Meningkatkan pengetahuan dan
(analis, kebidanan, dan keterampilan masing-masing
keperawatan) sesuai dengan tugas profesi kesehatan
dan kewenangan masing-masing 5. Mampu bekerja sama dan tidak
profesi mementingkan kepentingan
4. Dapat melakukan tindakan sendiri serta bisa bertukar
pengukuran pemeriksaan fisik ibu pikiran dan pengetahuan
hamil, tanda-tanda vital dan cek
laboratorium yang dilakukan oleh
berbagai profesi (kebidanan,
keperawatan dan analis kesehatan)
5. Dapat bertukar pikiran, informasi
dan pengalaman dengan profesi
kesehatan lain untuk
menyelasaikan permasalahan
kesehatan yang sudah kami
dapatkan selama pembelajaran di
kampus dan menerapkannya
kepada pasien yang kami bina
selama PKL Terpadu ini.
BAB IV
MONITORING SETELAH INTERVENSI

Sebelum melakukan intervensi, kami mengkaji klien dan didapatkan


masalah G2P1A0 Hamil 16 Minggu dengan Anemia ringan. Setelah itu, kami
melakukan intervensi berupa penyuluhan tentang gizi seimbang pada ibu hamil,
konseling bahaya anemia pada ibu hamil dan pemeriksaan hemoglobin, Hasil
pemeriksaan hemoglobin yaitu 10.4 gr/dl yang menunjukan bahwa kadar
hemoglobin dalam darah kurang dari batas normal pada ibu hamil yaitu 11 gr/dl.
Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari dari tanggal 21 Maret sampai 23
Maret 2022 selanjutnya dilakukan monitoring dari intervensi selama 3 hari:Hasil
TTV = 110/70 mmHg, RR: 21x/mnt, N: 89x/mnt, S: 36,6⁰C, pemeriksaan
hemoglobin 13, 5 gr/dl. Ny. I mengatakan sudah memahami tentang anemia pada
kehamilan. Klien juga mengatakan akan melakukan apa yang sudah dianjurkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keluarga dengan pendekatan Interprofesional
Education (IPE-C) pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan, kami
melakukan kolaborasi antar profesi dengan melakukan asuhan Kesehatan pada
ibu hamil, asuhan ini berupa pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan Hb, dan
penyuluhan Kesehatan tentang gizi seimbang pada ibu hamil, bahaya anemia
pada kehamilan, bersalin, nifas dan neonates serta pemberian terapi obat tablet
Fe dengan dosis 2x60 mg perhari. Setelah dilakukan pendekatan keluarga (IPE-
C). dilakukan evaluasi kepada klien dan klien dapat memahami serta mengerti
tentang informasi yang telah disampaikan. Klien dapat menyebutkan materi
yang telah disampaikan dan melakukan anjuran yang diberikan.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Klien
Disarankan selalu memeriksakan Kesehatan dan kehamilannya ke
fasilitas Kesehatan rutin
5.2.2 Bagi Mahasiswa
Meningkatkan wawasan tentang Kesehatan dan meningkatkan
kemampuan berkolaborasi antar prosi serta kemampuan berkomunikasi
dengan masyarakat
5.2.3 Bagi Institusi
Bisa memfasilitasi kegiatan mahasiswa dalam melakukan IPE-IPC
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddart. 2015. Buku Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Febriyani, Khalia. (2014). Perbedaan Adversity Quotient Pada Mahasiswa yang


Mengikuti Objective Structure Clinical Skills Examination (OSCE)
berdasarkan Motivasi Berprestasi. Yogyakarta: UGM.

Herbert, Benson, Casey,Aggie. 2012. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta :


Gramedia Media Utama.

Huda Nurarif & Kusuma H,. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Jogja: Medi
Action.

Irianto k. 2014. Memahami Berbagai Macam Penyakit. Bandung: Alfabeta


Isselbacher, Kurt, 2013, Horison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, EGC
: Jakarta.

Kemenkes RI. 2013. Info Datim Hipertensi. Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI.

Keshtkaran, Z., Sharif, F., Rambod, M. (2014). Students Readiness for end
Perception of interprofessional Collaborative Practice: Report of an expert
panel. Washington, DC Interprofessional Education Collaborative

Masriadi. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Trans Info Media.

Muttaqin,Arif. 2011. Pengantar Asuhan Klient dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.

Price, Sylvia Anderson dan Wilson, Lorraine Mc. Carty. 2014. Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. (ed.4, buku 2), Terjemahan oleh :
Peter Anugrah. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare. Brenda. 2014. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah : Brunner dan Suddarth (ed.8, vol.2). Terjemahan oleh Agung Waluyo,
(et,all), EGC : Jakarta

Sutanto.2010. cegah dan tangkal enyakit modern. Yogyakarta : Andi.

Toman K. Pieter, Robandari N. Ari, Amanda B. Timor. 2016. Interprofessional


Education (IPE) : Luaran Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan
Dalam Praktik Kolaborasi di Fakultas Kedokteran Universitas 11 Maret.
Nexus Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan. Vol.5: 141

Wijaya,A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan


Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai