Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DI DEPO

CENTRAL PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RATU


ZALECHA MARTAPURA

Skripsi
Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Strata-1 Farmasi

Oleh :
Nindya Fitri Meydina
SF14064

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU
JULI 2018
ABSTRAK
EVALUASI PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DI DEPO
CENTRAL PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RATU
ZALECHA MARTAPURA (Oleh Nindya Fitri Meydina; Pembimbing : Nurul Mardiati,
M.Sc., Apt., Guntur Kurniawan, B.Sc.Pharm.D.,; 2018; 38 halaman)
Narkotika dan Psikotropika dapat merugikan apabila disalah gunakan atau digunakan tanpa
pengendalian dan pengawasan yang ketat Pengelolaan obat Narkotika dan Psikotropika termasuk
proses penyimpanan haruslah efektif dan efisien. Oleh karena itu pengelolaan obat khususnya
penyimpanan obat narkotika dan psikotropika sangat memerlukan penanganan dan perhatian
lebih .Penelitian ini untuk mengetahui evaluasi penyimpanan obat narkotika dan psikotropika di
Depo Central pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Martapura.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian metode deskriptif dengan menyajikan data primer
dan data sekunder. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dibandingkan
dengan indikator penyimpanan obat dan akan dianalisis serta dilakukan pembahasan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa manajemen penyimpanan obat sudah hampir baik dan benar, hal
ini berdasarkan lima indikator yang terdiri dari empat indikator yang baik dan satu indikator
dikatakan kurang baik. Ruang penyimpanan dan lemari penyimpanan obat Narkotika dan
Psikotropika di Depo Central pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha
Martapura secara keseluruhan belum memenuhi standar sesuai Permenkes nomor 3 Tahun 2015
dan dikatakan kurang baik.
Kata kunci : evaluasi, penyimpanan obat, narkotika dan psikotropika
ABSTRACT
EVALUATION OF DRUG STORES NARCOTICS AND PSYCHOTROPICS IN
CENTRAL DEPO ON PHARMACEUTICAL HOSPITAL INSTALLATION OF RATU
ZALECHA MARTAPURA (By Nindya Fitri Meydina; Advisor: Nurul Mardiati, M.Sc.,
Apt., Guntur Kurniawan, B.Sc.Pharm.D., ; 2018; 38 pages)
Narcotics and Psychotropic can be disadvantageous if misused or used without strict control and
supervision Narcotics and Psychotropic drug management including the storage process must be
effective and efficient. Therefore, the management of drugs, especially the storage of narcotic
drugs and psychotropic drugs need more handling and attention. This research is to know the
evaluation of drug storage of narcotics and psychotropic at Depo Central at Pharmacy Installation
of Ratu Zalecha Martapura General Hospital. This research uses descriptive research method by
presenting primary data and secondary data. Research data obtained from the observation and
interviews compared with drug storage indicators and will be analyzed and conducted discussion.
The results show that the drug storage management is almost right and correct, based on five
indicators consisting of four good indicators and one indicator is said to be less good. Storage
room and storage cabinet of Narcotics and Psychotropic drugs in Depo Central at Pharmacy
Installation of Ratu Zalecha Martapura General Hospital as a whole has not fulfill the standard
according to Permenkes number 3 Year 2015 and it is not good enough.
Keywords: evaluation, drug storage, narcotics and psychotropic
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu peranan penting dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit. Untuk
tercapai suatu kesehatan yang optimal maka fasilitas – fasilitas kesehatan yang ada harus
melakukan pelayanan yang efektif dan efisien di antaranya yaitu fasilitas pelayanan rumah sakit
(Elyyani, 2016). Oleh karena itu untuk memenuhi hal tersebut rumah sakit harus mampu
meningkatkan efisiensi dan efektifitas di semua bidang pelayanan, salah satunya yaitu bidang
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (Rismayanti, 2009).
Instalasi farmasi dirumah sakit sangat penting karena semua instalasi dirumah sakit berkoordinasi
dengan instalasi farmasi guna menyediakan kebutuhan obat dan alat kesehatan. Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS) dipimpin oleh apoteker yang bertanggung jawab dalam pengadaan,
penyimpanan, distribusi obat serta memberi informasi dan menjamin kualitas pelayanan di rumah
sakit yang terkait dengan penggunaan obat. Tujuan pelayanan farmasi di rumah sakit adalah
melangsungkan pelayanan yang optimal, melaksanakan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE).
(Defriyanto, 2014). Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 88 dan 104 harus aman,
bermanfaat, bermutu dan terjangkau bagi seluruh masyarakat serta pengamanan sediaan farmasi
dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi seluruh masyarakat dari bahaya yang
disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi
persyaratan mutu dan keamanan. Di rumah sakit pengelolaan obat dilaksanakan oleh Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (Wahyuni, 2007).
Narkotika dan Psikotropika dapat merugikan apabila disalah gunakan atau digunakan tanpa
pengendalian dan pengawasan yang ketat, jika digunakan secara tidak rasional salah satu efek
samping dari pemakaian obat ini yaitu dimana seseorang dapat mengalami ketergantungan berat
terhadap obat dan dapat menyebabkan fungsi vital organ tubuh bekerja secara tidak normal
seperti jantung, peredaran darah, pernafasan, dan terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat).
Oleh karena itu pengelolaan obat khususnya penyimpanan obat narkotika dan psikotropika sangat
memerlukan penanganan dan perhatian lebih (Elyyani, 2016).
Pengelolaan obat termasuk proses penyimpanan haruslah efektif dan efisien. Proses pengelolaan
dapat terjadi dengan baik bila dilaksanakan dengan dukungan kemampuan menggunakan sumber
daya yang tersedia dalam suatu sistem. Berdasarkan Permenkes Nomor 3 tahun 2015,
pengelolaan obat narkotika dan psikotropika khususnya pada tahap penyimpanan harus memiliki
tempat dan lemari khusus di instalasi farmasi rumah sakit milik pemerintah. Selain itu harus ada
penanggung jawab dari seorang apoteker untuk melakukan pengawasan yang memperhatikan
kondisi, sanitasi, temperature sinar/cahaya, kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin
mutu produk dan keamanan petugas.
RSUD Ratu Zalecha Martapura merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah tipe B di
Kalimantan Selatan yaitu terletak di Martapura Kabupaten Banjar. Penggunaan obat Narkotika
dan Psikotropika RSUD Ratu Zalecha Martapura dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1
Laporan Sediaan Jadi Obat Psikotropika di Depo Central IFRS RSUD
Ratu Nama Persediaa Pemasuka Jumlah Pengeluar Persediaa
ZalechaB Sediaan n awal n an n akhir
ulan bulan bulan
April
2017 No
1 Alganak 60 - 60 25 35
0,5
2 Alprazola 508 3700 4208 2261 1947
m 0,5
3 Alprazola - - - - -
m1
4 Analsik 32 - 32 - 32
5 Braxidin 676 900 1576 1329 247
6 Chloprom 290 - 290 - 290
azine
7 Clobazam 244 1000 1244 878 366
10
8 CPZ 25 258 - 258 38 220
9 Esilgan 2 - - - - -
10 Govotyl 5 8 - 8 - 8
11 Govotyl - - - - -
inj
12 Haloperid 214 - 214 6 208
ol 0,5
13 Haloperid 295 - 295 144 151
ol 1,5
14 Haloperid 93 - 93 90 3
ol 5
15 Iodomer 4 24 28 17 11
inj
16 Merlopam 140 200 340 135 205
2
17 Midazola - - - - -
m

18 Miloz inj 0 30 30 27 3
19 Luminal 43 60 103 45 58
inj
20 Proneuro 159 - 159 95 64
n
21 Sanmag 59 - 59 - 59
22 Sedacum 19 10 29 29 -
inj
23 Stesolid - - - - -
inj
24 Stesolid 11 - 11 5 6
rectal 10
25 Stesolid 4 12 16 7 9
rectal 5
26 Valdimex 77 - 77 9 68
5 mg
27 Valisanbe 137 - 137 33 104
2
28 Valisanbe 2 150 152 92 60
inj

Tabel 2
Laporan Nama Persediaa Pemasuka Jumlah Pengeluar Persediaa
Sediaan Sediaan n awal n an n akhir
Jadi Obat bulan bulan
Narkotika
di Depo
Central
IFRS
RSUD
Ratu
Zalecha
Bulan
April
2017 No
1 Codein 10 853 1000 1853 1310 543
2 Codein 20 1775 2800 4575 3922 653
3 Codicaf - - - - -
20
4 Duragesik 16 - 16 14 2
12,5
5 Duragesik 16 16 8 8
25
6 Pentanyl 21 30 51 42 9
7 Morfin 7 20 27 8 19
8 Morfine 73 - 73 - 73
10
9 Mst 10 130 - 130 66 64
10 Pethidin 5 - 5 - 5

Data di atas menujukkan bahwa penggunaan obat Narkotika dan Psikotropika di RSUD
Ratu Zalecha Martapura cukup tinggi. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada
tanggal 17 Desember 2017, pengelolaan obat Narkotika dan Psikotropika khususnya pada
penyimpanan obat di Instalasi farmasi, dimana obat yang tersimpan ditempatkan pada lemari
khusus, namun obat narkotika tersebut masih dalam satu ruangan dengan obat psikotropika
sehingga penyimpanan obat belum memenuhi kesesuaian dengan standar penyimpanan obat yang
mengharuskan penyimpanan obat, lemari obat narkotika dan psikotropika dipisahkan
penyimpanannya. Selain itu ditemukan adanya obat diluar obat narkotika dan psikotropika yang
tidak sesuai jumlahnya dengan kartu stok dan adanya obat yang kadaluarsa yang menyebabkan
kerugian bagi rumah sakit itu sendiri, sehingga tidak menutup kemungkinan terdapat obat
narkotika dan psikotropika obat yang kadaluarsa . Sarana penyimpanan obat yang ada di IFRS
pengawasannya seharusnya di lakukan secara triwulan atau rutin untuk menghindari adanya obat
kadaluarsa atau rusak. RSUD Ratu Zalecha Martapura telah melakukan hal tersebut tetapi yang
jadi persoalan adalah banyaknya obat yang sering terjadi kadaluarsa, sistem penataan yang belum
memenuhi syarat, dan kesesuaian antara kartu stok dan barang yang keluar. Atas dasar tersebut,
peneliti ingin meneliti lebih dalam lagi tentang penyimpanan obat Narkotika dan Psikotropika
berdasarkan indikator-indikator yang digunakan pada penelitian di Instalasi Farmasi RSUD Ratu
Zalecha Martapura.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di atas adalah Bagaimanakah evaluasi
penyimpanan obat narkotika dan psikotropika di 6 Depo Central pada Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Martapura yang meliputi beberapa indikator yaitu presentase
kesesuaian barang antara barang di instalasi dengan barang yang ada di dokumen seperti kartu
stok, stok mati, presentase barang yang kadaluarsa atau rusak, kesesuaian pengeluaran obat
(FIFO/FEFO) serta mengenai ruang penyimpanan dan lemari penyimpanan.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah penyimpanan obat narkotika dan psikotropika di Depo
Central pada Instalasi Farmasi RSUD Ratu Zalecha yang menggunakan lima indikator yaitu
presentase kesesuaian barang antara barang di instalasi dengan barang yang ada di dokumen
seperti kartu stok, stok mati, presentase barang yang kadaluarsa atau rusak, kesesuaian
pengeluaran Obat (FIFO/FEFO) serta mengenai ruang penyimpanan dan lemari penyimpanan.
1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui evaluasi penyimpanan obat Narkotika dan Psikotropika di Depo Central pada
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Martapura
1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :


1.3.1 Bagi Peneliti
Agar meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam tentang evaluasi
penyimpanan obat narkotika dan psikotropika khususnya di instalasi farmasi rumah sakit.
1.3.2 Bagi Instalasi Farmasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi instalasi farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Ratu Zalecha Martapura dalam meningkatkan manajemen pengelolaan obat
narkotika dan psikotropika khususnya dalam tahap penyimpanan obat.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Nabila Hadlah, Nani K., Candra W. 2016. Analisis Manajemen Penyimpanan Obat Di
Puskesmas Se-Kota Banjarbaru.

Volume 6 No. 4. Defriyanto, Yogi. 2014. Evaluasi Penyimpanan Obat Narkotika dan Psikotropika
di Instalasi farmasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukit tinggi dan Putra Specialist Hospital
Melaka Tahun 2014. Karya Tulis Ilmiah.Fakultas Kesehatan Dan MIPA Universitas
Muhammadiyah, Sumatera Barat.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit.
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI.

Jakarta Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Daerah Kepulauan. Direktorat Bina OBat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. 2014. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha
Martapura. Kabupaten Banjar.

Elyyani, Farida., Ghozali, M.F. 2016. Gambaran pengelolaan obat narkotika dan psikotropika di
instalasi Farmasi RSUD Banjarbaru Kalimantan Selatan. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Yogyakarta.

Lumenta, Jimbrif T., Adeanne C. W., Paulina V. Y. Yamlean. 2015. Evaluasi Penyimpanan dan
Distribusi Obat Psikotropika di Rumah Sakit Jiwa Prof. DR. V. L. Ratumbuysang. Vol. 4 No. 4 ISSN
2302 – 2493.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.3/MENKES/PER/2015/ Tentang Peredaran,


Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Palupiningtyas,R. 2014. Analisis System Penyimpanan Obat Di Gudang Farmasi Rumah Sakit
Mulya Tangerang. Skripsi. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Prihatiningsih, Dina. 2012. Skripsi: Gambaran Sistem Penyimpanan Obat di Gudang Farmasi RS
Asri Tahun 2011. Depok: UI

Syamsuni., H. A. 2007. Ilmu Resep. ECG. Jakarta. Qiyaam,N., Furqoni, N., Hariati. 2016. Evaluasi
Manajemen Penyimpanan Obat Di Gudang Obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur. 61-70.Jurnal Ilmiah.

Rismayanti, 2009, Analisis Perencanaan Obat dan Alat Kesehatan. Skripsi. Universitas Indonesia.
Jakarta. Sheina, Baby. Jurnal : Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi Farmasi RSU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1, Vol.4, No.1 Januari 2010 Wahyuni, Y., 2007, Evaluasi
Pengelolaan Obat tahun 2005 di Dinas Kesehatan Kota Madiun, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Gajah Mad

Anda mungkin juga menyukai