Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI 1

MODUL I
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER (STROKE ISKEMIK)

Oleh:

Nama: : Qurota Ayun Husna F

NIM : K100150117

Kelas :J

Kelompok : 2

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 1


KASUS KELOMPOK 2. STROKE

Ny. FR (60 th, 155 cm, 60 kg) dua hari yang lalu pada jam 5 pagi hari terjatuh di kamar mandi,
kemudian mengalami kelumpuhan pada bagian kiri, tangan dan kakinya tidak dapat digerakkan,
otot bibir bagian bawah tertarik (bibir perot). Selain itu, beliau menjadi susah berbicara dan agak
linglung atau bingung. Oleh saudaranya, beliau dibawa ke rumah sakit (sampai di rumah sakit jam
setengah 7 pagi). Setelah dilakukan pemeriksaan CT-scan, ternyata diketahui ada sumbatan di
pembuluh darah yang menuju otaknya sehingga dokter menyimpulkan bahwa Ny. FR mengalami
ischemic stroke.

Pemeriksaan fisik:
BP : 225 / 125 mmHg
HR : 100 x per menit
RR : 22 x per menit
Temp : 37,5C

Pemeriksaan laboratorium:
LDL : 110 mg/dL GDP : 110 mg/dL
Trigliserida : 130 mg/dL GDPP : 180 mg/dL
HDL : 50 mg/dL GDS : 170 mg/dL
BUN : 30 mg/dL SrCr : 0,8 mg/dL

Riwayat penyakit :
Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu

Riwayat pengobatan (sebelum MRS) :


Ramipril 5 mg po tiap pagi

Diagnosis: stroke iskhemik

Untuk mengatasi kondisi akut, Dokter kemudian meresepkan:

Obat Dosis Rute Tanggal


27 Feb 2018 28 Feb 2018
Alteplase 90 mcg Iv v
Aspirin 160 mg Po V (pagi)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 2


OUTLINE PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI
FORM PEMANTAUAN PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Nyonya FR


Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang :-
Umur : 60 tahun
BB/TB : 155cm/60kg
Tanggal MRS : 27 Februari 2018
Diagnosa : Stroke iskemik
Alergi :-

II. SUBYEKTIF (saat MRS)


II.1 Keluhan Utama (Chief Complaint):
 Mengalami kelumpuhan pada bagian kiri
 Tangan dan kakinya tidak dapat digerakkan
 Otot bibir bagian bawah tertarik (bibir perot)
 Susah berbicara dan agak linglung atau bingung

II.2 Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)


Stroke iskhemik dan Hipertensi

II.3 Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)


Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 3


II.4 Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)

Tidak ada

II.5 Riwayat Sosial (Social History)

Tidak ada

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 4


2.6 Riwayat Pengobatan (Medication History)
Lama
No Nama Obat Nama Generik Indikasi Rute Dosis Frekuensi Efek/kesulitan
Penggunaan
1 Ramipril Ramipril Hipertensi ringan hingga PO 5 mg 1 kali 10 tahun
sedang, pasien setelah infark sehari,
miokard pada gagal jantung setiap pagi
(IONI,2008).

III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL 27/2/18
TD 225 / 125
mmHg
Suhu 37,5C
Nadi 100
RR 22

3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 27/2/18

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 5


Lumpuh pada bagian kiri √
Tangan dan kaki tidak bisa √
digerakkan
otot bibir bagian bawah tertarik √
(bibir perot
susah berbicara dan agak linglung √

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 6


3. 3. Data Laboratorium
a. Hematologi
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
27/2/18
Eritrosit 4,0 – 5,0 (P) -
Juta/µL
(Sel Darah Merah) 4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb) 12,0 – 14,0 (P) -
g/dL
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit 40 – 50 (P) -
%
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 – 1,0 -
Eosinofil % 1,0 – 3,0 -
Batang1 % 2,0 – 6,0 -
Segmen1 % 50,0 – 70,0 -
Limfosit % 20,0 – 40,0 -
Monosit % 2,0 – 8,0 -
Retikulosist % 0,5-2 -
Laju Endap Darah (LED) < 15 (P) -
Mm/jam
< 10 (L)
Leukosit -
103/µL 5,0 – 10,0
(Sel Darah Putih)
MCH/HER Pg/sel 27 – 31 -
MCHC/KHER g/dL 32 – 36 -
MCV/VER fl 80 – 96 -
Trombosit 103/µL 150 – 400 -
Prothrombin time/PT Detik 10-15 -
Activated Partial Thromboplastin -
Detik 21-45
Time/aPTT
Thrombin Time/TT Detik 16-24 -
Fibrinogen mg/dl 200-450 -
D-Dimer Mcg/ml Negative/<0,5 -
International Normalized Ratio/INR 0,8-1,2 -

