Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIK KLINIK II

PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO) INTRODUCTION

“APPENDISITIS AKUT”

DISUSUN OLEH:
RAISA RAHMANIA
20214040039
KELOMPOK C
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


PERIODE I FEBRUARI-MARET 2023
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
BAB I
PENDAHULUAN

Pemantauan terapi obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk

memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan dari PTO adalah

meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan resiko Reaksi Obat yang Tidak

Dikehendaki (ROTD). Kegiatan Pemantauan Terapi Obat mencakup pengkajian pilihan obat,

dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD dan

rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara

berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan

ataupun kegagalan terapi dapat diketahui (Depkes, 2009).

Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait

obat. Kompleksitas penyakit dan penggunaan obat, serta respons pasien yang sangat

individual meningkatkan munculnya masalah terkait obat. Hal tersebut menyebabkan

perlunya dilakukan PTO dalam praktek profesi untuk mengoptimalkan efek terapi dan

meminimalkan efek yang tidak dikehendaki (Depkes, 2009).

Apendisitis merupakan salah satu penyakit akut abdomen dimana terjadi inflamasi

pada apendiks vermiformis. Penyakit apendisitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri,

namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat

diketahui secara pasti, diantaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran

(lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feses yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran)

jaringan limfoid, erosi mukosa oleh cacing askaris dan E. histolytica, parasit, benda asing

dalam tubuh, kanker primer dan striktur. Penelitian epidemiologi menunjukkan peran

kebiasaan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.
BAB II

TUJUAN SPESIFIK PKPA

Tujuan dilakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) pada PK2 Pemantauan Terapi
Obat (PTO) Introduction dan Kajian Guideline, meliputi:
1. Mampu memahami farmakologi obat

2. Mampu menilai kerasionalan/ketepatan terapi obat pasien

3. Mampu melakukan/memberikan rekomendasi untuk pemecahan DRP(s)

4. Mampu mendukung kemandirian pasien untuk meningkatkan kepatuhan

5. Mampu melakukan monitoring parameter keberhasilan terapi obat pasien

6. Mampu menjalin komunikasi terapetik dengan tenaga kesehatan lain, pasien dan atau

keluarga pasien dalam rangka kerasionalan pengobatan dan optimalisasi efek terapi

obat

7. Mampu memberikan rekomendasi Therapeutic Drug Monitoring (TDM) bila

diperlukan

8. Mampu membuat dan menjaga dokumen pengobatan pasien sesuai dengan standar

profesi dan ketentuan yang berlaku


BAB III
KEGIATAN DAN PENUGASAN

A. Kegiatan blok pemantauan terapi obat dibagi menjadi 2 :


1. Pemantauan Terapi Obat Introduction
Setiap mahasiswa mendapat kasus pasien sejumlah 3 pasien dengan kategori
penyakit Anak, Bedah, dan Obsgyn. Mengisi lembar kerja yang diberikan oleh
preseptor.
2. Pamantauan Terapi Obat Advance
Setiap mahasiswa mendapat kasus pasien sejumlah 3 pasien dengan kategori
penyakit Dalam, Kardiologi, dan Neurologi. Mengisi lembar kerja yang diberikan
oleh preseptor.
B. Kegiatan pemantauan terapi obat, meliputi:
1. Medication order review (Identifikasi Drug Related Problems)
2. Monitoring respon terapi
3. Merancang care plan untuk menyelesaikan DRPs dan mengoptimalkan efek terapi
obat intervensi/komunikasi care plan dengan dokter/perawat/tenaga kesehatan
lain/pasien
4. Follow up/monitoring
C. Materi diskusi blok Pemantauan Terapi Obat, meliputi:
1. Aspek Teknik: permasalahan yang berkakitan dengan pengambilan data
2. Aspek Klinis: menganalisa kemungkinan DRP yang timbul pada pasien dan
memberikan rekomendasi yang dilakukan oleh Apoteker
BAB IV
LAPORAN HASIL TUGAS

RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING RM


INSTALASI FARMASI

FORM PENGAMBILAN DATA PEMANTAUAN TERAPI OBAT IDENTITAS PASIEN

Nur Amira Safitri Ruang dan Ar Royan


Nama pasien No. bed
317418 28/3/2023
No. RM Tanggal masuk

TTL/ BB
2/6/2001 Tanggal keluar
BPJS PBI ADI SIHONO,DR,SP.B
Status pasien DPJP

KRONOLOGI PASIEN MASUK RS


Pasien dating mengeluh nyeri perut kanan bawah skala 6-7, demam sudah 7 hari, mual, tadi pagi diare 1x

KONDISI PASIEN

Keluhan Utama nyeri perut kanan bawah skala 6-7, demam sudah 7 Riwayat penyakit keluarga -
hari, mual, tadi pagi diare

Diagnosa Riwayat alergi obat/ makanan Seafood


Riwayat penyakit LBP, Pembengkakan ginjal Riwayat pengobatan pasien Paracetamol 500 1x1
Alpentin 100mg 2x1
Na. diclofenac 50mg 2x1
Konimal 500mg 2x1
RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT

Diisi oleh Apoteker yang merawat :

Parameter Penyakit / Tanggal Nilai Normal 28/3/2023 29/3/2023 30/3/2023


Tanda Vital

Tekanan Darah (mm Hg) 140/90 123/68 114/74


Nadi (kali per menit) 60-80 78 62
Suhu Badan (oC) 36,5 37 36,7
Respirasi (kali per menit) 20 -
Nyeri ++ ++ -
KELUHAN

Diare + - -
Demam + -
Mual + -

Laboratorium Rutin / Tanggal Nilai Normal 28/3/2023 Ket


Hemoglobin 11.7-15.5 13,9 N
Lekosit 4.5-11.5 5,65 N
Netrofil segmen 50-70 66 N
Limfosit 18-42 25 N
Monosit 2-8 7 N
Netrofil absolut 1.5-7.0 3,8 N
Laboratorium Rutin

Limfosit absolut 1.5-3.7 1,4 L


Eritrosit 4.20-5.40 4,52 N
Hematokrit 35.0-94.0 41.6 N
MCV 80.0-94.0 92 N
MCH 26.0-32.0 30.8 N
MCHC 32.0-36.0 33.4 N
Tormbosit 150-450 247 N
Eusinofil 2-4 1 L

APTT 23.0-45.0
PTT 11.0-17.0
GDS 70-140 79 N

Terapi (Nama Obat, Kekuataan) Aturan Pakai IGD 28/3/2023 29/3/2023 30/3/2023
Antrain inj 8 jam   - -
Cefazolin inj 2gr 12 jam   
Ketorolac inj - - 
ORAL PARENTERAL

Inf RL  
I.V.F.D.
BB : Berat Badan; TB : Tinggi Badan; RPM : Riwayat Penyakit saat MRS; RPD : Riwayat Penyakit Dahulu

Asuhan kefarmasian
Subjektif Objektif Assessment (DRP) Care Plan

- Terapi sudah tepat

Nyeri perut kanan TD : 123/68 mmHg Terapi sudah tepat


bawah S: 6-7, mual, N : 78
demam S : 37
RR : -

Terapi:
- Inf RL
- Antrain inj
- Cefazolin inj 2gr
Nyeri seperti dituduk- TD : 114/74 mmHg Antrain inj diganti Monitoring skala nyeri
tusuk, S: 6-7 sering N : 62 dengan ketorolac inj
S : 36,7 post op
RR : -

Terapi:
- Cefazolin inj
- Ketorolac inj
Nyeri post op, S: 4, TD : mmHg Monitoring skala nyeri
menetap N:
S:
RR :

