Anda di halaman 1dari 14

STUDI KASUS

KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI (KIE)

KASUS HEPATITIS B

DOSEN PENGAMPU
DEDENT EKA BIMMAHARIYANTO. S.Farm.,MSi.,Apt
NIDN : 0617068603

KELOMPOK

DENDA SRI HARDIANTI 1608060002


LALU SAMSUL HIDAYAT 1608060009

UNIVESITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
2019
A. KASUS HEPATITIS B
Gea (17 tahun) nyeri ulu hati, selama 3 hari ,tidak nafsu makan sejak 3 hari, muka pucat dan
bibir kering, mual, sakit perut, dan demam.

B. STUDI KASUS

Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning.
Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ
hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat
mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya
dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang
hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda).
Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-
fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi
hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik.
Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering
terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.

Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh"Virus Hepatitis B"
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yangdapat menyebabkan peradangan hati akut
atau menahun yang padasebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau
kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadiepidemi pada
sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadiendemik di Tiongkok dan berbagai
negara Asia (Hermansyah, 2009).
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan
paparan berbagai macam zat kimia seperti karbontetraklorida, chlorpromazine, chloroform,
arsen, fosfor, dan zat-zat lainyang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga
menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan,terhirup atau diserap
melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah
pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa
saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.( Hermansyah, 2009 )

Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi
hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang
sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering
terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial
risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada
darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah.
Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap infeksi kronik
HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah
infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi,
hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai
HBV). Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko
timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian

Hepatitis E

Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan
tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau
perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering
pada dewasa muda hingga pertengahan.

Kemungkinan hepatitis F dan G

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum
sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala
serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau tidak
menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah
jarum suntik.

C. ETIOLOGI

1. Hepatitis virus B Virus yang lengkap berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang di sebut partikel
Dane.
2. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia sepertikarbon tetraklorida, chlorpromazine,
chloroform, arsen, fosfor, danzat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern.
D. CARA PENULARAN
Hepatitis B umumnya menular jika darah dan aliran tubuhlainnya seperti semen (air mani) atau
sekresi vagina dari seseorangyang terinfeksi memasuki tubuh orang yang belum terinfeksi.Penularan biasanya
melalui :
1. Kontak seksual dengan penderita
2. Gigitan atau melalui mulut
3. Pemakaian jarum suntik bersama, sikat gigi, pisau cukur, alat tindiktelinga, alat tato dan akupuntur
4. Dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya pada saat melahirkan Virus hepatitis B tidak ditemukan dalam
keringat, air mata, urin atau sekresi pernafasan. Hepatitis B tidak ditularkan melalui pemakaian bersama
perkakas makan, pelukan, batuk, bersin danpegangan tangan. Penelitian menunjukkan hepatitis B tidak
menular melalui makanan dan minuman.

Cara mengetahui apakah seseorang terinfeksi hepatitis B atau tidak


Adalah melalui pemeriksaan darah. Ada 3 pemeriksaan standar yang biasa dilakukan yaitu:
1. HBsAg ( hepatitis B surface antigen) : Adalah penanda awal hepatitis B yang muncul 4-12
minggu setelah terinfeksi. Bila HBsAg menetap dalam darah selama 6 bulan, berarti terjadi
infeksi kronis.
2. Anti HBc ( antibodi hepatitis B core ) : Adalah antibodi terhadap antigen inti hepatitis B.
Antibodi ini terdiri dari 2 tipe yaitu :
 IgM ( imunoglobulin M ) anti HBc dan IgG anti HBc.
 Anti-HBc IgM :Muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi, dapat bertahan hingga 6
bulan. Berperan pada core window ( fase jendela ) yaitu masa dimana HBsAg sudah
hilang, tetapi anti-HBsAg belum muncul 10% hepatitis akut tidak terdeteksi hanya
dengan memeriksa HBsAg.
 Anti-HBc IgG :Muncul sebelum anti-HBc IgM hilang, Terdeteksi pada hepatitis akut
dan kronik Dapat bertahan pada fase penyembuhan ( kadar rendah ), Tidak
mempunyai efek protektif. Interpretasi hasil positif anti-HBc biasanya tergantung
hasil pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs.
3. Anti-Hbs (antibodi terhadap hepatitis B surface antigen) Jika hasilnya positif atau reaktif
menunjukkan adanya imunitas atau kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B baik dari
imunisasi maupun dari proses penyembuhan infeksi masalampau. Seseorang yang terinfeksi
masa lampau tidak dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. ( Zubair, 2010 )
E. PATOFISIOLOGI
Masa inkubasi bervariasi, tergantung pada agennya, refleksi virus dalam hati
meningkat, yang di ikuti oleh penampilan komponen virus dan nekrosis sel hati bersama
respons peradangan yang menyertai. Antibodi non spesifik dapat meningkat sama seperti
pada infeksi virus lainnya. Perubahan morfologi hati pada hepatitis A, B, C(nonA dan non B),
adalah identik. Pada kasus klasik, ukuran dan warna hati nampak normal, tetapi kadang-
kadang sedikit oedem,membesar dan berwarna seperti empedu. Secara histologi, terjadi
kekacauan hepatoseluler, cedera dan necrosis hati, dan peradangan perifer.Perubahan
reversible bila fase akut penyakit mereda. Pada beberapa kasus, necrosis sub masif atau masif
dapat mengakibatkan hati yang berat dan kematian. Hepaptitis virus D merupakan hibrid
DNA virus hepatitis B. virus ini dapat menular sendiri secara langsung dan bersifat
hepatoksit. Bentuk ini akan memperbanyak bentuk hepatitis kronik.

