Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN


HEPATITIS

OLEH
KELOMPOK 1 :
NAMA-NAMA : - HENDRA D. LASI
- RENI Y.T. NOBRIHAS
- SOHIA R. A ORA
- ENGGELINA AMEKAN
- ELSI TAPATAB
- RIAN R. LOTE
MATA KULIAH : MANAJEMEN PENYAKIT TROPIS 1
KELAS/SEMESTER : C/IV
PRODI : S1-ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepadaTuhan yang Maha Esa karena atas tuntunan-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah “Konsep AsuhanKeperawatan Dengan Hepatitis” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karenaitu, kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.

Kupang, 24April 2021

Penulis

2
BAB
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan terdapatnya


peradangan pada organ tubuh yaitu hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya
inflamasi atau nekrosis pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-
obatan, toksin gangguan metabolik, maupun kelainan autoimun. Inveksi yang
disebabkan virus merupakan penyebab tersering dan terbanyak dari hepatitis akut.
Terdapat 6 jenis virus hepatotropik penyebab utama infeksi akut, yaitu virus
hepatitisA,B,C,D,E,dan G(Arif,2012).
Diantara penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, hepatitis B menduduki
tempat pertama dalam hal jumlah dan penyebarannya. Hepatitis B menjadi masalah
kesehatan dunia karena selain prevalensinya yang sangat tinggi, virus hepatitis B juga
dapat menimbulkan problem paska akut bahkan dapat terjadi sirosis hati dan
karsinoma hepato seluler primer (hepatoma). Oleh sebab itu, karena tingginya
morbiditas dan mortalitas dari penyakit hepatitis B, penyakit ini sangat mengancam
didunia (Siregar, 2010).

3
Hepatitis B merupakan masalah kesehatan global dan diperkirakan sekitar 2 miliar
penduduk dunia pernah terpapar virus hepatitis B (VHB). Hepatitis B adalah penyakit
infeksi hati yang berpotensi mengancam nyawa yang disebabkan oleh virus hepatitis
B. Menurut WHO, terdapat sekitar dua miliar orang di dunia telah terinfeksi virus
Hepatitis B dan lebih dari 240 juta telah menderita infeksi hati kronis (jangka
panjang). Sekitar 600.000 orang meninggal setiap tahun karena menderita Hepatitis
Bakut atau kronis. Prevalensi infeksi HBV berbeda-beda di seluruh dunia. Kategori
daerah endemis terbagi menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Angka prevalensi infeksi
VHB diAsia Pasifik cukup tinggi yaitu melebihi 8% (Firdayani,2013).
Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil riset kesehatan tahun 2018 diketahui bahwa
prevalensi hepatitis di indonesia, yaitu rata-rata 0.4% dari hasil diagnosis dokter umum
dan spesialis (Riskesdas,2018).
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan hasil riset kesehatan tahun 2018
diketahui bahwa prevalensi hepatitis di NTT, yaitu rata-rata 0.3% dari hasil diagnosis
dokter umum dan spesialis (Riskesdas,2018).
Asuhan keperawatan merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan kepada individu, untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan tersebut dengan menggunakan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi keperawatan dan
evaluasi tindakan keperawatan (Teli,2018).

4
Peran perawat dalam penatalaksanaan hepatitis meliputi pemberian pendidikan
kesehatan tentang hepatitis dan pemberian asuhan keperawatan komperhensif
padapasien yang mempunyai masalah hepatitis. Dalam hal ini perawat dapat
melakukan pengkajian (pengumpulan data, identitas, riwayat kesehatan, dan
pemeriksaan kesehatan yang lengkap). Selanjutnya perawat dapat menegakan diagnose
keperawatan berdasarkan hasil pengkajian, merencanakan tindakan dan melakukan
tindakan sesuai dengan masalah yang nampak pada pasien dan mengevaluasi seluruh
tindakan yang telah dilakukan.
Berdasarkan latar belakang yang ada penulis merasa penting untuk mengetahui
secara lebih mendalam tentang Asuhan Keperawatan pada Ny. A.S dengan hepatitis B
diruang teratai RSUD PROF.Dr.W.Z. Johanes Kupang 15-18Juli 2019.

5
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Mampumenyusun asuhan keperawatanyang komperhensif pada pasien hepatitis


1.2.2 TujuanKhusus

1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi,


pathway, komlpikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, asuhan
keperawatan pada pasien Hepatitis
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, menentukan
intervensi, implementasi dan evaluasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien Hepatitis.
1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teori

Untukpengembanganilmukeperawatandalammelaksanakanasuhankeperawatan.

