PROPOSAL PENELITIAN
DOSEN PENGAMPU :
Puji Syukur kehadirat Allah SWT saya panjatkan atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Pengaruh Air Kelapa Muda Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi”. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW sebagai suritauladan baik yang membawa umatnya
menuju jaman yang penuh dengan kebaikan ini. Penulis menyadari dengan
sepenuh hati bahwa dalam menyusun proposal penelitian ini tidak akan terlaksana
tanpa dukungan dari semua pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,
arahan, dan motivasi. Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :
2
7. Teman-temanku dan sahabat-sahabatku yang tercinta, yang selalu ada,
yang mau direpotkan, dan yang telah memberikan motivasi semangat
dalam penyusunan proposal penelitian.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.
……………..
Penulis
………….
NIM……..
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................7
PENDAHULUAN...................................................................................................7
A. Latar Belakang.................................................................................................7
B. Rumusan Masalah............................................................................................9
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................9
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................10
BAB II...................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................11
A. Hipertensi.......................................................................................................11
1. Pengertian...................................................................................................11
2. Klasifikasi..................................................................................................11
3. Etiologi.......................................................................................................12
4. Tanda dan gejala........................................................................................15
5. Patofisiologi...............................................................................................15
6. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................17
7. Penatalaksanaan.........................................................................................17
8. Komplikasi.................................................................................................22
B. Air Kelapa Muda............................................................................................24
1. Pengertian...................................................................................................24
2. Komposisi..................................................................................................26
BAB III..................................................................................................................27
KERANGKA KONSEPTUAL............................................................................27
1. Kerangka Teori..............................................................................................27
2. Kerangka Konsep...........................................................................................28
3. Hipotesis Penelitian........................................................................................29
BAB IV..................................................................................................................30
METODE PENELITIAN....................................................................................30
A. Jenis Penelitian...............................................................................................30
B. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling........................................................30
D. Definisi Operasional......................................................................................32
E. Instrumen Penelitian......................................................................................33
F. Etika Penelitian..............................................................................................33
G. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................35
H. Teknik Pengolahan Data................................................................................36
I. Analisis Data..................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN......................................................43
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR SKEMA
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyakit
Organization (WHO) tahun 2008 menunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi pada orang dewasa berusia ≥ 25 tahun di dunia sekitar
38,4%. Trend penyakit hipertensi pun terus meningkat dari tahun ke
tahun dengan terjadinya transisi epidemologi. Berdasarkan data WHO
terjadi peningkatan kasus sebanyak 400 kasus dari tahun 1980 sampai
dengan tahun 2008 dan di prediksi kasus hipertensi akan mencapai 1,56
miliar di tahun 2025 (Purwono et al., 2020).
8
sangat tinggi akan mengontrol tekanan darah yang semula tinggi
menjadi normal (Andora & Haryanti, 2021).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah penelitian ini
adalah:
a. Apakah terdapat pengaruh air kelapa muda terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita hipertensi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis efektivitas air kelapa muda terhadap
perubahan tekanan darah di ………….
2. Tujuan Khusus
9
a. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan
air kelapa terhadap penderita hipertensi di ……….
b. Menganalisis efektifitas air kelapa muda terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita hipertensi di ………..
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan alternatif bagi profesi perawat
untuk menurunkan tekanan darah secara non farmakologi dengan
memberikan air kelapa muda
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti dapat membuktikan secara ilmiah terhadap
efektivitas pemberian air kelapa muda terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita hipertensi di ………..
b. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi bagi Institusi untuk dijadikan agenda promkes untuk
penderita hipertensi.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya dapat meningkatkan
kemampuan serta menambah pengalaman dan pengetahuan
peneliti dalam melakukan riset kuantitatif dalam bidang
keperawatan tentang khasiat air kelapa muda terhadap
perubahan tekanan darah.
d. Bagi Responden
Memberikan informasi serta pengetahuan tentang
penanganan hipertensi dengan terapi non farmakologi air kelapa
muda
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama
penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah diatas ambang batas normal
yaitu 120/80 mmHg (Wahyuni et al., 2022).