Terapi:
- Ketorolac inj
KAJIAN GUIDELINE PK.2
Kasus Pasien masuk IGD dengan keluhan nyeri perut bagian kanan bawah skala 6-7, demam
sudah 7 hari, mual dan diare 1x
Definisi Apendisitis merupakan salah satu penyakit akut abdomen dimana terjadi inflamasi pada
Penyakit
apendiks vermiformis. Penyakit apendisitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri,
namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat
diketahui secara pasti, diantaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran
(lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feses yang keras (fekalit), hyperplasia
(pembesaran) jaringan limfoid, erosi mukosa oleh cacing askaris dan E. histolytica,
parasit, benda asing dalam tubuh, kanker primer dan striktur. Penelitian epidemiologi
menunjukkan peran kebiasaan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap
timbulnya apendisitis.
Tanda Dan Migrasi nyeri pada abdomen, dari periumbilikus ke abdomen kanan bawah.
Gejala
Klasifikasi Apendisitis dapat diklasifikasikan menjadi apendisitis akut dan kronik. Apendisitis akut
lebih sering dijumpai daripada apendisitis kronik
Penyebab Apendisitis diduga disebabkan oleh obstruksi lumen dari berbagai etiologi, yang
menyebabkan peningkatan produksi mukus dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan,
mengakibatkan ketegangan dinding dan, akhirnya, nekrosis dan potensi perforasi.
(Snyder, Guthrie, & Cagle, 2018)
Pemeriksaan 1. Penegakkan diagnosis apendisitis akut masih berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
Penunjang
fisik dan uji laboratorium
2. Pemeriksaan jumlah leukosit merupakan uji laboratorium yang dapat membantu
menegakkan diagnosis apendisitis akut dimana ditemukan leukositosis, terutama
kasus komplikasi. Pemeriksaan jumlah leukosit merupakan suatu pemeriksaan
yang tersedia di semua rumah sakit, cepat dan murah
Tata Laksana Tindakan pertama yang dilakukan pada appendicitis akut yaitu dengan menilai sesuai skor
diagnosa (Alvarado score) yang bertujuan untuk mempermudah diagnosis apendisitis akut
secara klinis dan laboratoris
DESKRIPSI OBAT
1. Nama obat Atrain Inj 1g/2mL (Metamizol)
2. Indikasi Nyeri hebat berhubungan dengan sakit kepala, gigi, post operasi,
spasme otot polos
3. Dosis 2-5 ml IM/IV dosis tunggal, maksimal 10 ml/hari
4. Mekanisme kerja Penghambatan sintesis prostaglandin di jaringan perifer dan sistem
saraf pusat. Bekerja menghambat transmisi rasa sakit ke susunan saraf
pusat dan perifer
5. Interaksi Dapat menurunkan kadar siklosporin dalam darah. Meningkatkan efek
alkohol
6. Kontrandikasi Hipersensitif, porfiria hepatic, hamil, laktasi
7. Efek samping Jarang, diskrasia darah, syok, takikardi, gatal, rasa tertekan pada dada
Farmakokinetik obat
8. meliputi
a. Half life 14 menit (IV)
b. Peak plasma time ± 90%
c. Onset 1-2 jam
d. Ikatan protein 58% (MAA), 48% [4-amino-antipyrine (AA)], 14% [4-acetylamino-
antipyrine (AAA)] and 18% [formyl-amino-antipyrine (FAA)]
e. Ekskresi Urin (90%) feses (10%)
9. Keamanan pada ibu hamil C (pada trimester 1&2) dan D (trimester 3)
Keamanan pada ibu -
menyusui
DESKRIPSI OBAT
1. Nama obat Cefazolin inj
2. Indikasi Infeksi sedang, ringan, berat; infeksi saluran kemih tanpa komplikasi;
pneumonia; profilaksis tindakan pembedahan
3. Dosis - Infeksi ringan 0,25-0,5 gr tiap 8 jam
- Infeksi sedang-berat 0,5-1 gr tia 6-8 gr
- Infeksi berat menancam jiwa 1-1,5 gr tiap 6 jam
Proflaksis : 1gr diberikan 30-60 menit sebelum pembedahan, diikuti
dengan 0,5-1 gr selama proses pembedahan, kemudian diikuti dengan
0,5-1 gr tiap 6-8 jam paska operasi selama 24 jam. Maksimal 5 gr/hari
4. Mekanisme kerja Cefazolin mengikat 1 atau lebih dari protein pengikat penisilin (PBPs)
yang menghambat langkah transpeptidasi akhir sintesis peptidoglikan
di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis dan
menghentikan perakitan dinding sel yang mengakibatkan kematian sel
bakteri.
5. Interaksi Probenecid akan memperpanjang waktu paruh penisilin, allopurinol
akan menngkatkan insiden ruam kulit, meningkatkan insiden ruam
kulit, mengurangi efektivitas kontrasepsi oral, antikoagulan,
aminoglikosida, fusidic acid, metotrksat, derivate tetrasiklin, vaksin
tifoid
6. Kontrandikasi Alergi terhadap antibiotik golongan sefalosporin
7. Efek samping Diare, ruam kulit, urticaria, nyeri abdominal, mual muntah, vaginitis,
vaginal mycosis, moniliasis, cholestatic jaundice, sakit kepala,
gangguan hepar, peningkatan angka prothrombin time, thrombocytosis
Farmakokinetik obat
8. meliputi
a. Half life 90-150 menit
b. Peak plasma time 0,5-2 jam
c. Onset -
d. Ikatan protein 74-86%
e. Ekskresi Urin
9. Keamanan pada ibu hamil B
Keamanan pada ibu -
menyusui
DESKRIPSI OBAT
1. Nama obat Ketorolac inj
2. Indikasi Terapi jangka pendek nyeri
3. Dosis Pengobatan jangka pendek untuk nyeri, awal 30-60mg secara IM, lalu
dapat diberikan dosis 15-30mg tiap 6 jam bila perlu. Maksimal
120mg/hari.
4. Mekanisme kerja Menghambat sintesis prostaglandin dalam jaringan dengan
menghambat COX 1 dan COX 2
5. Interaksi Antikoagulan, digoksin, asam salisilat, furosemide, probenesid, litium,
metotreksat, ACEi, antiepilepsi, obat psikoaktif
6. Kontrandikasi Tukak peptic, pendarahan, perforasi GI, disfungsi ginjal, penggunaan
bersama OAINS dan probenesid, laktasi, gangguan hemostatik
7. Efek samping Tukak GI, pendarahan & perforasi GI, pendarahan pasca op, gagal
ginjal akut, anafilaksis, gagal hati
Farmakokinetik obat
8. meliputi
a. Half life 2-6 jam
b. Peak plasma time -
c. Onset 10 menit (IM), 30-60 menit (PO)
d. Ikatan protein >99%
e. Ekskresi Urin (91%), feses (6%)
9. Keamanan pada ibu hamil C,D (pada trimester 3 atau menjelang persalinan)
Keamanan pada ibu Kontraindikasi, obat diekskresikan pada ASI
menyusui
DESKRIPSI OBAT
1. Nama obat Ondansetron
2. Indikasi Mual muntah
3. Dosis 0.15 mg/kg
4. Mekanisme kerja Berikatan dengan reseptor 5-HT3 baik d perifer maupun SSP dengan
efek utama di saluran GI
5. Interaksi Apomorphine, induktor CYP3A4, deferasirox, inductor P-
Glycoprotein, inhibitor Glycoprotein, derivate rifampicin
6. Kontrandikasi Hipersensitifitas ondansetron, antagonis selektif 5-HT3 lain,
7. Efek samping Skit kepala, malaise, konstipasi, ansietas, pruritus, diare
Farmakokinetik obat
8. meliputi
a. Half life 2-7 jam (anak-anak <15 tahun); 3-7 jam (dewasa)
b. Peak plasma time IM : 30 menit
PO : 2 jam (tablet) ; 1 jam (soluble film)
c. Onset 30 menit
d. Ikatan protein 70-76%
e. Ekskresi Urin (30-70%), feses (25%)
9. Keamanan pada ibu hamil B
Keamanan pada ibu -
menyusui
DESKRIPSI OBAT
1. Nama obat Paracetamol
2. Indikasi Nyeri, demam, sakit gigi, migrain
3. Dosis 10-15 mg/kg
4. Mekanisme kerja Bekerja secara non selektif dengan menghambat enzim
siklooksigenase (cox-1 dan cox-2. Sebagai Antipiretik, parasetamol
bekerja dengan menghambat cox-3 pada hipotalamus. Parasetamol
memiliki sifat yang lipofil sehingga mampu menembus Blood Brain
Barrier, sehingga menjadi first line pada antipiretik
5. Interaksi Antikolinergik, alcohol, fenotiazin, depresan SSP, antikoagulan
kumarin, MAOI, indanedione
6. Kontrandikasi Feokromositoma, disfungsi ginjal dan hati, asma bronchial akut, hamil,
laktasi
7. Efek samping Reaksi hematologi, erupsi kulit mual, muntah, hiperglikemi,
hipoglikemi, kerusakan ginjal, alergi, gangguan penglihatan, pusing,
konstipasi, hipotensi
Farmakokinetik obat
8. meliputi
Half life 1.25-3 jam (remaja); 2-5 jam (anak-anak); 4 jam (bayi); 7 jam
(neonatus); 2-3 jam (dewasa)
Peak plasma time 10-60 min (PO immediate-release); 60-120 min (PO extended-
release); 6 hr (PO 500 mg, conventional tablet); 8 hr (PO 650 mg,
extended-release tablet)
Onset 1 jam
Ikatan protein 10-25 %
Ekskresi Urin
9. Keamanan pada ibu hamil B
Keamanan pada ibu
menyusui
BAB V
ANALISA KASUS
Pasien Nn. N usia 22 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut bagian kanan bawah
skala 6-7, demam sudah 7 hari, mual dan diare 1x. di IGD pasien mendapatkan obat
paracetamol infus dan dan injeksi ondansetron. Hal tersebut sudah sesuai dengan keluhan
yang dialami oleh pasien. Selanjutnya pasien mendapatkan injeksi antrain untuk mengatasi
nyeri. Kemudian pada saat operasi antrain injeksi diganti dengan ketorolac injeksi untuk
mengatasi nyeri dan mendapatkan antibiotic cefazolin. Terapi antibiotic tersebut sudah tepat
sesuai dengan guideline yang ada.
BAB VI
REKOMENDASI
Penatalaksaan pemantauan terapi obat sudah sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. (2021). Pedoman Penggunaan Antibiotik. Pedoman Penggunaan
Antibiotik, 1–97.
Aberg, J.A., et al. 2009. Drug Information Handbook 17th Edition.
American Pharmacist Association.Snyder, M. J., Guthrie, M., & Cagle, S. (2018). Acute
appendicitis: Efficient diagnosis and management. American Family Physician, 98(1),
25–33.

Anda mungkin juga menyukai