6
1.3.2 Manfaat Praktis

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan tinggi agar meningkatkan peran


perawatdalam melakukan perawatan yaitu dengan kegiatan promosi kesehatan dalam
rangkapencegahan penyakit dan peningkatan pelayanan kesehatan pada pasiendengan
hepatitis

7
BAB
TINJAUANPUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Penyakit Hepatitis

2.2.1 Definisi

Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus.
inimengakibatkan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-
selhati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, bikomia serta seluler yang
khas.Sampai saat ini sudaj teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti yaitu:
hepatitisA,B, C,Ddan E.
2.2.2 Etiologi

FaktorpenyebabterjadinyaHepatitisberdasarkanjenisnyaadalahsebagaiberikut(S
oerjono. 2011):
1. Hepatitis A

Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A yang merupakan virus RNA dari
family enterovirus. Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran
initerjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering
terjadiwabahyangpenyebarannyaterjadi melalui air danmakanan.
2. Hepatitis B

Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang merupakan virus DNA yang
berkulit ganda.Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah.

8
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Penularan biasa terjadi diantara
parapemakai obat yang menggunakan jarum suntik secara bersamaan, atau diantara
mitraseksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual). Selain itu pula bisa terjadi
padaibu hami yang terinfeksi hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama
proses persalinan.Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus
hepatitis B.
3. Hepatitis C

Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C yang merupakan virus RNA kecil
terbungkus lemak. Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat tranfusi
darah.Virus hepatitis C ini sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan
jarum bersama-sama. Jarang terjadi melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang belum
jelas, penderita” penyakit hati alkoholik” seringkali menderita hepatitis C.
4. Hepatitis D

Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D yang merupakan virus RNA detektif
yang membutuhkan kehadiran hepatitis B.
5. Hepatitis E

Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang


hanya terjadi di negara-negara terbelakang.

9
2.2.3 ManifestasiKlinis

Tanda dan gejala yang muncul pada orang dengan hepatitis sebagai berikut
(Nurarif, 2015):
1. Malaise, anoreksia, mual dan muntah.

2. Gejalaflu, faringitis, batuk, sakit kepala dan mialgia

3. Demam ditemukan pada infeksi HAV

4. Ikterus di dahului dengan kemunculan urin berwarna gelap.

5. Pruritus (biasanya ringan dan sementara)

6. Nyeri tekan pada hati

7. Splenomegali ringan

8. Limfa denopatik

2.2.4 Patofisiologi

Kerusakan hati yang terjadi biasanya meliputi serupa pada semua tipe hepatitis
virus.Cedera dan nekrosis sel hati ditemukan dengan berbagai derajat. Ketika
memasuki tubuh, virus hepatitis menyebabkan cedera dan kematian hepatosit yangbiasa
dengan cara membunuh langsung sel hati atau dengan cara mengaktifkan reaksiimun
serta inflamasi ini selanjutnya akan mencederai atau menghancurkan hepatositdengan

10
menimbulkan lisis pada sel-sel yang terinfeksi atau yang berada disekitarnya.
Kemudian, serangan antibody langsung pada antigen virus menyebabkan destruksi
lebih lanjut sel-sel hati yang terinfeksi. Edema dan pembengkakan intertisium

11
menimbulkan kolaps kapiler serta penurunan aliran darah, hipoksia jaringan, dan
pembentukan parut, serta fibrosis (Kowalak,2016).

12
2.2.5 Pathway

Kontaminasi Virus Pengaruh alcohol, zat Kerusakan hepar


(sanitasi, makan dan toksin, virus (sorosis dan kanker
minuman hematologi hati)

Virus masuk dari vecal Hepatitis B Invasi virus hepatitis E


oral dalam tubuh

Hepatitis B Kronis

Hepatitis A Hepatitis B
Hepatitis D

Peradangan Hepar

Aktivitas neutrofil dan Gangguan suplay darah Pembesaran hati (hepotomegali)


makrofag normal pada hepar

Mendesak organ intraabdominal


Rangsangan sel Kerusakan sel hati dan empedu
endotel hipotalamus

Mendesak Rasa tidak


lambung nyaman pada
Pengeluaran asam RUQ
akaridonat Obstruksi Kerusakan fungsi hati

HCL meningkat Nyeri pada bagian


Memicu pengeluaran Bilirubin tidak
Gangguan ekskresi abdomen
prostaglandin
empedu sempurna dikeluarkan

Rangsangan mual dan Nyeri Akut


Aktivitas kerja muntah SSP
thermostart Retensi bilirubin
hipotalamus

Anoreksia dan mulut


Peningkatan kadar terasa pahit
Peningkatan suhu bilirubin
tubuh (demam)

MK : Devisit Nutrisi
MK : Hipertermi Ikterus pada Peningkatan Gangguan
mata dan kulir garam empedu pemberian
didalam darah warna feses
Perubahan status
kesehatan
Diekskresi Feses menjadi
diginjal lenih pucat
atau coklat dan
Rasa takut dan bau
cemas akan kondisi
Urin berwarna
seperti teh
MK : Ansietas

Kehilangan banyak Menurunnya jumlah elektrolit


cairan didalam tubuh Na, K, dll
Dehidrasi dan pucat, asites

MK : Risiko
Ketidakseimbangan Cairan
13
14
2.2.6 Komplikasi

Komplikasi dapat meliputi (Kowalak,2016):

1. Hepatitis persisten kronis yang memperpanjang masa pemulihan samapai 8 bulan

2. Hepatitis aktif yang kronis

3. Sirosishepatis

4. Gagal hati dan kematian

5. Karsinoma hepato seluler primer

2.2.7 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit


hepatitis antara lain (Kowalak, 2016):
1. Enzim-enzim serumAST(SGOT),ALT(SGPT),LDH

Meningkat pada kerusakan sel hati dan pada kedaan lain terutama infar
kmiokardium
2. Bilirubin direk

Meningkat pada gangguan eksresi bilirubin terkonyugasi

3. Bilirubinin direk

15
Meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert

4. Bilirubin serum total

Meningkat pada penyakit hepato seluler

5. Proteinserum total

Kadar nyamenurun pada berbagai gangguan hati

16
6. Masa protombin

Meningkat pada penurunan sintetisprothrombin akibat kerusakan sel hati

7. Kolesterol serum

Menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktusi ductusbiliaris

2.2.8 Penatalaksanan Medis


pengobatan hepatitis disesuaikan dengan jenis hepatitis, tingkat keparahan infeksi,serta
kondisi pasien. Hepatitis akibat infeksi virus bisa sembuh dengan sendirinya, jika pasien
memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik.pengobatan hepatitis akibat infeksi virus bertujuan
untukmengatasi infeksi, meredakan gejala,dan mencegah terjadinya komplikasi.
Secara umum pengobatan yang dilakukan meliputi :
a. Pemberian obat interferon
Meski beberapa jenis hepatitis bisa sembuh dengan sendirinya, pemberian obat-obatan,
perlu dilakukan ketika jumlah virus penyebab cukup banyak.Dkter akan memeberikan obat
interveron untuk menghentikan penyebaran virus adn mencegah kambuh. Obat ini biasanya
diberikan melalui infus setiap minggu selama1 tahun.
b. Pemberian obat imunosupresan
Untuk mengatasi hepatitis yang disebabkan oleh autoimun, Dokter akan memberikan
obat imunosupreson,terutama golongan kortikosteroid, seperti prednisone dan budesonide,
selain itu pasien penderita hepatitis autoimun juga akan diberikan
azathioprine,mychophenilate,tacrolimus,dan cyclosporin.

c. Pemberian obat antivirus


Pada beberapa kondisi,misalnya pada hepatitis B atau hepatitis Cyang kronis, dokter
juga memebrikan obat antivirus seperti entecavir,famciclovir,lamivudine,ritonavir,
ribavirin,atau tenovovir. Obat- obatan ini bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan
virus dengan mekanisme yang berbeda- beda.

17
d. Transplantasi Hati
Bila hepatitis sudah menyebabkan kerusakan hati yang berat, dokter mungkin akan
menyarankan transplantasi hati atau penggantian hati. Melalu prosedur ini, hati penderita
hepatitis yang rusak akan diganti dengan hati yang sehat dari pendonor.

