Disusun oleh :
INGGIT UTAMI EKA PUTRI
NPM : 20742047
D3 BUDIDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sejarah kebudayaan islam ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pendidikan
Agama islam Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sejarah
kebudayaan islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Retno Yuliati, M.Pd selaku dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah .................................................................................
B. Defenisi Kebudayaan Islam......................................................................
C. Sejarah intelektual dalam islam..............................................................
D. Nilai – nilai dalam budaya indonesia .....................................................
E. Masjid sebagai pusat peradaban islam....................................................
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sejarah?
2. Apa defenisi kebudayaan dalam islam?
3. Bagaimana sejarah intelektual dalam Islam?
4. Bagaimana nilai-nilai islam dalam budaya Indonesia?
5. Bagaimana masjid sebagai pusat peradaban dalam Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah
Pengertian “sejarah” secara etimologi dapat ditelusuri dari asal kara sejarah yang sering
dikatakan berasal dari Arab syajarah, artinya ”pohon”. Dalam bahasa asing lainnya, peristilahan
sejarah disebut histore (Perancis), Geschite (German), histoire atau geschiedenis (Belanda), dan
history (Inggris). Kata history sendiri yang lebih populer untuk menyebut sejarah dalam ilmu
pengetahuan sebetulnya berasal dari bahasa Yunani (istoria) yang berarti pengetahuan tentang
gejalan-gejalan alam, khususnya manusia yang bersifat kronologis. Sementara itu pengetahuan
serupa tidak kronologis diistilahkan dengan scientia atau science. Berdasarkan pengertian ini
dapat dikemukakan di sini bahwa secara terbatas bahwa sejarah hanya berkaitan dengan aktivitas
manusia yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu (unik) yang tersusun secara
kronologis.
Sejarah, dalam bahasa Arab, tarikh atau history (Inggris), adalah cabang ilmu
pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa. Definisi serupa diungkapkan
Abd. Ar-Rahma As-Sakhawi bahwa sejarah adalah seni yang berkaitan dengan serangkaian
anekdot yang berbentuk kronologi peristiwa. Secara teknis formula, Nisar Ahmad Faruqi
menjelaskan formula yang digunakan dikalangan sarjana Barat bahwa sejarah terdiri atas (man +
time + space + history) .
Sejarawan Indonesia, seperti Sartono Kartodirjo membagi pengertian sejarah sebagai
subjektif dan objektif .Sejarah dalam arti Subjektif adalah suatu konstruk, yakni bangunan yang
disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita.
Disebut subjektif tidak lain karena sejarah memuat unsur-unsur dari isi subjek
(pengarang, penulis). Karena pengetahuan maupun gambaran sejarah adalah hasil penggambaran
atau rekonstruksi dari pengarang, mau tidak mau memuat sifat-sifat, gaya bahasa, struktur
pemikiran, pandangan, dan sebagainya. Sedangkan sejarah dalam arti objektif adalah menunjuk
kejadian atau peristiwa itu sendiri, yakni proses sejarah dalam aktualitasnya.
Secara luas makna sejarah dapat mengacu kepada, paling sedikit, dua konsep terpisah:
sejarah yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau, keseluruhan pengalaman
manusia; dan sejarah sebagai suatu cara dengannya fakta-fakta diseleksi, diubah, dijabarkan
dan dianalisis. Konsep sejarah dengan pengertiannya yang pertama memberikan pemahaman
akan arti obyektif tentang masa lampau, dan hendaknya dipahami sebagai suatu aktualitas atau
sebagai peristiwa itu sendiri. Adapun pemahaman atas konsep kedua, bahwa sejarah
menunjukkan maknanya yang subyektif, sebab masa lampau itu telah menjadi sebuath kisah atau
cerita, hal mana di dalam proses pengkisahan itu terdapat kesan yang dirasakan oleh sejarawan
kemudian diseleksi dan dianalisis.
B. Defenisi Kebudayaan Islam
Makna Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi atau akal. Budi mempunyai arti akal, kelakuan, dan norma. Sedangkan daya
berarti hasil karya cipta manusia. Dengan demikian, kebudayaan adalah semua hasil karya, karsa
dan cipta manusia di masyarakat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, budaya berarti pikiran, atau
akal budi, sedangkan kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
manusia, seperti kepercayaan, kesenian, adat, dan lain-lain.
Secara umum kebudayaan terbagi menjadi 2 kategori, yaitu abstrak dan konkret.
