Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Hati adalah salah satu organ yang paling penting.Organ ini berperansebagai gudang untuk
menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring
produk-produk yang tidak berguna lagidari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian
tubuh yang menjaminterjadinya keseimbangan zat-
zat kimia dalam sistem itu. Hepatitis merupakaninflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat
disebabkan oleh infeksi
atauoleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virusadalah istilah yang
digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi
virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan Gterhitung kira-kira
95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester,
2002).Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di duniatermasuk di Indonesia,
yang terdiri dari Hepatitis A, B, C, D dan E. Bahkansekarang muncul lagi Hepatitis F dan G.
Hepatitis A dan E sering muncul sebagaikejadian luar biasa (KLB), ditularkan secara fecal oral dan
biasanya berhubungandengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh
dengan baik. Sedangkan Hepatitis B, C, dan D (jarang) ditularkan secara parenteral, dapat menjadi
kronis dan menimbulkan cirrhosis dan lalu kanker hati. Virus Hepatitis
Btelah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia, sekitar 240 juta orangdiantaranya
menjadi pengidap Hepatitis B kronik, sedangkan untuk penderitaHepatitis C di dunia diperkirakan
sebesar 170 orang. Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya karena Hepatitis
(Kemenkes, 2014).

1. Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hatidiseluruh dunia. Penyakit
ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penyakithepatits ataupun gejala sisanya bertanggung
jawab atas 1-2 juta kematian setiaptahunnya. Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi
sirosis atau
pengerasanhati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulk
an gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi
sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah,mudah
lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarnaseperti teh tua,
kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuhmenjadi kuning. Pasien hepatitis
biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan(Aru, 2006).Insiden hepatitis yang terus meningkat
semakin menjadi masalah kesehatanmasyarakat.
Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memilikimorbiditas yang tinggi dan
menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-
90% dari kasus-kasus hepatitis virusdiperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasu
s-kasus subklinis,ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahandiagn
osis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang darikeadaan sebenarnya.
(Brunner dan Sudarth,
2001).Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalamiAnoreksia atau
penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan
terjadiakibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang
 abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yangcukup agar dapat memproduksi
enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah.Secara khusus terapi nutrisi yang didesain
dapat diberikan melalui rute parenteralatau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral
tidak adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-kalori. Nutrisi
enterallebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampumengkonsumsi
masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status

2.  perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari salurangastrointestinal men
cegah pemberian makan enteral. Asam amino,karbohidrat,elemen renik, vitamin dan elektrolit
dapat diinfuskan melalui vena sentral atau perifer. (Marilyn, 1999).Pentingnya mengetahui
penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila adaanggota keluarga menderita penyakit yang sama,
supaya anggota keluarga
danklien siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit hepatitis besertakomplikasinya sehingga
penderita mampu menyiapkan diri dengan pencegahandan pengobatan yaitu: penyediaan
makanan dan air bersih yang aman,
sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencucitangan, pema
kaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalumenjaga kondisi tubuh dengan
sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukandengan benar dan teratur berarti keluarga dan
penderita harus siap menerimaresiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat menyebabkan
kematian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi penyakit hepatitis?

2. Apa epidemiologi penyakit hepatitis?

3. Apa tanda dan bagaimana riwayat alamiah penyakit (RAP) hepatitis?

4. Apa penyebab dan bagaimana rantai penularan penyakit hepatitis?

5. Bagaimana upaya pencegahan terhadap penyakit hepatitis?

6. Bagaiman upaya penanggulangan terhadap penyakit hepatitis

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi penyakit hepatitis.

2. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit hepatitis.

3. Untuk mengetahui tanda- tanda dan bagaimana proses riwayat alamiah penyakithepatitis

4. Untuk mengetahui dan menerapkan bagaimana upaya pencegahan terhadap penyakit hepatitis.

5. Untuk mengetahui dan menerapkan bagaimana upaya penanggulangan terhadap penyakit


hepatitis secara tepat dan benar
BAB II PEMBAHASAN

A.Definisi Penyakit Hepatitis

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksihepar terhadap berbagai
kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol (Ester,2002). Hepatitis adalah infeksi sistemik
yang dominan menyerang hati.
Hepatitisvirus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertainekrosis dn
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahanklinis, biokomia serta seluler
yang khas (Brunner dan Suddarth, 2002 ).Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus
disertai nekrosis
daninflamasi pada sel- sel hati yang menghasilakan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta se
luler yang khas. Sampai saat ini telah teridentifikasi lima tipehepatitis virus yang pasti: hepatitis
A, B, C, D, E. Hepatitis A dan E mempunyaicara penularan yang serupa ( jalur fekal – oral )
sedangkan hepatitis B, C, dan Dmemilki banyak karateristik yang sama. Hepatitis adalah suatu
proses peradangandifus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh
reaksitoksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia (Hadi, 1999).

