Anda di halaman 1dari 47

BUDI ARTINI, S.Kep.Ns., M.Kep.

• Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada


hepar karena reaksi hepar terhadap berbagai kondisi
terutama virus, obat-obatan dan alkohol.
(Ester monika, 2002 : 93)
• Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus
pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan
serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
1. Virus hepatitis A, B, C, D, E, F dan G yang
masing-masing menyebabkan tipe hepatitis yang
berbeda.
2. Alkohol
3. Keracunan Obat-obatan
1. Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute
penularan adalah melalui kontaminasi oral-fekal,
HVA terdapat dalam makanan dan air yang
terkontaminasi.
Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui
sekret saluran cerna.
 Karakteristik Virus
- Golongan enterovirus  RNA
- Diameter 27 nm
- Dideteksi pada akhir masa inkubasi dan fase pre
ikterik
 Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa
endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian
menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering
terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.
2. Hepatitis B
Karakteristik virus:
- Virus DNA
- Diameter 42 nm, berkapsul ganda
- Memiliki lapisan permukaan dengan inti di dalamnya
- Ditemukan di dalam serum
- Di dalam serum ditemukan partikel lain yg berbentuk
bulat dan tubuler, mrpk virus yg tidak lengkap yaitu
HbsAg
- Replikasi ditunjukkan oleh HBeAg
Penularan virus ini melalui rute tranfusi darah/produk
darah, jarum suntik, atau hubungan seks.
. Masa inkubasi  mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan
sampai timbul gejala klinis
3. Hepatitis C
Karakteristik Virus:
- Virus RNA yang terbungkus lemak
- Diameter 30 – 60 nm

HCV ditularkan dengan cara yang sama seperti


HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah.
Populasi yang paling sering terinfeksi adalah
pengguna obat injeksi, individu yang menerima
produk darah, potensial risiko terhadap pekerja
perawatan kesehatan  dan keamanan masyarakat
yang terpajan pada darah.
Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
4. Hepatitis D
Karakteristik virus:
- Virus RNA
- Diameter 35 nm
- Membutuhkan HBsAg utk berperan sebagai
lapisan luar partikel  utk melakukan replikasi

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV


sehingga infeksi HBV bertambah parah. Infeksi
oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada
individu yang mengedap infeksi kronik HBV jadi
dapat menyebabkan infeksi  hanya bila individu
telah mempunyai HBV, dan darah infeksius
melalui infeksi HDV
 Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna
obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah
multipel (infeksi hanya individu yang telah
mempunyai HBV).
 Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti,
diperkirakan 21-60 hari
 HDV ini meningkatkan resiko timbulnya
hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian
5. Hepatitis E
Karakteristik virus:
- Virus RNA

- Diameter 32 – 34 nm

- Masa inkubasi 2 – 9 minggu

- Populasi yang paling sering terinfeksi adalah


orang yang hidup pada atau perjalanan pada
bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana
sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa
muda hingga pertengahan.
6. Kemungkinan hepatitis F dan G
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan
tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum
sepakat hepatitis F merupakan penyakit
hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G
gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi
bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C.
Tidak menyebabkan hepatitis fulminan
ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui
transfusi darah jarum suntik.
1. Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut,
misalnya melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai
penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga
melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik
bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.
2. Hepatitis B
Penularan virus ini melalui rute tranfusi darah/produk darah,
jarum suntik, atau hubungan seks.
Kelompok ini mencakup:
1) Imigran dari daerah endemis hepatitis b
2) pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik
3) Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan
orang yang terinfeksi
4) Pria homoseksual yaang secara seksual aktif
5) Pasien rumah sakit jiwa
6) Narapidana pria
7) Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima
produk tertenu dari plasma
8) Kontak serumah denag karier hepatitis
9) Pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak
kontak dengan darah
3. Hepatitis C
Penularan hepatitis C dan Delta pada orang
dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan
bisa pula melalui makanan dan minuman,
suntikan ataupun transfusi darah. Virus
hepatitis C juga berbahaya karena sebagian
besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang
menjadi kronis/menahun dan menjadi
pengidap yang selanjutnya akan menjadi
sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
4. Hepatitis D dan E
Hepatitis delat dan hepatitis e diduga
penularannya melalui mulut, tetapi belum ada
penelitian yang lebih mendalam.
 Secara umum hepatitis disebabkan oleh virus.
Beberapa virus yang telah ditemukan sebagai
penyebabnya, berikut ini.
1)    Virus hepatitis A (HAV)
2)    Virus hepatitis B (HBV)
3)    Virus hepatitis C (HCV)
4)    Virus hepatitis D (HDV)
5)    Virus hepatitis E (HEV)
6)    Hepatitis F (HFV)
7)    Hepatitis G (HGV)
a. Stadium prodormal
Disebut periode praikterus, dimulai setelah periode
masa tunas virus selesai dan pasien mulai
memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium
ini disebut praikterus karena ikterus belum
muncul.
Antibodi terhadap virus biasanya belum
dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu
dan ditandai oleh :
- Malese umum
- Anoreksia

- Sakit kepala

- Rasa malas  

- Rasa lelah

- Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas

- Mialgia (nyeri otot)


B. Stadium ikterus
 Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih,

pada sebagia besar orang               stadium ini


ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi
lainnya adalah:
 Memburuknya semua gejala yang ada pada

stadium prodromal
  Pembesaran dan nyeri hati

  Splenomegali

  Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit


c. Stadium Pemulihan
Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama
periode ini:
 Gejala-gejala mereda termasuk ikterus