Kebudayaan yang bersifat abstrak yaitu sesuatu yang secara prinsip diakui keberadaannya namun
tidak terlihat, misalnya ide/gagasan, dan bahasa. Sedangkan kebudayaan yang bersifat konkret
adalah sesuatu yang dapat terlihat secara kasat mata, misalnya benda-benda yang dibuat manusia
yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Makna Kebudayaan Islam
Kebudayaan islam merupakan ajaran Islam baik dalam bentuk pemikiran ataupun sudah
berupa bentuk misalnya, seni, sikap atau perbuatan, yang didorong oleh perintah wahyu. Jika
ajaran agama Islam ini diamalkan sungguh-sungguh, umat Islam akan menjadi maju. Dan dengan
kemajuan yang dihasilkan itu lahirlah kebudayaan. Menurut sarjana dan pengarang Islam, Sidi
Gazalba mendinisikan kebudayaan Islam ialah cara berpikir dan cara merasa Islam yang
menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk
kesatuan sosial dalam suatu ruang dan suatu waktu.
Namun islam tidak bisa dianggap kebudayaan karena Islam bukan hasil dari pemikiran
dan ciptaan manusia melainkan sesuatu yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Rasulullah
SAW yang mengandung peraturan-peraturan untuk jadi panduan hidup manusia agar selamat di
dunia dan akhirat. Walaupun bukan kebudayaan tetapi agama islam sangat mendorong, bahkan
turut mengatur penganutnya untuk berkebudayaan dan agama islam membuat sendiri
kebudayaannya yang sesuai dengan ajaran agama islam.
Al-Qur’an memandang kebudayaan merupakan suatu proses dan meletakkan kebudayaan
sebagai eksistensi hidup manusia. Karena itu secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai
olah akal budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia. Dimana tidak bisa terlepas dari nila-nilai
kemanusiaan tapi bisa lepas dari nilai-nilai ketuhanan. Kebudayaan Islam berlandaskan pada
nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil
akal, budi rasa, dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat
universal berkembang jadi sebuah peradapan.
A. Kesimpulan
Sejarah terdiri dari bahasa Arab yaitu, tarikh atau history (Inggris), adalah cabang ilmu
pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa. Dengan adanya Sejarah
Kebudayaan Islam kita bisa mengetahui sejarah-sejarah terdahulu yang mana sejarah
menyangkup unsure penting yaitu adanya peristiwa, adanya batas waktu, yaitu masa lampau,
adanya pelaku, yaitu manusia, dan daya kritis dari peneliti sejarah.
Sejarawan Indonesia, Sartono Kartodirjo dalam bukunya Pendekatan Ilmu Sosial dalam
Metode Sejarah, membagi pengertian sejarah pada pengertian subjek dan objektif. Sejarah dalam
arti subjektif adalah suatu konstruk, yakni bangunan yang disusun penulis sebagai uraian dan
cerita dan mencakup fakta-fakta terangkaian untuk menggambarkan suatu gejala sejarah. Sejarah
Objektif menunjukan peristiwa atau kejadian itu sendiri.
Menurut Harun Nasution, sejarah Peradaban Islam terbagi atas tiga periode, yakni;
Periode klasik (650 – 1250 M), Periode Pertengahan (1250 – 1800 M) dan Periode Modern
(1800 – sampai sekarang).
Kebudayaan dalam islam merupakan kebudayaan yang sempurna yang bisa mengajarkan
kebaikan, dan bisa membimbing umat manusia khususnya umat islam kebahagiaan didunia dan
kebahagiaaan diakhiran. Tapi akhir-akhir ini mengalami kemerosotan karena globalisasi.
https://www.academia.edu/36005547/Makalah_Sejarah_Kebudayaan_Islam_dan_Keduduk
an_Sejarah_dalam_Ilmu_Islam_docx
https://www.academia.edu/19813837/Makalah_Sejarah_Perkembangan_Kebudayaan_Isla
m
Asit, Aan. 2013. “ sejarah kebudayaan islam Indonesia”. Sejarahislam1.blogspot.co.id.
Mawahib, Muhammad Zainal. “mengembalikan mesjid sebagai pusat peradaban”.
www.kompasiana.com/zainal_mawahib.
Salleang, Usman, dkk. 2013. Pengembangan kepribadian pendidikan agama islam. :
Makassar.
http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.
--------------------. 2014. Pendidikan agama islam. Badan penerbit UNM: Makassar .
Ismail, Faisal. 1996. Paradigma Kebudayaan Islam.Titian Ilahi Pers: Yogyakarta