Untuk mengetahui nilai tekanan darah yaitu
menggunakan alat pengukur yang disebut
sphygmomanometer / tensimeter. Tensimeter terdiri dari
manset, pompa dan pengukuran tekanan darah, nilai satuan
alat pengukuran tekanan darah yaitu mmHg / milimeter
hidrogram. Hasil pengukuran tekanan darah akan
mendapatkan dua angka misalnya 110/70, artinya angka
110 menunjukan nilai tekanan darah sistolik sedangkan
angka 70 menunjukan tekanan darah diastolik (Wahyuni et
al., 2022).
2. Klasifikasi
World Health Organisation / WHO (2019),
mengemukakan bahwa batasan nilai normal tekanan
sistolik < 120 mmHg dan tekanan darah diastolik < 80
mmHg. Seseorang dinyatakan menderita hipertensi apabila
tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik > 90 mmHg.
Tabel 2.1. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Tekanan darah Tekanan
sistolik (mmHg) darah
Diastolik
(mmHg)
Normal < 120 < 80
Pre hipertensi 120- < 80
11
129
Hipertensi tingkat I 130- 80-89
139
Hipertensi tingkat II = 140 = 90
12
beresiko tinggi menderita hipertensi. Faktor
keturunan merupakan faktor yang tidak dapat
dikendalikan (Marwah et al., 2022).
2) Jenis kelamin dan usia
Faktor ini juga tidak dapat dikendalikan.
Perempuan menopause dan laki-laki berumur
30-35 tahun mempunyai resiko yang tinggi
untuk mengalami hipertensi. Ketika umur
semakin bertambah maka demikian juga
dengan tekanan darah. Jenis kelamin
perempuan lebih rendah untuk mengalami
hipertensi dibandingkan dengan laki-laki
(Marwah et al., 2022).
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara
langsung berhubungan dengan berkembangnya
hipertensi. Namun faktor ini dapat
dikendalikan oleh penderita dengan
mengurangi konsumsi yang mengandung
tinggi garam. Jika garam yang dikonsumsi
berlebihan, maka ginjal yang bertugas untuk
mengolah garam akan menahan cairan lebih
banyak dari pada yang seharusnya didalam
tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan
menyebabkan peningkatan pada volume darah.
Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh
darah inilah yang menyebabkan pembuluh
darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan
tekanan darah didalam dinding pembuluh
darah dan menyebabkan tekanan darah
meningkat (Marwah et al., 2022).
13
4) Berat badan (BB)
Faktor ini dapat dikendalikan dimana jika
dapat menjaga berat badan dalam keadaan
normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB
ideal) dikaitkan dengan berkembangnya
peningkatan tekanan darah atau hipertensi
(Marwah et al., 2022).
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan yaitu
dengan cara menerapkan pola hidup sehat
terutama dengan menghindari faktor pemicu
hipertensi yaitu salah satunya merokok.
Merokok sangat berpengaruh terhadap
kenaikan tekanan darah pasien. Selain itu
alkohol juga sebaiknya dihindari bagi
penderita hipertensi, karena konsumsi alkohol
dapat meningkatkan tekanan darah.
Peliharalah pola kebiasaan hidup sehat supaya
selamat dari komplikasi yang mungkin dapat
terjadi (Marwah et al., 2022).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor
yang jelas. Salah satu kasus hipertensi sekunder yaitu
hipertensi vaskuler renalis yang diakibatkan oleh
stenosis arteri renalis. Abnormalitas tersebut dapat
bersifat bawaan ketika lahir atau akibat dari
aterosklerosis. Stenosis arteri renalis menghambat aliran
darah ke ginjal, kemudian baroreseptor ginjal menjadi
aktif, perangsangan pelepasan renin dan pembentukan
angiotensin II. Secara langsung angiotensin II dapat
14
membuat tekanan darah meningkat dan secara tidak
langsung dapat membuat reabsorbsi sintesis dan
aldosteron meningkat. Untuk mengembalikan tekanan
darah menjadi normal, maka stenosis atau ginjal yang
rusak harus diperbaiki atau diangkat.
