Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENYAKIT HEPATITIS

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Oleh :

I Kadek Nova Paramartha

02017050

ATEM SEMARANG

2017-2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis mengucapkan puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah

SWT atas rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Makalah ini.

Adapun judul dari Makalaah ini “ jenis jenis dan cara pencegahan penyakit hepatitis“.

Penyusunan Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi tugas bahasa indonesia

dan untuk salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir semester mata kuliah Bahasa Indoneia di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Purna bhakti husada batusangkar program studi ilmu

keperawatan.. Dalam menyelesaikan makalah, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak

baik berupa saran, bimbingan dan dukungan moril dan materil akhirnya makalah ini dapat

diselesaikan. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis

mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak yang membacanya.

Amin.

Semarang, 4 Oktober 2017


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh

infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah

istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus

menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus

akut. (Ester Monica, 2002 : 93)

Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia.

Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya

bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi

virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati.

Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30

tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa

panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya

berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi

kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.

Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga ketua

kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi

sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat

hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk
atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan

diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena

itu, pemeriksaan menjadi penting.

Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat.

Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan

menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90%

dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-

kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan

diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya.

(Brunner & Sudarth, 2001 : 1169)

Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau

penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati

yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah

mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak

mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral

atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin untuk

mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang

mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral

dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari

saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen

renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena sentral atau perifer. (Marilyn E.

Doengoes, 1999: 758)


1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas dalam makalah ini penulis mengangkat jenis-jenis dan cara

pencegahan penyakit hepatitis

1.3 Rumusan Masalah

1. apa itu hepatitis?

2. berapa macam/jenis hepatitis?

3. apa penyebab dan bagaimana cara penularan penyakit hepatitis itui?

4. Apa tanda dan gejala dari penyakit hepatitis itu?

5. bagaimana cara pencegahan penyakit hepatitis itu?

1.4 Tujuan

Untuk mengetahui jenis - jenis, cara penularan dan cara pencegahan penyakit hepatitis

1.5 Manfaat penelitian

Untuk menambah pengetahuan tentang jenis - jenis dan cara pencegahan penyakit

hepatitis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI HEPATITIS

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap

berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. Hepatitis adalah infeksi sistemik yang

dominan menyerang hati.

Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai

nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia

serta seluler yang khas.

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa

awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri

sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun

banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati.

sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua

penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung

empedu.

Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan

oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan kimia.

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta

seluler yang khas. Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah

suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang
menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana

mestinya.

2.2 Jenis-jenis Hepatitis

2.2.1. Hepatitis A

Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-

fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi

hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa

inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi

adalah anak-anak dan dewasa muda.

2.2.2. Hepatitis B

Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan

seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna obat

injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien

dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan

pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan

pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala

klinis.

2.2.3. Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi

hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang sama

seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah

pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja
perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya

adalah selama 18-180 hari.

2.2.4. Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah.

Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap infeksi kronik HBV

jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius

melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili,

resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa

inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis

fulminan, kegagalan hati, dan kematian

2.2.5. Hepatitis E

Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan

tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau perjalanan

pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa

muda hingga pertengahan.

2.2.6. Kemungkinan hepatitis F dan G

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum

sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala

serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak

menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum

suntik.

2.3 Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis


2.3.1. Hepatitis A

Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau

sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga melalui keringat

penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.

2.3.2. hepatitis B

Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila

terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau waktu

menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis

B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula

di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa,

kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini

mencakup:

- Imigran dari daerah endemis hepatitis b

- pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik

- pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi

- pria homoseksual yaang secara seksual aktif

- pasien rumah sakit jiwa

- narapidana pria

- pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari plasma

- kontak serumah denag karier hepatitis

- pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah

2.3.3. hepatitis C
Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan

bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga

berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun

dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.

2.3.4. Hepatitis Delta dan hepatitis E

Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi belum ada

penelitian yang lebih mendalam.

2.4 Tanda dan Gejala

Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis

hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis

hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan

bantuan melalui pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya

terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti

teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning.

Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis

A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis.

Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahui sevara pasti bagaimana perjalanan

penyakitnya.

Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian kecil (kira-

kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal.penderita hepatitis B yang menahun

setelah 20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang

berubah menjadi kanker hati.


Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit yang

mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :

a. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai

dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena

ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium ini berlangsung 1-

2 minggu dan ditandai oleh :

- Malese umum

- Anoreksia

- Sakit kepala

- Rasa malas

- Rasa lelah

- Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas

 Mialgia (nyeri otot)

b. Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang stadium ini

ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:

- Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal

- Pembesaran dan nyeri hati

- Splenomegali

 Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit

c. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:

- Gejala-gejala mereda termasuk ikterus


- Nafsu makan pulih

- Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil

2.5 Pencegahan

Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini

belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah

hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena

memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai perjalanan penyakitnya

maupun komplikasinya.

Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang tidak

menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat. Agarc tubuh

menjadi kebal diperlukan vaksinassi dasar mengenai dasar sebanyak tiga kali vaksinassi hepatitis

B. Mengenai jarak waktu pemberian vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai.

Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah kebal

Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis yang di

buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak

tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan

sekali sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian.

Untuk memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi penguat. Caranya

bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun kemudian satu kali, lalu 4 tahun

kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu

diberikan hanya setiap 5 tahun sekali saja.


Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari ibu yang

mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan bayi

lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan.

Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan memakai

sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang

kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan

pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk

laboratorium harus diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga

menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.


BAB III

KESIMPULAN dan SARAN

KESIMPULAN

1. hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus

yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya.

2. Hepatitis terdiri dari beberap jenis, yaitu :

* hepatitis A

* hepatitis B

* hepatitis C

* hepatitis D

* hepatitis E

* kemungkinan hepatitis F dan G

3. Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan kematian hepatosit

dengan secara langsung membunuh sel dan dengan merangsang reaksi peradangan dan imun

yang mencederai atau menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan degranulasi sel

mast dan pelepasan histamin, pengaktivan komplemen, lisis sel-sel yang terinfeksi dan sel-sel di

sekitarnya, serta edema dan pembengkakan interstisium. Respon imun yang timbul kemidian

mendukung respon peradangan. Perangsangan komplemen dan lisis sel serta serangan antibodi

langsung terhadap antigen-antigen virus menyebabkan destruksi sel-sel yang terinfeksi. Hati

menjadi edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps dan aliran darah berkurang yang

menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya terbentuk jaringan ikat dan fibrosis dihati.
4. Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak

mungkin dibedakan satu sama lain.

5. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :

a. Stadium prodromal

b. Stadium ikterus

c. Stadium pemulihan

6. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum ada

obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus

adalah dengan vaksinasi.

SARAN

1. biasakan untuk selalu hidup bersih dan sehat

2. selalu periksa kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangkit penyakit hepatitis
DAFTAR PUSTAKA

Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.

Jakarta: Salemba Medika

Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru

Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2.

Jakarta : EGC

http://www.hepatitis.com Hepatitis

Anda mungkin juga menyukai