Riwayat penyakit dahulu : Tuberkulosis sejak 5 bulan yang lalu (Saat ini pasien dalam terapi
fase lanjutan dengan menggunakan regimen 4HR
Pemeriksaan fisik
: 122/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 390 C.
Pemeriksaan laboratorium .
Hb 11 g/dL
30 %
WBC 9.4 x 10 3/mm3
Pemeriksaan penunjang:
Hasil endoskopi terlihat adanya ulcer
Tes terhadap H. Pylori : positif
Diagnosa : PUD
Terapi pasien
Rantin 150mg 1x1
Klaritromisin 500 mg 1x sehari
Metronidazole 500mg 2x sehari
Domperidon 10mg 3x sehari
Melanjutkan terapi OAT dengan regimen 4HR
Tugas Mahasiswa :
l. Lakukan asesmen terhadap terapi pasien dengan metode SOAP
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny IT
Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang : Rumah Sakit
Umur : 58 Tahun
BB/TB : 52 kg/158 cm →IMT: 20,8 (normal)
Tanggal MRS :
Diagnosa : PUD
Alergi : Amoksisilin
III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL
TD 122/80 mmHg
Suhu 39oC
Nadi 80 kali per menit
RR 20 x per menit
3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis
Mual, Muntah ⱱ
Kembung ⱱ
Terbakar pada ulu hati ⱱ
BAB kehitaman ⱱ
b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)
No Nama Obat Mekanisme (cantumkan pustaka yang diacu) Gambar Produk
Obat Sebelum
3. Rifampisin Mekanisme Aksi Menghambat sintesis RNA bakteri dengan mengikat subunit beta dari
DNA-dependent RNA polimerase, menghalangi transkripsi RNA (DIH 17th Ed, 2009)
Obat Sesudah
1. Rantin®
Mekanisme Kerja Penghambatan kompetitif histamin pada reseptor H2 sel parietal
lambung, yang menghambat sekresi asam lambung, volume lambung, dan konsentrasi ion
hidrogen berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi pepsin, sekresi faktor intrinsik
terstimulasi pentagastrin, atau gastrin serum (DIH 17th Ed, 2009)
3. Metronidazol Mekanisme Kerja Setelah berdifusi ke dalam organisme, berinteraksi dengan DNA
e menyebabkan hilangnya struktur DNA heliks dan kerusakan untai yang mengakibatkan
penghambatan sintesis protein dan kematian sel pada organisme yang rentan (DIH 17 th
Ed, 2009)
Obat Rekomendasi
1. Omeprazole Mekanisme penghambat pompa AksiProton; menekan basal lambung dan merangsang
sekresi asam dengan menghambat pompa ATP sel parietal H+/K+, (DIH 17th Ed, 2009).
Monitoring (6)
Subyektif, Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif (1) (2) (4) (5) Efek samping
Efektivitas
obat
Subjektif : 1. Rantin 1. Tidak tepat obat 1. Direkomendasikan untuk 1. Omeprazole 1. Omeprazole
Mual, muntah, 2. Klaritromisin 2. Tidak Tepat Dosis terapi rantin dihentikan Tanda klinis : Tanda klinis:
Rasa tidak enak 500 mg 1 x 3. Tidak ada DRP dan diganti dengan Terapi akan dikontrol paraesthesia,
pada perut seperti sehari Omeprazole 20 dalam durasi 10-14 vertigo, alopesia,
terbakar pada ulu 3. Metronidazole mg 2 x sehari hari (Am J ginekomastia,
hati dan 2. Terapi dengan Gastroenterol, 2007). impotensi,
kembung, BAB Klaritromisin 500 mg 1 x Lab: stomatitis,
Kehitaman. sehari diganti, menjadi - Tes terhadap H. ensefalopati pada
Klaritromisin 500 mg 2 x pylori: Negatif penyakit hati yang
Objektif : sehari (IONI, 2015). - Urea breath test: parah,
TD : 122/80 3. Terapi dengan negatif hiponatremia,
mmHg Metrinidazole bingung
HR: 80 x/menit 500 mg 2 x sehari tetap 2. Klaritromisin (sementara), agitasi
RR: 27 x/menit digunakan Tanda klinis: dan halusinasi pada
Suhu: 39ºC sakit yang berat,
Hb : 11 g/dL Terapi akan dikontrol gangguan
Het : 30 % dalam durasi 10-14 penglihatan
WBC : 9,4 x hari (Am J dilaporkan pada
103/mm Gastroenterol, 2007) pemberian injeksi
Pemeriksaan dosis tinggi (IONI,
penunjang : Lab : 2015).
Hasil Tes terhadap
endoskopi H.Pylori : positif 2. Klaritromisin
terlihat Urea Breath test : Tanda klinis:
positif Tanda klinis:
adanya ulcer
Dispepsia, sakit
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 12
Tes terhadap 3. Metronidazole kepala, gangguan
H.Pylori : Tanda klinis: indra perasa dan
positif Efek terapi akan penciuman,
Urea Breath muncul dalam durasi hilangnya warna
test : positif 14 hari (Am J gigi dan lidah,
Gastroenterol, 2007). stomatitis,
Lab: glossitis, dan sakit
- Tes terhadap H. kepala; lebih
pylori: Negatif jarang: hepatitis,
- Urea breath test: arthralgia, dan
negative myalgia; jarang:
tinnitus; sangat
jarang:
pankreatitis,
pusing, insomnia,
mimpi buruk,
ansietas, bingung,
psikosis,
paraesthesia,
konvulsi,
hipoglikemia,
gagal ginjal
leucopenia, dan
trombositopenia;
pada pemberian
infus intravena:
kelunakan local,
flebitis (IONI,
2015).
Lab :
3. Metronidazole
Tanda klinis:
Analisis (Evaluasi DRP atau 4T yang dilengkapi dengan referensi / guideline terapi serta cropping bagian yang dirujuk) (3)
1. RANTIN
Tepat Indikasi
Tepat Indikasi. Ranitidin merupakan salah satu obat yang di indikasikan untuk tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis,
dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana
pengurangan asam lambung akan bermanfaat (IONI, 2014).
Tepat Obat
Tidak tepat obat. Ranitidine tidak termasuk kedalam first line regimen pengobatan eradukasi pada H.Pylori,maka disarankan
terapi diganti menggunakan first line yang sesuai yakni PPI+clarithromycin+metronidazole atau three drugs reguments. (Koda
Kimble 10th edition: 674, 2010) (Dipiro 7th edition)
Tepat Dosis
Tidak tepat. Dosis ranitidine yang digunakan untuk eradikasi H. pylori adalah 150 mg 2 x1 hari (BNF 57th edition: 46, 2007).
Tepat Obat
Tepat Obat. Obat klaritromisin adalah obat yang digunakan pada terapi lini pertama tambahan pada regimen 3 obat-PPI (Am J
Gastroentrol,2007).
3. METRONIDAZOLE
Tepat Indikasi
Tepat indikasi. Metronidazole diindikasikan sebagai bagian dari rejimen multiobat untuk pemberantasan H. pylori untuk
mengurangi risiko kekambuhan ulkus duodenum (DIH Ed 17th , 2009).
Tepat Obat
Tepat. Metronidazole merupakan salah satu first line terapi untuk mengatasi H.Pylori (Am J Gastroenterol, 2007)
Tepat Pasien
Tepat pasien, Pasien tidak memiliki hipersensitivitas terhadap metronidazole, derivate nitroimidazole ataupun komponen
Tepat Dosis
Tepat. Dosis penggunaan metronidazole yang diberikan sudah tepat sesuai dengan literatur yakni 500 mg 2 kali sehari (Dipiro et
al., 2020)
Analisis (Evaluasi DRP atau 4T yang dilengkapi dengan referensi / guideline terapi serta cropping bagian yang dirujuk) (3)
4. DOMPERIDONE
Tepat Indikasi
Tepat. Domperidone di indikasikan untuk manajemen gejala gangguan motilitas GI yang terkait dengan gastritis kronis, (DIH
Ed 17th , 2009). Pasien mengalami gejala mual muntah sehingga domperidone sudah tepat diberikan kepada pasien.
Tepat Obat
Tepat Obat Domperidone termasuk golongan obat antagonis dopamin yang mana digunakan untuk meredakan mual dan muntah (Dipiro
7th edition, 2008)
Tepat Pasien
Tidak tepat pasien. Kontraindikasi Domperidone yaitu hipersensitivitas terhadap domperidone atau komponen formulasi apa
pun; pasien dengan perdarahan GI, obstruksi mekanis, atau perforasi; pasien dengan tumor hipofisis pelepas prolactin (DIH
Edisi 17th,2009), sedangkan pasien di diagnosis PUD (perdarahan GI)sehingga tidak bisa diberikan terapi dengan domperidone.
b. Tepat Obat
Tepat Obat, Isoniazid merupakan obat primer dalam pengobatan TB dan termasuk ke dalam pemberian obat untuk regimen 4HR (DepKes
RI,20050 , dan termasuk dalam first line agents obat TB. (Koda Kimble 10th edition, 2010)
c. Tepat Pasien
Tepat pasien, Isoniazid memiliki kontra indikasi Hipersensitivitas terhadap isoniazid atau komponen formulasi apa pun; penyakit hati
d. Tepat Dosis
Tepat, Pemberian dosis isoniazid 300mg 3x seminggu, (DepKes RI, 2005)
RIFAMPISIN
a. Tepat Indikasi
Tepat indikasi. Rifampisin di indikasikan untuk Penatalaksanaan tuberkulosis aktif dalam kombinasi dengan obat lain, (DIH Edisi
17th,2009)
.
b. Tepat Obat
Tepat obat, RIfampisin termasuk kedalam obat primer dan obat utama yang digunakan pada penyakit TB (DepKes RI, 2005) (Dipiro ed
7th )
d. Tepat Dosis
Tepat dosis. Dosis rifampisin sebesar 600mg 2-3 x seminggu (DepKes RI, 2005)