5. Patofisiologi
Mekanisme pengontrol relaksasi pembuluh darah
dan kontriksi terletak pada medula tepatnya di pusat
vasomotor. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di
15
toraks dan abdomen. Dari pusat vasomotor menghantarkan
rangsangan yang berbentuk impuls kemudian bergerak ke
bawah melewati saraf simpatis menuju ganglia simpatis.
Pada kondisi ini, asetilkolin dilepaskan oleh neuron
preganglion, kemudian asetilkolin membuat serabut saraf
pasca ganglion terangsang menuju pembuluh darah,
setelah itu norepinefrin dan epinefrin yang berada di dalam
sirkulasi darah dilepaskan, keadaan inilah yang menjadikan
vasokontriksi pembuluh darah (Puspitosari & Nurhidayah,
2022)
Rangsang vasokontriksi yang akan direspon
pembuluh darah dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu
defisit kalium. Pada saat pembuluh darah dirangsang oleh
sistem saraf simpatis, kelenjar adrenal juga ikut terangsang,
yang menyebabkan aktivitas vasokontsriksi menjadi
bertambah. Medula adrenal mensekresi kortisol dan
steroid, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang menyebabkan
penurunan aliran ke ginjal, mengakibatkan pelepasan
renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian berubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menjadi penyebab meningkatnya volume intra vaskuler.
Faktor-faktor inilah yang menjadi pencetus kondisi
tekanan darah tinggi (Puspitosari & Nurhidayah, 2022)
Kalium yang terdapat didalam air kelapa dapat
membantu mengatasi tekanan darah tinggi. Manfaat kalium
sebagai penurun tekanan darah dengan cara membatasi
pelepasan renin yang pada akhirnya natrium mengalami
peningkatan ekskresi sehingga natrium menurun.
16
Angiotensin II mempunyai potensi yang besar pada
peningkatan tekanan darah karena bersifat vasokonstriktor
dan dapat merangsang pengeluaran aldosteron. Aldosteron
meningkatkan tekanan darah dengan jalan retensi natrium.
Retensi natrium dan air menjadi berkurang dengan adanya
kalium, sehingga terjadi penurunan volume plasma, curah
jantung, tekanan darah dan tekanan perifer. Peningkatan
kadar kalium dalam darah dapat mengimbangi kadar
natrium yang dikeluarkan melalui urin sehingga dapat
mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah pada
penderita hipertensi (Puspitosari & Nurhidayah, 2022)
6. Pemeriksaan Penunjang
Penderita tekanan darah tinggi perlu dilakukan
pemeriksaan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan riwayat
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan lab untuk mendeteksi masalah pada organ
dalam, yang meliputi ginjal dan jantung
d. Elektrokardiogram (EKG) untuk mendeteksi adanya
hipertropi ventrikel kiri
e. Pemeriksaan urin untuk mendeteksi adanya proteinuria
f. pengecekan : renogram, tatistic intravena arteriogram
renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan
kadar urin
g. CT scan dan rontgen thorax
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan mempunyai tujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian yang
diakibatkan oleh komplikasi kardiovaskuler.
17
pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
a. Farmakologi
Pengobatan hipertensi bertujuan untuk
menurunkan tekanan darah dan untuk mengurangi /
mencegah terjadinya komplikasi. Penderita hipertensi
umumnya melakukan pengobatan selama hidupnya.
Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint National
Committee on Detection, Evaluation and Treatment of
High Blood Pressure, USA, 1988) menganjurkan
standar pengobatan berupa obat diuretik, beta blocker,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE menjadi
obat tunggal pertama yang disesuaikan dengan
kondisi pasien dan komorbid yang diderita.
Pengobatan hipertensi sebagai berikut:
1) Step 1 : obat pilihan pertama : tatisti, beta
blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
2) Step 2 : pemberian alternatif
a) Dosis obat pertama ditambah
b) Mengganti dengan jenis lain dari obat pilihan
pertama
c) Menambahkan obat ke dua dengan jenis
lainnya, dapat berupa tatisti, reserphin, Ca
antagonis, tatistic, vasodilator, beta blocker,
alpa blocker.
3) Step 3 : alternatif lain yang dapat dilakukan
a) Obat ke-2 diubah
b) Ditambahkan obat ke-3 dengan jenis lain
4) Step 4 : alternatif pemberian obat lain
a) Ditambahkan obat ke-3 dan ke-5
b) Evaluasi ulang dan konsultasi
18
b. Non farmakologi
Terapi non farmakologi atau terapi tanpa
menggunakan obat sebagai penatalaksanaan bagi
penderita hipertensi ringan dan sebagai tindakan
suportif untuk penderita hipertensi sedang dan berat.
Terapi tanpa menggunakan obat ini antara lain (Rifai &
Safitri, 2022):
1) Diet
Diet yang disarankan bagi pasien
hipertensi agar tekanan darah tetap stabil
yaitu (Waljiman, 2020) :
a) Pengurangan asupan garam dari 10
gr/hari menjadi 5 gr/hari
b) Mengurangi asupan yang mengandung
asam lemak jenuh dan kolesterol
c) Pengurangan BB (berat badan)
d) pengurangan asupan etanol
e) Tidak merokok
f) Diet tinggi kalium seperti air kelapa
muda.
2) Olahraga
Olahraga atau latihan fisik yang dianjurkan
adalah olahraga yang memiliki 4 prinsip yaitu
(Rifai & Safitri, 2022) :
a) Jenis olahraga yaitu tatisti dan dinamis
contohnya tatist, lari, berenang, bersepeda
dan lainnya.
b) Intensitas olahraga yang baik yaitu rentang
60-80 % dari zona tatist. Zona tatist adalah
kapasitas tatist atau 72- 87% dari denyut
nadi maksimal. Untuk mengetahui denyut
19
nadi maksimal dapat diketahui
menggunakan rumus 220- umur.
c) Efektif waktu yang digunakan dalam
olahraga rentang 20- 25 menit (Reni, 2021).
d) Olahraga yang baik dilakukan sebanyak 3
x/minggu dan yang terbaik 5 x/minggu.
20
5) Follow up untuk mempertahankan terapi
Komunikasi dan hubungan yang
dilakukan oleh petugas kesehatan (Dokter,
Perawat) dan pasien sangat diperlukan untuk
mempertahankan terapi jangka panjang yaitu
dengan cara penyuluhan kesehatan. Berikut
adalah beberapa hal yang perlu diketahui
petugas kesehatan saat berinteraksi dengan
pasien:
a) Setiap pasien dilakukan pengukuran
tekanan darah supaya diberitahukan hasil
pengukurannya.
b) Diskusikan tentang tujuan yang ingin
diperoleh pasien mengenai tekanan darahnya.
c) Bicarakan kepada pasien walaupun hipertensi
tidak dapat disembuhkan, tetapi hipertensi
dapat dikontrol untuk dapat menurunkan
morbiditas dan mortalitasnya.
d) Yakinkan kepada pasien bahwa penderita
tidak dapat diakatakan hipertensi hanya atas
dasar apa yang dirasakannya, karena untuk
mengetahui nilai tekanan darah hanya dapat
diketahui menggunakan alat tensimeter.
e) Tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan
dokter pasien tidak boleh menghentikan terapi
obat.
f) Terapi farmakologi / non farmakologi sedapat
mungkin dimasukan kedalam cara hidup
pasien.
g) Dalam proses terapi supaya mengikutsertakan
keluarga pasien.
