Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FARMAKOTERAPI II

“HEPATITIS VIRUS”

O L E H:

KELAS C 2017

KELOMPOK 3:

1. FITRAH FAJRIANI HAMING (O1A116127)


2. MUHAMMAD MUFLIH KASIM (O1A117107)
3. PRAHEDI SETYA IBRAHIM (O1A1171117)
4. TITIN SAFIRANSYAH (O1A117126)
5. ANUGRAHWATI MARSUKI PUTRI (O1A117138)
6. HIDAYATUL ULYA (O1A1171149)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya, maka penulisan makalah Farmakoterapi II dapat terselesaikan dengan baik.
Terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Selain
itu, kami berharap makalah ini dapat berguna bagi saya dan teman-teman pada umumnya, dalam
perkuliahan kita nantinya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum dapat di katakanbaik, masih
banyak kesalahan yang terdapat di dalam makalah yang kami buat ini. Untuk itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian demi perbaikan makalah-makalah kami
selanjutnya. Terima kasih.

Kendari, 13 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
A. Latar belakang 1

B. Rumusan masalah 1

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Definisi Hepatitis Virus 3

B. Etiologi Hepatitis Virus 3

C. Patofisiologi Hepatitis Virus 4

D. Tanda dan Gejala Hepatitis Virus 2

E. Macam-macam Hepatitis Virus 7

F. Terapi untuk Penyakit Hepatitis Virus dan Penatalaksanaannya 2

G. Kasus Hepatitis Virus serta Penyelesaiannya 8

BAB III PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. di dalam hati terjadi proses-
proses penting bagi kehidupan kita. yaitu proses penyimpanan energi, pengaturan
metabolisme kolesterol, dan peneralan racun/obat yang masuk dalam tubuh kita. sehingga
dapat kita bayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi kerusakan pada hati.
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan
oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus
adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit
dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95%
kasus dari hepatitis virus akut.
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh
dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala
sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Infeksi virus hepatitis bisa
berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian
besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat
infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual,
muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna
seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi
kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi
pada sel- sel hati yang menghasilakan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler
yang khas. Sampai saat ini telah teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti: hepatitis
A, B, C, D, E. Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan yang serupa (jalur fekal – oral)
sedangkan hepatitis B, C, dan D memilki banyak karateristik yang sama.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari penyakit Hepatitis Virus?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit Hepatitis Virus?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Hepatitis Virus?
4. Bagaimana tanda dan gejala dari penyakit Hepatitis Virus?
5. Bagaimana macam-macam dari penyakit Hepatitis Virus?
6. Bagaimana Terapi untuk Penyakit Hepatitis Virus?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit Hepatitis Virus.
2. Untuk mengetahui etologi dari penyakit Hepatitis Virus.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Hepatitis Virus.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit Hepatitis Virus.
5. Untuk mengetahui macam-macam dari penyakit Hepatitis Virus.
6. Untuk mengetahui Terapi untuk Penyakit Hepatitis Virus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hepatitis Virus


Secara umum, hepatitis adalah peradangan hati atau kerusakan dan nekrosis sel
hepatosit. Penyebabnya sangat bervariasi, mencakup infeksi virus (hepatotropic dan non-
hepatotropik), bakteri atau jamur, autoimun, toksin, dan lain-lain. Hingga saat ini, dikenal
beberapa jenis virus hepatotropik: virus hepatitis A, B, C. D, E, dan G. lnfeksi virus hepatitis
A, selanjutnya disebut hepatitis A, merupakan yang paling sering menyebabkan gejala
hepatitis akut. Sedangkan hepatitis B dan C lebih sering menyebabkan hepatitis kronis.
Hepatitis D. E, dan G masih sangat jarang dilaporkan. Pembahasan ini difokuskan pada
infeksi akut virus hepatitis A, B, dan C pada anak (Tanto C., dkk., 2014).
Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap
berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol (Ester, 2002). Hepatitis adalah
infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik
oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis
dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta
seluler yang khas (Brunner dan Suddarth, 2002).
Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan kimia
(Sujono, 1999). Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis
dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi
lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan
penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever
adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan
kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga
karena adanya peradangan pada kantung empedu (M. Sholikul Huda).
B. Etiologi Hepatitis Virus
Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis:
1. Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas
atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga
melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita
pengdapa hepatitis A.
2. Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila
terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau waktu
menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada penyakit
hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B
dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi
pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara hidup
tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:
a. Imigran dari daerah endemis hepatitis b
b. Pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik
c. Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi
d. Pria homoseksual yaang secara seksual aktif
e. Pasien rumah sakit jiwa
f. Narapidana pria
g. Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari
plasma
h. Kontak serumah denag karier hepatitis
i. Pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah
3. Hepatitis C
Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak
seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah.
Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat
berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan
menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
4. Hepatitis D dan Hepatitis E
Hepatitis D dan hepatitis E diduga penularannya melalui mulut, tetapi belum ada
penelitian yang lebih mendalam.

C. Patofisiologi Hepatitis Virus


Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada
hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel
perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage
hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan
empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga
meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan
kulit hapatoceluler jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala
ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat
bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat
permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan
sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker
hati.