  Nafsu makan pulih

  Apabila tedapat  splenomegali, akan segera

mengecil
1) Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan
muntah, diare, dan pendarahan.
2)    Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi hati.
3)    Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, diare, mual atau muntah.
4)    Resiko intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan
kelelahan.
5)    Resiko infeksi yang berhubungan dengan penyebaran virus
hepatitis melalui kontak dengan pengunjung dan staf.
6)    Isolasi sosial yang berhubungan dengan status isolasi (jika anak
mengidap hepatitis B)
7)    Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan di
rumah, penyakit, dan pencegahan kekambuhan.
8)    Ketidakefektifan koping keluarga : penurunan yang berhubungan
dengan rawat nginap di rumah sakit.
9)    Defisit pengetahuan yang berhungan dengan perawatan di rumah.
1. Hepatitis Akut
Terdiri dari istirahat, diet, dan pengobatan
medikamentosa.
1) Istirahat  Pada periode akut dan keadaan
lemah diharuskan untuk istirahat. Istirahat
mutlak tidak terbukti dapat mempercepat
penyembuhan. Kekecualian diberikan kepada
mereka dengan umur tua dan keadaan umum
yang buruk.
2) Diet
Jika pasien mual, tidak nafsu makan atau
muntah-muntah sebaiknya di berikan infus.
Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan
yang cukup kalori ( 30 – 35 kalori/kg BB )
dengan protein cukup ( 1 gr/kg BB ). Pemberin
lemak sebenarnya tidak perlu dibatasi.
3) Medikamentosa
Kortikosteroid  tidak diberikan bila untuk mempercepat
penurunan bilirubin darah. Kortikosteroid dapat
digunakan pada kolestatis yang berkepanjangan,
dimana transamenase serum sudah kembali normal
tetapi bilirubin masih tinggi. Pada keadaan ini dapat
diberikan prednisone 3 x 10 mg selama 7 hari
kemudian dilakukan tapering off.
• Berikan obat – obat yang bersifat melindungi hati.
•  Antibiotic tidak jelas kegunaannya.
•  Jangan diberikan antiemetic. Jika perlu sekali dapat
diberikan golongan fenotiazin.
• Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan
perdarahan. Bila pasien dalam keadaan prekoma atau
koma, penanganan seperti koma hepatik.
2. Hepatitis Kronik
Menurut Arif Mansjoer (2001: 515) Obat yang
dinilai bermanfaat untuk pengobatan hepatitis
kronik adalah interferon (IFN). Obat tersebut
adalah suatu protein selular stabil dalam asam
yang diproduksi oleh sel tubuh kita akibat
rangsangan virus atau akibat induksi
mikroorganisme, asam nukleat, anti gen,
mitogen, dan polimer sintetik. Interferon
mempunyai efek antivirus, imunomodulasi,
dan antiproliferatif.
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah
sangat penting karena  sampai saat ini belum ada 
obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-
satunya jalan  untuk mencegah hepatitis virus
adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru
ada vaksin hepatitis B saja, karena memang
Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki 
baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun
komplikasinya.
Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang
dibuat dari darah manusia yang telah kebal
Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat
dari perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis
yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis
di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan
sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b
yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada
penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, 
lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan
kemudian.
Vaksinasi  hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini
mungkin. Bayi yang lahir dari ibu yang
mengidap penyakit hepatitis B, harus di
vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir,
sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah
berumur sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan
terhadap hepatitis adalah dengan memakai
sarung tangan bila berkontak dengan darah
/cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati
memasang kembali tutup jarum suntik.
Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan
terkontaminasi dan pembersihan alat-alat  dan
permukaan yang terkontaminasi.
 Keluhan utama
Penderita datang untuk berobat dengan keluhan
tiba-tiba tidak nafsu makan, malaise, demam
(lebih sering pada HVA). Rasa pegal linu dan
sakit kepala pada HVB, dan hilang daya rasa
lokal untuk perokok.
 Pengkajian Kesehatan
a. Aktivitas
- Kelemahan
- Kelelahan
- Malaise
b. Sirkulasi
- Bradikardi (hiperbilirubin berat)
- Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
c. Eliminasi
- Urine gelap
- Diare feses warna tanah liat
d. Makanan dan Cairan
- Anoreksia
- Berat badan menurun

- Mual dan muntah

- Peningkatan oedema

- Asites

e. Neurosensori
- Peka terhadap rangsang

- Cenderung tidur
- Letargi
- Asteriksis
f. Nyeri / Kenyamanan
- Kram abdomen
- Nyeri tekan pada kuadran kanan
- Mialgia
- Atralgia
- Sakit kepala
- Gatal (pruritus)
g. Keamanan
- Demam
- Urtikaria
- Lesi makulopopuler
- Eritema
- Splenomegali
- Pembesaran nodus servikal posterior

h. Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
Diagnosa Keperawatan
 Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan kegagalan masukan untuk


memenuhi kebutuhan metabolik: anoreksia,
mual/muntah dan gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan: penurunan
peristaltik (refleks viseral), empedu tertahan.
 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan

pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi


hati dan bendungan vena porta.
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan


ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Untuk Diagnosis keperawatan bisa
dikembangkan sesuai dengan respon manusia
saat dikaji
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai