Anda di halaman 1dari 17

HEPATITIS

Oleh
dr. Tri Ritasari
NIP 19680308200312 2 002

RSD KALISAT JEMBER


2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis mengucapkan puji dan syukur yang sebesar-besarnya

kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya yang berlimpah sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini.

Adapun judul dari Makalaah ini” Hepatitis”. Penyusunan Makalah ini

merupakan salah satu syarat untuk kenaikan pangkat Dalam menyelesaikan makalah,

penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa saran, bimbingan dan

dukungan moril dan materil akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu,

izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Direktur Rumah Sakit Kalisat Jember, drg. Kunin Nasihah M.Kes.;


2. Kepala IGD RSD Kalisat Jember, Arif Chandra Gunawan S. Kep.Ners.;
3. Petugas Rekam Medis RSD Kalisat Jember; dan
4. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat.

Jember, Agustus 2018


Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat

disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker

hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus,

identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E,

F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 :

93)

Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati

diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit

hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap

tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang

menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar

infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian

saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas,

mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air

seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya

seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam

waktu satu bulan.

Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

yang juga ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman,
virus hepatitis menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari

1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi

di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa. Dari

jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan diobati.

Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis.

Karena itu, pemeriksaan menjadi penting.

Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan

masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki

morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau

pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus hepatitis virus

diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis,

ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis

diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan

sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169)

Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami

Anoreksia atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat

pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang

abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat

memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah. Secara khusus

terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau enteral bila

penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin untuk

mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan

pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan

nasogastrik. Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau
bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah

pemberian makan enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan

elektrolit dapat diinfuskan melalui vena sentral atau perifer. (Marilyn E. Doengoes,

1999: 758)

Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada

anggota keluarga menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien

siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya

sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan pencegahan dan pengobatan

yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem pembuangan sampah

yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan, pemakaian kateter,

jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan

sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti

keluarga dan penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan bahkan

dapat menyebabkan kematian.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan memerlukan asuhan keperawatan

yang tepat, disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat

dihindari seperti memberi penjelasan tentang Hepatitis antara lain: penyebab, tanda

dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan akibat yang didapat kalau

pengobatan tidak dilakukan.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas dalam makalah ini penulis mengangkat jenis-jenis dan

cara pencegahan penyakit hepatitis


1.3 Rumusan Masalah

1. apa itu hepatitis?

2. berapa macam/jenis hepatitis?

3. apa penyebab dan bagaimana cara penularan penyakit hepatitis itui?

4. Apa tanda dan gejala dari penyakit hepatitis itu?

5. bagaimana cara pencegahan penyakit hepatitis itu?

1.4 Tujuan

Untuk mengetahui jenis - jenis, cara penularan dan cara pencegahan penyakit

hepatitis

1.5 Manfaat penelitian

Untuk menambah pengetahuan tentang jenis - jenis dan cara pencegahan

penyakit hepatitis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI HEPATITIS

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar

terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol.

(Ester monika, 2002 : 93)

Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.

Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus

disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan

perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas.

(Brunner & Suddarth, 2002 : 1169)

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis

dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal

definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ

hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat

mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning

sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning

disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung

empedu. (M. Sholikul Huda)

Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di

sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan

– bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).


Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan

klinis, biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)

Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah

suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus

yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya.

2.2 Jenis-jenis Hepatitis

2.2.1. Hepatitis A

Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-

fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan

infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh

berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis.

Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.

2.2.2. Hepatitis B

Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau

hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi

darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat

yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan,

pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang

terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa

inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.

2.2.3. Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering

infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan
dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi

yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima

produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan keamanan

masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.

2.2.4. Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV

bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu

yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila

individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi

yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah

multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya

belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis

fulminan, kegagalan hati, dan kematian

2.2.5. Hepatitis E

Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan

tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau

perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling

sering pada dewasa muda hingga pertengahan.

