0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
72 tayangan1 halaman
Berdasarkan penyebabnya, peritonitis dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok: (1) peritonitis bakterial primer yang disebabkan infeksi sistemik tanpa adanya fokus infeksi di dalam perut, (2) peritonitis bakterial sekunder akibat infeksi atau perforasi organ perut, dan (3) peritonitis tersier yang disebabkan abses atau fistula setelah peritonitis sekunder.
Berdasarkan penyebabnya, peritonitis dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok: (1) peritonitis bakterial primer yang disebabkan infeksi sistemik tanpa adanya fokus infeksi di dalam perut, (2) peritonitis bakterial sekunder akibat infeksi atau perforasi organ perut, dan (3) peritonitis tersier yang disebabkan abses atau fistula setelah peritonitis sekunder.
Berdasarkan penyebabnya, peritonitis dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok: (1) peritonitis bakterial primer yang disebabkan infeksi sistemik tanpa adanya fokus infeksi di dalam perut, (2) peritonitis bakterial sekunder akibat infeksi atau perforasi organ perut, dan (3) peritonitis tersier yang disebabkan abses atau fistula setelah peritonitis sekunder.
Berdasarkan pathogenesis peritonitis dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1. Peritonitis bacterial primer Akibat kontaminasi bacterial secara hematogen pada cavum peritoneum dan tidak ditemukan focus infeksi dalam abdomen. Penyebabnya bersifat monomikrobial, biasanya E.coli, Streotokokus atau Pneumococus, peritonitis ini dibagi menjadi dua yaitu: Non-spesifik : Pneumonia non tuberculosis dan tonsillitis. Factor yang beresiko pada peritonitis ini adalah malnutrisi, keganasan intra abdomen, imunosupresi dan splenektomi. Kelompok resiko tinggi adalah dengan sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus eritematosus sistemik, dan sirosis hepatis dengan asites. 2. Peritonitis bacterial akut sekunder (supurative) Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akaut atau perforasi traktus gastrointestinal atau tractus urinarius. Pada umunya organism tunggal tidak akan menyebabkan peritonitis yang fatal. Sinergisme dari multiple organism dapat memperberat terjadinya infeksi ini. Bakteri anaerob, khususnya spesies bacteroides dapat memperbesar pengaruh bakteri aerob dalam menimbulkan infeksi. Luas dan lama kontaminasi suatu bakteri juga dapat memperberat peritonitis. Kuman dapat berasal: Luka trauma atau penetrasi, yang membawa kuman dari luar masuk ke dalam cavum peritoneal. Perforasi organ-organ dalam perut. Seperti di akibatkan oleh bahan kimia. Perforasi usus sehingga feces keluar dari usus. Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ intra abdominal, misalnya appendicitis. 3. Peritonitis Tersier Peritonitis ini terjadi akibat timbulnya abses atau flagmon dengan atau tanpa fistula. Yang disebabkan oleh jamur, peritonitis yang sumber kumannya tidak dapat ditemukan. Seperti disebabkan oleh iritan langsung, seperti misalnya empedu, getah lambung, getah pancreas, dan urine (Andra & Yessie, 2013)