2.2 Konsep asuhan keperawatan

2.2.1 Pengkajian
1) Identitas :
a. Identitas Pasien : nama pasien, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, alamat,
pendidikan, pekerjaan.
b. Indentitas Penanggungjawab : nama, alamat, pendidikan, hubungan dengan klien.
2) Keluhan utama alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien dengan penyakit
hepatitis adalah penurunan nafsu makan, mual, muntah, lemah dan cepat lelah, demam,
nyeri perut, sakit kepala dan pruritus.
3) Riwayat kesehatan dahulu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya
(mis. Pernah mengalami sakit hepatitis atau tidak, apakah ada riwayat kontak dengan
penderita hepatitis, apakah ada riwayat penggunaan obat-obat terlarang, dan tanyakan
apakah pernah mendapat transfuse darah atau cuci darah).
4) Riwayat penyakit sekarang : pengkajian riwayat penyakit sekarang atau saat ini meliputi
alasan pasien yang menyebabkan terjadinya gangguan, seperti : anoreksia, nafsu makan
menurun, mual, muntah, nyeri pada perut dikuadran kanan atas, terjadi penurunan berat
badan, demam, kelemahan, mudah lelah, dengan malaise umum.
5) Riwayat kesehatan keluarga : Pengkajian riwayat penyakit keluarga pada pasien hepatitis
adalah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita penyakit hepatitis, sirisis
hati, kanker hati, atau penyakit lainnya
6) Pengkajian pola kesehatan fungsional :

18
a. Nutrisi dan metabolisme : Skrining nutrisi merupakan metode untuk mengidentifikasi
adanya gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dilakukan dengan mengukur tinggi
badan, berat badan, perubahan berat badan. Dan identifikasi adanya gejala yang
mempengaruhi perubahan nutrisi, misalnya : mual, muntah, dan diare, peningkatan
edema, asites, berat badan menurun.
b. Sirkulasi : pada pengkajian sirkulasi pasien dengan hepatitis, ditemukan adanya
bradikardia dan ikterik pada sclera kulit dan membrane mukosa.
c. Pola aktivitas dan latihan : Meliputi kemampuan ADL, seperti makan, minum,
toileting, mobilisasi ditempat tidur, kemampuan berpindah, serta ambulasi. Pada
pasien hepatitis didapatkan adanya kelemahan, kelelahan, dan malaise umum.
d. Nyeri dan kenyamanan : Pada pengkajian nyeri dan kenyamanan pada pasien dengan
hepatitis, didapatkan nyeri dank ram abdomen, nyeri pada kuadran kanan atas, nyeri
tekan pada abdomen karena adanya pembesaran hati, mialgia, atralgia, sakit kepala,
dan gelisah.
e. Eliminasi : pada pengkajian system eliminasi pasien hepatitis ditemukan adanya urin
berwarna gelap, dan feses berwarna tanah liat.
f. Neurosensori : didapatkan adanya peka terhadap rangsangan, cenderung tidur,
letargi, dan asteriksis.
7) Pemeriksaan fisik :
Penampilan fifik pada pasien dengan hepatitis dapat dilihat dari aspek-aspek
berikut :
a. Keadaan umum : apatis, kelemahan, dan malaise umum.
b. Pengukuran TTV : suhu tubuh diatas nilai normal, nadi normal, RR normal, TD
normal.
c. Keadaan kulit : akral hangat, ikterik pada kulit, ruam, bercak eritema, atau gatal
dengan bintik-bintik merah dan bengkak.
d. Keadaan bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, ikterus pada membrane mukosa.
e. Keadaan mata : konjungtiva pucat, kering, ikterus.
f. Keadaan perut : permukaan perut, adanya garis vena, peristaltic usus, pembesaran
hati atau limfe, nyeri tekan pada abdomen, spelenomegali.
g. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran lifer atau lien.

19
2.2.2 Diagnosis
1) Hipertermi b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal
2) Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang.
3) Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap
protektif, gelisah.
4) Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis d.d berat badan menurun minimal 10% dibawah
rentang ideal, nafsu makan menurun.
5) Risiko Ketidakseimbangan Cairan d.d asites

2.2.3 Intervensi
1) Hipertermi b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal
SLKI : Termoregulasi
Setelah dikakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan termoregulasi membaik
dengan Kriteria Hasil :
- Suhu tubuh membaik (5)

SIKI :
Manajemen Hipertermia

Observasi :
- Identifikasi penyebab hipertermia (mis.dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan incubator)
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar elektrolit
- Monitor haluaran urin
- Monitor komplikasi akibat hipertermei

Terapeutik :
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
20
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat
berlebih)
- Lakukan pendingin eksternal (mis.selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila)
- Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
- Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi :
- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu

2) Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang. SDKI
SLKI : Tingkat Ansietas
Setelah dikakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan tingkat ansietas menurun
dengan Kriteria Hasil :
- Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun (5)
- Perilaku gelisah menurun (5)
- Perilaku tegang menurun (5)