F. PENCEGAHAN
Vaksinasi sedini mungkin adalah upaya pencegahan yang palingtepat, khususnya di Indonesia karena
prevalensinya cukup tinggi. Vaksinasi dapat melindungi sekitar 90-95% populasi dewasa muda. Vaksin
hepatitis B aman diberikan pada bayi, anak-anak maupun orang dewasa. Untuk mencegah penularan secara
vertikal, setiap ibu hamil dianjurkan periksa HBsAg, agar dokter dapat mengambil keputusan dalam
penanganan ibu hamil selanjutnya, dan agar bayi yang baru lahir dari ibu pengidap segera diberi imunisasi
hepatitis B. Secara umum cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari tertular hepatitis B adalah
sebagai berikut :
a. Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan
b. Hindari jajan makanan disembarang tempat atau "jajan" yang lain
c. Hindari penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, jarum suntik, alat tato, aku
puntur yang tidak steril
d. Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable)
e. Pemeriksaan darah donor terhadap virus hepatitis
f. Hindari seks yang beresiko.
g. Lakukan vaksinasi sedini mungkin.
(Zubair, 2010)
G. PENGOBATAN

Baraclude (Entecavir ) Golongan obat antivirus yang digunakan untuk mengatasi Hepaitis B kronis,
Pemberian obat Baraclude (Entecavir ) obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari
pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan tubu lemah.

H. CARA PEMECAHAN
Analisis SOAP

1. Subjective

Nama : Gea

Umur : 17 tahun Jenis kelamin : perempuan


Status : Siswa SMA Kelas 3
Keluhan : nyeri ulu hati, selama 3 hari ,tidak nafsu makan sejak 3 hari

2. Objective

SGOT : 85 u/L (mikro/liter)

SGPT : 104 u/L (mikro/liter)

Normal

SGOT : 3 – 45 u/L (mikro/liter)

SGPT : 0 – 35 u/L (mikro/liter)

3. Assessment

- Perlu bertanya kepada pasien terkait gejala-gejala lain yang timbul seperti urin yang
berwarna lebih gelap, kulit dan mata yang menjadi kuning
4. Planning

a. Tujuan terapi :

Mencegah dan meminimalkan keparah Hepatitis B pada pasien agar tidak bertambah parah.

b. Strategi terapi Terapi farmakologis

• Pemberian obat Baraclude (Entecavir ). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B
kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual
dan terjadi peningkatan enzyme hati.

• Dengan dosis 1 mg ½ tab diminum pada malam hari

c. Terapi non farmakologis

 Diet seimbang

Diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat (mengurangi asupan makanan yang
mengandung kalori, protein, makanan sayur dan buah serta melakukan sesuai
kemampuan)

 Menjaga sanitasi dan kebersihan makanan

d. Evaluasi Kerasionalan Obat Yang digunakan

1. Tepat indikasi

Nama obat indikasi keterangan


Baraclude Terapi Hepatitis B Tepat indikasi
2. Tepat Obat

Nama obat Mekanisme Kerja Keterangan


Baraclude Menghambat replikasi HBV pada 3 tahap : Tepat obat
priming HBV, reverse transcription
negativestrand HBV DNA, dan sintesis
positive strand HBV DNA

3. Tepat Dosis

Nama obat Rekomendasi dosis Keterangan


Baraclude Tepat Dosis
1 mg ½ tab diminum pada
malam hari, 2 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan

4. Waspada efek samping obat


Nama obat Efek samping Keterangan
Baraclude WESO
sakit kepala, pusing, letih, mual
dan tubu lemah.
6. Monitoring dan evaluasi

a) Tirah baring selama masa penyembuhan

b) Diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat (mengurangi asupan makanan yang
mengandung kalori, protein, makanan sayur dan buah serta melakukan sesuai
kemampuan)

c) Pembatasan aktifitas fisik hingga gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal

I. TERAPI YANG DITUJU

Mencegah penularan lebih lanjut hepatitis B

Dan juga menjaga kondisi pasien supaya tidak bertambah parah.,


J. DIALOG

Pasien datang
Pasien : permisi/ asalamualikum
Apoteker : iya waalikumsalam, ada yang bisa saya bantu
Pasien : iya mas, sya mau nebus resep
Apoteker : oh, iya mbak mana resepnya biar saya periksa dulu
Pasien : iya, ini mas
Apoteker :mbak sebelumnya boleh saya tau atas nama pasien Gea ini dengan mbak
nya sendiri atau kerabat mbak, ?
Pasien : ooo dia adek saya mas,
Apoteker : adeknya sudah kerja atau belum mbak ?
Pasien : dia masih sekolah mas, masih kelas 3 SMA.
Apoteker : mmmm, dan sebelumnya apakah sudah di kasih tau sama dokter tentang
obat ini, cara pakai obat ini, dan harapan setelah pemakaian obat ini ?
Pasien : sudah mas tapi saya masih bingung tentang cara pak ai obat ini, itu saja
sih mas
Apoteker : iya udah mbak, nanti sya jelaskan terkait pemakian obat ini, terlebih
dahulu mbak duduk dulu. Saya ambilkan obatnya
Pasien : iya mas (selang berapa menit kemudian)
Apoteker : pasien atas nama Gea ?

Apoteker : mbak ini obatnya, diresep ini obatya ada satu obat dan nama obat di
resep ini Baraclude dan harganya Rp.3.311.500 mbak, apakah mbak mau
mengambil semuanya atau stengahnya dulu?
Pasien : mahal juga iya mas, mmm, dari pada sya bolak balik lebih baik sya ambil
semuanya mas,biar gak repot besok.
Apoteker : iya mbak, ini obatnya diminum 1 x sehari dan diminum pada malam hari,
obatnya ini di minum bisa setelah makan dan bisa sebelum makan dan
jarak waktu di minum itu 2 jam setelah makan dan 2 jam sebelum makan
Pasien : iya mas..
Apoteker : apakah mbak sudah paham terkait cara pakai obat dan kapan diminum
obatnya?
Pasien : iya mas, cara pakai obat ini obatnya diminum 1 x sehari dan diminum
pada malam hari, obatnya ini di minu bisa setelah makan dan bisa sebelum
makan dan jarak waktu di munum itu 2 jam setelah makan dan 2 jam
sebelum makan
Apoteker : apakah ada pertanyaan lagi mbak
Pasien : tidak mas, penjelasan mas sudah jelas kok dan mudah di pahami
Apoteker : syukur dah mbak
Pasien : oohhh… ya udah mas, sya permisi dulu, asalamualikum
Apoteker : iya mbak, semoga lekas sembuh adeknya, waalikumsalam
DAFTAR PUSTAKA

 DiPiro Joseph T., R.L. Talbert, G.C. Yee, G.R. Matzke, B.G. Wells, L.M.

Posey.2011.

 Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Eight Edition,p374-379.

McGraw Medical Hill. New York.

 M. Sholikul Huda. 2002 . Virus Hepatitis Kronik. Jakarta: EGC

 Hermansyah. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Penyakit

Hepatitis. Jakarta: Salemba Medika

 Zubair, 2010. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru

 Iso farmakoterapi halaman 354-371

Anda mungkin juga menyukai