21
h) Pada pasien tertentu sangat menguntungkan
jika pasien / anggota keluarga lain dapat
melakukan pengukuran tekanan darah.
i) Penggunaan obat anti hipertensi dibuat
sederhana misalnya 1 x/hari atau 2 x/hari.
j) Bicarakan kepada pasien mengenai obat-
obatan anti hipertensi, kemungkinan masalah
yang dapat dialami dan efek sampingnya.
k) Buatlah pasien yakin jika diperlukan untuk
merubah dosis dan obat, agar memperoleh
efektifitas yang maksimal dan efek samping
seminimal mungkin.
l) Upayakan seminimal mungkin untuk
pembayaran pengobatan.
m) Usahakan kunjungan lebih sering untuk
pendirata yang kurang patuh.
n) Jika pasien tidak hadir diwaktu yang telah
disepakati, segera hubungi pasien.
a. Stroke
22
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
di otak yang diakibatkan karena adanya tekanan
darah yang tinggi didalam otak dan akibat adanya
gumpalan darah yang menyumbat aliran darah
menuju ke otak (Reni, 2021).
b. Infark miokard
Dapat terjadi jika arteri koroner yang
arterosklerotik tidak mampu menyuplai oksigen
yang cukup ke miokardium dan apabila membentuk
12 trombus yang dapat memperlambat aliran darah
melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan
hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium
tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemi
jantung yang menyebabkan infark, sedangkan
hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan
waktu hantaran listrik melintasi ventrikel maka
terjadilah disritmia, hipoksia jantung dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan (Reni,
2021).
c. Gagal jantung
Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan
oleh peningkatan darah tinggi. Pada penderita
hipertensi, beban kerja jantung menjadi semakin
berat / meningkat, elastisitas otot jantung menjadi
berkurang (dekompensasi) dan mengendor.
Akibatnya jantung tidak mampu lagi untuk
memompa, banyak cairan yang tertahan di paru
kemudian menjadi edema sehingga menyebabkan
sesak nafas. Kondisi ini disebut gagal jantung
(Reni, 2021).
d. Ginjal
23
Hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan
di ginjal. Rusaknya ginjal terdapat pada nefron
(sistem penyaringan dalam ginjal) yang terjadi
karena ginjal tidak dapat memasukan kandungan
yang tidak diperlukan oleh tubuh kedalam aliran
darah dan terjadi penimbunan zat sisa dalam ginjal
(Reni, 2021).
24
jantung semakin kecil, salah satunya yaitu penyakit
hipertensi (Salsabila, 2020).
Kalium memiliki peran dalam penurunan
tekanan darah yang diyakini melewati mekanisme
natriuresis di ginjal, endhothelium dependent
vasodilatation dan melewati efek sentral yaitu
penurunan aktivitas Renin Angiotensin Aldosteron
(RAA) dan peningkatan neuronal Na (Natrium) pump
yang menurunkan aktivitas saraf simpatis. Air kelapa
memiliki komponen yang terdiri dari 17% kalium, 15%
magnesium dan 10% vitamin C. Air kelapa
mengandung mineral yang diyakini dapat membuat
tekanan darah menurun (Salsabila, 2020).
Peran ion kalium dalam air kelapa muda yaitu
merangsang dilatasi pembuluh darah dengan cara
menurunkan potensial membran sehingga menghambat
kontraksi otot polos, lalu terjadi penurunan Total
Peripheral Resistance (TPR) yang mengakibatkan
tekanan darah menjadi turun. Selain itu, ion kalium
juga bertindak sebagai ACE inhibitor sehingga terjadi
inhibisi produksi dari angiotensin II yang merupakan
vasokontriktor kuat dan menurunkan sekresi hormon
aldosteron serta ADH (Anti Diuretik Hormon) oleh
kelenjar hipofise. Kemudian turunnya sekresi hormon
aldosteron menjadikan ginjal mengalami penurunan
retensi air dan garam. Sedangkan penurunan ADH
menyebabkan penurunan absorbsi air. Penurunan
retensi garam dan air menyebabkan volume cairan
intravaskuler menurun sehingga venous return juga
menurun. Kemudian stroke volume dan cardiac output
mengalami penurunan, hal inilah yang menyebabkan
25
terjadinya penurunan tekanan darah (Dewa &
Bengkulu, 2022).
2. Komposisi
Komposisi air kelapa bergantung dari varietas,
faktor iklim dan umur buah kelapa. Volume air kelapa
disetiap buahnya ± 300 ml, mengandung ph antara 3,5-
6,1. Air kelapa memiliki rasa dan aroma yang khas
karena mengandung komponen volatile dan aromatik,
selain itu air kelapa muda mengandung Protein 0,13%,
Karbohidrat 4,11% dan Lemak 0,12%, sedangkan pada
air kelapa tua Protein 0,29%, Karbohidrat 7,27% dan
Lemak 0,15%. Air kelapa mempunyai kandungan
lemak yang sangat sedikit, sehingga energi yang
terkandung berjumlah 17,4% per 100 gr atau sekitar 44
kal/L. Pada air kelapa juga terdapat vitamin, mineral
dan homeostasis K+ tubuh. Air kelapa muda adalah
isotonik alami dengan kalium yang tinggi yaitu sekitar
291 mg/ 100 Ml. Kandungan vitamin pada air kelapa
meliputi vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9 dan
vitamin C. Kandungan tersebut akan berkurang seiring
dengan kematangan buah kelapa. Sedangkan N, P, K,
Ca, Mg akan mencapai kandungan yang maksimal pada
usia 8 bulan (Farida & Mardianti, 2022)
26
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
1. Kerangka Teori
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Skema 3.1 Kerangka Teori Penelitian Efektivitas Air Kelapa Muda
2. Kerangka Konsep
28
menyebabkan vasodilatasi dan menurunkan perifer dan tekanan darah.
Vitamin C meningkatkan fungsi endotek melalui produksi nitrat oksida.
Jika kadar nitrat oksida meningkat menyebabkan relaksaksi enedotel
bersifar sebagai vasodilator sehingga dapat menurunkan tekanan darah
karena terjadi pelebaran pembuluh darah. Spaonoin berkhasiaat
deurentik yaitu menurunkan volume plasma dengan cara mengeluarkan
air dan elektrolit natrium (Na) sehingga dapat menyebabkan penurunan
Cardiac Output (Ca) dan menurunkan tekanan darah (Farida &
Mardianti, 2022).
3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian yang
kebenarannya dibuktikan dalam penelitian maka hipotesis dapat
benar atau juga dapat diterima atau ditolak.
Ha : Adanya perbedaan pengaruh air kelapa muda terhadap
perubahan
tekanan darah pada penderita hipertensi.
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian Efektifitas Pemberian Air kelapa Muda Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi ini, menggunakan
desain penelitian Quasy Eksperimental Design dengan rancangan “Pretest-
Pos test, Control Group Design Non-Equivalent Control Group Desain”
yaitu melibatkan kelompok intervensi dan kelompok tatist. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan efektivitas antara jus
wortel dan air kelapa muda terhadap perubahan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Pada penelitian ini observasi atau penilaian tekanan darah
dilakukan sebanyak dua kali sebelum dan sesudah eksperiment (Pre dan Post
test).
B. Waktu dan Tempat Penelitian (Silahkan dikosong untuk jadwal dan nama pasti
tempat penelitian)
Lokasi penelitian ini ……………… dan akan dilaksanakan pada
tanggal bulan ……………..
Keterangan :
30
n = Jumlah pengulangan
t = Jumlah pengelompokan
Untuk menghindari drop out maka perlu penambahan jumlah sampel agar
16
=
0,09
= 17,7
= 18
Keterangan :
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
terdapat berbagai teknik sampel yang digunakan. Teknik sampel
dalam penelitian ini non tatisticy (non random) menggunakan
purposive sampling. Sampel yang digunakan 36 responden.