b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
27/2/18
ALT (SGPT) < 23 (P) -
U/L
< 30 (L)
AST (SGOT) < 21 (P) -
U/L
< 25 (L)
Alkalin Fosfatase U/L 15 – 69 -
GGT (Gamma GT) U/L 5 – 38 -
Bilirubin Total mg/dL 0,25 – 1,0 -
Bilirubin Langsung mg/dL 0,0 – 0,25 -
Protein Total g/L 61 – 82 -
Albumin g/L 37 – 52 -

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 7


c. Elektrolit

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
27/2/17
Kreatinin 60 – 150 (P) -
U/L
70 – 160 (L)
Natrium mmol/L 134 – 145 -
Klorid mmol/L 94 – 111 -
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0 -
BUN mg/dL 8 - 25 30
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4 -
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P) -
mg/dL
3,4 – 7,0 (L)
Mg2+ mg/dl 1,7-2,3 -

d. Analisa Gas Darah (AGD)


Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
27/2/18
Saturasi Oksigen (SaO2) %O2 95-99 -
Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) mmHg 75-100 -
Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) mmHg 35-45 -
pH - 7,35-7,45 -
CO2 mEq/L 22-32 -
Anion Gap (AG) mEq/L 13-17 -

d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
27/2/18
Kolesterol Total mg/dL 150 – 200 -
HDL 45 – 65 (P) 50 (N)
mg/dL
35 – 55 (L)
LDL mg/dl <130 110 (N)
Trigliserid mg/dL 120 – 190 130 (N)

e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
27/2/18
Gula Darah Sewaktu (GDS) mg/dL <200 170 (N)
Gula Darah Puasa (GDP) 70 – 100 110
mg/dL
(TN)
Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200 180 (N)
Amilase U/L 30 – 130 -

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 8


IV.ASSESMENT
4.1 Terapi Pasien
Tanggal
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi
27/2/18 28/2/18
Alteplase IV 90 mcg √
Aspirin PO 160mg √

4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)
Obat Sebelumnya
Ramipril : Mekanisme Aksi Ramipril adalah penghambat ACE yang mencegah pembentukan angiotensin II dari angiotensin I dan
menunjukkan efek farmakologis yang serupa dengan kaptopril. (DIH ed 17)
Obat Sekarang
Alteplase : Memulai fibrinolisis lokal dengan mengikat fibrin dalam trombus (bekuan) dan mengubah plasminogen yang terpapar ke
plasmin. (DIH ed 17)
Aspirin: menghambat enzim siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2), yang mengakibatkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin;
memiliki sifat antiplatelet, antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi (DIH ed 17)