Ada berbagaimacam penyakit hepatitis, yaitu:

1.Hepatitis A

 Hepatitis A adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus HepatitisA (HAV) yang


bertransmisi HAV melalui fecal-oral, yakni virus masuk ke
dalamtubuh ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yangterkontaminasi tinja
mengandung HAV. Hepatitis A tergolong penyakit menular yang ringan, sehingga dapat sembuh
spontan atau sempurna tanpa gejala sisa,serta tidak menyebabkan infeksi kronis (Kemenkes,
2011).

 Virus Hepatitis A (HAV) sama dengan penyebab hepatitis yang ditularkanmelalui air di seluruh


dunia, terutama wilayah intropis dan subtropis (CDC, 2014).HAV ditemukan dalam tinja pasien
yang terkontaminasi virus hepatitis A
dan biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui air dan makanan yangterkontaminasi HAV
(1-4). Oleh karena itu, HAV dapat menyebar dalam
kondisisanitasi yang buruk dan juga ketika tidak ada kebersihan pribadi yang baik (Soleimanti et
al, 2015).2.Hepatitis BInfeksi virus hepatitis B adalah penyakit radang- infeksi pada hati
yangdisebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) - virus hepadna (Zukerman, 1996).Awalnya, itu
dikenal sebagai "serum hepatitis (Bakar et al., 1996), dan telahmenyebabkan epidemi di dunia
(Asia dan Afrika Sub-Sahara), dengan penyakitini sekarang menjadi endemik di Cina (Williams,
2006).Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah kesehatan utama diseluruh dunia,
dan sudah menginfeksi dua milyar penduduk dunia. Diperkirakanenam puluh lima kematian pada
pengidap hepatitis B diakibatkan oleh sirosis dan
karsinoma hepatoselular. Diagnosis Virus Hepatitis B dilakukan denganmemperhatikan gejala
klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium.Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan HBsAg, Anti HBs, HBeAg,AntiH
Be, IgMHBc, HBV DNA (Yulia, 2019).

3.Hepatitis C

Virus hepatitis C merupakan penyebab kedua epidemi infeksi virus setelahhuman


immunodeficiency virus (HIV) dalam dua dekade terakhir. Sementara itu,koinfeksi human
immunodeficiency virus dan hepatitis C virus (koinfeksi
HIV/HCV) merupakan masalah yang diprediksi berkembang di masa yang akan

datang. Infeksi hepatitis C umumnya ditemukan pada pasien HIV karena keduavirus tersebut
mempunyai kesamaan rute transmisi (Mohsen dkk, 2002).United Nations Programme on
HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwasebagian besar infeksi HIV di Indonesia terjadi melalui
penggunaan peralatansuntik yang terkontaminasi.

4.Hepatitis D

Hepatitis D disebabkan oleh virus yang unik karena


untuk replikasinyamemerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularannya melalui hubungansek
sual, jarum suntik, dan transfuse darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi,dapat muncul
sebagai gejala yang ringan atau amat progresif (Tetty dan Deswaty,2007). HDV adalah menular
melalui darah-Borne, seksual, perkutan, permucosal,dan Perinatal berarti, meskipun transmisi
Perinatal kurang umum daripada untuk HBV.Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D
(HDV), patogen RNA unik yang membutuhkan infeksi antigen permukaan hepatitis B (HBsAg).
Hepatitis Dditularkan melalui rute parenteral. Kelompok rentan utama adalah pasien
denganinfeksi HBsAg kronis yang menjadi superinfeksi dengan virus. Hepatitis D terjadidi
seluruh dunia, tetapi pengendalian virus hepatitis B (HBV) dalam dua dekadeterakhir secara
konsisten mengurangi sirkulasi HDV di negara-negara
industri. Namun, hepatitis D tetap menjadi masalah medis bagi pengguna narkoba suntik (Penasn
n), serta imigran dari daerah HDV endemik, yang memperkenalkankembali infeksi di
Eropa.Hepatitis Delta adalah penyakit radang hati yang disebabkan oleh virushepatitis Delta
(HDV), virus RNA yang rusak yang membutuhkan fungsi helper wajib dari virus hepatitis B
(HBV) untuk penularan dan siklus hidupnya.
Untuk alasan ini, HDV diperoleh baik sebagai koinfeksi kedua virus atau sebagaisuperinfeksi dar
i pembawa HBV kronis. Hasil klinisnya berbeda: koinfeksi biasanya berjalan dengan sendirinya t
erbatas yang berakhir dengan pembersihankedua virus dan pemulihan lengkap dalam banyak kas
us, karena antigenemia permukaan hepatitis B sementara, yang diperlukan untuk mendukung rep
likasiHDV (Romeo, 2013).
 
 

BAB IIIPENUTUP

A.Kesimpulan

Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan
sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi.Memerangi racun dalam tubuh
seperti alkohol, menyaring produk-
produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubu
h yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zatkimia dalam sistem itu. Hepatitis merupakan
inflamasi dan cedera padahepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin
termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang
digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus,
tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut.
(Ester, 2002).

1. Hepatitis A
adalah penyakit liver yang disebabkan oleh virus hepatitis A(HAV) (WHO, 2016). Gejala
klinis hepatitis A mirip dengan hepatitis
lainyang diakibatkan oleh virus. Hal ini umumnya meliputi: Demam;Keletihan/malaise;
Hilang nafsu makan; Diare; Mual; Rasa tidak nyaman pada perut; dan Sakit kuning
(warna kulit dan sklera mata berubah kuning,urin gelap dan feses pucat). Masa inkubasi
hepatitis A biasanya 14 –
28hari dan dapat mencapai 50 hari. Pencegahan dapat dilakukan denganmenjaga
kebersihan dan lingkungan sekitar. Tidak ada pengobatan khususuntuk hepatitis A. Tidak
perlu dirawat di rumah sakit tanpa gagal hati akut.Terapi ditujukan untuk menjaga
kenyamanan dan keseimbangan nutrisiyang memadai, termasuk penggantian cairan yang
hilang akibat muntahdan diare (WHO, 2016).
2. Hepatitis B
 adalah infeksi virus hepatitis B (HBV) adalah masalahkesehatan global yang penting dan
dapat menyebabkan infeksi akut dan kronis pada manusia. Hepatitis B terbagi menjadi
dua, ada Hepatitis Bakut dan Hepatitis B kronik (Kemenkes, 2014). Hepatitis
B disebabkanoleh virus hepatitis B (VHB) merupakan virus DNA yang termasuk
dalamfamili virus Hepadnaviridae(Amtarina, 2011). Sedangkan virus HepatitisB kronik
berkembang dari Hepatitis B akut.
Dalam pengobatan Hepatitis B akut Pengobatannya tidak diperlukanantiviral, pengobatan 
umumnya bersifat simtomatis. Sedangkan pengobatan untuk Hepatitis B
kronik Sedangkan untuk pengobatannya saatini telah tersedia 7 macam obat Prinsip
pengobatan tidak perlu terburu
–  buru tetapi jangan terlambat. Adapun tujuan pengobatan memperpanjangharapan
hidup, menurunkan kemungkinan terjadinya sirosis hepatis atauhepatoma (Kemenkes,
2014).

