Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HEPATITIS

KELOMPOK 5

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata IBD yang diampu oleh bu Ikit netra , SST, NS,
M.Kes

Oleh :

Afif agung purnomo 230103112

Priyo sumboko 230103134

Suyanti 230103136

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2024
1. Pengertian Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus
Hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakibatkan Hepatitis A
(HAV), Hepatitis B (HBV), Hepatitis C (HCV), delta hepatitis (HDV), dan
hepatitis E (HEV). Hepatitis B adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B (HBV) dan ditandai dengan suatu peradangan yang terjadi pada organ
tubuh seperti hati (liver). Penyakit banyak dikenal sebagai penyakit kuning,
padahal penguningan (kuku, mata, kulit) hanya salah satu gejala dari penyakit
Hepatitis itu (Mirnadiarly, 2007; Yuliana elin, 2009). Macam macam hepatitis
diantaranya yaitu

A. Hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Hepatitis A
(HAV) yang bertransmisi HAV melalui fecal-oral, yakni virus masuk ke dalam
tubuh ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi tinja mengandung HAV. Hepatitis A tergolong penyakit menular
yang ringan, sehingga dapat sembuh spontan atau sempurna tanpa gejala sisa,
serta tidak menyebabkan infeksi kronis (Kemenkes, 2011).
Virus Hepatitis A (HAV) sama dengan penyebab hepatitis yang ditularkan
melalui air di seluruh dunia, terutama wilayah intropis dan subtropis (CDC, 2014).
HAV ditemukan dalam tinja pasien yang terkontaminasi virus hepatitis A dan
biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui air dan makanan yang
terkontaminasi HAV (1-4). Oleh karena itu, HAV dapat menyebar dalam kondisi
sanitasi yang buruk dan juga ketika tidak ada kebersihan pribadi yang baik
(Soleimanti et al, 2015).

B. Hepatitis B
Infeksi virus hepatitis B adalah penyakit radang- infeksi pada hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) - virus hepadna (Zukerman, 1996).
Awalnya, itu dikenal sebagai "serum hepatitis (Bakar et al., 1996), dan telah
menyebabkan epidemi di dunia (Asia dan Afrika Sub-Sahara), dengan penyakit
ini sekarang menjadi endemik di Cina (Williams, 2006).
Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah kesehatan utama di
seluruh dunia, dan sudah menginfeksi dua milyar penduduk dunia. Diperkirakan
enam puluh lima kematian pada pengidap hepatitis B diakibatkan oleh sirosis
dan karsinoma hepatoselular. Diagnosis Virus Hepatitis B dilakukan dengan
memperhatikan gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan HBsAg, Anti HBs, HBeAg,
AntiHBe, IgMHBc, HBV DNA (Yulia, 2019).

C. Hepatitis C
Virus hepatitis C merupakan penyebab kedua epidemi infeksi virus
setelah human immunodeficiency virus (HIV) dalam dua dekade terakhir.
Sementara itu, koinfeksi human immunodeficiency virus dan hepatitis C virus
(koinfeksi HIV/ HCV) merupakan masalah yang diprediksi berkembang di masa
yang akan datang. Infeksi hepatitis C umumnya ditemukan pada pasien HIV
karena kedua virus tersebut mempunyai kesamaan rute transmisi (Mohsen dkk,
2002).
United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwa
sebagian besar infeksi HIV di Indonesia terjadi melalui penggunaan peralatan
suntik yang terkontaminasi.

D. Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh virus yang unik karena untuk replikasinya
memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularannya melalui hubungan
seksual, jarum suntik, dan transfuse darah. Gejala penyakit hepatitis D
bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan atau amat progresif (Tetty
dan Deswaty, 2007). HDV adalah menular melalui darah-Borne, seksual,
perkutan, permucosal, dan Perinatal berarti, meskipun transmisi Perinatal kurang
umum daripada untuk HBV.
Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV), patogen RNA unik
yang membutuhkan infeksi antigen permukaan hepatitis B (HBsAg). Hepatitis D
ditularkan melalui rute parenteral. Kelompok rentan utama adalah pasien dengan
infeksi HBsAg kronis yang menjadi superinfeksi dengan virus. Hepatitis D terjadi
di seluruh dunia, tetapi pengendalian virus hepatitis B (HBV) dalam dua dekade
terakhir secara konsisten mengurangi sirkulasi HDV di negara-negara industri.
Namun, hepatitis D tetap menjadi masalah medis bagi pengguna narkoba suntik
(Penasun), serta imigran dari daerah HDV endemik, yang memperkenalkan
kembali infeksi di Eropa.
Hepatitis Delta adalah penyakit radang hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis Delta (HDV), virus RNA yang rusak yang membutuhkan fungsi helper
wajib dari virus hepatitis B (HBV) untuk penularan dan siklus hidupnya. Untuk
alasan ini, HDV diperoleh baik sebagai koinfeksi kedua virus atau sebagai
superinfeksi dari pembawa HBV kronis. Hasil klinisnya berbeda: koinfeksi
biasanya berjalan dengan sendirinya terbatas yang berakhir dengan pembersihan
kedua virus dan pemulihan lengkap dalam banyak kasus, karena antigenemia
permukaan hepatitis B sementara, yang diperlukan untuk mendukung replikasi
HDV (Romeo, 2013).