SIKI :
Reduksi Ansietas :

Observasi :
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda ansietas

Terapeutik :
21
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

Edukasi :
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat

Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat antiansietas

3) Nyeri akut b.d agen pencederaan fisiologis d.d mengeluh nyeri, tampak meringis,
gelisah, dan sulit tidur. SDKI
SLKI : Tingkat Nyeri
Setelah dikakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun
dengan Kriteria Hasil :
- Keluhan nyeri menurun (5)
- Meringis menurun (5)
- Sikap protektif menurun (5)
- Gelisah menurun (5)
- Pola tidur membaik (5)

SIKI :
Manajemen Nyeri

22
Observasi :
- Identifikasi lokasi, karakeristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementar yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgesik

Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.

Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara tepat
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
- Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
4) Defisit nutrisi b.d factor psikologis d.d berat badan menurun 10% dibawah rentang ideal,
nafsu makan menurun. SDKI
SLKI : Status Nutrisi
23
Setelah dikakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan status nutrisi membaik
dengan Kriteria Hasil :
- Frekuensi makan membaik (5)
- Nafsu makan membaik (5)

SIKI :
Manajemen nutrisi

Observasi :
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nosogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu.
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makanan melalui selang nosogastik jika asupan oral dapat
ditoleransi.

Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu.
- Ajarkan diet yang diprogramkan.

Kolaborasi :
24
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan mis.pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu.

5) Risiko Ketidakseimbangan Cairan d.d asites


SLKI : Keseimbangan Cairan
Setelah dikakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan keseimbangan cairan
meningkat dengan Kriteria Hasil :
- Asites menurun (5)

SIKI :
Manajemen Cairan

Observasi :
- Onitor status hidrasi (mis.frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
- Monitor berat badan harian
- Monitor berat badan sebelum dan sesudah dianalisis
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis.hematokrit, Na, K, CI, berat jenis urin,
BUN)
- Monitor status hemodinamik (mis.MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)

Terapeutik :
- Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika perlu

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu

2.2.4 Implementasi
25
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh perawat
maupun tenaga medis lainnya untuk membantu pasien dalam proses penyembuhan dan
perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam
rencana keperawatan (Nursalam, 2011)

2.2.5 Evaluasi
Menurut Nursallam, 2011, evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi dilakukan
sampai dengan tujuan tercapai.
2. Evaluasi somatif, merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP.

26
BAB
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A yang merupakan virus RNA dari family
enterovirus. Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Hepatitis B disebabkan oleh
virus hepatitis B yang merupakan virus DNA yang berkulit ganda.Virus hepatitis B ditularkan
melalui darah atau produk darah. Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C yang merupakan
virus RNA kecil terbungkus lemak. Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D yang
merupakan virus RNA detektif yang membutuhkan kehadiran hepatitis B. Virus hepatitis E
kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara
terbelakang.

4.2 Saran

1. Untuk masyarakat / keluarga

Bagi orang tua agar bisa menjaga anaknya dari lingkungan yang tidak aman
sepertiasap rokok dan polusi udara sehingga mampu mencegah terjadinya penyakit
hepatitis dan masalah kesehatan lainnya.
2. Untuk pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

Diharapkan dapat melengkapi perpustakaan dengan buku – buku keperawatan


medikalbedah khususnya system gastrointestinal dengan penyakit hepatitis.

27
3. Bagipenulis

Diharapkanmengusaikonsepdasarmateriyangdibahasdanmenyesuaikandiridengan
keadaan di lapangan sehingga dapat memperkaya wawasan berpikir
penulistentangasuhan keperawatan medical bedahdenganhepatitis.

28
DAFTARPUSTAKA

Hasil Riskesdas 2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Jurnal Vatimatunnimah Wardhani.2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit menular


dan penyakit tidak menular. Pdf

Judith,dkk.1996.Komunikasi Untuk Kesehatan.Yogyakarta : Gaja Madah University Press.


Kowalak, 2016. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran : EGC.
Nurarif, Amin H., Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis standar Diagnosa Keperawtan Indonesia.

Price S.A., Wilson L.M. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi
4. BukuII. Jakarta:EGC.

Smeltzer, Suzanne C.2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Burnnerand Suddarth.


Ed. 8. Vol.3. Jakarta : EGC.

TeliMargaretha. 2018. Pedoman Asuhan Keperawatan Komunitas. Kupang : Lima Bintan

29
30

Anda mungkin juga menyukai