Pemilihan sampel ini dengan cara pengambilan sampel didasarkan
atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan sesuai kriteria dalam
penelitian.
31
D. Definisi Operasional
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
darah
Diastolik
- -Optimal <
80 mmHg
- no
mmHg
rmal 80-
84 mmHg
- Normal
tinggi 84-89
mmHg
- hipertensi
drajat 1 90-
99 mmHg
- Hipertensi
darajat 2
100-
109 mmHg
- Hipertensi
drajat 3
≥110
mmHg
- Hipertensi
sistolik
terioslasi
<90 mmHg
E. Instrumen Penelitian
Alat (Instrument) dalam penelitian ini antara lain tensimeter merk
GEA dengan tingkat ketelitian ±3 mmHg, stetoskop merk GEA, timbangan
merk lionstar dengan kapasitas 3 Kg, gelas ukur, dan lembar kuisoner, lembar
observasi, SOP dan lembar tabulasi. Sedangkan bahan yang dibutuhkan
adalah air kelapa muda.
F. Etika Penelitian
1. Informed Concent (Lembar Persetujuan Responden)
33
Merupakan bentuk lembar persetujuan antara peneliti dengan
responden yang akan diteliti. Informed Concent diberikan sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan menjadi
responden. Yang bertujuan agar subjek mengerti dan paham dengan
maksud dan tujuan yang akan dilakukan oleh peneliti, serta manfaat
penelitian. Apabila subjek bersedia maka harus mennadatangani lembar
persetujuan dan jika responden tidak bersedia mengikuti jalannya
penelitian maka peneliti tidak bersedia mengikuti jalannya penelitian
maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus menghormati keputusan
dari responden.
2. Kerahasiaan
Kerahasiaan atau informasi responden dijamin kerahasian oleh
peneliti, baik informasi maupun masalah lainnya, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
3. Anonimity (Tanpa Nama)
Dalam penggunaan subjek penelitian dilakukan dengan cara
memberikan atau mencatumkan nama responden pada lembar kuisoner,
observasi dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang diberikan.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
(Balancing harms and benefits)
35
menghindari makanan yang tinggi garam atau natrium,morokok, stress
dan tidur yang cukup.
3. Eksperiment
Penelitian ini menggunakan waktu selama 14 hari. Peneliti dan tim
membuat air kelapa muda pada jam 05.00 WIB. 2 jam kemudian air
kelapa diberikan kepada responden. Untuk 1 responden membutuhkan
250 ml air kelapa muda. Total air kelapa muda yang dibutuhkan dalam
18 responden selama 1 minggu yaitu 31.500 ml. Air kelapa diberikan
pada pagi hari sebelum sarapan pagi.
4. Post Eksperimen
Akhir penelitian, peneliti mengukur kembali tekanan darah dengan
cara sama pengukuran pada waktu pre ekseperimen 2 jam setelah
diberikan air kelapa muda. Setelah semua data terkumpul dan peneliti
melakukan analisa data.
2. Coding
Dalam penelitian ini data yang diberi kode spss untuk analisa data
adalah:
36
a. Intevensi :
Air Kelapa : diberi kode 1
b. Jenis Kelamin :
Perempuan : diberi kode 1
Laki-laki : diberi kode 2
c. Pekerjaan :
Petani : diberi kode 1
Pesiunan : diberi kode 2
Ibu rumah tangga : diberi kode 3
Tidak Bekerja : diberi kode 4
d. Umur
Lanjut Usia (elderly), antara 60 -74 tahun : Diberi kode 1
Lanjut Usia Tua (old) antara 75-90 tahun : Diberi kode 2
37
i. Kebiasaan merokok
Iya : Diberi kode 1
Tidak : Diberi Kode 2
3. Tabulating
Data yang telah dikumpulkan dimasukan ke dalam bentuk tabel, dan
mengatur angka-angka, tujuan dari dilakukannya kegiatan memasukan
data ini agar dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori data,
dalam peneltian ini yang dimasukan ke dalam tabel adalah nomor, kode
responden, jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan tekanan darah (pre dan
post).