D. Tanda Dan Gejala Hepatitis Virus


Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis
hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja
jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih
diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula
mula badanya terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air
seninya berwarna seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh
kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan.
Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita
hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahui
sevara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian kecil
(kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal.penderita hepatitis B yang
menahun setelah 20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada
pula yang berubah menjadi kanker hati.
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit
yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis
hepatitis yaitu:
a. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus
selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut
praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai,
stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh:
1. Malese umum
2. Anoreksia
3. Sakit kepala
4. Rasa malas
5. Rasa lelah
6. Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas
7. Mialgia (nyeri otot)
b. Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang
stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:
1. Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal
2. Pembesaran dan nyeri hati
3. Splenomegali
4. Mungkin gatal (pruritus) dikulit
c. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:
1. Gejala-gejala mereda termasuk ikterus
2. Nafsu makan pulih
3. Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil
E. Macam-macam Hepatitis Virus
1. Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi
oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan
infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh
berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis.
Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.
2. Hepatitis B
Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau
hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah,
pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang
terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan, pria
homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi
ibunya, resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6
minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.
3. Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi
hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara
yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling
sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah,
potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang
terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
4. Hepatitis D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah
parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap
infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu telah
mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering
terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi
hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum diketahui secara
pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan
kematian

5. Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan
tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau
perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling
sering pada dewasa muda hingga pertengahan.
6. Kemungkinan hepatitis F dan G
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar
belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan
hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B
dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan
melalui transfusi darah jarum suntik.

F. Terapi untuk Penyakit Hepatitis Virus


1. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes fungsi hati: abnormal (4-10 kali dari normal). Catatan: merupakan batasan nilai
untuk membedakan hepatitis virus dengan nonvirus
b. AST(SGOT atau ALT(SGPT): awalnya meningkat. Dapat meningkat satu sampai dua
minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun
c. Darah lengkap: SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan
enzim hati atau mengakibatkan perdarahan)
d. Leucopenia: trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
e. Diferensial darah lengkap: lekositosis, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma
f. Alkali fosfatase: agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
g. Fesses: warna tanak liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
h. Albumin serum: menurun
i. Gula darah: hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fusngsi hati)
j. Anti-HAV IGM: Positif pada tipe A
k. HBSAG: dapat positif (tipe B) atau negative (tipe A). catatan: merupakan diagnostic
sebelum terjadi gejala kinik
l. Massa protrombin: mungkin memanjang (disfungsi hati)
m. Bilirubin serum: diatas 2,5 mg/100mm (bila diatas 200mg/mm, prognosis buruk
mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
n. Tes eksresi BSP: kadar darah meningkat
o. Biaosi hati: menentukan diagnosis dan luasnya nekrosis
p. Scan hati: membantu dalam perkiraan beratnya ketrusakan parenkim
q. Urinalisa: peninggian kadar bilirubin;protein/hematuria dapat terjadi
2. Penatalaksanaan
Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif dan mencangkup:
a. Istirahat sesuai keperluan
b. Pendidikan mengenai menghindari pemakaian alcohol atau obat lain
c. Pendidikan mengenai cara penularan kepada mitra seksual dan anggota keluarga
d. Keluarga dan pasien hepatitis ditawarkan untuk menerima gama globulin murni yang
spesifik terhadap HAV atau HBV yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap
infeksi. Imunitas ini bersifet sementara
e. Baru-baru ini FDA memberikan izin untuk penberian vaksin hepatitis A. vaksin ini
dibuat dari virus hepatitis inaktif. Penelitian-penelitian menunjukan bahwa vaksin ini
96% efektif setelah pemberian satu dosis.
f. Tersedia vaksin untuk HBV, Karena sifat virus yang sangat menular dan berpotensi
menyebabkan kematian, maka sangat dianjurkan bahwa semua individu yang
termasuk dikelompoknya beresiko tinggi, termasuk para tenaga keshatan atau orang-
orang yang terpajan ke produk darah, vaksinasi. Yang juga dianjurkan untuk
divaksinasi dalah orang-orang yang beresiko terhadap virus, termasuk kaum
homoseksual atau heteroseksual yang aktif secara seksual, pecandu oabat bius, dan
bayi.
g. Vaksinasi terhadap HBV dihasilkan melalui penyuntikan intramuskulus DNA
rekombinaan sebanyak tiga kali pada interval –interval yang telah ditentukan. Dosis
pertama dan kedua diberikan terpisah satu bulan, dan dosis ketiga diberikan 6 bulan
setelah dosis ke dua. Vaksinasi ini 85% efektif dalam membentuk kekebalan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahmat, Asep S., 2010, Anatomi dan Fisiologi Manusia, Gorontalo: UNG.

Anderson, Clifford R., 2007, Petunjuk Modern kepada Kesehatan, Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Azis, Sriana., 2002, Kembali Sehat dengan Obat, Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Ester, Monica., 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC.

Hincliff, Sue. 2000. Kamus Keperawatan Jakarta: EGC.

Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.
Jakarta: Salemba Medika.

James dan Tim Horn, 2005, Hepatitits virus dan HIV. Jakarta: Sprita.

Oswari, 2006, Penyakit Dan Cara Penanggulangannya, Jakarta: Gaya Baru.

Price dan Wilson, 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Medikal Bedah Brunner dan Suddarth, Edisi 8 Vol 2.,
Jakarta: EGC.

Speer, Kathleen M., 2005, Rencana Asuhan keperawatan Pediatrik, Jakarta: EGC.

Tanto C., Frans L., Sonia H., dan Eka A. P., 2014, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke-4,
Jakarta: Media Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai