Dosen Pembimbing :
Ashar Nuzulul Putra, M, Epid
Disusun Oleh :
Fitria Nur Utami
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi dari cacar air
2. Mengetahui epidemiologi cacar air
3. Untuk mengetahui tentang penyakit cacar air yang menginfeksi masyarakat
4. Mengetahui gejala dan pengobatan untuk penyakit cacar air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air adalah infeksi
primer virus varicella zoster (vzv) yang umumnya menyerang anak dan merupakan
penyakit sangat menular. Meskipun gejala klinis varicella tidak berat namun pada
remaja, orang dewasa dan anak dengan status imunitas menurun dapat meningkatkan
angka kesakitan dan kematian. (Sari Pediatri 2010;11 (6):440-47)
Varicella atau cacar air adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster
yang menyerang kulit dan mukosa. Klinik terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit
polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral (Ilmu penyakit kulit dan kelamin fakultas
kedokteran VI).
Varicella atau cacar air adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel
dikulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah, 2000).
Varicella atau cacar air adalah penyakit infeksi akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi bagian
sentral tubuh (Mawarti Harap, 2000).
2.2 Patofisiologis
cacar air (varicella) dimulai pada saat varicella-zoster virus (VZV) masuk ke
tubuh melalui mukosa saluran nafas atau orofaring. Pada fase viremia pertama terjadi
penyebaran virus dari lokasi masuknya virus menuju ke pembuluh darah dan limfe.
Selanjutnya VZV akan berkembang biak di sel retikuloendotelial. Pada kebanyakan
kasus, virus dapat mengatasi mekanisme sistem imunitas tubuh non-spesifik seperti
interferon. Fase viremia kedua terjadi 14-16 hari kemudian ketika virus kembali
memasuki aliran darah. Pada saat ini akan muncul demam dan malaise. Terjadi
penyebaran virus ke seluruh tubuh, khususnya kulit dan mukosa. Infeksi VZV pada
lapisan Malphigi menghasilkan edema intraselular dan edema interselular yang
memberi gambaran khas pada bentuk vesikel. Pada keadaan normal siklus ini akan
berakhir setelah 3 hari akibat berhasilnya sistem kekebalan humoral dan selular spesifik.
Timbulnya penyulit diakibatkan kegagalan respons imun tubuh mengatasi replikasi dan
penyebaran virus.
Paparan VZV pada individu dengan sistem imunitas yang baik menghasilkan
kekebalan tubuh berupa antibodi immunoglobulin G (IgG), immunoglobulin M (IgM)
dan immunoglobulin A (IgA) yang memberikan efek proteksi seumur hidup. Pada
umumnya individu hanya mengalami satu kali infeksi varicella sepanjang hidupnya.
Jika terjadi infeksi VZV kembali mungkin berupa penyebaran ke kulit pada herpes
zoster.
Setelah infeksi primer, VZV diduga bersembunyi dalam fase latennya di
ganglion dorsalis neuron sensoris. Reaktivasi virus VZV menimbulkan sekumpulan
gejala yang disebut herpes zoster atau ruam saraf (shingles), yaitu berupa : lesi vesikuler
pada kulit yang terdistribusi hanya pada dermatom neuron sensoris tertentu. Reaktivasi
virus VZV biasanya terjadi pada usia dewasa dan bertahun-tahun setelah infeksi
pertama cacar air. Penderita herpes zoster juga dapat menularkan cacar air kepada orang
lain, khususnya yang belum pernah menderita cacar air.
A. Gejala
Infeksi virus masuk bersama airborne droplet masuk ke traktus respiratorius,
tidak tertutup kemungkinan penularan juga lewat lesi kulit tapi penyebaran paling
efektif melalui sistem respirasi. Selanjutnya virus akan berkembang di dalam sistem
retikuloendotelial, kemudian akan terjadi virema disertai gejala konstitusi yang diikuti
dengan munculnya lesi di permukaan virus. Jalur transmisi varicella/ cacar air melalui
inhalasi/droplet infection, yang dianggap mulai infeksius sejak 2 hari sebelum lesi kulit
muncul.
Gejalanya mulai timbul 10-21 hari setelah terinfeksi. Pada anak-anak yang usia-
nya berkisar 10 tahun gejala pertamanya adalah sakit kepala, demam sedang, dan rasa
tidak enak di badan. Gejala tersebut tidak ditemukan pada anak-anak di bawah usia 10
tahun dan akan menjadi gejala yang berat jika menyerang anak yang lebih dewasa. 24-
36 jam pertama setelah timbulnya gejala awal, muncul ruam di badan dan kemudian
tersebar ke wajah, tangan, dan kaki. Selain itu ruam juga akan muncul di selaput
mukosa seperti di bagian dalam mulut atau vagina. Ruam yang awalnya berbentuk
bintik-bintik merah datar (makula), akan menjadi bintik-bintik menonjol (papula),
membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel), yang terasa gatal, dan pada akhirnya
mengering. Proses ini memakan waktu 6-8 jam, selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik
dan lepuhan baru.
B. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Varicella/ cacar air terdiri dari atas 2 stadium yaitu Stadium
Prodromal, dan Stadium Erupsi.
1) Stadium Prodromal
Stadium prodromal timbul 10 – 21 hari dimana individu demam, malaise, anoreksia,
dan sakit kepala.
2) Stadium Erupsi
Stadium erupsi berlangsung 1 – 2 hari. Munculnya makula (bintik merah datar),
papula (lesi yang menonjol), dan vesikel (lesi berisi cairan), serta Krusta dalam waktu
bersamaan disertai rasa gatal. Kemudian Krusta akan lepas dalam 1 – 3 minggu
tergantung kedalaman lapisan kulit atau membrane mukosa yang mengalami erupsi
tanpa meninggalkan jaringan parut, walaupun lesi hyper-hypo pigmentasi mungkin
menetap beberapa bulan. Lesi berjumlah 50 – 500 buah. Predileksi ruam tersebut adalah
wajah, leher, punggung, dada, perut, muka, extremitas, dan ketiak, bersifat sentripetal
(gerak melingkar).
A. Distribusi Penyakit
Distribusi dan frekuensi varicella menurut orang, tempat dan waktu :
a. Orang
Varicella terjadi pada semua jenis kelamin dan ras. Sekitar 50% kasus terjadi pada
anak-anak usia 5-9 tahun.
b. Tempat
Berdasarkan tempat penyakit varicella dapat terjadi dimana saja baik di daerah
perkotaan maupun di pedesaan serta baik negara berkembang maupun negara maju.
c. Waktu
Kejadian varicella tidak memiliki waktu yang tetap kapan perkembangan ataupun
kapan melonjaknya penderita varicella dapat terjadi pada waktu kapan saja baik musim
kemarau maupun hujan.
2.5. Etiologi
Penyebab dari varisela adalah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini memberi
pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya penyakit
varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah sembuh dari varisela)
2.6 Komplikasi
Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada orang
dewasa, berupa ensepalitis, pneumonia, glumerulonephritis, karditis, hepatitis,
keratitis, konjunc-tivitis,otitis, arteritis dan beberapa macam purpura.
Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan
Kelainan konginetal, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang
kelahiran dapat menyebabkan varisela konginetal pada neonatus.
2.7 Penularan :
Cacar air dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita. Seperti
berjabat tangan, atau bersentuhan langsung dengan gelembung bintik yang
pecah.
Cacar air juga dapat menular melalui udara. Misalnya, saat penderita cacar
bernapas, bersin, atau batuk dan terhirup oleh udara ke arah kita, kita dapat
tertular cacar air.
Melalui barang pribadi penderita, seperti pakaian
3.1 Kesimpulan
Varicella disebabkan oleh VZV (Varicella Zoster Virus) yang bisa ditularkan
melalui inhalasi dan kemudian akan menyebar secara hematogen dan kelenjar limfe.
Varicella ini dapat menimbulkan gejala prodormal sebelum munculnya lesi di kulit,
yaitu demam, malaise, mual, anorexia, nyeri kepala.
Varicella merupakan penyakit yang hingga kini masih tetap menjadi
epidemi di dunia dan di indonesia. Walaupun infeksi varicella zooster tergolong
ke dalam infeksi ringan, namun dalam kondisi defisiensi imun penyakit ini dapat
menjadi berat dan tidak menutup kemungkinan berujung pada kematian.
Pemberian vaksinasi dan imunoglobulin telah terbukti efektif memberikan
perlindungan dari infeksi virus ini. Hingga saat ini, asiklovir oral tetap menjadi
obat utama untuk pengobatan varicella.
Penanganan yang tepet varicella selain pasien di edukasi serta obat per oral
acyclovir, juga merupakan produk yang mempunyai bioavaibilitas oral lebih baik
daripada sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan frekuensi pemberian obat
berkurang.
3.2 Saran
dunia telah dinyatakan bebas cacar sejak tahun 1980 oleh WHO, kita harus tetap
waspada agar kejadian serupa tidak terulang. Hal dasar yang dapat kita lakukan adalah
dengan tetap memberikan vaksin untuk pencegahan. Sebaiknya virus variola yang saat
ini berada di Amerika Serikat dan Rusia, benar-benar dijaga ketat agar tidak terjadi
penyalahgunaan. Selain itu perlu ada penyelidikan mengenai isu-isu yang menyebutkan
bahwa virus itu juga berada di negara lain selain kedua negara tersebut serta adanya
maksud bahwa virus variola ini akan dijadikan senjata bioterorist.
DAFTAR PUSTAKA