Anda di halaman 1dari 26

Deteksi Dini Komplikasi

Masa Nifas
dan Penanganannya

Novi Novianti, MKep


Komplikasi Masa Nifas
• Masa nifas mrp masa pemulihan kembali organ2
reproduksi seperti keadaan sebelum hamil (6-8
minggu)
• Ada masa nifas, ibu dapat mengalami beberapa
keomplikasi, diantaranya :
• Mastitis (Bendungan ASI)
• Perdarahan post partum
• Infeksi masa nifas
• PEB Post partum
1. Bendungan ASI (Mastitis)
 Masa nifas  Peningkatan aliran vena dan limfe
pada payudara (mempersiapkan diri untuk
laktasi)
 Jika menyusui tidak kontinu, sisa ASI terkumpul
pada daerah duktus, menyebabkan bendungan
berlebihan pada aliran vena dan limfe. Selain itu,
penggunaan bra yang ketat, putting susu tidak
bersih juga menyebabkan sumbatan
pada duktus.
 Jika bendungan ASI disertai infeksi, dapat
menyebabkan mastitis.
• Mastitis
infeksi peradangan pada mammae, terutama pada primipara,
biasanya disebabkan bakteri staphylococcus aureus, infeksi
terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi mungkin juga
melalui peredaran darah
Jika mastitis tidak segera ditangani menyebabkan abses
payudara, yang bisa pecah kepermukaan kulit dan akan
menimbulkan borok yang besar.
• Perlu dibedakan antara payudara penuh dengan payudara
bengkak (mastitis) . Payudara penuh biasanya terasa berat,
panas dan keras, namun bila ASI dikeluarkan tidak ada 
demam.
• Sedangkan pada mastitis : payudara membesar, keras, nyeri,
kulit mengkilat , kadang tampak merah dan membisul (abses)
yang dapat pecah menjadi borok disertai keluar nanah
bercampur air susu, dapat disertai suhu badan naik, dan
menggigil.
Mastitis
Pencegahan Mastitis
1. Perawatan puting susu atau perawatan
payudara 
2. Pemberian ASI on demand dan teknik
menyusui yang benar
3. Pembersihan puting susu sebelum dan
sesudah menyusui untuk menghilangkan
kerak dan susu yang sudah kering
4. Makan dengan gizi seimbang
Teknik Menyusui
Penanganan Mastitis
1. Konseling suportif
•Penanganan efektif dan pengendalian nyeri serta
dukungan emosional sangat dibutuhkan Ibu. Ibu
dinyakinkan kembali tentang nilai menyusui (aman
untuk diteruskan, ASI dari payudara mastitis tidak
akan membahayakan bayinya dan payudaranya
akan pulih kembali.
•Bimbingan yang jelas tentang semua tindakan yang
dibutuhkan untuk penanganan, bagaimana
meneruskan menyusui /memeras ASI dari payudara
yang terkena.
2. Pengeluaran ASI dengan efektif
• Bantu ibu memperbaiki isapan bayi pada payudaranya
• Dorong untuk sering menyusui, sesering dan selama bayi
menghendaki, tanpa batasan
• Bila perlu peras ASI sampai menyusui dapat dimulai lagi

3. Terapi antibiotik (antibiotik diindikasikan pada ) :


 Hitung sel dan koloni bakteri dan biakan yang ada
serta menunjukkan infeksi
 Gejala berat sejak awal
 Terlihat puting pecah-pecah
 Gejala tidak membaik setelah 12-24 jam pengeluaran
ASI diperbaiki
4. Terapi simtomatik
•Nyeri sebaiknya diterapi dengan analgesic.
Ibuprofen dpt mengurangi inflamasi dan nyeri.
Parasetamol mrp alternatif yang paling tepat.
•Istirahat sangat penting, karena tirah baring
dengan bayinya dapat meningkatkan frekuensi
menyusui, sehingga dapat memperbaiki
pengeluaran susu.
•Tindakan lain yang dianjurkan adalah penggunaan
kompres hangat pada payudara yang akan
menghilangkan nyeri dan membantu aliran ASI,
dan yakinkan bahwa ibu cukup minum cairan.
2. Perdarahan Pervaginam
 Perkiraan kehilangan
Perdarahan darah biasanya tidak
pervaginam sebanyak yg
yang melebihi r apa sebenarnya
e
Beb alah
500 ml setelah ma
s
bersalin  Volume darah yang
didefenisikan hilang bervariasi
sebagai
perdarahan  Perdarahan dapat
pasca terjadi dengan lambat
persalinan. untuk jangka waktu
beberapa jam
 Hemorargi post partum primer adalah
mencakup semua kejadian perdarahan dalam
24 jam setelah kelahiran.

 Penyebab:
 Uterus atonik (terjadi karena misalnya:
plasenta atau selaput ketuban tertahan).
 Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan
dan trauma akibat pelaksanaan atau
gangguan, misalnya kelahiran yang
menggunakan peralatan termasuk sectio
caesaria, episiotomi).
 Koagulasi intravascular disseminated
 Inversi uterus.
 Hemorargi post partum sekunder adalah
mencakup semua kejadian PPH yang terjadi
antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6
minggu masa post partum.

 Penyebab:
 Fragmen plasenta atau selaput ketuban
tertahan.
 Pelepasan jaringan mati setelah persalinan
macet (dapat terjadi di serviks, vagina
kandung kemih, rectum).
 Terbukanya luka pada uterus (setelah sectio
caesaria, ruptur uterus).
Penatalaksanaan: Hemorargi post
partum primer.
Hemorargi post partum atonik.
1.Pijat uterus agar berkontraksi & keluarkan bekuan darah.
2.Kaji kondisi pasien (denyut jantung, tek. darah, warna
kulit, kesadaran, kontraksi uterus) & perkirakan banyaknya
darah yg keluar. Jika pasien syok, pastikan jalan nafas
terbuka
3.Berikan oksitosin (oksitosin untuk 10 iu IV dan ergometrin
0,5 IV. Berikan melalui IM apabila tidak bisa melalui IV)
4.Siapkan donor untuk tranfusi, ambil darah untuk cross
cek, berikan NaCl 11/15 menit apabila pasien mengalami
syok), pd kasus syok yg parah gunakan plasma ekspander.
5.Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong.
6. Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik.
Tambahkan 40 iu oksitosin dalam 1 liter cairan infus
dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap
menyusui bayinya
7. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks,
lakukan kompresi bimanual
8. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap
berkontraksi dengan baik, pastikan laserasi jalan lahir
9. Jika ada indikasi mungkin terjadi infeksi maka berikan
antibiotik.
10. Lakukan pencatatan yang akurat.

Penatalaksanaan lanjutan:
Pantau kondisi pasien selama24-48 jam.
• Hal yang harus di hindari:
1. Jangan pernah meninggalkan pasien sendiri sampai
perdarahan telah terkendali dan keadaan umum telah stabil.
2. Pada kasus PPH atonik jangan pernah memasukkan pack
vagina.
3. Jika penolong berada si rumah perlu dilakukan rujukan.

• Hemorargi post partum traumatik


1. Pastikan asal perdarahan.
2. Ambil darah untuk cros check dan lakukan sek kadar HB.
3. Pasang infus IV, NaCl atu Rl jika pasien mengalami syok.
4. Pasien dalam posisi litotomi dan penerangan yang cukup.
5. Perkirakan darah yang hilang.
6. Periksa denyut nadi, tekanan darah dan kondisi umum.
7. Jahit robekan, berikan antibiotik.
8. Membuat catatan yang akurat.
Hemorargi post partum sekunder

• Prioritas dalam penatalaksanaan hemorargi post partum


sekunder (sama dengan penatalaksanaan hemorargi post
partum primer).
1. Masukkan pasien ke rumah sakit sebagai salah satu
kasusu kedaruratan.
2. Lakukan massase uterus, jika uterus masih teraba.
3. Berikan oksitosin.
4. Siapkan donor untuk transfusi.
5. Awasi uterus agar tetap berkontraksi dengan baik.
6. Berikan antibiotik.
7. Jika mungkin siapkan pasien untuk pemeriksaan
segera dibawah pengaruh anastesi.
3. Infeksi Masa Nifas

Infeksi alat genital Beberapa bakteri dapat


merupakan menyebabkan infeksi bakteri endogen dan
komplikasi setelah  bakteri eksogen
masa nifas. persalinan.

Gejala umum dan lokal infeksi


 Uterus lembek
• Suhu badan panas
 Kemerahan
• Malaise
 Rasa nyeri pada
• Denyut nadi cepat
payudara atau adanya
disuria.
Infeksi Alat Genital  Faktor predisposisi :
nutrisi yang buruk, defisiensi zat
Ibu beresiko terjadi infeksi
besi, persalinan lama, ruptur
post partum karena adanya
membran, episiotomi, SC
luka pada bekas pelepasan
plasenta, laserasi pada
saluran genital termasuk
episiotomi pada perineum,  Gejala klinis :
dinding vagina dan serviks,
infeksi post SC yang mungkin endometritis tampak pada hari ke 3
terjadi. post partum disertai dengan suhu
yang mencapai 39 derajat celcius
dan takikardi, sakit kepala, kadang
juga terdapat uterus yang lembek.

 Manajemen :

ibu harus diisolasi


4. PEB Post Partum

Penanganan
Gejala : nyeri
epigastrium, nyeri Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan
kepala, darah, pernafasan

penglihatan kabur Jika ibu tidak bernafas periksa


mrp tanda-tanda lakukan ventilasi dengan masker dan
balon.
terjadinya PEB
post partum, bila Jika pasien tidak sadar/ koma
disertai dengan bebaskan jalan nafas, baringkan pada
sisi kiri, ukur suhu, periksa apakah ada
tekanan darah  kaku tengkuk.
5. Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.
 Periksa adanya varises
 Periksa kemerahan pada betis
 Periksa apakah tulang
kering,pergelangan kaki, kaki
oedema (perhatikan adanya oedema
pitting).

E. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih


H. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki
Faktor predisposisi :

Selama masa nifas • Obesitas


dapat terbentuk • Peningkatan umur meternal
thrombus sementara dan tingginya paritas
pada vena-vena • Riwayat sebelumnya
manapun di pelvis mendukung
yang mengalami • Anestesi dan pembedahan
dilatasi dan mungkin dengan kemungkinan trauma
lebih sering yang lama pada keadaan
mengalaminya. pembuluh vena.
• Anemia maternal
• Hypotermi dan penyakit
jantung
I. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh
sendiri bayinya dan dirinya sendiri
Pada minggu-minggu awal
setelah persalinan kurang Faktor Penyebab
lebih 1 tahun ibu post partum
cenderung akan mengalami
perasaan-perasaan yang tidak  Dialami kebanyakan wanita
pada umumnya seperti merasa hamil dan melahirkan
sedih, tidak mampu mengasuh  Rasa nyeri pada awal
dirinya sendiri dan bayinya. masa nifas
 Kelelahan akibat kurang tidur
selama persalinan dan setelah
melahirkan
 Kecemasan akan kemampuannya
untuk merawat bayinya setelah
meninggalkan rumah sakit
 Ketakutan akan menjadi tidak
menarik lagi
Kelainan-Kelainan Lainnya Dalam Nifas
Tanda Bahaya Masa Nifas

Cara Terjadinya Infeksi


Infeksi Nifas
•Manipulasi penolong yang tidak
suci hama, atau pemeriksaan
Kuman-kuman yang
sering menyebabkan dalam yang berulang-ulang dapat
infeksi antara lain membawa bakteri yang sudah ada
adalah: ke dalam rongga rahim.
•Streptococcus •Alat-alat yang tidak suci hama.
haemoliticus aerobic •Infeksi droplet, sarung tangan dan
•Staphylococcus
alat-alat terkena infeksi
aureus
•Escherichia coli kontaminasi yang berasal dari
•Clostridium welchii hidung, tenggorokan dari penolong
dan pembantunya atau orang lain
Pencegahan Infeksi Nifas

Masa kehamilan Masa persalinan

Mengurangi atau mencegah •Hindari pemeriksaan dalam


faktor-faktor predisposisi berulang-ulang, lakukan bila ada
seperti anemia, malnutrisi dan indikasi dengan sterilitas yang baik,
kelemahan, serta mengobati apalagi bila ketuban telah pecah.
penyakit-penyakit yang diderita • Hindari partus terlalu lama dan
oleh ibu. Pemeriksaan dalam ketuban pecah lama.
jangan dilakukan kalau tidak • Jagalah sterilitas kamar bersalin dan
ada indikasiyang perlu. pakailah masker, alat-alat harus suci
hama.

Anda mungkin juga menyukai