3. Virus hepatitis C
menyebabkan infeksi akut dan kronis. Beberapa orang
mendapatkan hepatitis akut yang tidak mengarah pada penyakit yangmengancam jiwa.
Masa inkubasi untuk hepatitis C berkisar dari 2 mingguhingga 6 bulan. Mereka yang
simtomatik akut dapat menunjukkan demam,kelelahan, nafsu makan menurun, mual,
muntah, sakit perut, urin gelap,feses berwarna abu-abu, nyeri sendi dan penyakit kuning
(kulit menguningdan bagian putih mata) (WHO, 2016).Virus hepatitis C adalah virus
yang ditularkan melalui darah. Ini
palingumum ditularkan melalui: Penggunaan narkoba suntikan melalui pembagian
peralatan injeksi; Penggunaan kembali atau sterilisasi
peralatanmedis yang tidak memadai, terutama jarum suntik dan jarum di pusatkesehatan; 
Transfusi darah dan produk darah yang tidak diskrining;Praktik seksual yang mengarah
pada pajanan terhadap darah (misalnya, diantara laki-
laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, khususnyamereka yang terinfeksi HIV atau
mereka yang menggunakan
profilaksis pra pajanan terhadap infeksi HIV). Karena infeksi HCV baru biasanyatanpa
gejala, sedikit orang yang didiagnosis ketika infeksi baru-baru ini(WHO, 2016).
4. Hepatitis D
 adalah penyakit hati dalam bentuk akut dan kronis yangdisebabkan oleh virus hepatitis D
(HDV) yang membutuhkan HBV
untuk replikasi. Infeksi hepatitis D tidak dapat terjadi tanpa adanya virushepatitis B. Rute
penularan HDV sama dengan HBV: Vaksinasi
terhadapHBV mencegah koinfeksi HDV, dan karenanya perluasan programimunisasi HB
V masa kanak-kanak telah mengakibatkan penurunankejadian hepatitis D di seluruh
dunia (WHO, 2016).Pedoman saat ini umumnya merekomendasikan alfa interferon
pegilasiselama setidaknya 48 minggu terlepas dari pola respons pengobatan.Tingkat kesel
uruhan tanggapan virologi berkelanjutan rendah, namun, pengobatan ini merupakan fakto
r independen yang terkait dengankemungkinan pengembangan penyakit yang lebih
rendah (WHO, 2016).5. Hepatitis E adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis E(HEV). Virus ini ditumpahkan di tinja orang yang terinfeksi, dan masuk
ketubuh manusia melalui usus. Ini ditularkan terutama melalui air
minumyang terkontaminasi. Masa inkubasi setelah paparan HEV berkisar 2hingga 10
minggu, dengan rata-rata 5 hingga 6 minggu. Di daerah denganendemisitas penyakit yang
tinggi, infeksi simtomatik paling umum terjadi pada orang dewasa muda berusia 15-
40 tahun. Di daerah-daerah ini,walaupun infeksi terjadi pada anak-anak, mereka sering
tidak
memilikigejala atau hanya penyakit ringan tanpa penyakit kuning yang tidak terdiagnosis
(WHO, 2016).Virus hepatitis E ditularkan terutama melalui rute fecal-
oral karenaterkontaminasi tinja air minum. Rute ini menyumbang proporsi yangsangat
besar dari kasus klinis dengan penyakit ini. Faktor risiko untuk hepatitis E terkait dengan
sanitasi yang buruk, yang memungkinkan
virusdiekskresikan dalam feses orang yang terinfeksi untuk mencapai persediaan air minu
m. Tidak ada pengobatan khusus yang mampumengubah perjalanan hepatitis E akut. Kar
ena penyakit ini biasanyasembuh sendiri, rawat inap umumnya tidak diperlukan (WHO,
2016).

 
B. Saran

 Untuk menghadapi penyakit yang belum ditemukan obatnyaseperti hepatitis ini, tindakan pence
gahan adalah pilihan utama kita.Setelah membaca dan mengetahui cara penularanya, sebetulnya
kita
semuasudah mengerti apa yang harus kita kerjakan supaya terhindar dari penyakit menahun ini. 
Karena jalur penularan terutama lewat suntikan,maka setiap kali disuntik harus yakin bahwa
jarumnya steril. Yang praktisadalah penggunakan jarum baru atau disposibel ( sekali pakai
buang). Danyang paling penting adalah melakukan vaksinasi, vaksin merupakan suatuzat
( antigen) yang jika disuntikan ke dalam tubuh kita dapat merangsangsistem kekebalan tubuh
untuk menghasilkan zat anti ( antibodi) terhadapantigen tersebut.Sebaiknya bagi penderita
hepatitis segera mendapatkan perawatansecepatnya agar tidak bertambah parah hingga
menyebabkan kanker
hati.Dan para ahli Kesehatan Masyarakat harus memberikan pendidikankesehatan kepada pasien 
dan keluarga pasien yang belum megetahui bahaya dan cara pencegahan hepatitis sedini
mungkin. Para ahli KesehatanMasyarakat juga dapat memberikan tindakan prevenif untuk
menaggulangi penyakit Hepatitis ini, sehingga mampun mengurangi angka kesakitanHepatitis
dan dapat meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia. 
DAFTAR PUSTAKA

Al-Aziz AM, Awad MA. 2008, Seroprevalence of hepatitis A virus


antibodiesamong a sample of Egyptian children.

 East Mediterr Health J 

.14:1028–1035. [PubMed] [Google
Scholar ]Amtarina, Rina., Arfianti., Andi, Zainal., Fifia Chandra. 2011, Faktor RisikoHepatitis B 
pada Tenaga Kesehatan Kota Pekanbaru.

 Jurnal HealthCare Worker Hepatitis

: 7(3).Anderson K, Chung RT. 2006, Hepatitis C virus in the HIV-infected patient.

 Journal Clin Liver Dis

.10:303-20.Center for disease control. 2011,

 Hepatitis A information for the public.2011

Centers for Disease Control and Prevention. 2016,

Viral Hepatitis Surveillance:United States, 2013

. US : Department of Health and Human Services,AtlantaChen JY, Chiang JC, Lu SN, Hung SF,
Kao JT, Yen YH, Wang JH. 2010,Changing prevalence of anti-hepatitis A virus in adolescents
in a ruraltownship in Taiwan

. Chang Gung Med Journal 

. 33:321–326. [PubMed][Google Scholar ]Cao J, Wang Y, Song H, Meng Q, Sheng L, Bian T,


Mahemuti W, Yierhali A,Omata M, Bi S. 2009, Hepatitis A outbreaks in China during
2006:application of molecular epidemiology.

 Hepatol Int 

. 3:356–363. [PMCfree article] [PubMed] [Google Scholar ]Depkes RI. 2009,

Sistem Kesehatan Nasional 

.Jakarta : Depkes RIElisabetta, Franco., Cristina, Meleleo., Laura, Serino., dan Debora Sorbara.
2012,Hepatitis A: Epidemiology and prevention in developing countries.

 Journal of Hepatology
. 4(3) : 68 – 73.Ester, Monica. 2002,

 Keperawatan Medikal Bedah

. Jakarta: EGC

Fitrah Bintan Harisma, Fariani Syahrul, Teguh Mubawadi, Yudied AgungMirasa4. 2018, Analisi
s kejadian luar biasa Hepatitis A di sma xKabupaten Lamongan Tahun 2018.

 , Jurnal Berkala Epidemiologi.

Vol2 no 1.Hadi, Sujono. 1999,

Sirosis Hepatitis dalam Gastroenterologi.

Bandung : IPB.Halliday ML, Kang LY, Zhou TK, Hu MD, Pan QC, Fu TY, Huang YS, Hu
SL.1991, An epidemic of hepatitis A attributable to the ingestion of
rawclams in Shanghai, China.

 J Infect Dis

.;164:852–859. [PubMed][Google
Scholar ]Jennifer H, MacLachlan dan Benjamin C. Cowie. 2015, Hepatitis B VirusEpidemiology
.

 Journal Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine.

Vol 5. No. 5.Johnston L. 2010, Hepatitis A and B-A brief overview

. SA Pharmaceutical  Journal 

. ;77:40–45. [Google Scholar ]Kementerian Kesehatan RI. 2014,

 Info DATIN: Situasi dan Analisis Hepatitis

.Jakarta : Kemenkes RIKemenkes RI. 2011,

 Buku pedoman penyelidikan dan penanggulangan


kejadianluar biasa penyakit menular dan keracunan pangan (pedomanepidemiologi penyakit)

 Jakarta: Ditjen PP & PL, KementerianKesehatan RI.Kemenkes RI. 2014

 , Situasi dan Analisis Hepatitis

. Jakarta: KementerianKesehatan RI.Kim YJ, Lee HS. 2010,


Increasing incidence of hepatitis A in Korean adults.
 Intervirology Journal 

. 53:10–14. [PubMed] [Google Scholar ]Mahajan R, Xing J, Liu SJ, Ly KN, Moorman AC, Rupp
L, Xu F, Holmberg SD.2014, Chronic Hepatitis Cohort Study (CHeCS) Investigators.

 Mortality

49

Anda mungkin juga menyukai