E. Hepatitis E
Hepatitis E adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis E
(HEV). Virus memiliki setidaknya 4 jenis: genotipe 1, 2, 3 dan 4. Genotipe 1 dan
2 hanya ditemukan pada manusia. Genotipe 3 dan 4 bersirkulasi pada beberapa
hewan (termasuk babi, babi hutan, dan rusa) tanpa menyebabkan penyakit apa
pun, dan kadang-kadang menginfeksi manusia.
Virus ini ditumpahkan di tinja orang yang terinfeksi, dan masuk ke tubuh
manusia melalui usus. Ini ditularkan terutama melalui air minum yang
terkontaminasi. Biasanya infeksi sembuh sendiri dan sembuh dalam 2-6 minggu.
Kadang-kadang penyakit serius, yang dikenal sebagai hepatitis fulminan (gagal
hati akut) berkembang, dan proporsi orang dengan penyakit ini bisa mati (WHO,
2016).
2. Patofisiologi

Perubahan morfologi yang terjadi pada hati, sering kali mirip untuk berbagai
virus yang berlainan. Pada kasus yang klasik, hati tampaknya berukuran besar dan
berwarna normal, namun kadang-kadang ada edema, membesar dan pada palpasi
terasa nyeri tepian. Terjadi kekacauan susunan hepatoselular, cedera dan nekrosis
sel hati dalam berbagai derajat, dan peradangan periportal. Perubahan ini bersifat
reversible sempurna, bila fase akut penyakit mereda. Namun pada kasus nekrosis,
nekrosis submasif atau masif sehingga dapat menyebabkan gagal hati fulminan
dan kematian ( Price & Daniel, 2005).
Inflamsi yang menyebab pada hepar (Hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini karena memiliki suplai
darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal
pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar
ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar, setelah lewat masanya sel-
sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan
digantikan oleh sel hepar baru (Andra & Yessie, 2013).
3. Pathway
4. Etiologi
Terjadinya Hepatitis B disebabkan oleh HBV yang terbungkus serta
mengandung genoma DNA (Deoxyribo Nuccleic Acid) melingkar. Virus ini
merusak fungsi liver dan terus berkembang biak dalam sel-sel hati (Hepatocytes).
Akibat fungsi serangan ini sistem kekebalan tubuh kemudian memberi reaksi
kemudian melawan. Kalau berhasil maka virus terbasmi habis, tetapi jika gagal
virus akan tetap tinggal dan menyebabkan Hepatitis B kronis (Pasien sendiri
menjadi carries atau pembawa virus seumue hidupnya). Dalam seluruh proses ini
liver mengalami peradangan (Misnadiarly, 2007).

5. Tanda Dan Gejala

a. Fase Inkubasi
Waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Panjang
fase tergantung dosis inokulum yang ditukarkan dan jalur penularan, makin
besar dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi
b. Fase Pre Ikterik (Prodormal)
Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala
ikterus. Awalnya dapat disingkat atau insidious ditandai dengan malaise
umum, mialgia, atragia, mudah lelah, gejala saluran pernafasan atas dan
anoreksia, diare, dan nyeri abdomen dikuadran kanan atas atau epigastrium.
c. Fase Ikterus
Fase ini munculnya setelah 10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan
dengan munculnya gejala. Setelah timbul ikterus jarang terjadi perburukan
gejala prodomal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata
d. Fase Penyembuhan (Konfalesen)
Menghilangkan ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan
abnormalitas fungsi hati tetap ada. Nafsu makan kembali normal, keadaan akut
akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada Hepatitis B perbaikan klinis dan
laboratorium lengkap terjadi dalam 16 minggu (Sudoyo, 2009).

6. Penatalaksanaan
a. Pemberian obat-obatan
1) Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada
reaksi imun yang berlebihan.
2) Antibiotik, misalnya neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral
3) Lactose 3 x (30-50) ml peroral
4) Vitamin K dengan kasus kecenderungan pendarahan 10 mg / hr intravena
5) Glukonal kalsikus 10% 10 cc intravena (jika ada hipokalsemia)
6) Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air
7) Infus glukosa 10% 2 lt / hr
b. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat
c. Jika penderita mengalami tidak nafsu makan atau muntah-muntah sebaiknya
diberikan infus glukosa. Jika nafsu makan telah kembali diberikan makanan
yang cukup
d. Jika penderita mengali prekoma atau koma, berikan obat-obatan yang
mengubah susunan feora usus, misalnya neomisin atau kanamycin sampai
dosis total 4-6 mg / hr. Laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan
bahwa harus sedemikian banyak sehingga pH feses berubah menjadi asam.
7. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium
1) Pemeriksaan pigmen
2) Urobilirubin direk
3) Bilirubin seerum total
4) Bilirubin urine
5) Urobilinogen urin
6) Uroblinogen feses
b. Pemeriksaan protein
1) Protein total serum
2) Albumin serum
3) Globulin serum
4) HbsAg
c. Waktu protombin
Respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transminase
1) AST atau SGOT
2) ALT atau SGPT
3) LDH
4) Amonia serum
e. Radiologi
1) Foto rontgen abdomen
2) Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang
berlabel radioaktif
3) Kolestrogram dan kalangiogram
4) Arteriografi pembuluh darah seliaka
f. Pemeriksaan tambahan
1) Laparoskopi
2) Biopsi hati

8. Pencegahan
Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut
1. Vaksinasi
2. Biasakan konsumsi makanan yang bersih, aman dan liat dulu jika
memilih tempat makan
3. Biasakan cuci tangan sebelum mangan dan setelah aktivitas karena
mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi
infeksi
4. Buanglah sampah pada tempatnya dan sediakan tempat sampah yang
efektif
5. Banyak minum air putih
6. Olahraga teratur dan cukup istirahat
7. Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam
pemilihan makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya
pendidikan kebersihan agar tidak ada virus yang menyebabkan penyakit
hepatitis

Anda mungkin juga menyukai