4.3 Problem Medik dan Drug Related Problems


4.3.1.Problem Medik
Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 9


Subyektif: Alteplase 90 mcg, Berdasarkan rekomendasi Obat belum Pemberian dosis  Tekanan darah
 Kelumpuhan i.v. Sekali pakai farmakoterapi stroke ischemik efektif karena tPA ditingkatkan (BP)
Stroke Iskemik pada bagian kiri pada saat Dipiro,2008. Pilihan utama obat untuk dosis pemberian sesuai dengan
 Tangan dan serangan stroke  fungsi neurologi
stroke ischemic akut yaitu Alteplase yang tidak tepat berat badan
kakinya tidak 0.9 mg/kg IV pasien (Ny.FR) seperti status
dapat Tepat indikasi, yaitu pada penggunaan Dosis yang mental, tingkat
digerakkan alteplase (tPA) sesuai dengan keluhan seharusnya
 Otot bibir dan diagnosis dokter sebagai pilihan diberikan: kesadaran,
bagian bawah pertama obat farmakologis untuk 0,9 mg/kgBB x fungsi saraf
tertarik (bibir stroke iskhemik akut (Dipiro, 60 kg = 54 mg
kranial, fungsi
perot) 2008:377). (Dipiro, 377)
 Susah berbicara motorik, refleks,
 Agak linglung Tepat pasien, yaitu pemilihan obat Cara pemberian: koordinasi dan
atau bingung Pertama 5,4 mg
sesuai dengan kondisi pasien yang (10% dari 54 mg) gaya berjalan,
terkena stroke iskhemik akut dalam I.V. bolus selama 1
Obyektif: dan fungsi
onset 3 jam (Dipiro, 2008:377). menit, dilanjutkan
 BP: 225/125 dengan 48,6 mg sensorik.
mmHg (90% 54 mg)
 HR: 100 x per Tepat obat, yaitu pemilihan obat sesuai melalui infus  Pendarahan
menit dengan drug of choice/Obat pilihan selama 1 jam.
lambung (ESO
 RR: 22 c per rekomendasi kelas A untuk penyakit (DIH ed 7).
stroke iskhemik akut, kurang dari 2 Aspirin)
menit
Temp: 37,5⁰C jam sebelum pemeriksaan dokter dan (Dipiro, 121).
Setelah dilakukan diberikan tPA (untuk onset gejala
pemeriksaan CT- stroke kurang dari 3 jam).
scan, ternyata Tidak tepat dosis, karena pengaturan
diketahui ada dosis tPA 0,9mg/kg, sehingga
sumbatan di seharusnya dosis disesuaikan dengan
pembuluh darah
berat badan pasien, dosis ditingkatkan
yang menuju
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 10
otaknya dari 90mcg/kg menjadi 54mg/kg.
(Dipiro,377)

Aspirin 160mg, Aspirin menjadi firstline terapi sebagai Tidak ada Pemberian aspirin  Pendarahan
setiap pagi pencegahan sekunder stroke iskhemik 160mg sampai tiap hari
(Dipiro, 377) 325 mg / hari (Dipiro 9th,
dimulai antara 24
2015; hal 124)
Pemberian antiplatelet seperti aspirin dan 48 jam
dalam waktu dibawah 24 jam setelah setelah selesai
memulai alteplase tidak dianjurkan; alteplase untuk
Namun, inisiasi aspirin antara 24-48 mengurangi
jam setelah onset stroke kematian dan
direkomendasikan (DIH ed 7) kecacatan jangka
panjang.
(Farmakoterapi
Tepat indikasi: Tepat, karena aspirin handbook ed 9)
sebagai antiplatelet.
Tepat obat: Tepat, karena aspirin

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 11


berfungsi sebagai firstline agen
pencegahan stroke iskemik sekunder
Tepat pasien: Tepat, karena pasien
tidak memiliki KI terhadap aspirin.
Tepat dosis: Tepat, karena dosis
kisaran rentan dosis terapi.

Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif
Obyektif: Tidak ada Menurut Alogaritma Dipiro 9th, 2015, Ada indikasi Pemberian Tekanan darah
 BP: 225/125 (hipertensi) tanpa Labetalol i.v mencapai goal
Goals terapi hipertensi : mengurangi
Hipertensi mmHg obat Dosis: 10-20mg terapi yaitu
cedera neurologis dan penurunan 120/80 mmHg
setiap 10-20
untuk pasien
mortalitas dan kecacatan jangka menit (maks hipertensi dengan
panjang, mencegah komplikasi 300mg), stroke iskhemik
Atau, (dipiro, 180).
sekunder akibat imobilitas dan
Labetalol infus
disfungsi neurologis, dan mencegah Dosis: 2-8mg per
kekambuhan stroke. menit (Dipiro,
376)
Tekanan darah yang meningkat (BP)
harus tetap tidak diobati pada periode

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 12


akut (7 hari pertama) setelah stroke
iskemik untuk menghindari penurunan
aliran darah serebral dan gejala yang
memburuk. BP harus diturunkan jika
melebihi 220/120 mmHg. Jika BP
diobati pada fase akut, agen parenteral
short-acting (misalnya, labetalol,
nicardipine, nitroprusside) lebih
disukai.