2.2.6. Kemungkinan hepatitis F dan G

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para

pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.

Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan


hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis

kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.

2.3 Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis

2.3.1. Hepatitis A

Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui

gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat

juga melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada

penderita pengdapa hepatitis A.

2.3.2. hepatitis B

Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu

hamil bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam

kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang

banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling

banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi.

Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok

tertentu dan orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini

mencakup:

- Imigran dari daerah endemis hepatitis b

- pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik

- pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi

- pria homoseksual yaang secara seksual aktif

- pasien rumah sakit jiwa

- narapidana pria
- pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari

plasma

- kontak serumah denag karier hepatitis

- pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah

2.3.3. hepatitis C

Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui

kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun

transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit

Hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang

selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.

2.3.4. Hepatitis Delta dan hepatitis E

Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi

belum ada penelitian yang lebih mendalam.

2.4 Tanda dan Gejala

Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga

secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat

memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk

membedakannya secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah

penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas, mual dan

kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua,

kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning.

Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua

penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis


C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahui

sevara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.

Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi

sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau

meninggal.penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian ada

kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi kanker

hati.

Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai

penyakit yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada

semua jenis hepatitis yaitu :

a.Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas

virus selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini

disebut praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya

belum dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh :

-Malese umum

-Anoreksia

-Sakit kepala

-Rasa malas

-Rasa lelah

-Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas

 Mialgia (nyeri otot)

b.Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar

orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:
-Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal

-Pembesaran dan nyeri hati

-Splenomegali

 Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit

c.Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:

-Gejala-gejala mereda termasuk ikterus

-Nafsu makan pulih

-Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil

2.5 Pencegahan

Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena

sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya

jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini

baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang Hepatitis B sajalah yang paling

banyak diselidiki baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun komplikasinya.

Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang

tidak menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat.

Agarc tubuh menjadi kebal diperlukan vaksinassi dasar mengenai dasar sebanyak

tiga kali vaksinassi hepatitis B. Mengenai jarak waktu pemberian vaksinasi dasar

tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai.

Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia

yang telah kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel

ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan

kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b
yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan sekali sebanyak dua

kali, lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian.

Untuk memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi

penguat. Caranya bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun

kemudian satu kali, lalu 4 tahun kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5

tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu diberikan hanya setiap 5 tahun sekali

saja.

Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir

dari ibu yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera

setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan.

Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan

memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus

hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-

bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat dan permukaan yang

terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label jelas

bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan pentingnya

mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.


BAB III

KESIMPULAN dan SARAN

KESIMPULAN

1. hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan

oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga

tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

2. Hepatitis terdiri dari beberap jenis, yaitu :

* hepatitis A

* hepatitis B

* hepatitis C

* hepatitis D

* hepatitis E

* kemungkinan hepatitis F dan G

3. Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan

kematian hepatosit dengan secara langsung membunuh sel dan dengan merangsang

reaksi peradangan dan imun yang mencederai atau menghancurkan hepatosit. Reaksi

peradangan melibatkan degranulasi sel mast dan pelepasan histamin, pengaktivan

komplemen, lisis sel-sel yang terinfeksi dan sel-sel di sekitarnya, serta edema dan

pembengkakan interstisium. Respon imun yang timbul kemidian mendukung respon

peradangan. Perangsangan komplemen dan lisis sel serta serangan antibodi langsung

terhadap antigen-antigen virus menyebabkan destruksi sel-sel yang terinfeksi. Hati


menjadi edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps dan aliran darah berkurang yang

menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya terbentuk jaringan ikat dan fibrosis dihati.

4. Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara

klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain.

5. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :

a. Stadium prodromal

b. Stadium ikterus

c. Stadium pemulihan

6. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat

ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk

mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi.

SARAN

1. biasakan untuk selalu hidup bersih dan sehat

2. selalu periksa kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangkit penyakit hepatitis
DAFTAR PUSTAKA

Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika

Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru

Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8,

Vol 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai