Prodi : S1 Keperwatan TK 3
Nim : 2018.01.020
Sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi jenis patogen tertentu secara spesifik,
seperti bakteri, virus atau benda asing lain yang masuk pada tubuh. Dalam pertahanan tubuh
spesifik, respon imun muncul setelah ada rangsangan dari antigen tertentu karena tubuh
sudah pernah terpapar sebelumnya. Pertahana tubuh ini dimulai dari aktifitas antigen
precenting sell (APC) yang melakukan pemrosesan pada antigen, sehingga mampu
menimbulkan interaksi dengan sel sel imun. Setelah antigen berinteraksi dengan sel sel imun,
maka terjadi proses ploriferasi dan differensasi untuk menjadikan sel sel memiliki
kemampuan pertahanan diri (immunologi) dan beraksi dengan antigen. Proses pemusnahan
antigen sekunder atau yang sebelumnya telah memapar ke tubuh, jauh lebih cepat ditangani
oleh sistem imun. Imun juga lebih intensif untuk menanganinya.
Sistem pertahanan tubuh yang tidak membedakan jenis patogen apapun namun dapat
mendeteksi kehadiran patogen. Menurut laman kemendikbud pertahanan tubuh nonspesifik
merupakan respon imun yang sifatnya bawaan. Pada respon ini tubuh akan merspon setiap zat
yang dianggap asing sekalipun belum pernah terpapar.
Contohnya tubuh terpapar oleh antigen bakteri. Respon imun untuk mengatasinya dilakukan
dengan cara nonspesifik yaitu lewat proses fagositosis untuk menghancurkan. Sel sel fagosit
bergerak menuju bakteri, lalu melekat di permukaan fagosit, dan dihancurkan. Pertahanan
tubuh non spesifik lainya diwujudakan dalam bentuk reaksi inflamasi, muculnya inflamasi
ditubuh dapat disebabkan mediator tertentu, contohnya inflamasi pada kulit akibat zat
tertentu.