Pada pasien dengan tekanan darah


180-230/105-120 pada pasien yang
mendapat terapi tPA, dalam
menurunkan TD dengan pemberian
labetalol atau nicardipine (Dipiro, 409)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 13


4.3.2. Drug Related Problems (DRPs)
DRUG RELATED
PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
PROBLEMS (DRPs)
Korelasi obat dg masalah Adakah obat tanpa indikasi medis? √ Semua obat sesuai
medis dengan indikasi
(Correlation between drug medis
therapy & medical problem) Adakah masalah medis yang tidak diobati √ Belum terdapat obat
antihipertensi untuk
menurunkan TD
Ketepatan Pengobatan Apakah obat yang digunakan efektif/ √
(Appropriate Therapy) mencapai hasil yang diinginkan (therapeutic
outcome)?
Apakah obat yang digunakan √
dikontraindikasikan untuk pasien?
Apakah obat yang digunakan merupakan √
drug of choice ?
Apakah terapi non-obat diperlukan? √
Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk √ Dosis tPA tidak tepat
pasien?
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat? √
Apakah lama pemberian obat sudah tepat? √
Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi? √

Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang √


disebabkan oleh obat?
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak √
klinis?
Adakah interaksi obat- makanan yg √
berdampak klinis?
Adakah interaksi obat- pemeriksaan √
laboratorium yang berdampak klinis?
Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap √
obat ?
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien √
terhadap penggunaan obat?
Apakah pasien mengalami hambatan/ √
kesulitan dalam penggunaan obat?

V. PEMBAHASAN

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 14


1. Stroke Iskemik
A. Definisi
Stroke merupakan kondisi dimana terjadi kehilangan perfusi ke pembuluh
darah otak secara akuat yg menimbulkan kehilangan fungsi neurologis secara
cepat (Satyanegara, 2014). Stroke dapat dikalsifikasikan menjadi 2 yaitu
stroke ischemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik (infrak atau kematian
jaringan), sering terjadi pada usia 50 tahun atau lebih dan terjadi pada malam
hingga pagi hari. Sedangkan Stroke hemoragik (pendarahan), sering terjadi
pada usia 20-60 tahun dan biasanya timbul setelah beraktivitas fisik atau
karena prikologis (mental) (Dipiro 7th,2008).

B. Patofisiologi
Aterosklerosis (akumulasi lipid dan sel inflamasi yang progresif) pada
pembuluh darah arteri yang disertai dengan hipertrofi sel otot polos arteri,
mengakibatkan pembentukan plak atau trombus. Plak tersebut dapat pecah,
plak yang masih berada pada tempatnya menyebabkan oklusi lokal, plak yang
terbawa aliran darah akan dapat sampai pada pembuluh darah di otak. Hasil
akhir dari kedua formasi trombus tersebut dan embolisme adalah oklusi arteri,
menurunkan aliran darah serebral dan menyebabkan iskemia. Aliran darah
normal adalah 50 mL/100 g per menit, jika terjadi penurunan aliran darah
menjadi 20 mL/100 g per menit akan mengakibatkan iskemik. Berkuranganya
aliran darah ke sel iskemik menyebabkan berkurangnya nutrisi sehingga
energi berupa adenosin triphosphate [ATP]) yang diperlukan untuk
pemeliharaan integritas membran juga berkurang. Selanjutnya, potasium
ekstraselular terakumulasi, pada saat yang sama natrium dan terbuang dan
menyebabkan pembengkakan sel dan akhirnya lisis. Ketidakseimbangan
elektrolit juga menyebabkan depolarisasi sel dan masuknya kalsium ke dalam