4. Data Entry
Pemprosesan data yang sudah dilakukan untuk memasukan data dalam
bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukan ke dalam program atau
“software” komputer. Dan kemudian membuat tabel kontingensi. Dalam
proses ini dituntut ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini.
Apabila tidak maka terjadi bias, meskipun hanya memasukan data
38
.
I. Analisis Data
Untuk melakukan pengujian hipotesis, analisa data yang dapat
dilakukan adalah :
4. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini adalah yang
dianalisis tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan air
kelapa muda, umur, jenis kelamin, berat badan, pekerjaa, lama
menderita hipertensi, makanan cenderung asin, konsumsi kopi,
kebiasaan merokok, aktivitas sehari-hari dan keturunan.
5. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis untuk menguji pengaruh
dan peberbedaan dua variabel.dalam penelitian ini analisa
bivariat digunakan untuk menganalisis perubahan tekanan darah
pada penderita hipertensi. Untuk menentukan analis bivariat
dari penelitian ini peneliti melakukan analisa data terlebih
dahulu. Teknik analisis yang digunakan adalah Paired T-test
memiliki asumsi atau syarat yang harus dipenuh, yaitu:
a. Data yang digunakan tidak bebas (berpasangan).
b. Berdistribusi normal
c. Skala data variabel rasio
d. Homogen/sejenis
39
a.
Menolak Ha (menerima H0) bila diperoleh p > 0,05
b.
Menerima Ha (menolak H0) bila diperoleh nilai p ≤ 0,05
40
DAFTAR PUSTAKA
Adi Try Wurjatmiko, & Aluddin. (2022). Pengaruh Terapi Air Kelapa Muda
(Cocs Nucifera) Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi di wilayah Pesisir Bone Rombo Buton Utara. Media Publikasi
Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 5(2), 178–182.
https://doi.org/10.56338/mppki.v5i2.2028
Andora, N., & Haryanti, R. P. (2021). Perbedaan Pengaruh Pemberian Air Kelapa
Muda Dan Cincau Hijau Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 2(1).
https://doi.org/10.33859/dksm.v12i1.718
Dewa, P., & Bengkulu, K. (2022). Pengaruh Terapi Air Kelapa Muda Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Sistolik Pada Penderita Hipertensi. 29(1), 46–
54.
Farida, Y., & Mardianti. (2022). Efektivitas Konsumsi Air Kelapa Muda Terhadap
Tekanan Darah. 08(1).
41
Rifai, M., & Safitri, D. (2022). EDUKASI PENYAKIT HIPERTENSI WARGA
DUKUH GEBANG KABUPATEN GUNUNGKIDUL Jurnal BUDIMAS
( ISSN : 2715-8926 ). 04(02), 1–6.
Salsabila, S. H. (2020). Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Ibu Hamil Di Bpm Nurfitriyah
Perumnas Pijorkoling Kec.Padangsidimpuan Tenggara Pada Tahun 2020.
3(2).
Wahyuni, S., Aceh, U. M., Syiah, U., & Banda, K. (2022). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Hipertensi pada Lansia di Desa Alue. 1, 129–136.
Waljiman. (2020). Skrining dan edukasi penderita hipertensi. 2, 15–26.
Yasa, P., Kesehatan, P., & Denpasar, K. (2021). Pengaruh Pemberian Air Kelapa
Muda Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. 126–133.
42
LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN
No responden :
Nama/inisial :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Padang atas nama Desi Ratna Sari dengan judul “Pengaruh Air Kelapa Muda
merugikan bagi saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam
Padang, ………………..2023
Saksi Responden
(.....................................)
(.....................................)
43
Lampiran 2. Lembar Observasi
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Riwayat Hipertensi :
Pekerjaan :
Pendidikan :
44