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 15


sel. Peningkatan kalsium intraseluler menyebabkan aktivasi lipase, protease,
dan endonuklease dan pelepasan asam lemak bebas dari membran fosfolipid.
Depolarisasi neuron menyebabkan pelepasan asam amino rangsang, seperti
glutamat dan aspartat, yang mempertahankan kerusakan neuron saat
dilepaskan secara berlebih. Akumulasi asam lemak bebas, termasuk asam
arakidonat berakibat pada pembentukan prostaglandin, leukotrien, dan radikal
bebas. Dalam iskemia, besarnya produksi radikal bebas dapat menyebabkan
asidosis. Rangkaian peristiwa iskemik dapat terjadi dalam 2 sampai 3 jam
sejak awal iskemia dan berkontribusi pada kematian sel utama
jaringan yang mengalami iskemik disebut dengan penumbra iskemik yang
dapat mempertahankan integritas membran sehingga berpotensi untuk dapat
disembuhkan. Namun, apabila penurunan aliran darah berlanjut hingga 12
mL/100 g per minute akan terjadi kerusakan irreversible pada otak yang
disebut dengan infark.

C. Etiologi
Stroke iskemik merupakan stroke yang disebabkan oleh pembentukan trombus
lokal atau pembentukan emboli, mengakibatkan oklusi arteri serebral.
Aterosklerosis adalah penyebab dari kebanyakan kasus stroke iskemik,
walaupun 30% bersifat kriptogenik. Emboli dapat timbul baik dari arteri intra
atau ekstrasranial atau, seperti pada 20% dari semua kasus stroke iskemik.
Emboli kardiogenik diduga terjadi jika Pasien memiliki fibrilasi atrium
bersamaan, penyakit jantung katup, atau kondisi jantung lainnya yang bisa
menyebabkan pembentukan gumpalan.

D. Guideline/algoritme terapi

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 16


Dipiro Edisi 9, 2015.

AHA,2015.

2. Hipertensi

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 17


A. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah arterial yang terus-menerus
meningkat.
Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7:
1. Hipertensi sistolik terisolasi adalah tingkat tekanan darah diastolik (DBP)
kurang dari 90 mmHg dan sistolik (SBP) 140 mm Hg atau lebih.
2. Krisis hipertensi (BP> 180/120 mmHg) dapat dikategorikan sebagai
keadaan darurat hipertensi (elevasi BP ekstrem dengan kerusakan target-
organ akut atau progresif) atau hipertensi urgensi (elevasi BP tinggi tanpa
cedera target-organ akut atau berlanjut).

JNC 7, hal. 3

B. Patofisiologi
Hipertensi dapat terjadi akibat penyebab spesifik (hipertensi sekunder) atau
dari sebuah penyebab yang tidak diketahui (hipertensi primer atau esensial).
Hipertensi sekunder (<10% kasus) biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal
kronik (CKD) atau penyakit renovaskular. Kondisi lainnya adalah sindrom
Cushing, koarktasio aorta, obstruktif apnea tidur, hiperparatiroidisme,
pheochromocytoma, aldosteronisme primer, dan hipertiroidisme. Beberapa
obat yang dapat meningkatkan tekanan darah meliputi kortikosteroid,
estrogen, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), amfetamin, sibutramine,
siklosporin, tacrolimus, eritropoietin, dan venlafaksina.
• Faktor yang berkontribusi terhadap pengembangan hipertensi primer
meliputi:
✓ Kelainan fisik yang melibatkan sistem renin-angiotensin-aldosteron
(RAAS), hormon natriuretik, atau resistensi insulin dan hiperinsulinemia;
✓ Gangguan pada SSP, serabut saraf otonom, reseptor adrenergik, atau
baroreseptor;
✓ Kelainan pada proses autoregulatory ginjal atau jaringan untuk ekskresi
natrium, volume plasma, dan penyempitan arteriol;
✓ Kekurangan sintesis zat vasodilatasi pada endotel vaskular
(prostasiklin, bradikinin, dan oksida nitrat) atau kelebihan zat vasokonstriksi
(angiotensin II, endothelin I);

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 18


✓ Asupan sodium tinggi atau kekurangan kalsium makanan.
• Penyebab utama kematian adalah kecelakaan serebrovaskular, kejadian
kardiovaskular (CV), dan gagal ginjal. Probabilitas kematian dini berkorelasi
dengan tingkat keparahan elevasi tekanan darah.
(Dipiro ed 9)
C. Etiologi
Pada kebanyakan pasien, hipertensi diakibatkan oleh penyebab yang tidak
diketahui (hipertensi esensial atau primer). Hipertensi ini tidak dapat
disembuhkan, tapi bisa dikendalikan. Hipertensi yang memiliki penyebab
spesifik (hipertensi sekunder) memiliki presentase yang kecil. Jika
penyebabnya bisa diidentifikasikan, hipertensi ini berpotensi untuk
disembuhkan. Lebih dari 90% orang memiliki hipertensi essensial. Faktor
genetik mungkin memainkan peran penting dalam pengembangan hipertensi
esensial. Ada bentuk monogenik dan poligenik dari disregulasi tekanan darah
yang mungkin bertanggung jawab atas hipertensi esensial.

Kurang dari 10% pasien memiliki hipertensi sekunder dimana salah satu
penyakit komorbid atau obat bertanggung jawab untuk menaikkan tekanan
darah. Pada sebagian besar kasus ini, disfungsi ginjal akibat penyakit ginjal
kronis yang parah atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang
paling umum. Obat tertentu, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat menyebabkan hipertensi atau memperburuk hipertensi dengan
meningkatkan TD. Tabel 15-1 mencantumkan agen yang paling umum.
Beberapa agen ini adalah produk herbal. Meskipun obat-obatan ini tidak
secara teknis, mereka telah diidentifikasi sebagai penyebab sekunder. Bila
penyebab sekunder diidentifikasi, mengeluarkan agen yang menyinggung (bila
memungkinkan) atau mengobati / memperbaiki kondisi komorbiditas yang
mendasarinya harus menjadi langkah pertama dalam manajemen.
(Dipiro ed 7)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 19


( Dipiro ed 7)

D. Guideline/algoritme terapi
Terapi hipertensi bagi pasien yang mengalami stroke isemik dan menerima
Alteplase (Dipiro 7 th, 2008, hal. 376).

VI. KESIMPULAN REKOMENDASI


 Aspirin diberikan setelah 24-48 jam dari pemberian alteplas (tPA)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 20


 Hipertensi yang diderita oleh pasien harus diberikan terapi menggunakan obat
labetalol i.v dosis: 10-20mg tiap 10-20 menit (maks 300mg), labetalol infus dosis: 2-
8mg per menit, atau Nicardipine infus i.v dosis: 5-15mg/jam sebagai antihipertensi
(dipiro, 409).
 Dosis tPA dinaikkan dari 90mcg menjadi 54mg/kg (Dipiro, 377)
 Perhitungan CHADS2 score (congestive heart failure, hypertension, age ≥75 years,
diabetes mellitus, stroke) untuk pemilihan obat sebagai secondary prevention.

Ny. FR mengalami hipertensi (skore


1 point) dan stroke oskemik (skore 2 point) sehingga total pointnya dalah 3 point.
Point 3 termasuk dalam kategori resiko sedang (middle risk) sehingga rekomendasi
untuk secondary prevention yang harus diberikan adalah Oral Anticoagulan seperti
warfarin (Exp. Clin Cardiol. 2013).
 Secondary prevention untuk Ny.FR adalah pemberian antikoagulan seperti warfarin,
kemudian antihipertensi yaitu labetalol dan golongan statin untuk pencegahan
arterosklrerosis.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 21


VII. KONSELING

Terapi Farmakologi:
 Menjelaskan kandungan dan menjelaskan khasiat obat serta efek samping obat
- Aspirin sebagai antiplatelet memiliki ESO gangguan gastrointestinal
- tPa digunakan sebagai anti stroke
- Labetol/ Nicardipin sebagai antihipertensi
- Aspirin diberikan untuk secondary prevention
.

Terapi Non Farmakologi:


 Menghindari makanan yang banyak mengandung garam tinggi
 Menghindari alkohol dan rokok
 Penerapan rencana makan diet untuk berhenti hipertensi (DASH = Dietary Approach
to Stop Hypertension) yaitu dengan cara meningkatkan konsumsi buah dan sayur dan
mengurangi konsumsi lemak.
 Melakukan self monitoring terhadap tekanan darah
 Menurunkan berat badan
 Melakukan aktivitas fisik ringan (aerobok ringan)
 Melatih gerakan otot
 Hindari stress

Dipiro 7 th, 2008, hal.149.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 22


VIII. DISKUSI
Daftar pertanyaan dan jawaban
Nama dan NIM Pertanyaan Nama dan NIM Jawaban

Suci Miranda - Berdasarkan apa Qurota Ayun Menurut alogaritma Dipiro,


Asmitha / dipilihnya H.F/ pasien dengan tekanan darah
K100150114 labetalol dan K100150118 180-230/105-120 mmHg yang
nicardipin menerima Alteplase dapat
sebagai obat diberikan obat Antihipertensi
untuk hipertensi Labetalol atau Nicardipin.
pada penderita
stroke iskemik Tekanan darah pasien 225/150
akut. mmHg sehingga dipilih
Labetalol.

Latifah Fiutami/ - Mengapa dipilih Qurota Ayun Menurut alogaritma Dipiro,


K100150125 labetalol sebagai H.F/ pasien dengan tekanan darah
obat anti K100150118 180-230/105-120 mmHg yang
hipertensi menerima Alteplase dapat
diberikan obat Antihipertensi
Labetalol atau Nicardipin.

Tekanan darah pasien 225/150


mmHg sehingga dipilih
Labetalol.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 23


Apakah ada Ria Ada interaksi antara Aspirin
interaksi antara Aristantika dengan Alteplase, sehingga
obat yang /K100150117 aspirin diberikan 24 jam
diberikan hingga 48 jam setelah
pemberian Alteplase. Jika
diberikan dibawah 24 jam
dapat menyebabkan interaksi
yang akan mengakibatkan
pendarahan.

Annisa Auliya/ - Tekanan darah Delta Menurut alogaritma Dipiro,


K100150120 226/125 N.Suharjo/ pasien dengan tekanan darah
mmHg K100150116 180-230/105-120 mmHg yang
diberikan menerima Alteplase dapat
Labetalol, diberikan obat Antihipertensi
kenapa tidak Labetalol atau Nicardipin.
digunakan
Ramipril sesuai Tekanan darah pasien 225/150
dengan riwayat mmHg sehingga dipilih
pengobatan. Labetalol.

- Lebih baik Ria Aspirin diberikan antara 24


penggunaan Aristantika jam hingga 48 jam setelah
Aspirin pada /K100150117 pemberian Alteplase, sehingga
pasien yang dapat diberikan antara 24-48
menerima jam. Jika diberikan dibawah
Alteplase 24 jam dapat menyebabkan
setelah 24 jam interaksi yang akan
atau 48 jam. mengakibatkan pendarahan.

Derry - Pada pasien Delta Aktivitas fisik yang dilakukan


S.Pratama stroke N.Suharjo/ oleh penderita stroke adalah
/K100150114 melakukan K100150116 aktivitas fisik ringan seperti
aktivitas fisik aerobik ringan dan latihan
seperti futsal menggerakan otot-otot.
apakah dapat
menyebabkan
kekambuhan.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 24


IX. DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI, 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan POM RI,Jakarta
BNF, 2011, British National Formulary, edisi 61, London, BMJ Publishing and group.
Cartman,Gerry et al., Correlation between CHADS2 score and anticoagulant use in
atrial fibrillation: Results of a mini-survey, Exp Clin Cardiol. 2013 Spring; 18(2):
101–103.
Dipiro, Joseph T. et al., 2008, Pharmacotherapy Handbook, edisi 7, New York,
McGraw Hill Companies lnc.
Dipiro, Joseph T. et al., 2015, Pharmacotherapy Handbook, edisi 9 , New York,
McGraw Hill Companies lnc.
Lacy F.C., et al., 2008, Drug Information Handbook, 17th , Lexy-comp for the American
Pharmacists Association.
Powers, William J,2015, AHA/ASA Guideline. New York, http://stroke.ahajournals.org/

Satyanegara, 2014, Ilmu Bedah Saraf, edisi 5, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 25


Surakarta, 03 Maret 2018

Praktikan Dosen Pembimbing

( Qurota Ayun Husna Farah ) ( Hidayah Karuniawati, M.Sc.,Apt )

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 26

Anda mungkin juga menyukai